Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER TEORI POLITIK

Nama : PIUS SUBAN BALLOL


Nim : 15520168
Kelas : IP1L

Berdasarkan teori Plato tentang konsep suatu negara,menurut saya kriteria yang harus ada
pada seorang pemimpin ialah mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang atau kelompok lain sehingga tingkah laku tersebut menjadi sesuai dengan keinginan
seorang pemimpin.Dalam hal ini keinginan yang datang dari seorang pemimpin tersebut harus
mendasar pada aturan-aturan dan keinginan bersama yang telah di sepakati.Tidak hanya
itu,seorang pemimpin juga harus berintelektual,dewasa dalam menanggapi setiap masalah yang
timbul,bijak dalam membuat tiap-tiap keputusan. Membahas soal kesejahteraan yang menjadi
tujuan suatu negara maka seorang pemimpin yang ideal tidak hanya di nilai mengenai seberapa
besar dan seberapa banyak potensi yang Ia miliki sebagai seorang pemimpin karna menurut saya
kelebihan pribadi seorang pemimpin saja belum cukup untuk menggapai kesejahteraan suatu
negara,karna berdasarkan fakta yang terjadi di negara kita ini sudah banyak pemimpin-pemimpin
negara yang memiliki potensi dan skill dalam mengelolah suatu negara dengan baik namun
masih saja ada hambatan yang terjadi dalam proses berjalanya serta tumbuh kembang negara.
Berdasarkan pengamatan pribadi minimnya relasi antara masyarakat dan pemimpin masih
menjadi faktor yang menghambat laju perkembangan negara tidak dipungkiri masih juga ada
pemimpin yang keliru mengenai pentingnya relasi antar sesama. Seorang pemimpin yang
berpotensi juga harus sadar kalau masyarakat juga berperan penting dalam keberhasilan suatu
program yang di berikan toh kesejahteraan suatu negara bukan diperuntukkan bagi pihak tertentu
saja. Tidak hanya itu,seorang pemimpin juga dinilai mengenai bagaimana Ia memahami arti
kesejahteraan itu sendiri.kesejahteraan dari pihak swasta dan pemerintah akan berbeda dalam
konsep tergantung sudut pandang seperti apa yang mereka ampuh. Point ini juga dapat menjadi
penilaian seseorang pantas dikatakan sebagai pemimpin atau tidaknya bergantung pada sikap dan
perilaku orang itu dalam menyikapi persoalan tersebut.

Membahas mengenai idealnya memandirikan desa dalam suatu negara pertama kita harus
paham mengenai masalah serta isu-isu yang berkembang pada suatu desa. Setelah kita paham
benar apa penyebabnya mulilah kita menggali kembali kekeliruan seperti apa yang terjadi dan
prinsip seperti apa yang semestinya kita terapkan.sejauh ini upaya pemerintah untuk memajukan
desa yang telah berjalan selama ini tidak jarang menghadapi masalah yang tidak ringan, seperti
penyimpangan berbagai dana bantuan yang dilakukan oleh aparat di desa, pemerintah daerah,
bahkan para pendamping desa. Kajian KPK juga menemukan 14 potensi masalah dalam
pengelolaan dana desa yang perlu mendapat perhatian serius dari para penyelenggara
pemerintahan desa dan juga pemerintah daerah sebagai pembina desa. Aspek yang harus
diampuh oleh desa sebagai suatu potensi yang seharusnya dimiliki yakni regulasi dan
kelembagaan, tatalaksana, pengawasan, serta sumber daya manusia memang perlu dikaji ulang
sebagai proses pembelajaran. Sosialisasi serta pembinaan terhadap masyarakat pun perlu
ditingkatkan dalam artian metode pembelajaran atau konsep pemahaman ataukah pola pikir
seperti apa yang harus dipakai dan diterapkan dalam masyarakat desa. Lagi-lagi kita membahas
mengenai relasi antara pemimpin dan masyarakat. Saya ambil contoh dilapangan yang terjadi
yakni mengenai SPK ( surat penguasaan klinis ). Di beberapa desa di daerah Indonesia bagian
Timur adanya pensiun dini bagi pekerja senior atau lebih halusnya yang berpengalaman menurut
opini pribadi merupakan adanya sedikit kekeliruan penerapan suatu kebijakan. Alasan mengapa
para pekerja ini mengajukan pensiun dini dikarenakan mereka diminta untuk bersekolah lagi
demi dan untuk mendapatkan SPK (surat penguasaan klinis ) dengan menimang bahwa
sebaiknya dana yang diperuntukkan pekerja tersebut dialihkan dalam bentuk lain sehingga dapat
meminimalisir pengeluaran dana. Pertimbangan selanjutnya ialah umur mereka yang sudah tidak
muda lagi jika harus bersekolah ke luar daerah dengan pertimbangan mereka selain
pembengkakan dana yakni tugas mereka sebagai seorang Ibu yang diluar profesi,mereka juga
harus mengurus rumah dan anak-anak mereka. Menurut saya ada baiknya juga pemerintah
mempertanyakan lisensi pekerja karna mempertimbangkan efektivitas kinerjanya namun study
luar daerah bukan satu-satunya solusi. Sebab situasi dan kondisi tidak bisa di kesampingkan
dalam pembuatan keputusan untuk itu pemerintah desa harus mengajukan solusi sebagai bentuk
jalan keluar berdasarkan situasi desa tersebut. Misalkan mendatangkan tenaga ahli yang
dikontrak untuk memberi pembelajaran maupun pelatihan khusus dengan mengajukan
permohonan pengeluaran surat penguasaan klinis atau sejenisnya kepada pihak yang berwenang.
Karna menurut saya kaum muda yang akan turun ke desa dengan tujuan memandirikan desa
tidak hanya bermodalkan teori,skill.serta pemahaman mereka tentang desa namun harus
bermodalkan mental dan moral seorang pembimbing yang baik. Aspek inilah yang bisa kita
pelajari dari pekerja senior atau berpengalaman di desa. Kita memiliki wawasan yang luas serta
berintelektual namun jika tidak bermoral maka setiap kebijakan akan selalu menemui hambatan
tersendiri dalam masyarakat.

Negara yang menakut-nakuti masyarakat tidak jauh beda dengan pemerintahan yang
otoriter selain itu kekuasaan negara yang super power dapat menjadi belenggu bagi masyarakat.
Dalam artian adanya batasan kreatifitas masyarakat. Masyarakat dikekang dengan aturan dan
regulasi yang mengatasnamakan kesejahteraan. Prestasi dan tumbuh kembang suatu negara
membutuhkan hubungan timbal balik antar warga negara. Pemimpin pun warga negara hanya
saja Ia mendapatkan kedaulatan dari rakyat untuk memimpin. Apalah arti kedaulatan jika negara
harus menjadi monster yang ditakuti masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai