Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PROPOSAL

Pola Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien


Hipertensi Rawat Jalan BPJS Di RSUD KRT
SETJONEGORO

Disusun Oleh :
Nama : Suyanto
Kelas : IIIC Farmasi
NIM : F220165096

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN 2018/2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 1
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Masalah........................................................................................................ 3
2.1.1 Hipertensi .............................................................................................................. 3
2.1.2 Resep ..................................................................................................................... 6
2.1.3 Rumah Sakit .......................................................................................................... 6

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Pnelitian .................................................................................................... 8
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian .............................................................................. 8
3.3 Jenis Dan Sumber Data ......................................................................................... 8
3.4 Kreteria Inklusi Dan Eksklusi ............................................................................... 8
3.4.1 Kreteria Inklusi...................................................................................................... 8
3.4.2 Kreteria Ekksklusi ................................................................................................. 8
3.5 Variabel Penelitian ................................................................................................ 8
3.6 Definisi Operasional.............................................................................................. 8
3.7 Populasi Dan Sampel ............................................................................................ 8
3.7.1 Populasi ................................................................................................................. 8
3.7.2 Sampel ................................................................................................................... 9
3.8 Instrumen Dan Metode Pengumpulan Data .......................................................... 9
3.8.1 Instrumen Penelitian.............................................................................................. 9
3.8.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 9
3.9 Metode Pengolahan Dan Analisi Data .................................................................. 9
3.9.1 Metode Pengolahan Data ...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Algoritma Terapi Hipertensi Menurut JNC VII ........................................ 6

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian. ................................................................................... 2


Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa. ......................................................... 3

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi dilaporkan terjadi ± 50 juta penduduk di Amerika Serikat dan ± 1 milyar
di seluruh dunia. Hipertensi merupakan faktor resiko utama ganguan jantung, gangguan
ginjal dan gangguan serebrovaskular. Berdasarkan Riskesdas 2013 hipertensi merupakan
penyakit tidak menular yang menempati peringkat 6 dimana prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran dengan penderita usia ≥18 tahun sebesar 25,8%.
Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada perempuan dari pada laki-laki.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Tekanan darah bertambah
seiring dangan bertambahnya umur. Resiko menderita hipertensi pada seseorang dengan
umur ≥55 tahun adalah 90% dimana sebelumnya mempunyai tekanan darah normal.
Pada kebanyakan pasien penyebab terjadinya hipertensi tidak diketahui (hipertensi
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol (Anomin,
2006).
Pasien geriatri menunjukkan kondisi kesehatan yang beragam dimana jika masinh-
masing kondisi tersebut diberikan terapi menyebabkan kondisi polifarma. Publikasi
panduan terapi terbaru menunjukkan manfaat bagi pasien. Pada pasien post-myocardial
infarction , terapi dengan menggunakan statin bersama engan ACEI, β-bloker dan
antiplatelet, dibuktikan kemanfaatnya pada pengujian klinik (Lin,P., 2003)
Berdasarkan panduan manajemen hipertensi oleh Seventh Report of the Joint
Natonal Committe on Prevention, Detection, Evolution and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7), pasien hipertensi memerlukan dua obat atau lebih untuk mencapai
tujuan darah (<140-90 mmHg atau 130-80 mmHg pada pasien hipertensi dengan CKD
atau DiabetesP. Jika tekanan darah >20 mmHg dari tujuan tekanan darah, maka terapi
dimulai dengan dua obat dimana salah satu obat yang digunakan adalah Diuretik Tiazid
(Anonim, 2003).
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui pola peresaepan obat hipertensi dimana difokuskan pada pasien rawat jalan
di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo yang menggunakan BPJS sebagai ansuransi
kesehatannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah bagaimana pola penggunaan obat hipertensi pada pasien rawat jalan
BPJS di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat hipertensi pada pasien rawat
jalan BPJS di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


1. Bagi RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo dapat mengetahui pola penggunaan
obat hipertensi pada pasien rawat jalan BPJS.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan adalah untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat
tentang pola penggunaan obat hipertensi.
3. Bagi Peneliti adalah diperolehnya gambaran pola penggunaan obat hipertensi pada
pasien rawat jalan BPJS RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo.

1
1.5. KEASLIAN PENELITIAN
Berikut ini penelitian-penelitian sebelumnya yang membedakan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, seperti tercantum pada
Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Penelitian yang
Kategori Penelitian Sebelumnya
dilakukan
Subyek Pasien usia lanjut (Ikawati dkk., 2008) Pasien dewasa
Obat Hipertensi Golongan ACEI Semua golongan
(Tarakolo, B.A., 2014) obat hipertensi
Pasien hipertensi gestasional rawat inap Pasien hipertensi
(Lisniawati dkk, 2011) tanpa penyakit penyerta
Tujuan Mengetahui keamanan penggunaan Mengetahui profil terapi
obat hipertensi dengan melihat potensi hipertensi pada pasien
interaksi, kontraindikasi, dan efek rawat jalan BPJS
samping obat (Ikawati dkk., 2008)
Mengetahui pola penggunaan dan
jumlah obat hipertensi golongan ACEI
(Tarakolo, B.A., 2014)
Mengetahui profil terapi obat hipertensi
pada pasien hipertensi gestasional
(Lisniawati dkk, 2011)
Desain Deskriptif evaluatif dengan Deskriptif retrospektif
Penelitian pengambilan data secara prospektf
(Ikawati dkk., 2008)
Instumen Rekam medik, wawancara dan Rekam medic
kuesioner (Ikawati dkk., 2008)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI MASALAH
2.1.1 Hipertensi
a) Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial yang
persisten (Wells et all, 2015). JNC 7 mengklasifikasikan tekanan darah pada
pasien dewasa sebagai berikut :

Klasifikasi Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Pre‐hipertensi 120‐139 Atau 80‐89

Stage1hipertensi 140‐159 Atau 90‐99

Stage2hipertensi ≥ 160 Atau ≥ 100


Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa (Anonim, 2003).

Krisis hipertensi merupakan suatu kondisi klinik yang ditandai dengan


tingginya tekanan darah yaitu >180/120 mmHg yang dapat menyebabkan
kerusakan organ. Krisis hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi
emergensi dan hipertensi urgensi. Hipertensi emergensi adalah kenaikan
tekanan darah ekstrim yang diikuti kerusakan organ tubuh dan harus dilakukan
penanganan segera untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut. Hipertensi
urgensi merupakan kenaikan darah ekstrim tanpa disertai kerusakan organ
(Anonim, 2006).

b) Epidemologi
Sekitar 31% dari populasi mempunyai tekanan darah >140/90 mmHg.
Jumlah penderita laki-laki lebih besar daripada perempuan pada
usia di bawah 45 tahun, namun pada usia 45-54 penderita perempuan
sedikit lebih banyak. Pada usia >54 tahun penderita perempuan lebih banyak
daripada laki-laki (diPiro et all, 2005).
Tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia, dan hipertensi
umum terjadi pada orang tua. Peluang seseorang menderita hipertensi pada usia
≥ 55 tahun, walaupun mempunyai tekanan darah normal, adalah 90%.
Kebanyakan orang menderita pre-hipertensi sebelum akhirnya didiagnosa
menderita hipertensi dimana diagnosa terjadi pada dekade ketiga sampai
kelima dalam kehidupan (diPiro et all, 2005).

c) Etiologi
Pada kebanyakan pasien, penyebab hipertensi tidak diketahui (essential
or primary hypertension). Hal ini menyebabkan hipertensi tidak bisa
disembuhkan tapi bisa dikontrol. Hanya ada beberapa pasien yang diketahui
penyebab terjadinya hipertensi (secondary hypertension). Jika penyebab
kenaikan tekanan darah diketahui maka hipertensi dapat disembuhkan (diPiro
et all, 2005).
Mekanisme yang berkontribusi dalam terjadinya hipertensi primer
telah diidentifikasi. Faktor genetik memegang peranan dalam perkembangan

3
hipertensi jenis ini dimana terlihat pada pasien yang menderita hipertensi juga
mempunyai hubungan kekeluargaan yang juga menderita hipertensi (diPiro et
all, 2005; Anonim, 2006).
Kurangdari 10% pasien menderita hipertensi sekunder yang
disebabkan karena penyakit lain atau karena penggunaan obat tertentu.
Kebanyakan hipertensi sekunder disebabkan karena disfungsi ginjal yang
menyebabkan severe chronic renal disease atau renovaskular. Jika penyebab
kenaikan tekanan darah sudah diketahui, maka penyebab tersebut dihindari
atau penyebab tersebut diterapi ( jika penyebab adalah penyakit utama) (diPiro
et all, 2005).

d) Terapi
Tujuan terapi : tujuan keseluruhan adalah untuk mengurangi kesakitan
dan kematian. JNC 7 merekomendasikan target TD < 140/90 mmHg untuk
keseluruhan pasien, kurang dari 140/80 mmHg untuk pasien hipertensi dengan
DM dan kurang dari 130/80 mmHg pada pasien hipertensi dengan CKD yang
mengalami albuminaria secara persisten (> 30 mg urine albumin dalam 24 jam)
(Wells et all, 2015).
Penatalaksanaan terapi hipertensi dilakukan dengan terapi farmakologi
dan terapi nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan
melakukan modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan dengan cara
mengurangi berat badan jika overweight, menggunakan Dietary Approaches to
Stop Hypertension sebagai diet, diet intake Natrium ( ideal = 1,5 g/hari atau
NaCl 3,8 g/hari), olahraga aerobik, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang ( 2
gelas atau kurang dalam sehari), berhenti merokok (Wells et all, 2015).
Modifikasi Gaya Hidup

Tidak mencapai sasaran terapi (<140/90 mmHg atau <130/80 mmHg)


untuk pasien dengan diabetes melitus atau gagal ginjal.

Terapi Farmakologi

Hipertensi tanpa penyerta Hipertensi dengan penyerta

Obat antihipertensi
Hipertensi Stage 1 Hipertensi Stage 2 sesuai dengan kodisi
Umumnya Diuretik Kombinasi dua obat. penyakit penyerta.
Tiazid. Dapat digunakan Umumnya diuretik Obat antihipertensi lain
CCB, ARB, ACEI, Tiazid dengan ACEI seperti diurentik, ACEI,
beta-bloker atau atau CCb atau ARB ARB, CCB, B
kombinasi atau beta-bloker diperlukan

Tidak mencapai sasaran strategii

Optimalkan dosis obat hipertensi atau tambahkan obat hipertensi lain hingga sasaran
tekanan darah tercapai konsultasikan dengan spesialis
Gambar 2.1. Algoritma Terapi Hipertensi Menurut JNC VII (Anonim, 2003)

4
Pada terapi farmakologi pemilihan obat tergantung dari tingkat kenaikan
tekanan darah dan ada tidaknya penyakit penyerta.

a. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor


ACEI bekerja dengan menghambat pembentukan Angiotensin II dari
Angiotensin I yang merupakan vasokonstriksi poten dan stimulan sekresi
aldosteron. ACEI juga menghambat degradasi bradikinin sehingga
menyebabkan batuk kering dan menstimulasi sintesis agen vasodilator lain
seperti prostaglandin E2 dan prostasiklin (Wells et all, 2015).

b. Β­bloker
Β­bloker digunakan sebagai terapi lini pertama pada specific compelling
indication (seperti post-MI, coronary artery disease). Mekanisme hipotensi
obat golongan ini melibatkan penurunan cardiac output melalui efek
inotropik dan kronotropik negatif pada jantung dan penghambatan
pelepasan renin pada ginjal (Wells et all, 2015).

c. Calcium Cannel Bloker


CCB menimbulkan relaksasi bagi jantung dan otot polos, dengan cara
menghambat kanal kalsium sehingga menghambat masuknya kalsium
ekstraseluler ke sel. Hal ini akan menyebabkan vasodilatasi dan
menyebabkan penurunan TD. CCB Dihidropiridin menyebabkan aktivasi
syaraf simpatik dan semua golongan CCB (kecuali Amlodipin dan
Felodipin) mempunyai efek inotropik negatif (Wells et all, 2015).

d. Angiotensin Receptor Inhibitor


Angiotensin II diperoleh dari jalur RAAS dan jalur alternative yang
menggunakan enzim chymase. ACEI hanya memblok jalur RAAS dan
ARB memblok Angiotensin II dari jalur lain. ARB memblok reseptor
Angiotensin 1 sehingga Angiotensin II tidak dapat bekerja. Tidak seperti
ACEI, ARB tidak menghambat degradasi bradikinin. Walaupun karena
sebab ini maka obat golongan ARB tida menimbulkan batuk namun hal
ini mungkin juga menimbulkan konsekuensi negatif karena efek
antihipertensi ACEI juga dapat disebabkan karena kenaikan kadar
bradikinin (vasodilator) (Wells et all, 2015).

e. Diuretik
Diuretik menurunkan TD dengan cara diuresis. Reduksi volume plasma
dan volume stroke (jumlah darah jantung yang dipompa keluar dari
ventrikel pada setiap denyut) karena proses diuresis menurunkan TD dan
cardiac output. Penurunan cardiac output pada awal terapi akan
menimbulkan kompensasi berupa peningkatan resistensi pheripheral
vaskular. Pada terapi jangka panjang (chronic therapy), cairan
ekstraseluler dan cairan plasma akan kembali ke level pre-treatment, dan
resistensi pheripheral vaskular menurun di bawah base-line. Penurunan
resistensi vaskular bertanggungjawab pada efek hipotensi jangka panjang
(Wells et all, 2015).

5
2.1.2 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan
yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada
apoteker untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik, serta menyerahkan obat
kepada pasien (Syamsuni, 2006).

2.1.3 Rumah Sakit


a. Definisi
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
(Anonim, 2014).
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dnegan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional
dan kosmetik (Anonim, 2014).
Tujuan pengaturan pekerjaan kefarmasian adalah untuk memberikan
perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh atau
menetapkan sediaan farmasi, mempertahankan dan meningkatkan mutu
penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memberikan kepastian hukum bagi pasien,
masyarakat dan tenaga kefarmasian (Anonim, 2004).

b. Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian


Pada fasilitas pelayanan kefarmasian berupa apotek, instalasi farmasi
rumah sakit, puskesmas, klinik, atau toko obat. Pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi dua kegiatan yaitu kegiatan manajerial berupa
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan
kegiatan pelayanan farmasi klinik (Anonim, 2014).

c. Klasifikasi Rumah Sakit

1) Klasifikasi berdasarkan kepemilikan


Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri dari rumah sakit
pemerintah dan swasta. Rumah sait pemerintah terdiri dari rumah sakit
pusat yang langsung dikelola oleh Dinas Kesehatan, rumah sait
pemerintah daerah, rumah sakit militer, dan rumah sakit BUMN
(Siregar, 2004).

2) Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan


Dibedakan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
Rumah sakit umum memberikan pelayanan kepada berbagai jenis
kesakitan. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan diagnosis dan pengobatan dengan kondisi medik tertentu
baik bedah maupun nonbedah (Siregar, 2004).

3) Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan


Terdiri dari dua jenis yaitu rumah sakit pendidikan dan rumah
sakit nonpendidikan. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit

6
yang mengadakan program pelatihan residensi dalam medik, bedah,
pediatrik, dan bidang spesialis lain (Siregar, 2004).

4) Profil Lokasi Penelitian


RSUD KRT Setjonegoro merupakan rumah sakit yang berada di
kabupaten Wonosobo. RSUD KRT Setjonegoro tersebut terletak di Jl.
RSU No. 1 Kelurahan Wonosobo Barat Kecamatan Wonosobo
Kabupaten Wonosobo.

Visi dan Misi:


1. Visi
Menjadi rumah sakit yang mempu memberikan pelayanan
prima, menyeluruh dan terintegrasi sesuai dengan standar nasional.

2. Misi

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh secara


profesional, jujur, ramah, ikhlas, dan santun kepada pasien
2. Memberdayakan karyawan sebagai mitra untuk kemajuan
bagi semua
3. Melaksanakan pelayanan yang terintegrasi dengan
mempergunakan sistem rujukan agar berdaya guna untuk
kepentingan pasien

7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan deskriptif dimana data
dikumpulkan secara retrospektif. Data diambil dari rekam medik pasien hipertensi rawat
jalan BPJS RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di RSUD Setjonegoro Wonosobo.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik
pasien. Data yang diambil adalah data mengenai kelompok umur, riwayat penyakit
keluarga, riwayat alergi obat, lama hipertensi, jenis asuransi yang digunakan dan
peresepan.

3.4 Kr iteria Inklusi Dan Eksklusi


3.4.1. Kriteria Inklusi
a. Pasien yang terdiagnosa oleh dokter menderita hipertensi minimal 3 tahun.
b. Semua pasien hipertensi yang berumur >18 tahun.
c. Pasien hipertensi BPJS.

3.4.2. Kriteria Eksklusi


a. Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta seperti Diabetes Melitus dan
gagal ginjal.
b. Pasien hipertensi yang didiagnosa hipertensi kurang dari 3 tahun.

3.5 Variabel Penelitian


Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah
obat hipertensi yang digunakan pada pasien rawat jalan melalui resep dokter.

3.6 Definisi Oper asional


Definisi Operasional adalah definisi sebuah konsep untuk membuatnya bisa
diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang
ditunjukan oleh konsep (Sekaran, 2006).
1. Hipertensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyakit hipertensi yang
merupakan diagnosa dokter yang tercatat dalam rekam medis di RSUD
Setjonegoro Wonosobo.
2. Obat hipertensi adalah obat yag digunakan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi yang diresepkan oleh dokter untuk pasien rawat jalan RSU Setjonegoro
Wonosobo
3. Pasien rawat jalan adalah pasien yang mendapatkan pelayanan pada poli rawat
jalan RSU Setjonegoro Wonosobo

3.7 Populasi dan Sampel


3.7.1. Populasi
Populasi adalah suatu himpunan unit yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari. Populasi target

8
penelitian adalah pasien hipertensi yang terdaftar di RSUD Setjonegoro
Wonosobo. Populasi terjangkau penelitian adalah pasien asma yang berobat di
RSUD Setjonegoro Wonosobo.

3.7.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakternya hendak diselidiki.
Pengambilan responden secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Karena jumlah populasi kurang dari 1000 maka penetuan sampel menggunakan
rumus Slovin.
N
n=
1+N (d2 )

Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d2 : penyimpanan tehadap populasi yang diingikan 10% atau 0,1.
Sehingan apabila jumlah pasien diapotek berjumlah 750 orang maka jumlah
sampel menurut rumus Slovin adalah :
750
n=
1+750 (0,1)2 )
n=88 responden
Data yang di perlukan peneliti adalah 88 pasien. Dalam mengantisipasi
terjadinya data yang tidak valid, maka penelitian dilakukan 100 persen.
3.8 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
3.8.1. Instrumen Penelitian
Lembar data rekam medik pasien, yaitu berisi nama, jenis kelamin pasien, usia,
pendidikan dan pekerjaan, riwayat alergei, diagnosa hipertensi dan terapi hipertensi
3.8.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dengan proses rekam medik
pasien rawat jalan yang mempunyai diagnosa utama hipertensi. Seleksi
dimaksudkan untuk mendapatkan subyek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi
yang ditetapkan. Rekam medik yang masuk kreteria inklusi kemudian dilakukan
pencatatan berupa nomor rekam medik, nama pasien, umur, jenis kelamin,
diagnosa pasien dan terapi yang diterima.
3.9 Metode Pengelohan Dan Analisis Data
3.9.1. Metode Pengolahan Data
Setelah data sudah terkumpul selanjutnya diolah menjadi bentuk presentase dan
disajikan dalam bentuk diagram atau tabel
Rumus presentasi (Sibagariang, 2010) :
f
P= 𝑥100%
𝑛
keterangan :
P : Presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah sampel

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, JNC 7 Express, The Seventh Report of The Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, U.S
department of Health and Human Service
Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Anonim, 2006, Pharmaceutical care untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat Bina Farmasi
Klinik dan Komunitas, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI
Anonim, 2013, Riset Kesehatan dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Anonim, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 58 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
diPiro,J.T., Talbert,R.L., Yee,G.C., Matzke,G.R., Wells,B.G., Posey,L.M., 2005,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Sixth Edition, McGraw-Hill
Education
Lin, P., 2003, Drug Interaction and Polypharmacy in the Elderly, The Canadian Alzheimer
Disease Review
Sibagariang, E.E., 2010, Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan, CV.
Trans Info Media, Jakarta
Siregar, C., 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Terapan, Penerbit EGC, Jakarta
Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung Syamsuni,H.A., 2006,
Ilmu Resep, Penerbit EGC, Jakarta
Wells,B.G., DiPiro,J.T., Schwinghammer,T.L., DiPiro,C.V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook.Ninth Edition, McGraw-Hill Education

10

Anda mungkin juga menyukai