Disusun Oleh :
Nama : Suyanto
Kelas : IIIC Farmasi
NIM : F220165096
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 1
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................................... 2
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi dilaporkan terjadi ± 50 juta penduduk di Amerika Serikat dan ± 1 milyar
di seluruh dunia. Hipertensi merupakan faktor resiko utama ganguan jantung, gangguan
ginjal dan gangguan serebrovaskular. Berdasarkan Riskesdas 2013 hipertensi merupakan
penyakit tidak menular yang menempati peringkat 6 dimana prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran dengan penderita usia ≥18 tahun sebesar 25,8%.
Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada perempuan dari pada laki-laki.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Tekanan darah bertambah
seiring dangan bertambahnya umur. Resiko menderita hipertensi pada seseorang dengan
umur ≥55 tahun adalah 90% dimana sebelumnya mempunyai tekanan darah normal.
Pada kebanyakan pasien penyebab terjadinya hipertensi tidak diketahui (hipertensi
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol (Anomin,
2006).
Pasien geriatri menunjukkan kondisi kesehatan yang beragam dimana jika masinh-
masing kondisi tersebut diberikan terapi menyebabkan kondisi polifarma. Publikasi
panduan terapi terbaru menunjukkan manfaat bagi pasien. Pada pasien post-myocardial
infarction , terapi dengan menggunakan statin bersama engan ACEI, β-bloker dan
antiplatelet, dibuktikan kemanfaatnya pada pengujian klinik (Lin,P., 2003)
Berdasarkan panduan manajemen hipertensi oleh Seventh Report of the Joint
Natonal Committe on Prevention, Detection, Evolution and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7), pasien hipertensi memerlukan dua obat atau lebih untuk mencapai
tujuan darah (<140-90 mmHg atau 130-80 mmHg pada pasien hipertensi dengan CKD
atau DiabetesP. Jika tekanan darah >20 mmHg dari tujuan tekanan darah, maka terapi
dimulai dengan dua obat dimana salah satu obat yang digunakan adalah Diuretik Tiazid
(Anonim, 2003).
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui pola peresaepan obat hipertensi dimana difokuskan pada pasien rawat jalan
di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo yang menggunakan BPJS sebagai ansuransi
kesehatannya.
1
1.5. KEASLIAN PENELITIAN
Berikut ini penelitian-penelitian sebelumnya yang membedakan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, seperti tercantum pada
Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Penelitian yang
Kategori Penelitian Sebelumnya
dilakukan
Subyek Pasien usia lanjut (Ikawati dkk., 2008) Pasien dewasa
Obat Hipertensi Golongan ACEI Semua golongan
(Tarakolo, B.A., 2014) obat hipertensi
Pasien hipertensi gestasional rawat inap Pasien hipertensi
(Lisniawati dkk, 2011) tanpa penyakit penyerta
Tujuan Mengetahui keamanan penggunaan Mengetahui profil terapi
obat hipertensi dengan melihat potensi hipertensi pada pasien
interaksi, kontraindikasi, dan efek rawat jalan BPJS
samping obat (Ikawati dkk., 2008)
Mengetahui pola penggunaan dan
jumlah obat hipertensi golongan ACEI
(Tarakolo, B.A., 2014)
Mengetahui profil terapi obat hipertensi
pada pasien hipertensi gestasional
(Lisniawati dkk, 2011)
Desain Deskriptif evaluatif dengan Deskriptif retrospektif
Penelitian pengambilan data secara prospektf
(Ikawati dkk., 2008)
Instumen Rekam medik, wawancara dan Rekam medic
kuesioner (Ikawati dkk., 2008)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI MASALAH
2.1.1 Hipertensi
a) Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial yang
persisten (Wells et all, 2015). JNC 7 mengklasifikasikan tekanan darah pada
pasien dewasa sebagai berikut :
b) Epidemologi
Sekitar 31% dari populasi mempunyai tekanan darah >140/90 mmHg.
Jumlah penderita laki-laki lebih besar daripada perempuan pada
usia di bawah 45 tahun, namun pada usia 45-54 penderita perempuan
sedikit lebih banyak. Pada usia >54 tahun penderita perempuan lebih banyak
daripada laki-laki (diPiro et all, 2005).
Tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia, dan hipertensi
umum terjadi pada orang tua. Peluang seseorang menderita hipertensi pada usia
≥ 55 tahun, walaupun mempunyai tekanan darah normal, adalah 90%.
Kebanyakan orang menderita pre-hipertensi sebelum akhirnya didiagnosa
menderita hipertensi dimana diagnosa terjadi pada dekade ketiga sampai
kelima dalam kehidupan (diPiro et all, 2005).
c) Etiologi
Pada kebanyakan pasien, penyebab hipertensi tidak diketahui (essential
or primary hypertension). Hal ini menyebabkan hipertensi tidak bisa
disembuhkan tapi bisa dikontrol. Hanya ada beberapa pasien yang diketahui
penyebab terjadinya hipertensi (secondary hypertension). Jika penyebab
kenaikan tekanan darah diketahui maka hipertensi dapat disembuhkan (diPiro
et all, 2005).
Mekanisme yang berkontribusi dalam terjadinya hipertensi primer
telah diidentifikasi. Faktor genetik memegang peranan dalam perkembangan
3
hipertensi jenis ini dimana terlihat pada pasien yang menderita hipertensi juga
mempunyai hubungan kekeluargaan yang juga menderita hipertensi (diPiro et
all, 2005; Anonim, 2006).
Kurangdari 10% pasien menderita hipertensi sekunder yang
disebabkan karena penyakit lain atau karena penggunaan obat tertentu.
Kebanyakan hipertensi sekunder disebabkan karena disfungsi ginjal yang
menyebabkan severe chronic renal disease atau renovaskular. Jika penyebab
kenaikan tekanan darah sudah diketahui, maka penyebab tersebut dihindari
atau penyebab tersebut diterapi ( jika penyebab adalah penyakit utama) (diPiro
et all, 2005).
d) Terapi
Tujuan terapi : tujuan keseluruhan adalah untuk mengurangi kesakitan
dan kematian. JNC 7 merekomendasikan target TD < 140/90 mmHg untuk
keseluruhan pasien, kurang dari 140/80 mmHg untuk pasien hipertensi dengan
DM dan kurang dari 130/80 mmHg pada pasien hipertensi dengan CKD yang
mengalami albuminaria secara persisten (> 30 mg urine albumin dalam 24 jam)
(Wells et all, 2015).
Penatalaksanaan terapi hipertensi dilakukan dengan terapi farmakologi
dan terapi nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan
melakukan modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan dengan cara
mengurangi berat badan jika overweight, menggunakan Dietary Approaches to
Stop Hypertension sebagai diet, diet intake Natrium ( ideal = 1,5 g/hari atau
NaCl 3,8 g/hari), olahraga aerobik, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang ( 2
gelas atau kurang dalam sehari), berhenti merokok (Wells et all, 2015).
Modifikasi Gaya Hidup
Terapi Farmakologi
Obat antihipertensi
Hipertensi Stage 1 Hipertensi Stage 2 sesuai dengan kodisi
Umumnya Diuretik Kombinasi dua obat. penyakit penyerta.
Tiazid. Dapat digunakan Umumnya diuretik Obat antihipertensi lain
CCB, ARB, ACEI, Tiazid dengan ACEI seperti diurentik, ACEI,
beta-bloker atau atau CCb atau ARB ARB, CCB, B
kombinasi atau beta-bloker diperlukan
Optimalkan dosis obat hipertensi atau tambahkan obat hipertensi lain hingga sasaran
tekanan darah tercapai konsultasikan dengan spesialis
Gambar 2.1. Algoritma Terapi Hipertensi Menurut JNC VII (Anonim, 2003)
4
Pada terapi farmakologi pemilihan obat tergantung dari tingkat kenaikan
tekanan darah dan ada tidaknya penyakit penyerta.
b. Βbloker
Βbloker digunakan sebagai terapi lini pertama pada specific compelling
indication (seperti post-MI, coronary artery disease). Mekanisme hipotensi
obat golongan ini melibatkan penurunan cardiac output melalui efek
inotropik dan kronotropik negatif pada jantung dan penghambatan
pelepasan renin pada ginjal (Wells et all, 2015).
e. Diuretik
Diuretik menurunkan TD dengan cara diuresis. Reduksi volume plasma
dan volume stroke (jumlah darah jantung yang dipompa keluar dari
ventrikel pada setiap denyut) karena proses diuresis menurunkan TD dan
cardiac output. Penurunan cardiac output pada awal terapi akan
menimbulkan kompensasi berupa peningkatan resistensi pheripheral
vaskular. Pada terapi jangka panjang (chronic therapy), cairan
ekstraseluler dan cairan plasma akan kembali ke level pre-treatment, dan
resistensi pheripheral vaskular menurun di bawah base-line. Penurunan
resistensi vaskular bertanggungjawab pada efek hipotensi jangka panjang
(Wells et all, 2015).
5
2.1.2 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan
yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada
apoteker untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik, serta menyerahkan obat
kepada pasien (Syamsuni, 2006).
6
yang mengadakan program pelatihan residensi dalam medik, bedah,
pediatrik, dan bidang spesialis lain (Siregar, 2004).
2. Misi
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan deskriptif dimana data
dikumpulkan secara retrospektif. Data diambil dari rekam medik pasien hipertensi rawat
jalan BPJS RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo.
8
penelitian adalah pasien hipertensi yang terdaftar di RSUD Setjonegoro
Wonosobo. Populasi terjangkau penelitian adalah pasien asma yang berobat di
RSUD Setjonegoro Wonosobo.
3.7.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakternya hendak diselidiki.
Pengambilan responden secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Karena jumlah populasi kurang dari 1000 maka penetuan sampel menggunakan
rumus Slovin.
N
n=
1+N (d2 )
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d2 : penyimpanan tehadap populasi yang diingikan 10% atau 0,1.
Sehingan apabila jumlah pasien diapotek berjumlah 750 orang maka jumlah
sampel menurut rumus Slovin adalah :
750
n=
1+750 (0,1)2 )
n=88 responden
Data yang di perlukan peneliti adalah 88 pasien. Dalam mengantisipasi
terjadinya data yang tidak valid, maka penelitian dilakukan 100 persen.
3.8 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
3.8.1. Instrumen Penelitian
Lembar data rekam medik pasien, yaitu berisi nama, jenis kelamin pasien, usia,
pendidikan dan pekerjaan, riwayat alergei, diagnosa hipertensi dan terapi hipertensi
3.8.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dengan proses rekam medik
pasien rawat jalan yang mempunyai diagnosa utama hipertensi. Seleksi
dimaksudkan untuk mendapatkan subyek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi
yang ditetapkan. Rekam medik yang masuk kreteria inklusi kemudian dilakukan
pencatatan berupa nomor rekam medik, nama pasien, umur, jenis kelamin,
diagnosa pasien dan terapi yang diterima.
3.9 Metode Pengelohan Dan Analisis Data
3.9.1. Metode Pengolahan Data
Setelah data sudah terkumpul selanjutnya diolah menjadi bentuk presentase dan
disajikan dalam bentuk diagram atau tabel
Rumus presentasi (Sibagariang, 2010) :
f
P= 𝑥100%
𝑛
keterangan :
P : Presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah sampel
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003, JNC 7 Express, The Seventh Report of The Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, U.S
department of Health and Human Service
Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Anonim, 2006, Pharmaceutical care untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat Bina Farmasi
Klinik dan Komunitas, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI
Anonim, 2013, Riset Kesehatan dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Anonim, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 58 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
diPiro,J.T., Talbert,R.L., Yee,G.C., Matzke,G.R., Wells,B.G., Posey,L.M., 2005,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Sixth Edition, McGraw-Hill
Education
Lin, P., 2003, Drug Interaction and Polypharmacy in the Elderly, The Canadian Alzheimer
Disease Review
Sibagariang, E.E., 2010, Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan, CV.
Trans Info Media, Jakarta
Siregar, C., 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Terapan, Penerbit EGC, Jakarta
Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung Syamsuni,H.A., 2006,
Ilmu Resep, Penerbit EGC, Jakarta
Wells,B.G., DiPiro,J.T., Schwinghammer,T.L., DiPiro,C.V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook.Ninth Edition, McGraw-Hill Education
10