Anda di halaman 1dari 16

A.

PENGERTIAN NEFROLITIASIS
Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan ( ginjal, ureter,
kandung kemih ) tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal ( Barbara,
1996 ).
Batu ginjala adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini terdiri atas garam
kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit (Patofisiologi keperawatan, 2000
).
Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal, mengandung
komponen kristal, dan matriks organik ( Soeparman, 2001 ).
Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang menyebabkan tidak
bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri karena adanya batu atau zat
yang mengkristal di dalam ginjal.

B.ETIOLOGI NEFROLITIASIS
Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal tersebut dapat
berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak ada penyebab
yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi saluran kemih
hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism dan kebanyakan
intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam kalsium dalam urine (
Wong De Jong, 1996 )

C.PATOFISIOLOGI
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang
tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari
batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan
akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi
saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu.
Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi
ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 :
323)
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan
dalam beberapa teori :
1.Teori supersaturasi : Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan
terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
2.Teori matriks : Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%
heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan
kristal-kristal sehingga menjadi batu.
3.Teori kurang inhibitor : Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang
melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila
terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4.Teori epistaxi : Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama,
salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan mendukung
pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5.Teori kombinasi : Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

D.TANDA DAN GEJALA NEFROLITIASIS


1.Nyeri dan pegal di daerah pinggang : Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada.
Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih
tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada costoverteral. (Barbara. 1996:324)
2.Hematuria : Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang
disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik (Ilmu kesehatan anak, 2002:840)
3.Infeksi : Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi
asistemik yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
4.Kencing panas dan nyeri
5.Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal

E.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK NEFROLITIASIS


1.Urin
a.PH lebih dari 7,6
b.Sediment sel darah merah lebih dari 90%
c.Biakan urin
d.Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
2.Darah
a.Hb turun
b.Leukositosis
c.Urium krestinin
d.Kalsium, fosfor, asam urat
3.Radiologist
Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
4.USG abdomen

F.KOMPLIKASI NEFROLITIASIS
Menurut guyton, 1993 adalah :
1.Gagal ginjal : Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah
yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen
terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal
ginjal
2.Infeksi : Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada
peritoneal.
3.Hidronefrosis : Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin
4.Avaskuler ischemia : Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga
terjadi kematian jaringan.

G.DIAGNOSA DAN INTERVENSI


1.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis, fisik.
Tujuan: Nyeri akut teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam dengan
kriteria hasil:
Pasien tidak mengeluh nyeri
Pasein tidak mengeluh sesak
Pernapasan 12-21x/mnt
Tekanan darah 120-129/80-84mmHg
Nadi 60-100x/mnt
Intervensi:
1)Ukur tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, saturasi
R/mengetahui kondisi pasien
2)Monitor derajat dan kualitas nyeri (PQRST)?
R/mengetahui rasa nyeri yang dirasakan
3)Ajarkan teknik distraksi/relaksasi/napas dalam
R/mengurangi rasa nyeri
4)Beri posisi nyaman
R/untuk mengurangi rasa nyeri
5)Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
6)Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien
R/memenuhi kebutuhan pasien
7)Anjurkan untuk cukup istirahat
R/mempercepat proses penyembuhan
8)Kolaborasi/lanjutkan pemberian analgetik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mengurangi rasa nyeri
2.Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat, prosedur invasif,
pertahanan sekunder tidak adekuat.
Tujuan: Pasien tidak mengalami infeksi setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama
2x24jam dengan kriteria hasil:
Daerah tusukan infus tidak ada tanda peradangan
Hasil laboratorium darah normal(Leukosit, Hb)
Intervensi:
1)Monitor tanda-tanda peradangan
R/untuk melihat tanda-tanda peradangan
2)Monitor pemeriksaan Laboratorium darah
R/untuk melihat kandungan darah
3)Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/untuk menghindari inos
4)Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5)Batasi pengunjung
R/untuk mencegah inos
6)Rawat luka setiap hari dwengan teknik steril
R/mencegah infeksi
7)Beri nutrisi tinggi zat besi, vitamin C
R/untuk membantu proses penyembuhan luka
8)Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat antibiotik ; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Doengoes, M.E. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sjamsuhidajat, R % Jong Wim De. 1998. Buku ajar bedah. Jakarta : EGC

Suddarth&Brunner.1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Mosby.St.louis.

Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta EGC


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Nephrolitiasis atau sering disebut batu ginjal adalah keadaan terdapatnya batu
didalam ginjal, ureter atau kandung kemih
Nefrolitiasis adalah Pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah
kalsium oksalatdan kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga
membentuk kalkulus ( batu ginjal )

2. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan
aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-
keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik
terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu pada saluran
kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang
berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang
berasal dari lingkungan di sekitarnya
Faktor intrinsik antara lain :
a. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya dan lebih banyak
resiko terkena pada orang yang mempunyai riwayat.
b. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
c. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :


1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran
kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah stonebelt.
2. Suhu. Nefrolitiasis lebih banyak ditemukan pada daerah bersuhu tinggi
3. Asupan air :. Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air dan
mengurangi kadar mineral kalsuium pada air yang dikonsumsi akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan kadar
semua substansi dalam urine meningkat.
4. Makanan : Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka
morbiditas Batu Saluran Kencing berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang
makan putih telur lebih sering menderita Batu Saluran Kencing
5. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
6. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life
7. Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium
akan mengubah pH uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat
sehinggga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
8. Obstruksi dan statis urin. Mempermudah terjadinya infeksi.
9. Ras. Nefrolitiasis lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.
Faktor Resiko
a. Faktor – faktor metabolik
b. Infeksi
c. Stasis urinarius
d. Dehidrasi
e. Imobilitas
f. Riwayat keluarga
g. Hiperkalsemia
h. Obstruksi traktus urinarius
3. Efek Batu pada Saluran Kemih
Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang terjadi pada
traktus urinarius :
a. Pada ginjal yang terkena
i. Obstruksi
ii. Infeksi
iii. Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.
iv. Iskemia parenkim.
v. Metaplasia
b. Pada ginjal yang berlawanan
i. Compensatory hypertrophy
ii. Dapat menjadi bilateral
4. Manifestasi klinis
i. Manifestasi Klinis secara umum
b. Kolik renal
c. Nyeri tekan kostovertebral
d. Nyeri pinggang
e. Kulit yang dingin dan basah
f. Gejala frekuensi pada urinasi
g. Gejala urgensi pada urinasi
h. Diaforesis
i. Hipertensi
j. Takikardia
k. Menggigil dan demam
l. Pucat
m. Nausea dan vomitus
n. Sinkop
o. Disuria, hematuria
i. Manifestasi klinis yang sering ditemukan
1. Kolik renal
2. Nyeri tekan kostovertebra
3. Nyeri pinggang
5. Ada beberapa teori tentang terbentuknya Batu saluran kemih adalah:
1). Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu
(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam
nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing
saluran kemih.
2). Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan
mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
3). Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal
yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau
beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.
6. Patofisiologi
Substansi kristal yang normalnya larut dan di ekskresikan ke dalam urine membentuk
endapan. Batu renal tersusun dari kalsium fosfat, oksalat atau asam urat.
Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium,
amonium, asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini. Batu ginjal dapat disebabkan oleh
peningkatan pH urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau penurunan pH urine (mis.,
batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan
urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu.
Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan)
urine di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu.
Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai
keadaan-keadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit
ginjal. Batu asam urat sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau
penurunan ekskresi asam urat.
Asuhan Keperawatan Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu
ginjal akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan.
Pengenceran urine apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemampuan ginjal memekatkan
urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi di sekitar kapiler peritubulus.
Komplikasinya Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di
saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter
membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas
tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis
ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat
memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. Obstruksi yang
tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia
nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal
terserang. - Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri
meningkat sehingga Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

7. Pathway
Konsumsi obat –
obatan, kebiasaan makan dan minum yang kurang, obesitas

Pe an pH urine (batu klasium bikarbonat) pe an pH urine (batu asam urat)


(Menyertai resorpsi tulang, imobilisasi, (menyertai gout, pe / an
Penyakit ginjal) ekskresi asam urat)
Pe ekskresi kalsium oksalat & menghambat aliran urine &

as. Urat yang berlebihan menyebabkan statis urine


pembengkakan sekitar kapiler pertubulus pembengkakan batu diginjal / turun

obstruksi
aliran aliran urine
terhambat & melukai dinding saluran urine

hidronefrosis disuria nyeri

pembengkakan pelvis ginjal retensi urine

kolaps nefron & kapiler


hidroureter/pembengkakan ureter

pengenceran urine
iskemia
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto BNO/KUB : akan terlihat adanya batu renal
b. Urografi ekskretori : untuk menentukan atau mengetahui ukuran dan lokasi
batu
c. Kimia urine : didapatkan urine yang asam atau alkalis, piuria, proteinuria,
hematuria, keberadaan WBC, peningkatan berat jenis urine.
d. CT Scan ginjal : akan terlihat batu renal
e. Pengumpulan urine 24 jam : terdapat peningkatan asam urat, oksalat, kalsium,
fosfor, kreatinin
9. Penatalaksanaan
a. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi simtomatik
berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/
banyak dan pemberian diuretik.
b. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk
membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi.
Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL
(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari
luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
c. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau
bila cara non-bedah tidak berhasil.

10. Teori Asuhan Keperawatan


a. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis Retensi urine berhubungan dengan
obstruksi dan batu
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya asupan cairan
3. Retensi urine berhubungan dengan obstruksi dan batu
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya obstruksi (calculi) pada renal
atau pada uretra.
5. Kecemasan berhubungan dengan kehilangan status kesehatan.
6. Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang diprogramkan dan
pemeriksaan diagnostik berhubungan dengan kurangnya informasi.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Identitas klien :
Nama : Tn. Y
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Bandungrejo , Ngablak, Magelang
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Status : Kawin
Tanggal masuk : 10 Maret 2013
No RM : 22.1204.08
Bangsal : Melati
Identitas penanggung jawab :
Nama : Ny. R
Umur : 35 tahun
Alamat : Bandungrejo, Ngablak, Magelang
Hubungan dengan klien : istri

2. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama : saat di kaji tanggal 13 Maret 2013 jam 15.439, klien
mengatakan nyeri pada pinggang sebalah kanan
Riwayat penyakit sekarang : sejak 1 minggu yang lalu klien mengeluh BAK sedikit dan
tidak bisa keluar tuntas, rasa sakit waktu BAK dan kadang air kencing bercampur darah.
Sejak 3 hari yang lalu disertai nyeri pada pinggang kanan. Klien hanya mengompres
pinggang dengan air hangat untuk mengurangi nyeri tanpa berobat kemanapun, sampai klien
tidak tahan dengan rasa nyerinya sehingga klien berobat ke rumah sakit ini.
Riwayat penyakit dahulu : klien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah mengalami sakit
serupa tetapi sembuh dengan sendirinya tanpa berobat.
Riwayat keluarga : klien mengatakan ayahnya juga pernah menderita penyakit
yang sama.
3. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
1. HEALTH PROMOTION
Klien mengatakan kesehatan merupakan hal yang paling berharga. Klien pernah merasakan
sakit yang sama tetapi tidak berobat ke pelayanan kesehatan manapun. Jika klien sakit
biasanya hanya kerokan dan meminum abat warung. Klien belum mampu sepenuhnya
menerapkan hidup sehat karena klien adalah perokok berat dan juga jarang minum air putih.
2. NUTRITION
Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dengan jumlah 1 porsi setiap kali makan
dengan jenis nasi, sayur dan lauk. Minum hanya 2-3 gelas sehari dan jarang minum susu.
Tetapi selama sakit klien tidak mempunyai nafsu makan karena merasa mual saat melihat
makanan, bahkan sampai muntah. Klien juga berusaha untuk mulai menerapkan anjuran
dokter untuk minum 7-8 gelas air putih sehari dan minum susu 1-2 gelas sehari.
3. ELIMINATION
Saat belum merasakan sakit seperti sekarang ini klien BAK sehari 3-4x dengan warna kuning
jernih dan lancar, BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek. Tetapi saat sudah merasakan
sakit klien BAK 7-8x sehari dengan warna kuning keruh, bau menyengat kadang disertai
darah dan kristal, tetapi tidak bisa merasa puas saat BAK dan BAK juga hanya sedikit-sedikit
walaupun ada keinginan untuk BAK. Klien BAB 1x tetapi konsistensinya cair, tanpa lendir
maupun darah.
4. ACTIVITY/REST
Sebelum sakit klien bekerja sebagai satpam di salah satu bank di Magelang sehingga klien
jarang melakukan olahraga ataupun aktifitas olah tubuh dan klien juga bisa istirahat dengan
cukup. Klien juga sering mengalami nyeri atau pegal pada persendian terutama kalau sedang
merasa lelah sehingga klien menghindari berjalan jarak jauh ataupun beraktivitas berlebihan.
Tetapi selama sakit klien juga hanya beraktivitas ditempat tidur dan istirahatnya sering
terganggu dengan keinginan untuk BAK yang cukup sering karena klien merasa tidak tuntas
pada sekali BAK dan juga merasa sakit,sehingga klien masih terbayangi dengan rasa sakit itu
walaupun sudah tidak BAK.
5. PERCEPTION/COGNITION
Klien mengatakan tidak mengatahui penyabab sakit yang dideritanya. Tetapi klien ingin
mengetahui penyebab penyakitnya dan cara penanggulangannya, sehingga klien dapat
melakukan pencegahan penyakit ini pada anak – anaknya.
6. SELF PERCEPTION
Klien selalu menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi dengan keluarganya, tetapi
klien juga menggunakan bahasa Indonesia untuk komunikasi di tempat kerja.
7. ROLE RELATIONSHIP
Hubungan klien dengan keluarga baik, begitu juga hubungan dengan tetangga dan petugas di
Rumah Sakit.
8. SEXUALITY
Klien adalah seorang laki – laki usia produktif yang sudah menikah dan mempunyai 2 orang
putra dan 1 orang putri. Sebelum sakit 2-3x seminggu klien aktif melakukan hubungan
seksual dengan istrinya,tetapi setelah sakit berhenti total.
9. COPING/STRESS TOLERANCE
Saat merasa sakit klien mempunyai kebiasaan kerokan dan hanya membeli obat warung.
Tetapi klien selalu menyampaikan keluhannya kepada istri ataupun anak – anaknya.
10. LIFE PRINCIPLES
Klien percaya adanya Tuhan, sakit ini merupakan cobaan dari Tuhan. Sebelum sakit klien
rajin beribadah kepada Tuhan, begitupun selama sakit klien tetap rajin beribadah. Karena
klien percaya hanya Allah yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Walaupun dokter yang
mengobati, tetapi hanya Allah yang memberi kesembuhan. Jadi klien selalu berdoa agar
diberi kesembuhan oleh Allah.
11. SAFETY/PROTECTION
Klien tampak terpasang infus RL di lengan sinistra, terdapat pengaman ditepi tempat tidur
dan klien selalu memakai selimut saat berbaring di tempat tidur, baik itu malam ataupun
siang hari. Klien juga sering merasa pegal pada persendian sehingga klien menghindari
berjalan dengan jarak jauh.
12. COMFORT
Klien selalu merasa nyeri pada pinggang sebelah kanan dan juga saat BAK. Nyeri karena
adanya batu pada ginjal, nyeri ada dipinggang kanan terasa seperti pegal – pegal dengan skala
nyeri 5 dan nyeri terasa sering, saat berjalan, sehingga klien merasa sangat terganggu, karena
selain nyeri juga klien merasa tidak puas saat BAK dan sering bolak – balik ke kamar mandi
untuk menuntaskan pembuangannya.
13. GROWTH/DEVELOPMENT
Karena klien sudah hampir memasuki masa setengah abad maka klien sudah mulai
mengalami penurunan tinggi dan berat badan sejak sebelum sakit.
4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – tanda vital :
Tekanan Darah : 140/90 mmHg, Suhu : 38
Nadi : 100x/menit, RR : 28 x/menit
Kepala : I: Keadaan rambut dan hygiene kepala baik,Warna rambut hitam sedikit uban,Tidak
mudah rontok, Kebersihan rambut bersih.
P :Tidak teraba adanya massa yang abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
Muka : I : Muka simetris kiri dan kanan,Bentuk wajah lonjong,Ekspresi wajah murung.
P :Tidak teraba adanya massa abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
Mata : I : Tidak ada oedema dan tanda-tanda radang. Sklera tidak ikterik, reflek pupil
normal, konjungtiva anemis.
Hidung : I :Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,Tidak ada sekret pada hidung, Tidak ada
sumbatan pada hidung.
P : Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
Telinga I : telinga terlihat bersih tidak ada serumen
Leher : I : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka maupun bekas operasi
P : tidak teraba hipertiroidisme
Thorax :
Jantung : I : dada simetris dan juga tidak terlihat ictus cordis
P : teraba ictus cordis pada kosta ke 5
P : tidak ada pembesaran jantung
A : terdengar suara hjantunga lup – duk, reguler
Paru : : I : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pengembangan dada simetri, Frek
wensi pernafasan 28 x/menit
P : Vocal fremitus kanan dan kiri lebih terasa kiri, ekspansi dada sama
P : suara paru sonor
A : suara nafas vesikuler
Abdomen :I : abdomen terlihat membesar pada vesika urinaria
A : bising usus mengalami penurunan 10x/menit
P : terdengar suara abdomen redup
P : distensi abdomen, nyeri pada abdomen sebelah kanan dan kortovertebral sebelah
kanan.
Kulit : kulit teraba hangat dan tampak kemerahan, kulit kering dan tidak elastis
Ekstremitas atas : terpasang infus RL 24 tpm di lengan kanan
Ekstremitas bawah : tidak ada gangguan pada ekstremitas bawah
DATA LABORATORIUM
1. Fto BNO terlihat batu renal
2. Urografi Ekskretori : ukuran batu 6 mm terletak di ureter
3. Kimia Urine : urine alkalis,hematuria,
1. WBC 11.500/mmk
2. Berat jenis urine 1,195
4. Pengumpulan urine 24 jam
1. Urea : 39 mg/dl
2. Kreatin : 1,4 mg/dl
3. Kalium : 4,2 mg/dl
4. Natrium : 138 mmol/L

ANALISA DATA
Nama inisial klien : Tn.Y Diagnosa medis : Appendisitis
No.Rekam Medis : 22.1204.08 Bangsal : Melati
NO Tanggal dan jam Data subjektif Data objektif
pengkajian
1 13 maret 2013 Klien mengatakan nyeri pada Klien tampak
15.39 pinggang sebelah kanan meringis kesakitan
P : Nyeri karena adanya batu menahan nyeri pada
pada ginjal, pingganya, dan
R ::nyeri ada dipinggang klien tampak sering
kanan memijat pinggangnya.
Q :terasa seperti pegal – pegal
S : skala nyeri 5
T :nyeri terasa sering, saat
berjalan,
2 13 maret 2013 Klien mengatakan BAK 7-8x Klien tampak bolak –
15.45 sehari dengan warna kuning balik ke kamar mandi.
keruh, bau menyengat kadang
disertai darah dan kristal,
tetapi tidak bisa merasa puas
saat BAK dan BAK juga
hanya sedikit-sedikit
walaupun ada keinginan
untuk BAK.
3 13 maret 2013 klien tidak mempunyai nafsu Turgor kulit kering
15.55 makan karena merasa mual dan tidak elastis
saat melihat makanan, bahkan
sampai muntah. Minum
hanya 2-3 gelas sehari
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya asupan cairan yang di
tendai dengan DS : klien tidak mempunyai nafsu makan karena merasa mual saat melihat
makanan, bahkan sampai muntah. Minum hanya 2-3 gelas sehari, DO :Turgor kulit kering
dan tidak elastis
2) Retensi urine berhubungan dengan obstruksi dan batu di tandai dengan DS : Klien
mengatakan BAK 7-8x sehari dengan warna kuning keruh, bau menyengat kadang disertai
darah dan kristal, tetapi tidak bisa merasa puas saat BAK dan BAK juga hanya sedikit-sedikit
walaupun ada keinginan untuk BAK. DO : Klien tampak bolak – balik ke kamar mandi
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis di tandai dengan DS : Klien
mengatakan nyeri pada pinggang sebelah kanan, P : Nyeri karena adanya batu pada ginjal,, R
::nyeri ada dipinggang kanan, Q : terasa seperti pegal – pegal, S : skala nyeri 5, T : nyeri
terasa sering, saat berjalan, DO : Klien tampak meringis kesakitan menahan nyeri pada
pingganya, dan klien tampak sering memijat pinggangnya
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama inisial klien : Tn.Y Diagnosa medis : Appendisitis
No.Rekam Medis : 22.1204.08 Bangsal : Melati
TGL TUJUAN &
DIAGNOSA
NO & KRITERIA INTERVENSI
JAM KEPERAWATAN HASIL
1 13 Resiko kekurangan Setelah dilakukan 1.Pantau tanda-tanda vital
maret volume cairan tindakan setiap 4 jam
2013 berhubungan keperawatan 2.berikan dan pantau
15.39 dengan kurangnya selama 3x24 jam cairan parenteral
asupan cairan diharapkan 3.ajarkan klien cara
kekurangan mempertahankan asupan
volume cairan cairan yang benar, dengan
tidak terjadi menghitung jumlah
dengan krteria asupan dan haluaran.
hasil :
1.tidak ada tanda-
tanda
dehidrasi,mukosa
bibir lembab
2.asupan cairan
1600/24
jam,haluaran
1500/24 jam
13 Retensi urine Setelah dilakukan 1.Pantau asupan dan
maret berhubungan tindakan haluaran klien
2013 dengan obstruksi keperawatan 2.Pantau pola berkemih
15.39 dan batu: selama 3x24 jam klien. Catat
diharapkan retensi waktu,tempat,jumlah.
urine dapat teratasi 3.Bantu klien dalam
dengan krteria melakukan prosedur
hasil : eliminasi dengan teknik
manuver crade/valsava
setiap 2/3 jam.
4.Dorong asupan cairan
yang banyak (2500ml/hari
5.Ajarkan klien dan
keluarga tentang teknik
berkemih
6.kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
analgesik
13 Nyeri akut Setelah dilakukan 1.kaji jenis dan tingkat
maret berhubungan tindakan nyeri klien.kaji faktor
2013 dengan agen cedera keperawatan yang dapat
15.39 biologis: selama 3x24 jam mengurangi/memperberat
diharapkan nyeri nyeri.
akut dapat teratasi 2.ciptakan rencana
dengan krteria penatalaksanaan nyeri
hasil : 3.rencanakan aktivitas
1.klien mencoba distraksi bersama klien
metode 4.berikan obat yang
nonfarmakologis dianjurkan untuk
untuk mengurangi mengurangi nyeri
nyerinya
2.skala nyeri
berkurang menjadi
2
3.klien
menyatakan
kenyamanan
berkurangnya
nyeri

Anda mungkin juga menyukai