Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan gemelli merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi yang disebabkan oleh faktor distosia atau pelaksanaan
persalinan. Telah lama diketahui bahwa persalinan kembar adalah suatu
bidang risiko tinggi dalam angka kematian ibu dan anak. Angka
kematian ibu akan meningkat lima kali lebih besar dari pada persalinan
tunggal. Sebagian besar karena faktor tidak diketahui pada proses
persalinan, seperti lahir mati, efek prematuritas dan kelainan kongenital.
Pada persalinan pervaginam akan menjadi suatu masalah dengan
risiko yang spesifik. Untuk menyelamatkan diperlukan intervensi, seperti
terminasi operasi sesar, dengan melihat proses dari persalinannya
terlebih dulu (Sarwono, 2009).
Data yang diperoleh dari Profil kesehatan bulan Januari –Desember
2009 jumlah ibu bersalin sebanyak 918.360, dari data tersebut jumlah
kasus ibu bersalin spontan 823.264 (89.64 %) kasus, ibu yang melahirkan
dengan gemelli sebanyak 1.480 kasus (0.16%). Sebanyak 2.845 (0.30%)
dilakukan terminasi sesar karena indikasi dan sisanya persalinan dengan
kasus-kasus lain. Pada wanita hamil kembar akan terjadi distensi uterus
yang berlebihan yang dapat menyebabkan ketuban pecah dini baik aterm
maupun preterm.
Hal ini dapat menyebabkan risiko infeksi pada ibu dan bayi yang
terkadang sulit diprediksi. Dan Juga dapat mengakibatkan distosia.
Gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab diantaranya yaitu faktor
bangsa, faktor umur, paritas, keturunan. (Rustam, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas di dapatkan rumusan masalah :
1. Apa Definisi dari Gemelli ?

2. Bagaimana Etiologi dari Gemelli ?

3. Bagaimana Klasifikasi dari Gemelli ?

4. Bagaimana Patofisiologi dari Gemelli ?

5. Apa Komplikasi dari Gemelli ?

6. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik dari Gemelli?

7. Bagaimana Dampak dari Gemelli ?

8. Bagaimana Asuhan Keperawaran dari Gemelli ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengerti dan memahami


tentang Asuhan Keperawatan dari Klien gemelli.

1.3.2 Tujuan Khusus

Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang :

1. Dapat memahami Definisi dari Gemelli

2. Dapat mengetahui Etiologi dari Gemelli


3. Dapat mengetahui Klasifikasi dari Gemelli

4. Dapat memahami Patofisiologi dari Gemelli

5. Dapat mengetahui Komplikasi dari Gemelli

6. Dapat memahami Pemeriksaan Diagnostik dari Gemelli

7. Dapat mengetahui Dampak dari Gemelli

8. Dapat memahami Asuhan Keperawaran pada Klien Gemelli

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
dan membuat asuhan keperawatan pada klien gemelli, serta mampu
mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gemelli


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut
kalender Internasional (Wiknjosatro, 2007:286). Jadi Kehamilan adalah
rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan
ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm.

Sedangkan Gemelli atau kehamilan ganda adalah Suatu kehamilan


dimana terdapat dua maupun lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan
ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum di lepaskan dan dibuahi atau
apabila satu ovum dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua
embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal
(Nugroho,2012).

Kehamilan kembar (multiple gestations) juga dikenal sebagai


kehamilan multipel (kehamilan dengan lebih dari satu janin) multiple
pregnancy. Keadaan ini dianggap sebagai komplikasi kehamilan karena
tubuh ibu hamil harus menyesuaikan diri dengan akibat yang
ditimbulkan oleh janin yang jumlahnya lebih dari satu itu (Saputra,2012).
Kehamilan ganda ialah kehamilan dengan 2 janin atau lebih.
Kehamilan ganda termasuk dalam risiko tinggi karena kematian neonatus
10 kali dari hamil tunggal dan kematian tunggal. Kematian perinatal janin
pertama 9 kali dari hamil tunggal dan kematian perinatal janin kedua 11
kali dari hamil tunggal. Walaupun angka kejadian kehamilan ganda yang
telah dilaporkan adalah sebesar 1-3% dari seluruh kehamilan,tetapi angka
kejadian dari seluruh hasil konsepsi yang sesungguhnya adalah lebih
tinggi. Hal ini karena pada studi eidemiologis tidak memasukkan terjadi
abortus spontan dan lahir mati. Angka kejadian yang dilaporkan hanya
kehamilan ganda yang lahir hidup. Jika terjadi ancaman abortus pada
akhir trimester I, keadaan ini dapat dipantau terus sampai terjadi resorpsi
sempurna dan janin yang masih dapat hidup terus sampai lahir tanpa
meninggalkan bekas apa pun (Feryanto,2011).

2.2 Etiologi Gemelli


Menurut dr. Taufan Nugroho di buku Patalogi Kebidanan (2012) ada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan kembar yaitu :
1. Faktor Umur
a. Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun sampai
dengan 7,frekuensi kehamilan ganda akan meningkat.
b. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya, bila
dibandingkan dengan wanita yg berusia diantara 35 sampai 40
tahun dengan 4 anak atau lebih.
2. Faktor Paritas
a. Paritas adalah jumlah yang diakhiri dengan kelahiran janin
yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28
minggu atau 1000 gram) (Varney, 2001).
b. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya, bila
dibandingkan dengan wanita yg berusia diantara 35 sampai 40
tahun dengan 4 anak atau lebih.
c. Peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang
berkaitan dengan meningkatnya paritas.
d. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3
% dibandingkan dengan kehamilan keempat 2,7 %.

3. Faktor Ras
a. Menurut Koentjaningrat ras adalah suatu golongan manusia
yang menunjukan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu
frekuensi yang besar (bersifat jasmani).
b. Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang
nyata diantara berbagai ras yang berbeda.
c. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda
terjadi 1 diantara 100 kehamilan pada orang kulit putih,
sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
d. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada
frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot.
e. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan
tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan
multiple ovulasi.
4. Faktor Keturunan
a. Gen adalah potongan DNA (deoksiribonukleat acid) yang
diwariskan dari orang tua kepada anak–anaknya yang
menentukan siapa kita dan bagaimana kita berfungsi pada tingkat
selular dasar. Pewarisan informasi genetik adalah suatu peristiwa
pemastian bahwa pewarisan gen–gen antar generasi terjadi tanpa
ada kesalahan dan pemberian kesempatan yang terjadi variasi gen
agar spesies dapat beradaptasi dan bertahan hidup. Kadang–
kadang kesalahan (mutasi) menyebabkan spesies yang
bersangkutan semakin maju namun adakalanya mutasi
menyebabkan penyakit dan kematian (Corwin, 2000).
b. Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih
penting dari genotip ayah.
c. White dan Whyshak (1964) menemukan bahwa para wanita
yang dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran.
Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami
kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per
116 kehamilan.
d. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak
kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata juga kembar, tetapi
hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka kembar, keterangan
didapatkan bahwa slah satu sebabnya adalah multiple ovulasi
yang diturunkan.

2.3 Klasifikasi Gemelli


1. Kehamilan Monozigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan
membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama, kehamilan
ini juga disebut hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau
hamil kembar uniovuler, karena berasal dari satu ovum.Kehamilan
monozigotik merupakan hasil dari pembelahan ovum yang telah dibuahi
pada bermacam-macam fase pertumbuhan. Penyebab yang pasti belum
diketahui, tetapi mungkin disebabkan implantasi. Angka kejadian kembar
monozigotik relatif tetap seluruh dunia dibandingkan dengan kembar
dizigotik. Angka kejadian tersebut ialah 4 per 1.000, tanpa dipengaruhi oleh
fertilitas, ras, atau faktor-faktor lingkungan lain. Kematian dan kesakitan
perinatal hamil kembar monozigotik bergantung dari variasi plasenta yang
terjadi pada saat pembelahan ovum yang telah dibuahi (Feryanto, 2011).
Menurut Mocthar yang tercantum di buku sinopsis obstetri fisiologi dan
patologi (2011), kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut
kembar monozigotik atau disebut juga identik, humolog, atau uniovuler,
dapat terjadi karena :
a. Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula.
b. Hambatan pada tingkat segmentasi.
c. Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi belum primitive
streak.

Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion 2


amnion. (B): 2 plasenta (me

njadi satu), 2 korion, 2 amnion


(Wiknjosastro,
2007:390).

2. Kembar Dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yng berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah
dibuahi, sebagian besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan
kembar frateral (Nugroho, 2012).Angka kejadian kembar dizigotik berbeda
pada setiap golongan masyarakat. Kembar dizigotik terjadi karena adanya
ovulasi berulang akibat rangsangan FSH dan LH surge. Gonadotropin
eksogen,klomifen sitrat, dan obat-obatan serupa yang dipakai untuk
pengobatan infertilitas akan merangsang pengeluaran FSH sehingga akan
terjadi ovulasi berulang yang berakibat terjadinya kehamilan ganda. Wanita
dengan hamil kembar mempunyai kadar FSH dan LH yang lebih tinggi dari
pada wanita dengan hamil tunggal (Feryanto, 2011).
Menurut Mocthar yang tercantum di buku sinopsis obstetri fisiologi dan
patologi (2011), kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik
yang berasal dari 2 telur disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal,
kedua telur bisa berasal dari :
a. ovarium dan dari 2 folikel de graff.
b. ovarium dan dari 1 folikel de graff.
c. 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.

3. Conjoined twins, superfekkundasi 2 superfetasi Conjoined twins atau


kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu dengan yang
lainnya. Misalnya torakopagus(dada dengan dada), abdominopagus
(perlengketan antara kedua abdomen), kraniopagus (kedua kepala) dan
sebagainya. Banyak kembar siam telah dapat dipisahkan secara operatif
dengan berhasil. Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang
dikeluarkan dalam ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan
pada jarak waktu yang pendek.

Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya


faktor penghambat (Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (2

4 hari). (B). Hambatan dalam tingkat blastula (4
– 7 hari). (C).
Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum
primitive streak
(Wiknjosastro, 2007:
388)

4. Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan


5. zigotik (satu telur dan dua telur):
6. Tabel 2.2
7. Perbedaan Kembar Monozygotik dan Zygotik
8. Perbedaan
9. Kembar Monozigot
10. Kembar Dizigot
11. Plasenta
12. 1 (70%)
13. 2 (30%)
14. 2 (± 100%)
15. Khorium
16. 1 (70%)
17. 2 (30%)
18. 2 (± 100%)
19. Amnion
20. 1 (70%)
21. 2 (30%)
22. 2 (± 100%)
23. Tali pusat
24. 2
25. 2
26. Sirkulasi darah janin
27. Bersekutu
28. Terpisah
29. Sekat kedua kantong
30. 2 lapis
31. 4 lapis
32. Jenis kelamin
33. Sama
34. Sama atau tidak
35. Rupa dan sifat
36. Sama
37. Agak berlainan
38. Mata, kuping, gigi, kulit
39. Sama
40. Berbeda
41. Ukuran antropologik
42. Sama
43. Berbeda
44. Sidik jari
45. Sama
46. Berbeda
47. Cara pegangan
48. Bisa sama
49. Bisa satu kidal
50. yang lain kanan
51. Sama,bisa keduanya
52. kanan
53. Sumber: Mochtar, Roestam (2012:260)
Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion
(melekat menjadi satu), 2 amnion. (B):

2 plasenta (menjadi
satu), 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (C): 1 plasenta, 1
korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D):
1 plasenta, 1 korion
amnion (Wiknjosastro, 2007:
389).

2.4 Patofisiologi Gemelli


Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi menjadi dua.
Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang
berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,
sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang
dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel
telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan
kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu
membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada
kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0-72 jam, 4–
8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan
terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan
dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan
kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.
Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak
makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi
bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan
plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membela dengan
baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup
besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur
menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot
yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah
pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna.
Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor
yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan
dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.

2.5 Komplikasi Gemelli


Menurut Hartono, dkk (2006:852-897) beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada janin yang dilahirkan pada kehamilan kembar diantaranya
adalah:
1. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan
kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit
(NICU). Sekitar 50 persen kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan
37 minggu. Lamanya kehamilan akan semakin pendek dengan
bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar 20% bayi dari kehamilan
multipel merupakan bayi dengan berat lahir rendah.
2. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali
lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang
dilahirkan pada usia kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal sebagai
Respiratory Distres Syndrom (RDS) Adalah penyebab tersering dari gagal
nafas pada bayi prematur. Terjadi segera setelah atau beberapa saat setelah
bayi lahir. Ditandai dengan sukar bernafas, cuping hidung, retraksi dinding
dada dan sianosis yang menetap dalam 48-96 jam pertama kehidupan.
Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar monozigotik
dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi dari sepasang
bayi kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua lebih cenderung
menderita HMD dibandingkan dengan bayi pertama.
3. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk
mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai
sebab. Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan
menyebabkan asfiksia janin. Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada
bayi kembar dua dan 30 kali lebih sering pada bayi kembar tiga
dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada kehamilan kembar
memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas perinatal lebih tinggi.
4. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah
adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal
dengan berat badan yang sama.
5. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar
trimester pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir.
Kehamilan kembar sekarang diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara
semua konsepsi spontan, tetapi hanya 14 persen di antaranya yang bertahan
sampai aterm. Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap, tetapi pada
banyak kasus, satu janin yang meninggal atau sirna (vanish) dan kehamilan
berlanjut sebagai kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi kembar
meninggal atau sirna (vanish) pada trimester kedua. Keadaan ini dapat
menyebabkan kelainan genetik atau kelainan neurologik/defek neural tube
pada janin yang tetap bertahan hidup.
6. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi
Balik Arteri pada
Janin Kembar (twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung,
kadang-kadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta
monokorionik dapat dari arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena.
Biasanya cukup berimbang dengan baik sehingga tidak ada salah satu janin
yang menderita. Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang
biasanya diikuti dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu
kembar mengalahkan yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan
aliran darah dari kembarannya. Darah arteri yang sudah terpakai dan
mencapai kembar resipien cenderung mengalir ke pembuluh-pembuluh
iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagian
atas. Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala disebut akardius
asefalus. Kepala yang tumbuh parsial dengan alat gerak yang masih dapat
diidentifikasi disebut akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua
struktur disebut akardius amorfosa.
7. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran
lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan
pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan
mungkin mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai
hidrops fetalis. Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl
dan 20% berat badan pada sindrom ini. Kematian kembar donor dalam
uterus dapat mengakibatkan trombus fibrin di seluruh arteriol yang lebih
kecil milik kembar resipien. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh transfusi
darah yang kaya tromboplastin dari janin donor yang mengalami maserasi.
Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi intravaskular
diseminata.
8. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan
kantung amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan
cakram mudigah tidak sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar
dempet. Terdapat beberapa jenis kembar siam, yaitu:
a. Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-
40%). Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung
hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi
adalah rendah.
b. Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut
(34%). Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung
masing-masing, tetapi kembar siam ini biasanya hanya
memiliki satu hati, sistem pencernaan, dan organ-organ lain.
c. Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid
cartilage.
d. Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).
e. Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala
dengantubuh terpisah.
f. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) Pada kehamilan
kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau
kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin
yangterbentuk, maka kemungkinan terjadinya IUGR semakin
besar.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Gemelli


1. Rontgen foto abdomen
Tampak gambaran 2 janin
2. Ultrasonografi
Bila tampak 2 janin yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada
triwulan satu
3. Elektrokardiogram total
Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari dua janin.

2.7 Dampak terhadap kebutuhan Dasar manusia


BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GEMELLI

3.1 Pengkajian
Data Subyektif
Sumber data subyektif adalah data yang diperoleh dari wawancara
langsung kepada klien dan keluarga yang terdiri dari biodata nama,
umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat(data didapatkan dari
ungkapan ibu dan data penunjang yaitu KTP), riwayat perkawinan,
keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kebidanan, riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, riwayat kehamilan sekarang,
riwayat kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga, pola kebiasaan
sehari-hari, data psikososial dan data belakang sosial budaya. Pada data
subyektif terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus. Pada persalinan dengan gemelli biasanya terjadi pada usia ibu
yang terlalu tua, multiparitas dan mempunyai riwayat keturunan
kembar. Pendapat penulis bahwa persalinan dengan gemelli tidak selalu
disebabkan karena umur yang terlalu tua dan mempunyai riwayat
keturunan kembar, jadi harus diwaspadai juga pada semua persalinan
karena dapat beresiko terjadinya gemelli.

Data Obyektif
Pengumpulan data obyektif di dapatkan dari pemeriksaan fisik umum
(keadaan umum, kesadaran, postur tubuh, cara berjalan), tanda-tanda
vital (tekanan darah, pernafasan, suhu, dan nadi), pemeriksaan fisik
khusus (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) dan data penunjang
lainnya seperti VT dan pemeriksaan laboratorium. Pada tinjauan pustaka
menyebutkan bahwa pasien dengan gemelli biasanya dari hasil
pemeriksaan penunjang, hemoglobin mengalami penurunan, sedangkan
pada tinjauan kasus hemoglobin pasien normal. Jadi pada langkah ini
terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
(Sarwono, 2009)Pendapat penulis bahwa pada persalinan dengan gemelli
tidak semuanya menyebabkan anemi

3.2 Dagnosa Keperawatan


3.3 Intervensi Keperawatan
3.4 Implementasi Keperawatan
3.5 Evaluasi Keperawatan
4
1 . A
n a m
n e s
a Pada anamnesa dapat diketahui
a d a n y a a n a k k e m b a r d a l a m k e l u a r g a , u m u r d a n paritas
ibu hamil juga diperhatikan.Ibu merasa bahwa perutnya lebih besar dari
semestinya kehamilan, dan pergerakananak mungkin lebih sering
terasa.Kaji keluhan subjektif seperti: perasaan berat, sesak napas,
bengkak kaki dan lain –
lain.2 . P e m e
r i k s a a
n
f i s i k . a . I n
s p e k s i Perut lebih besar dari tuanya
kehamilan. b . P a l p a s i Fundus uteri lebih tinggi tidak
sesuai dengan usia kehamilan. Teraba 3 bagian b e s a r j a n i n ,
teraba 2 balotement, teraba gerakan – gerakan janin
yang l e b i h banyak, serta teraba banyak bagian – bagian
kecilc . A u s k u l t a s i Terdengar 2 denyut jantung janin
pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan
sedikitnya 10 denyut permenit atau sama – sama dihitungdan berselisih
10.d . V a g i n a l t o u c h e r Mungkin teraba kepala
yang sudah masuk kedalam rongga pinggul
d i a t a s simphisis teraba bagian besar.
5 B . D I A G N O S A
K E P E R A W A T A N PRE OPERASI
6 1 . K e t i d a k s e i m b a n g a n
n u t r i s i k u r a n g d a r i
k e b u t u h a n t u b u h b . d
m u a l , muntah, anoreksia.
7 P e r u b a h a n e l i m i n a s i u r i n e b . d
p e m b e s a r a n u t e r u s d a n
p e n i n g k a t a n tekanan abdomen.3 . R e s i k o
tinggi intoleransi aktivitas b.d
kepekaan ut erus me ning kat. 4 . A n s i e t a s
b . d k e m u n g k i n a n k e l a h i r a n
p r e m a t u r , a n c a m a n y a n g d i r a s a k a n atau
aktual terhadap janin dan diri sendiri.5 . K u r a n g
p e n g e t a h u a n m e n g e n a i s i t u a s i
r e s i k o t i n g g i b . d
k u r a n g n y a informasi.
8 POST OPERASI
9 1.Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
10 C . I N T E R V E N S I K E P E R A W A T A N PRE
OPERASIDiagnosa I: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d mual,muntah, anoreksia
11 Tujuan: kebutuhan nutrisi adekuat.Kriteria hasil:- m u a l dan
m u n t a h b e r k u r a n g . -Berat badan meningkat karena
adanya kehamilan ganda dan sesuai d e n g a n usia
kehamilan.- N a f s u makan
m e n i n g k a t . Intervensi:1 . K a j i p o l a m a k a n k l i e n s a a t i n i
dan masa lalu.Rasional: memastikan status nutrisi
sebelum konsepsi adalah penting u n t u k manajemen
perkembangan janin yang tepat, khususnya jaringan otak pada
mingguawal kehamilan.2 . T i m b a n g berat badan klien,
bandingkan berat badan saat ini dengan berat
b a d a n kehamilan.Rasional: berat badan yang kurang beresiko
terhadap anemia, defisiensi vitamin, mineral, protein.3 . B e r i k a n
informasi tentang resiko penurunan berat badan
s e l a m a k e h a m i l a n d a n tentang kebutuhan makanan klien dan
janin.
12
13 Rasional: meningkatkan pengetahuan klien guna memperbaiki status
gizi.4 . A n j u r k a n makan sedikit tapi sering dan
sajikan dalam keadaan hangat,
m e n u seimbang.Rasional: menghindari mual saat makan sehingga
makanan dapat masuk ke tubuh.
14 Diagnosa II: Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan
peningkatantekanan abdomen.
15 Tujuan: Pola elminasi BAK normal (frekuensi, jumlah).Kriteria hasil:-
Fekuensi berkemih 6 – 7 k a l i / h a r i . -Dapat
mengidentifikasi cara – cara untuk mencegah statis
u r u n a r i u s . Intervensi:1 . B e r i k a n informasi tentang
perubahan perkemihan sehubungan dengan
t r i m e s t e r ketiga.Rasional: membantu klien memahami alasan
fisiologis dari frekuensi berkemih dannokturia. Pembesaran uterus
trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih,mengakibatkan
sering berkemih.2 . A n j u r k a n k l i e n u n t u k m e l a k u a k n p o s i s i
miring kiri saat tidur, perhatikan
k e l u h a n nokturia.Rasional: meningkatkan perfusi ginjal, memobilisasi
bagian yang mengalami edemadependen, edema berkurang pada pagi
hari (pada kasus edema fisiologis).3.Berikan informasi mengenai
perlunya masukan cairan 6 sampai 8 gelas perhari. Rasional:
mempertahankan tingkat cairan.
16 Diagnosa III: Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d kepekaan uterus meningkat.
17 Tujuan: Kebutuhan ADL klien terpenuhi.Kriteria hasil:- K l i e n d a p a t
menyatakan kesadaran terhadap toleransi aktivitas. -
Klien dapat merencanakan perubahan yang perlu pada
g a y a h i d u p / a k t i v i t a s setiap hari.- B e b a s d a r i k e l e l a h a n
berlebihan atau kepekaan / kontraksi terus
m e n e r u s dari uterus
18 Intervensi:1.Anjurkan klien melakukan aktivitas dengan
istirahat yang cukup.Rasional: menghemat energi dan
menghindari pengerahan tenaga terus menerus untuk
meminimalkan kelelahan.2.Anjurkan istirahat yang adekuat dan
penggunaan posisi miring kiri.Rasi onal: meningkatkan aliran
darah ke uterus dan dapat menurunkan
kepekaanuterus.3 . I n s t r u k s i k a n k l i e n u n t u k m e n g h i n d a r i
a k t i v i t a s / k e r j a b e r a t , d a n p e r j a l a n a n j a u h (dengan motor)
lebih dari 1 – 2 jam.4.Tekankan pentingnya aktivitas hiburan yang
tenang.Rasional: mencegah kebosanan dan menigkatkan kerja
sama dengan pembatasan aktivitas.
19 Diagnosa IV: Ansietas b.d kemungkinan kelahiran prematur,
ancaman yangdirasakan atau aktual terhadap janin dan diri sendiri.
20 Tujuan: Ansietas berkurang / hilang.Kriteria hasil:- K l i e n
t a m p a k r i l e k s . -Klien melaporkan ansietas
berkurang sampai tingkat dapat
d i a t a s i . Intervensi:1 . P e r h a t i k a n tingkat ansietas dan
derajat pengaruh terhadap kemampuan
u n t u k berfungsi / membuat keputusan.Rasional: stress yang tidak
diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian tugas –
tugaskehamilan.2.Tinjau ulang kemungkinan kemungkinan
sumber ansietas.Rasional: kehamilan tidak lengkap
dihubungkan dengan beberapa ansietas bagi klien.3 . K a j i
tingkat stress klien / pasangan berhubungan
dengan komplikasi m e d i s , hubungan pasangan,
hubungan dengan anggota keluarga, dan ketersediaan
d a n jaringan kerja pendukung.Rasional: pola hubungan yang buruk
akan meningkatkan tingkat stress.
21 Anjurkan klien / pasangan mengekspresikan
perasaan frustasi yang b e r k e n a a n dengan aturan
terapi dan atau perubahan gaya hidup. Jelaskan pada klien
bahwa pengungkapan dapat diterima dan penting.Rasional: Klien
membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk
mengungkapkanrasa marah/frustasi tentang perubahan dalam
hidup keluarga untuk meminimalkanansietas.5.Berikan
informasi yang tepat secara individu mengenai intervensi atau
tindakan dandampak potensial kondisi pada klien dan janin.Rasional:
membantu untuk menurunkan ansietas karena ketidaktahuan.
22 Diagnosa V: Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d
kurangnyainformasi.
23 Tujuan: menyatakan pemahaman mengenai situasi resiko tinggi dari
kehamilan ganda.Kriteria hasil:- K l i e n dapat
mengungkapkan kesadaran akan kondisi yang
membuat k l i e n beresiko.- K l i e n dapat menyebutkan
kemungkinan tindakan pencegahan. -Klien
berpartisipasi untuk mencapai kemungkinan kehamilan
dan p e r s a l i n a n terbaik.Intervensi:1.Berikan informasi yang
adekuat berhubungan dengan situasi resiko tinggi,
termasuk penjelasan yang singkat dan sederhana dari perubahan
patofisiologis dan implikasimaternal dan janin.Rasional: Meningkatkan
pemahaman klien.2 . B e r i k a n informasi yang tepat
berkenaan dengan skrining dan metode tes
s e r t a prosedur.Rasional: Memberikan kepuasan pada pasien akan
informasi.3.Identifikasi tanda –tanda bahaya yang memerlukan
pemberitahuan segera terhadap pemberi perawatan kesehatan
(misal: KPD, persalinan preterm, perdarahan vaginal).Rasional:
Pengenalan situasi beresiko tinggi mendorong evaluasi / intervensi
segera,yang dapat meningkatkan atau membatasi hasil.
24 POST OPERASIDiagnosa I: Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
25 Tujuan: Tidak terjadi infeksi.Kriteria hasil:- T i d a k terdapat
tanda gejala infeksi- T T V dalam batas
n o r m a l . Intervensi:1 . K a j i suhu dan pernapasan
k l i e n Rasional: Peningkatan TTV dapat mennunjukkan terjadinya
infeksi.2.Perhatikan jumlah dan bau rabas lokhea. Tinjau ulang
kemajuan normal dari rubra ke serosa ke alba.Rasional: Lokhea
normal mempunyai bau amis, namun ada endometritis,
rabasmungkin purulen dan bau busuk tidak menunjukkan perubahan
normal.3 . R a w a t luka post operasi SC dengan teknik
a s e p t i k s e c a r a r u t i n , d a n l a p o r k a n b i l a terdapat tanda gejala
infeksi.Rasional: Perawatan lukan secara aseptik dapat mengurangi
resiko infeksi.4.Kolaborasi medis pe mberian antibiotika, anti
inflamasi.Rasional: Untuk penatalaksanaan mencegah infeksi.5.Beri
nutrisi yang cukup dan menu seimbang, serta masukan cairan
yang adekuat.Rasional: Mempercepat penyembuhan luka.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14182
http://audihusadamedan.ac.id/files/pdf/160617091936

ida susila. Nur istiqomah


http://journal.unisla.ac.id/pdf/19512013/4.%20Asuhan%20kebidanan%20p
ada%20Ny%20I%20GII%20inpartu.pdf

Anda mungkin juga menyukai