Anda di halaman 1dari 7

Model pengambilan keputusan diantaranya:

1. Rasional, model perilaku manusia berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang,


organisasi, dan bangsa menjalankan kalkulasi pemaksimalan nilai, yang secara
mendasar konsisten. Pengambialan keputusan yang rasional merukan proses
yang komplek. Tahapan rasional decision making proses:
2. Mengenal permasalahan.
3. Definisikan tujuan.
4. Kumpulkan data yang relevan.
5. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible).
6. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternative terbaik.
7. Modelkan hubungan antara kriteria, data, dan alternative.
8. Prediksi hasil dari semua alternative.
9. Pilih alternative terbaik.
10. Organisasional, model-model pengambilan keputusan yang memperhitungkan
karakteristik politik dan structural dari organisasi.
11. Birokrasi, apapun yang dilakukan organisasi adalah hasil dari rutinitas dan
proses bisnis yang terasah oleh penggunaan aktif selama bertahun-tahun.
12. Keputusan klasik (classical dision), berpandangan bahwa manager bertindak
dalam kepastian. Merupakan model yang sangat rasional untuk pembuatan
keputusan manajerial.
13. Keputusan administrasi, menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan
keputusan menghadapi 3 kondisi:
14. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
15. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
16. Cepat puas (satisfice).

3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam


perspektif, yaitu:

1. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)

Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak


memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin,
kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap,
ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar informasi, dan batas-batas
kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari oleh pembuatan keputusan efektif
adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran organisasi jelas
terbayang dalam benak.

1. Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk
menyederhanakan pembuatan keputuasan

1. Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)

Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat
keputusan, “siapa yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang
harus dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.

Model pengambilan keputusan bisa dilakukan secara individual, kelompok, tim,


panitiaan, dewan, komisi, atau cara reverendum mengajukan usul tertulis. Cara
pengambilan keputusan denga cara mengolah data dan penilaian, baik kualitatif
dan kuantitatif merupaka teknik pengambilan keputusan. Teknik pengambilan
keputusan diperlukan suatu kemampuan.

2.2 Klasifikasi model pengambilan keputusan:

Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah


ini disampaikan beberapa klasifikasi saja.

1. Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model


perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti
purpose.
2. Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model
tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang
kesehatan, dan sebagainya.
3. Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan
nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
4. Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
5. Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model
non konflik, dan sebagainya.
6. Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika
perlu digunakan; lain-lain.
7. Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model
global, model keseluruhan, dan lain-lain.
8. Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah
direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu
dibicarakan juga.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Quade:

1. Model kuantitatif
Serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan
matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau
merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk
computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui
asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa
menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik)
atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.

2. Model kualitatif

Didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan


dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari
deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih
bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan
model.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Gullet dan Hicks:

1. Model Probabilitas

Umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep


nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and expected
value). Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event
occuring).

Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic


dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui
sampel dari populasi tersebut.

Banyak kemungkinan dalam rangka pengambilan keputusan dalam organisasi,


yang semuanya bertujuan mendapatkan sesuatu yang diharapkan masa mendatang,
misalnya agar nantinya dapat menanggulangi terhadap kesulitan-kesulitan dalam
masa resesi, untuk dapat menaikkan tingkatan pendapatan masyarakat, lain
sebagainya.

2. Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue)

Dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti


menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi
dan kondisi yang akan datang. Adapun nilai yang diharapkan dari setiap peristiwa
yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan
nilai kondisional. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya
peristiwa yang diharapkan masih diragukan.

3. Model Matriks
Selain model probabilitas dan nilai harapan (probability and excpected value), ada
juga model lainnya. Model lainnya adalah model matriks (the payoff matrix
model). Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi
antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Welch and Comer:

1. Model Pohon Keputusan (Decision Tree Model)

Suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk
merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen-komponen,
kemudian dibuatkannya alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi
masing-masing.

Pohon keputusan dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul


dalam proyek yang sedang ditangani. Welch and Comer memberikan definisi
sebagai berikut : “The decision tree is a simple diagram showing the possible
consequences of alternative decision. The tree includes the decision nodes chance
modes, pay offs for each combination, and the probabilitie of each event.”

Menurut Welch, ada 4 komponen dari pohon keputusan yakni :

1. Simpul Keputusan,
2. Simpul Kesempatan,
3. Hasil dari kombinasi, dan
4. Kemungkinan-kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi.

Diagram pohon ini salah satu langkah yang diperlukan dalam pengambilan
rancangan bangun proyek. Adapun langkah-langkah perlu dilakukan secara
berturut-turut sebagai berikut:

1. Mengadakan indentifikasi jaringan hubungan komponen-komponen yang ada


secara bersama-sama membentuk masalah tertentu yang nantinya harus
dipecahkan melalui diagram keputusan.
2. Masalah utama iitu kemudian dirinci kedalam masalah yang lebih kecil.
3. Masalah yang sudah mulai terinci itu kemudian dirinci lagi kedalam masalah
yang lebih kecil.
4. Model kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh)

Kurva berbentuk garis dimana titik yang berada pada garis kurva tersebut
mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama.

Kurva Indiferen mempunyai 4 ciri penting , yaitu :


1. Kurva indiferen membentuk lereng yang negatif. Kemiringan yang ngatif
menunjukkan fakta atau asumsi bahwa satu dapat diganti dengan komoditas
lain sehingga konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang tetap sama.
2. Jika ada dua kurva indiferen dalam suatu keadaan atau lingkupan maka
keduanya tidak akan saling berpootngan
3. Hasil yang diperoleh dari asumsi ialah bahwa kurva indiferen ditarik melalui
setiap titik sehingga membentuk gari kurva.
4. Kurva indiferen dibutuhkan bagi pengorbanaan tertentu untuk mendapatkan
kepuasan yang optimal.
5. Model Simulasi Komputer

Pengambilan keputusan siperlukan rancangan bangun (design) yang biasanya


menggunakan komputer yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan
organisasi.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Robert D.Spech:

1. Model Matematika

Menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan kerja,


dsb. komputer dapat digunakan begitu pula dengan kalkulator yang dapat
digunakan sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator.

2. Model Simulasi Komputer

Merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan
peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya.

3. Model Permainan Operasional

Dalam model ini manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan.
Informasi diperoleh dari komputer atau video game yang menyajikan masalahnya.
Misalnya seperti pada permainan perang-perangan (war games),video memberikan
informasi dan menyajikan masalah yang berupa datangnya musuh yang akan
menyerang kita dengan macam-macam cara penyerangan. Kita diminta
mempertahankan diri dan menghancurkan musuh dengan peralatan yang telah
disediakan pada video games tersebut.

4. Model verbal

Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih
bersifat bukan kuantitatif. Dari analog itu kemudian dibuat dalilnya yang kemudian
diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang nonkuantitatif.
Anthony down memberikan contoh model verbal yang berupa atau menyangkut
birokrasi. Down memandang birokrasi sebagai organisasi yang memiliki 4
ciri,sebagai berikut.

1. Birokrasi mempunyai lingkungan yang cukup luas dimana peringkat tertinggi


hanya mengetahui kurang dari setengah dari seluruh anggotanya secara
pribadi. Ini berarti bahwa birokrasi itu menghadapi masalah administratif
substansial.
2. Bagian terbesar dari anggotanya adalah karyawan penuh yang sangat
menggantungkan dari pada kesempatan kerja dan gajinya pada organisasi itu.
Ini berarti bahwa pada anggotanya sangat terikat pada pekerjaannya.
3. Upahnya, kenaikan pangkatnya, dan sebagainya itu sangat tergantung pada
prestasinya dalam organisasi itu atau ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh
organisasi tersebut.
4. Sebagian besar dari hasil itu secara tidak langsung dinilai dalam pasaran.
Prestasi kerja para anggota atau karyawan secara tidak langsung juga ikut
menentukan pasaran hasil organisasinya/perusahaannya.

Dengan demikian, maka faktor intern (fungsi) dan faktor ekstern (lingkungan) ikut
berperan dan oleh karena itu perlu mendapat perhatian. Dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pimpinan, maka analogi terhadap berlakunya dalil
dan faktor-faktor tersebut harus juga menjadi bahan pertimbangan.

5. Model fisik

Dalam menjalankan kebijakan pemerintah model fisik ini tidak begitu penting
untuk dianalisis. Model ini,misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan
atau tata kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model
perencanaan jaringan kerja atau model PERT dan yang sejenisnya. Model ini
merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan
pengembangan yang cukup kompleks. Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan
secara serentak, dalam arti tidak usah berurutan dan bagian-bagian mana yang
mengerjakan bagian berikutnya. Ini lebih merupakan tugas dan pengambilan
keputusan seorang insinyur daripada policy maker.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Fisher:

1. Model Preskiptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan


dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang
membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebtu juga sebagai model
normatif.

Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
1. Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
2. Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
3. Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi
situasi tersebut.
4. Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang
telah dievaluasi.
5. Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil
keputusan.

2. Model Deskriptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini


juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya.
Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan
untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian
masalah.

2.3 Model Perilaku Pengambilan keputusan

1. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan
orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama
dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
2. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih
berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan
yang memuaskan
3. Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan
merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil
keputusan
4. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih
mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan
keputusan
5. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat
kompetitif
6. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang
sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan
situsai dibawah sadar.

Anda mungkin juga menyukai