Anda di halaman 1dari 5

BAB I

Pendahuluan
I. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara berkembang, salah satu usaha jangka panjang yang
dilakukan demi menciptakan struktur enkonomi yang lebih kokoh dan seimbang, yaitu
dengan menitik-beratkan pada kemajuan bidang industri, terutama indsutri kimia. Dunia
industri dituntut untuk dapat lebih meningkatkan teknologinya, baik dengan penemuan-
penemuan baru maupun pengembangan teknologi yang sudah ada dan di dukung oleh
sector-sektor lain yang tangguh. Dengan sumber daya alam yang melimpah, mendukung era
industrial untuk produksi berbagai kebutuhan hidup yang di perlukan masyarakat Indonesia.
Indonesia yang merupakan negara tropis dengan banyaknya pulau merupakan negara
produsen kelapa utama di dunia setelah Philipina. Hal ini terjadi karena kelapa umumnya
tumbuh di kawasan pantai. Hampir semua tempat di Indonesia dapat dijumpai tanaman
kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan rakyat.
Pohon kelapa sering disebut pohon kehidupan karena sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia di seluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman kelapa memberikan
manfaat bagi manusia. Hanya saja selama ini produk kelapa mendapatkan saingan dari
produk kelapa sawit. Namun, ditinjau dari ragam produk yang dapat dihasilkan oleh buah
kelapa, produk kelapa sawit belum mampu menyainginya. Hal ini merupakan peluang untuk
pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat. Beberapa jenis produk
kelapa yang tidak dapat digantikan oleh kelapa sawit antara lain santan, gula, air kelapa
segar (kelapa muda), lidi, janur, dan daging kelapa. Selain itu, masih ada lagi produk yang
dihasilkan dari tanaman kelapa seperti arang aktif, sabut, dan industri kerajinan tangan.
Bahkan limbah pengolahan minyak kelapa pun masih dapat digunakan sebagai pakan
ternak. (Barliana dan Hengky, 2006)

Produksi kelapa di Indonesia per tahunnya cukup memenuhi kebutuhan industri


dan kebutuhan masyarakat. Mulai dari produksi perkebunan besar milik negara dan swasta
maupun milik perkebunan rakyat.
Tabel I.1 Data Produksi Kelapa Indonesia
Tahun Produksi /Ton
2011 3 174.40
2012 2 938.41
2013 3 051.60
2014 3 005.90
2015 2 960.90
Sumber : BPS,2015
Dari sisi kebutuhan bahan baku utama, Indonesia merupakan salah satu penghasil
minyak kelapa (bahan baku dasar sabun cair) terbesar, sehingga industri sabun cair
mempunyai prospek dan nilai ekonomi yang sangat menguntungkan jika dikembangkan di
Indonesia. (hhtp//www.ristek.co.id)
Sabun cair diproduksi untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, pencuci
tangan, pencuci piring ataupun alat-alat rumah tangga, dan sebagainya. Karakteristik sabun
cair tersebut berbeda-beda untuk setiap keperluan, tergantung pada komposisi bahan dan
proses pembuatannya. Keunggulan sabun cair antara lain mudah dibawa bepergian dan
lebih higienis karena biasanya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat. Untuk keperluan
membersihkan badan saat mandi, sabun cair biasanya dipandang lebih bergengsi dibanding
sabun padat, meskipun harganya juga sedikit agak mahal.
Kebutuhan bangsa Indonesia akan sabun untuk berbagai keperluan dapat di lihat
dari data impor dan ekspor

Tabel I.2 Data kebutuhan sabun Indonesia menurut impor dan ekspor
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan sabun cair terus
meningkat dari tahun – ketahun dan tentu saja dapat diduga bahwa kebutuhan sabun cair
pada masa yang akan datang juga terus bertambah, mengingat laju pertumbuhan penduduk
yang cepat dan pertumbuhan aneka industri yang menggunakan sabun cair.
II. Kapasitas Pabrik
Dalam penentuan kapasitas pabrik yang menguntungkan, digunakan beberapa
pertimbangan yaitu proyeksi kebutuhan pasar, kapasitas minimal dan maksimal
pabrik sabun di dunia, serta ketersediaan bahan baku.
1. Kebutuhan Sabun Mandi
Dari table II.1, terlihat bahwa ekspor sabun mandi Indonesia semakin meningkat
tiap tahunnya, hal ini menunjukkan sabun naasional telah terpenuhi, sedangkan
permintaan luar negeri semakin meningkat.
Gambar II.1 Grafik kebutuhan ekspor sabun mandi indonesia

Dari grafik pada gambar II.1, apabila pabrik ingina di dirkan tahun 2014,
padasaat itu kebutuhan ekspor diperkirakan sebesar 272.562.8 Ton.

2. Kapasitas Pabrik yang Telah Berproduksi


Kapasitas pabrik yang akan didirikan sebaiknya diatas kapasitas minimum
pabrik atau minimal sama dengan pabrik yang telah berjalan. Di dunia ini ada
banyak pabrik sabun, jumlahnya mancapai ratusan pabrik. Beberapa produsen
sabun dengan kapasitas tertentu dapat di lihat pada tabel II.1
Tabel II.1 beberapa produsen sabun mandi dunia

Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun)


Misr Oil and Soap Co. Mansoura,Mesir 1.356.000
PT. Unilever Indonesia Cikarang,Indonesia 53.000
Sociedade Nacional de Lisbon,Portugal 50.000
saboes Lda
Quimigal Lisbon,Portugal 20.000
Alexanderia Oil and Kafr el-sheikh, Mesir 18.000
Soap Co.

3. Ketersediaan Bahan Baku


Bahan baku utama dalam pembuatan sabun mandi cair ini adalah kelapa tua
yang di dapatkan dari petani kelapa setempat. Bahan pendukung lainya yaitu
kalium hidroksida,gliserin(gliserol),dan Etilen diamin tetraasetat (ETD).

III. Lokasi Pabrik


Lokasi suatu Pabrik akan mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan dan
penentuan kelangsungan produksi. Penentuan lokasi pabrik yang tepat dan ekonomis
diperanguhi oleh beberapa factor, antara lain : sumber bahan baku, pemasaran ,penyediaan
air dan energy, jenis transportasi,karakteristik lokasi dan kebijakan pemerintah.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut dia atas, maka lokasi pabrik di rencanakan
di dirikan di daerah Kecamatan Bontomatene,kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi
Selatan. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sumber bahan baku
Bahan baku utama sabun cair ini adalaah kelapa yang di dapat dari petani di
kepulauan selayar dan warga sekitar pabrik.
2. Area Pemasaran
Prioritas utama pemasaran produk utama yaitu sabun mandi ini akan di ekspor ke
luar negeri dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Pemilihan lokasi yang dekat
dengan pelabuhan penyebrangan pamatata, yang merupakan salah satu pintu
masuk ke kepulauan selayar.
3. Penyediaan air dan energy
Kebutuhan air untuk konsumsi, sanitasi pekerja,proses produksi serta air umoan
boiler di peroleh dari air sumur dan air laut yang di suling terlebih dahulu.
Sedangkan kebutuhan listrik di pasok melalui PLN setempat dan pemanfaatan
sumber listrik ramah lingkungan dengan menggunakan angin laut.
4. Jenis dan sarana transportasi
Pada lokasi pabrik ini sangat strategis dalam hal transportasi di karenakan
berdekatan dengan pelabuhan Pamatata yang menjadi akses keluar masuk barang
komoditas dari selayar ataupun dari luar.
5. Kebijaksanaan pemerintah
Kepulauan selayar masih jarang di temukan pabrik dan pemerintah selayar
sangat terbuka akan pendirian pabrik. Dikarenakan, bila terdapat pabrik baru
yang berdiri maka akan mendorong investor-investor luar untuk menanam modal
atau membuka usaha di daerah tersebut.
6. Karakteristik Lokasi
Di kecamatan bontomatene ini terdapat tanah yang sangat luas dan belum ada
pembangunan di daerah tersebut, sehingga memungkinkan adanya perluasan
pabrik di masa mendatang.
Peta lokasi pabrik dapat ditunjukkan pada gambar I.1

Gambar I.1 Peta Lokasi Pabrik

Anda mungkin juga menyukai