Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat
Di Susun Oleh :
Amirul Syahril (13330001)
Denny Setiadi (13330002)
Muhamad Idzhad Adrian (13330005)
Tiara Rosa (13330009)
Rizka Amalia (13330010)
Egi Putro P. (13330014)
Dormian Simanjuntak (13330019)
I Dewa Gede Agung A.R (13330026)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa .yang atas rahmatnya maka kami dapat
menyelesaikan makalah ini . Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah pilihan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut Sains dan Teknologi
Nasional Jakarta. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini , khususnya
kepada :
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi ,mengingatakan kemampuan yang kami miliki . untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini .
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
2.5 Model dalam penerapan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan ditemukan ada dua model yaitu rational
organisation theory dan socio-technical system theory. Rational organisation theory menekankan pada
pendekatan top-down, penerapan sistem manajemen keselamatan didasarkan pada kebijakan atau
instruksi dari top level manajemen dan diteruskan sampai pada level yang paling bawah. Sementara
socio-technical system theory melakukan pendekatan dengan intervensi organisasi yang didasarkan pada
analisa hubungan antara teknologi,orientasi dari pekerja dan struktur organisasi (Gallagher,2001).
Gallagher juga mengklasifikasikan sistem manjemen keselamatan ke dalam 4 tipe, yaitu:
Pendekatan kesisteman dalam mengelola K3 menggunakan konsep manajemen modern yaitu mengikuti
proses manajemen, salah satu yang populer adalah siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action) Sama seperti
sistem manajemen lain seperti manajemen mutu, manajemen lingkungan dan manajemen produksi, maka
manajemen K3 juga dikembangkan dengan siklus manajemen mulai dari perencanaan, penerapan atau
implementasi, pengukuran dan pemantauan dan koreksi untuk peningkatan berkelanjutan.
Keberhasilan organisasi dalam menerapkan SMK3 bergantung pada komitmen dari seluruh
tingkatan dan fungsi organisasi terutama dari manajemen puncak. Sistem ini memungkinkan suatu
organisasi mengembangkan kebijakan K3, menetapkan sasaran dan proses untuk mencapai komitmen
kebijakan, melakukan tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan menunjukkan
kesesuaian sistem yang ada terhadap persyaratan dalam standar ini. Tujuan umum dari standar ini adalah
untuk menunjang dan menumbuhkembangkan pelaksanaan K3 yang baik, sesuai dengan kebutuhan sosial
ekonomi. Keberhasilan penerapan dari standar ini dapat digunakan oleh organisasi untuk memberi
jaminan kepada pihak yang berkepentingan bahwa SMK3 yang sesuai telah diterapkan.
a. Plan (Perencanaan) : Menetapkan tapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk mencapai
hasil sesuai dengan kebijakan K3 organisasi.
b. Do (Pelaksanaan) : Melaksanakan proses.
c. Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan, sasaran,
peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 Iainnya serta
melaporkan hasilnya.
d. Act (Tindakan) : Mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan.
Pada umumnya organisasi mengelola kegiatannya melalui penerapan sistem proses dan
interaksinya, yang dikenal dengan istilah "pendekatan proses" seperti pada ISO 9001. Karena metode
PDCA ini dapat diterapkan pada semua proses, maka dua metode ini dianggap sesuai (kompatibel).
Standar ini berisi persyaratan yang dapat diaudit secara obyektif. Namun demikian standar ini
tidak menetapkan persyaratan mutlak untuk kinerja K3 di luar komitmen, di dalam kebijakan K3, untuk
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang diberlakukan dan persyaratan lain yang diacu
organisasi, untuk mencegah cedera dan gangguan kesehatan, dan untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan. Dengan demikian dua organisasi yang melakukan kegiatan yang hampir sama tetapi
memiliki kinerja K3 yang berbeda keduanya dapat dinyatakan memenuhi persyaratan standar ini.
Standar ini tidak mencakup persyaratan tertentu pada sistem manajemen yang lain, seperti
manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen keamanan, atau manajemen keuangan. Walaupun
demikian, elemen-elemen dalam standar ini dapat digabungkan atau diintegrasikan dengan sistem-sistem
manajemen tersebut. Hal ini memungkinkan organisasi dapat menyesuaikan sistem manajemen yang ada
dengan maksud untuk menetapkan SMK3 yang sesuai dengan persyaratan standar ini. Namun demikian,
harus ditegaskan bahwa penerapan berbagai elemen boleh berbeda bergantung pada tujuan yang
diharapkan dan keterlibatan pihak yang berkepentingan.
Tingkat kerumitan dan kerincian SMK3, luas cakupan dokumentasi dan sumber daya yang
diperuntukkan bergantung pada beberapa faktor, seperti lingkup sistem, ukuran dan sifat kegiatan, produk
dan jasa, dan budaya organisasi.
1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan penerapan K3
3. Penerapan K3
4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3
5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja K3 secara berkesinambungan
b. Tinjauan awal K3
– identifikasi kondisi dan sumber bahaya
– pengetahuan dan peraturan perundangan K3
– membandingkan penerapan
– meninjau sebab akibat
– efisiensi dan efektifitas sistem
2. Perencanaan
a. Manajemen Resiko
b. Peraturan perundangan
c. Tujuan dan sasaran :
1) dapat diukur
2) indikator pengukuran
3) sasaran pencapaian
4) jangka waktu pencapaian
d. Indikator Kinerja
e. Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung
3. Penerapan
a. Jaminan kemampuan
– SDM, sarana dan dana
– integrasi
– tanggung jawab dan tanggung gugat
– konsultansi, motivasi dan kesadaran
– pelatihan dan kompetensi kerja
b. Kegiatan pendukung
– komunikasi
– pelaporan
– pendokumentasian
– pengendalian dokumen
– pencatatan dan manajemen informasi
c. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
– manajemen resiko
– perencanaan (design) dan rekayasa
– pengendalian administratif
– tinjauan kontrak
– pembelian
– prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
– prosedur menghadapi insiden
– prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
BAB III
MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
Manajemen berasal dari bahasa romawi kuno dengan dasar manage atau managiare yang berarti
belajar melangkahkan kaki. Dalam bahasa inggris yaitu management dengan asal kata to manage yang
berarti mengatur. Di dalam manejemen, proses pengaturan berbagaisumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu. Manajemen adalah suatu kegiatan untuk
mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.
Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai
berikut : “Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas
kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum
dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen
adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Manjemen kesehatan adalah suatu proses untuk menggerakkan sumber daya manusia dalam
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatan pelayanan kesehatan
dalam organiasi dalam upaya untuk:
a. Management by objective oleh Peter Drucker. (Manajemen dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi).
Penerapan manajemen by objective pada organisasi puskesmas. Salah satu tugas pokok kepala
puskesmas adalah mengatur pekerjaan staf yang diperbantukan kepadanya. Kepala puskesmas harus
mengerti visi dan misi Puskesmas yang dipimpinnya dan mampu mengajak staf Puskesmas
menerjemahkan visi dan misi organisasi dalam rencana strategis puskesmas dan rencana operasional
masing – masing program. Seorang pimpinan puskesmas harus menjabarkan secara operasional visi
dan misi puskesmas ke dalam kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf puskesmas untuk mencapai
tujuan pelayanan puskesmas. Di sinilah pentingnya ketrampilan seorang pimpinan merumuskan
strategi dan kebijakan pengembangan program sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang
potensial berkembang di wilayah kerjanya. Taf puskesmas harus paham dan terampil merumuskan
masalah program yang dihadapi oleh unit kerjanya dan masalah kesehatan masyarakat yang
berkembang sesuai dengan bidang dan wilayah binaannya.
b. Management is how to work with others (kerja sama untuk mencapai tujuan bersama).
Dengan pendekatan ini, fungsi manajemen akan dapat dipelajari dari proses kerja sama yang
berkembang antara pimpinan dengan stafnya dalam mencapai tujuan organisasi. Sumber daya lain
yang penting adalah dana dan material. Manajemen harus mampu mengelola sumberdaya tersebut
untuk mencapai tujuan organisasi. Aplikasi pendekatan ini dibidang kesehatan misalnya :
Seorang bidan puskesmas akan mampu memberikan pertolongan persalinan untuk ibu-ibu hamil di
wilayah kerjanya jika ibu hamil memilih fasilitas kesehatannya dan dia memiliki staf pembantu bidan
yang akan menjaga ibu – ibu selama perawatan masa nifas. Bidan dan staf pembantu bidan adalah
SDM penting dalam melaksankan program KIA. Pengembangan tugas Bidan Puskesmas mempunyai
arti penting dalam manajemen puskesmas.
1. Planning (perencanaan)
adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan
alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
2. Organizing (pengorganisasian)
adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Controlling (monitoring)
adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
3.5 Unsur-unsur manajemen
1. Manusia (Man)
Pembangun organisasi kehesehatan seperti rumah sakit, Sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan terlaksanananya manajemen.
2. Uang (money)
Uang atau anggran sangat diperlukan sebagai biaya yang harus dimiliki organisasi untuk melakukan
pelayanan kesehatan, mulai dari perizinan, pembangunan rumah sakit, peralatan, pembayaran tenaga
kerja dan lain sebagainya.
4. Mesin (machine)
Mesin adalah peralatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan seperti peralatan untuk
perawatan gigi, peralatan untuk persalinan, peralatan radiologi dan sebagainya.
5. Metode (Method)
Metode adalah cara yang ditempuh untuk melaksanakan sesuatu yang telah dirancang dengan baik
sehingga tujuan akan dapat dicapai dengan tepat sesuai dengan perencanaan semula. Metode yang
digunakan dalam melaksanakanpelayanan kesehatan dengan berperdoman pada SOP. (Standar
Operational Procedure).
Globalisasi merupakan tantangan, masalah, dan sekaligus potensi untuk pembangunan nasional
berwawasan kesehatan di masa mendatang. Pengaruh globalisasi, liberalisasi perdagangan, dan pelayanan
melalui berbagai kesepakatan internasional akan memengaruhi berbagai aspek penyelenggaraan upaya
kesehatan dan memerlukan kesiapan pemerintah beserta masyarakat. Pemerintah seharusnya melakukan
upaya terpadu dalam pembangunan kesehatan supaya masyarakat mendapatkan haknya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
3.7 Prinsip-prinsip manajemen kesehatan
Dalam SKN (2004) dikatakan bahwa manajemen kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perencanaan diperlukan karena pembangunan lebih besar dari pada sumber daya yang tersedia. Melalui
perencanaan ingin dirumuskan kegiantan pembangunan yang secara efesien dan efektif dapat memberi
hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang
ada.
Proyek-proyek pembangunan harus memuat dengan jelas tujuannya (objective), sasaran yang
akan dicapai (target), cara megukur keberhasilannya (performance evaluation), jangka waktu
pelaksanaannya, tempat pelaksanaan, cara melaksanakan, kebijaksanaan untuk menjamin proyek itu
dapat dilaksanakan, biaya serta tenaga yang diperlukan dan badan yang akan melaksanakan nya.
Manajemen adalah upaya pengelolaan suatu sistem atau entitas dan sumber dayanya dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu. Inti dari upaya ini adalah pengambilan keputusan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa manajemen pada hakikatnya adalah rangkaian dari proses pengambilan
keputusan-keputusan.
Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit dua jenis manajemen, yaitu:
1. Manajemen Pasien/Klien
yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan
(penyakit dan lain-lain) yang diderita oleh seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat.
Tujuannya adalah agar pasien/klien tersebut dapat terhindar atau terbebas dari masalah kesehatan,
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya
adalah setiap petugas kesehatan yang melayani pasien/klien (disebut petugas fungsional – dokter,
perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya maupun
yang bertugas di Rumah Sakit dan sarana-sarana kesehatan lain.
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai jenis organisasi untuk
membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi. Atas dasar pemikiran tersebut, manajemen
dapat diterapkan di bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi kesehatan memecahkan
masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum sistem kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, atau mencapai suatu keadaan sehat bagi individu atau kelompok masyarakat.
Administrasi kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga yang lebih banyak
berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial. Administrasi kesehatan lebih tepat
digolongkanke dalam administrasi umum oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan
pencapaian kesejahteraan masyarakat umum. Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap –tiap
organisasi kesehatan di Indonesia seperti kantor Depkes, Dinas kesehatan di daerah, rumah sakit, dan
puskesmas dan jajarann6ya. Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di rumah sakit, dinas
kesehatan dan di puskesmas memerlukan kajian proses penyusunan rencana tahunan Departemen
kesehatan. Khusus untuk tingkat puskesmas penerapan manajemen dapat melalui perencanaan yang
disusun setiap lima tahun.
Ruang lingkup manajemen kesehatan meliputi manajemen kegiatan dan sumber daya yang
dikelolanya diantaranya manajemen personalia, manajemen keuangan, manajemen logistik manajemen
pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen. Untuk masing – masing bidang tersebut
dikembangkan manajemen spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokoknya. Penerapan
manajemen pada unit pelaksana teknis seperti puskesmas dan rumah sakit merupakan upaya untuk
memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki masing – masing unit pelayanan kesehatan
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, efesien dan rasional.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sistem manajemen yang terintergrasi untuk
menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan perusahaan serta menanggulangi
resiko bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan.
Tujuan system manajemen kesehatan masyarakat :
a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan
kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam keadaan
selamat dan sehat.
c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman
dan efisien.
a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.
b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.
c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerja
dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan
Unsur-unsur manajemen :
1. Manusia (Man)
2. Uang (money)
3. Bahan baku (material)
4. Mesin (machine)
5. Metode (Method)
Saran
Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, seperti dalam hal penulisan atau apabila
menemui kalimat yang sukar untuk dimengerti maknanya. Dalam hal ini penulis mengharapkan saran
dan kriktik yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Cetakan Pertama. Penerbit Nuha Medika,
Bantul- Yogyakarta
Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta : Internasional
Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific Manila Philippines
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung.
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, & Kesehatan Kerja.
Sukabumi: Yudhistira.