penerimaan.Mereka selalu mau kembali menerima kita dalam kondisi apapun. Mau wajah
kita pucat karena sakit. badan menggemuk karena kebanyakan makan, rambut rontok karena
stres,jerawat dengan senang hati tumbuh di wajah, dan sekusam apapun kondisi fisik kita,
mereka tetap menerima kita untuk ‘pulang'. Merekalah yang paling besar khawatimya saat
kita sakit. Rela bolos kerja demi mengurus kita. Mau meluangkan waktu diantara waktu
waktunya yang sibuk. hanya untuk menemani kita tidur. Tidak takut tenaganya habis karena
bolak batik mengantarkan kita ke dokter. Karenanya. mereka adalah sebaik temn pat pulang
saat masih di bumi. Dengan mereka, sernua temnpat adalah rumah. Suara mereka adalah
salah satu suara yang selalu kita rindu. Tanpa mereka perlu berusaha
menunjukkan. rasa cinta mereka selalu paling bisa masuk ke hati kita. Tanpa
mereka peru capek capek bilang sayang, kita sudah tau bahwa mereka sungguhan
sayangSelalu pura pura tidak apa apa ketika kita gagal tes, padahal diam diam dalam
shalatnya mereka menangis. Tentu saja bukan karena kecewa kita gagal. Tapi karena sedih
kesulitan menerima seseorang masuk kedalam wang hati kita. Seseorang yang seringkali
dilabeli dengan cap teman hidup. Dunia yang terasa semakin maya nii
membuat kita bingung mana yang betulan mau meluaskan hatinya untuk menerima kita.Mana
yang tidak pura pura. Mana yang narnti ternyata akan menghianati dan ada maunya.Mana
yang memaksa kita tumbuh menjadi apa yang dia mau, bukan apa yang Dia mau. Mana yang
perasaannya berubah saat badan kita melar, melahirkan. Mana yang bikin kita makin baik
ittaqillaahnya begitu besar.Semua akan terasa sulit. memilih ditengah manusia yang semakin
penuh dengan pencitraan. Karena kita sejak kecil sekali, sudah terbiasa dengan cinta orangtua
kita. Yang terasa tidak pura pura. yang selalu menerimna kita pulang.Semoga Allaah
menurunkan
alfurqaan ke dada kita, alfurqaan yang akan menjadi cahaya pembeda, agar tau, apa yang Dia