Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH NERACA MASSA DAN ENERGI

“MIXING, DRYING, CRYSTALLIZATION, DAN


DISTILLATION”
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Neraca Massa dan Energi

Dosen : Ir. R. TD. Wisnu Broto, MT

Disusun oleh :

Rizka Lestari Dewi (40040117640026)


RizqiFadhilah Harun (40040117640028)
M. Ravi Bachtiar S (40040117640029)
Hovivah (40040117640030)
SyavielaViagulSams Putra (40040117640051)

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.salawat serta salam semoga diberikan
pada Nabi kita Muhammad SAW. Alhamdulilah kita panjatkan puji syukur kehadiran Allah
SWT yang telah memberikan hidayah dan rahmatnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pada mata kuliah Neraca Massan dan Energi dengan topic Mixing,
Drying, Crystallization, dan Distillation.

Makalah yang kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Neraca
Massan dan Energi semester 2, Penulis mengucapkan terima kasih pada piha-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat – sangat menyadari akan kekurangan dan kelalaian kami dalam
penulisan makalah ini baik dalam bentuk penyajian dan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
kontruktif demi penyusunan – penyusunan selanjutnya.

Akhir kata kami ucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih.

Semarang , Mei 2018

Penyusun

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. i


MIXING

Mixing adalah suatu proses pencampuran bahan sehingga dapat bergabung menjadi suatu
homogen yang bersifat seragam dan memiliki penyebaran yang sempurna. Mixing terdiri
daro 5 macam, yaitu:

A. Mixing liquids with liquids


Pencampurancairan yang dapat larut atau setidaknya larut satu sama lain sering terjadi
dalam rekayasa proses (dan dalam kehidupan sehari-hari). Contohsehari-hari adalah
penambahan susu atau krim ke teh atau kopi. Karena kedua cairan itu berbasis air, mereka
mudah larut satu sama lain. Momentum cairan yang ditambahkan kadang-kadang cukup
untuk menyebabkan turbulensi yang cukup untuk mencampur keduanya, karena viskositas
kedua cairan relative rendah.

B. Mixing gases with liquids


Cairan dan gas biasanya dicampur dengan transfer massa untuk terjadi. Misalnya, dalam
kasus pengupasan udara, gas digunakan untuk menghilangkan volatile dari cairan

C. Multiphase mixing
Pencampuran multifasa terjadi ketika padatan, cairan dan gas digabungkan dalam satu
langkah. Ini dapat terjadi sebagai bagian dari proses kimia katalitik, di mana reagencairdan
gas harus dikombinasikan dengan katalis padat (sepertihidrogenasi); atau dalam fermentasi

D. Mixing solids with liquids


Salah satu contoh proses pencampuran padat-cair dalam industry adalah pencampuran
beton, di mana semen, pasir, batukecil atau kerikil dan air bercampur dengan massa self-
hardening yang homogen, yang digunakan dalam industry konstruksi..

E. Mixing solids with solids


Salah satu contoh dari proses pencampuran padat-padatan adalah mulling pengecoran
pasir pengecoran, di mana pasir, lempung bentonit, debu batubara halus dan air dicampur
kemas plastik, cetakan dan dapat digunakan kembali, diaplikasikan untuk pencetakan dan
menuangkan logam cair untuk mendapatkan pasir cor yang bagian logam untuk mobil,
konstruksi mesin, konstruksi atau industry lainnya.

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. ii


bilangan reynolds :

D2NP

dimana : µ = viskositaslb mass/(ft)(sec).


P = power , ft-lb/sec
gc= Dimensional constant,32.2 (lb mass)(ft)/(lb force)(sec2)
p = Density
N = Impeller speed ,rps
D =impeller diameter , fthovivah

Contoh Soal Mixing


Sejumlah asam aki yang sudah lemah (12,43% H2SO4) akan dibuat asam aki dengan konsentrasi
18,63% H2SO4 dengan cara menambahkan sejumlah Asam Sulfat (Kg/jam) dengan konsentrasi 77,7%
. berapa kebutuhan asam lemah dengan asam sulfat pekat (Kg/jam) agar dihasilkan 2110 kg /jam
produk.

Penyelesaian :

Buat neraca total

F1 + F2 = 2110 Kg (1)

Buat neraca komponen H2SO4

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. iii


0,1243 F1 + 0,777F2 = 0,1863 x 2110 (2)

Selesaikan persamaan (1) dan (2) secara substitusi untuk menyelesaikan F1 dan F2

Dari persamaan (1)

F2 = 2110 – F1 , Substitusikan ke pers (2)

0,1243F1 + 0,777 (2110-F1) = 393,093

0,1243F + 1.639,47 – 0,777F1 = 393,093

-0,6527 F1 = 1246,377

F1 = 1909,57 Kg H2SO4 lemah

F2 = 200,43 Kg H2SO4 pekat

asam lemah dengan asam sulfat pekat (Kg/jam)

konsentrasi 77,7%

12,43% H2SO4 2110 kg /jam


MIXER
18,63% H2SO4

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. iv


DRYING

Driying (Pengeringan)

Pengeringan adalah proses transfer massa yang terdiri dari penghilangan air atau
pelarut lain oleh penguapan dari padat, semi padatan atau cair. Proses ini sering digunakan
sebagai langkah produksi akhir sebelum menjual atau mengemas produk.

Dalam kasus yang paling umum, aliran gas, misalnya udara, menerapkan panas
dengan konveksi dan membawa uap sebagai kelembaban. Kemungkinan lain adalah
pengeringan vakum, di mana panas dipasok oleh konduksi atau radiasi (atau gelombang
mikro), sedangkan uap yang dihasilkan dibuang oleh system vakum. Teknik tidak langsung
lainnya adalah pengeringan drum (digunakan, misalnya, untuk membuat keripik kentang), di
mana permukaan yang dipanaskan digunakan untuk menyediakan energi, dan aspirator
menarik uap di luar ruangan.

Prinsip Prinsip Pengeringan

1. Pola Suhu di dalam pengering


Gejala perubahan suhu di dalam pengering bergantung pada sifat bahan umpan dan
kandungan zat cairnya, suhu medium pemanas, waktu pengeringan, serta suhun akhir
yang diperbolehkan dalam pengeringan zat padat itu, namun polah perubahan itu ada
kesamaannya antara satu pengering dengan pengering lain.

2. Perpindahan kalor di dalam pengering

Pengeringan zat padat basah menurut definisinya adalah suatu proses termal.
Walaupun prosesnya bertambah rumit karena adanya difusi didalam zat padat atau
melaui gas, kita masih dapat mengeringkan berbagai bahan hanya dengan
memanaskannya sampai suhu diatas tit didih zat cair-kadang-kadang zat padat basah,

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. v


umpamanya, dapat dikeringkan dengan membuatnya terkena pada uap yang sangat
panas lanjut (super-heated steam).

3. Perhitungan beban kalor


Kalor diberikan kepada pengering dengan tujuan berikut ini
1. Memanaskan umpan (zat padat dan zat cair) sampai suhu penguapan.
2.Menguapkan zat cair.
3.Memanaskan zat padat sampai suhu akhirnya.
4.Memanaskan uap sampai suhu akhirnya.

4. Koefisien perpindahan kalor


Dalam perhitungan pengering berlaku persamaan dasar perpindahan-kalor , suatu
bentuk dari persamaan :

qT = U A ΔT

Dimana : U = Koefisien menyeluruh


A = Luas perpindahan Kalor
ΔT = beda-suhu rata-rata(tidak harus pukul-rata logaritmik).

5. Satuan perpindahan kalor


Beberapa pengering, lebih-lebih pengering putar (rotary dryer) dinilai menurut jumlah
satuan perpindahan-kalor yang terdapat didalamnya. Satuan perpindahan-kalor adalah
bagian peralatan dimana perubahan suhu dalam satu fase sama dengan gaya dorong
(beda-suhu) rata-rata dalam bagian itu. Satuan perpindahan dapt didasarkan atas
perubahna suhu didalam salah satu fase , tetapi di dalam pengering hal itu selalu
didasarkan atas gas.

6. Perpindahan massa di dalam pengering


Dalam semua pengering di mana gas dilairkan diatas atau melalui zat padat,
perpindahan massa selalu terjadi dari permukaan zat padat ke dalam gas, kadang-
kadang melalui saluran-saluran pedalaman yang terdapat di dalam zat padat. Laju
pengeringan mungkin ditentukan oleh tahanan terhadap perpindahan massa, dan
bukan perpindahan kalor

Contoh Soal Drying

1. Suatu ampas saringan ukuran 24-in.(610 mm) persegi dan tebal 2-in.(51 mm)
dikeringkan dari kedua sisinya dengan udara pada suhu cembul-basah 800 F(26,70C)
dan suhu cembul-kering 1200 F(48,90C). udara mengalir sejajar dengan permukaan
ampas dengan kecepatan 2,5 ft/det (0,76 m/det). Densitas ampas itu adalah 120 lb/ft2 (
1.922 kg/m3). Kandungan kebasahan keseimbangan dapat diabaikan. Pada kondisi
pengeringan, kebasahan kritis adalah 9 persen atas dasar kering.
Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. vi
(a) Berapakah laju pengeringan selama periodelaju-konstan ?
(b) Berapa lama waktu diperlukan untuk mengeringkan bahan itu dari kandungan
kebasahan awal sebesar 20 persen (dasar kering) hinggan kandungan-kebasahan akhir
10 %?

PENYELESAIAN
a. suhu antar muka Tt ialah suhu cembul-basah udara, yaiut 800 F. jadi λi
menurut Lampiran 8 adalah 1049 Btu/lb , kecepatan massa udara adalah

G= 2,5×29×492×3.600 = 617 lb/ft2-jam


359(460+120)

Koefisien hy adalah
hy = 0,00128 × 6170,8 = 2,18 Btu / ft2-jam-0F

Substitusi ke dalam persamaan mengahsilkan


Rc = 2,18(120-80) = 0,083 lb/ft2-jam
1049

b. Oleh Karena pengeringan berlangsung dari kedua permukaan luas A adalah


(24/12)2 × 2 = 8 ft2 . dari persamaan , laju pengeringan mv adalah mv = 0.083
× 8 = 0,664 lb/jam
volume ampas itu adalah (24/12)2 × (2/12) = 0.667 ft3 , dan massa zar kering-
tulang adalah 120 × 0,667 = 80 lb . kuantitas kebasahan yang harus diuapkan
adalah
80(0,020-0,10)= 8 lb. Waktu pengeringan τT Tentulah 8/0,664 = 12,05 jam

Persamaan yang digunakan

Bila udara mengalir itu sejajar dengan permukaan zat padat , koefisien perpindahan
kalor dapat ditaksir dengan persamaan

hy = 0,00128G0,8
Bila tegak lurus terhadap permukaan , persamaannya itu adalah :
hy = 0,37G0,37

laju pengeringan-konstan RC adalah RC = Mv = hy (T-Ti)


A λi

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. vii


CRYSTALLIZATION
Kristalisasi

Kristalisasi atau penghabluran ialah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat


di dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel padat di
dalam uap, seperti dalam hal pembentukan salju; sebagai pembekuan (solidification) di dalam
lelehan cair sebagaimana dalam pembuatan Kristal tunggal yang besar ;atau sebagai
kristalisasi dari larutan cair.

Prinsip Kristalisasi

1. Kemurnian hasil
Kristal yang baik, terbentuk dengan baik, biasanya hamper murni, tetapi masih
mengandung cairan induk bila dikeluarkan dari magma akhir, dan jika panen itu
mengandung agregat Kristal, massa zat padat itu mungkin mengandung cairan induk
bersama Kristal.

2. Keseimbangan dan perolehan


Keseimbangan didalam proses kristalisasi dapat dicapai bila larutan itu jenuh, dan
hubungan keseimbangan untuk Kristal lindak adalah kurva kelarutan .

Data kelarutan sebagai fungsi suhu diberikan pada gambar 28-2 kebanyakan bahan
mengikuti kurva yang serupa dengan kurva 1, artinya kelarutannya meningkat hamper
secepat peningkatan suhu. Beberapa bahan mengikuti kurva seperti kurva 2 dimana
kelarutan berubah sedikit saja dengan suhu; ada pula yang mengikuti kurva kelarutan.
terbalik ( inverted solubility curve ) pada kurva 3, yang berarti bahwa kelarutannya
berkurang bila suhu dinaikkan.

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. 1


3. Nukleasi
Laju nukleasi ialah banyaknya partikel baru yang terbentuk per satuan waktu per
satuan volume magma atau larutan induk bebas zat padat. Besaran ini merupakan
parameter kinetic pertama yang mengendalikan CSD ( Distribusi Ukuran Kristal ) .

Macam-macam nukleasi
1. Nukleasi Primer
2. Nukleasi Homogen
3. Nukleasi Sekunder
4. Nukleasi geser-fluida
5. Nukleasi Kontak

4. Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan Kristal adalah suatu proses difusi, yang dimodifikasi oleh pengaruh
permukaan padat pada tempat pertumbuhan itu berlangsung. Molekul- molekul atau
ion-ion zat terlarut mencapai muka Kristal yang bertumbuh itu dengan cara difusi
melalui fase zat cair. Koefisien perpindahan –massa yang biasa, yaitu Ky , berlaku
pada langkah ini. Setelah mencapai permukaan, molekul atau ion itu harus ditampung
oleh Kristal dan disusun di dalam kisi ruang. Reaksi itu berlangsung dengan laju
tertentu pada permukaan dan keseluruhan prose situ terdiri dari dua langkah. Tetapi ,
baik langkah difusi maupun langkah antarmuka hanya dapat berlangsung jika larutan
itu lewat-jenuh.

5. Peralatan kristalisasi
Kristalisator kormesial ada yang beroperasi secara kontinu ( sinambung ) dan ada pula
yang secara tumpak ( Batch ) . kecuali pada penerapan Khusus, biasanya operasi
kontinu lebih disukai.

Macam macam Kristalisator

1. Kirstalisator vakum
Kebanyakan kristalisator modern termasuk dalam kategori unit vakum di mana
digunakan pendinginan evaporasi adiabatic untuk menciptakan keadaan lewat-
jenuh. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kristalisator itu berupa bejana
tertutup dimana vakum dijaga dengan kondensor, biasanya dengan bantuan pompa
vakum jet-uap, atau penggalak (booster) yang ditemapatkan diantara kristalisator
dan kondensor.

Pada gambar 28-10 terlihat sebuah kristalisator vakum kontinu dengan unit
pelengkap yang konvensional untuk mengumpan unit dan mengolah magma yang
dihasilkan.aksi pokok pada suatu unit tunggal pada dasarnya sangat menyerupai
evaporato-efek tunggal, dan bahkan unit ini dapat pula dioperasikan dalam efek
berganda.

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. 2


2. Kristalisator tabung-jujut-sekat

alat yang lebih efektif dan serbaguna ialah kristalisator tabung jujut sekat. Tubuh
kristalisator ini dilengkapi dengan tabung-jujut , yang juga berfungsi sebagai sekat
untuk mengendalikan sirkulasi magma, dan agitator propeller yang mengarah ke
bawah untuk memberikan sirkulasi yang terkendali di dalam kristalisator itu.

Perolehan dari Kristalisator vakum. Perolehan dari kristalisator vakum dapa


dihitung dengan neraca entalpi dan neraca bahan. Kalkulasi grafik yang
didasarkan atas grafik entalpi ditunjukan dalam gambar 28-13. Oleh karena itu
prose situ merupakan pembelahan adiabatic umpan itu menjadi magma hasil dan
uap.

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. 3


Contoh Soal Kristalisasi
1. Sebuah kristalisator vakum kontinu diumpan dengan larutan MgSO4 31 persen. Suhu
keseimbangan magma di dalam kristalisator itu adalah 86oF (30oC), dan kenaikan titk
didih larutan adalah 2o F (1,110C). magma yang dihasilkan ialah 5 ton(4.536 kg)
MgSO4 . 7 H2O per jam. Rasio volume zat padat terhadap magma adalah
0,15;densitas kristal dan cairan induk masing masing adalah 105 dan 82,5 lb/ft3.
Berapakah suhu umpan, laju umpan, dan evaporasi ?
Penyelesaian . Uap keluar dari kristalisator pada tekanan yang berkaitan dengan 840F dan
mengandung panas lanjut 20F , yang dapat diabaikan. Dari tabel uap , entalpi uap sama
dengan entalpi uap jenuh pada 0,5771 lbf/ jam , dan koordinat titik a dan H = 1098 Btu/ lb
dan c= 0. Entalpi dan konsentrasi rata rata magma produk dihitung dari data yang diberikan.
Rasio massa kristal terhadap cairan induk adalah

0,15×105 = 0,224
0,85×82,5

Laju produksi cairan induk adalah 10.000/0,224 = 44.520 lb/jam , dan magma total yang
dihasilkan adalah 10.000 + 44.520 = 54.520 lb/jam . konsentrasi rata rata MgSO4 didalam
magma adalah

0,224×0,488+0,285 = 0,322
1,224

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. 4


Entalpi magma ialah

0,224(-149) (-43) = -62,4 Btu/lb


1,224

Kedua nilai itu merupakan koordinat titik e . Titik pada umpan itu harus terletak pada garis
lurus ae . Oleh karena konsentrasi umpan adalah 0,31 entalpi umpan itu adalah ordinat titik b,
yaitu -21 Btu/lb. Titik b terletak pada isotherm 1300F (94,40C) , sehingga suhu ini adalah
suhu umpan. Menurut prinsip titik-berat, laju evaporasi adalah

54.520 -21-(-62,4) = 2.017 lb/jam (915 kg/jam)


1098-(-21)

Laju umpan total adalah 54.520 + 2.017 = 56.537 lb/jam ( 25.645 kg/jam)

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. 5


DISTILLATION

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan.Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton

Contoh Soal Distilasi


1. Suatu campuran yang terdiri dari etanol 2% mol dan air 98% mol akan dilucutkan di dalam
kolom piring sehingga didapatkan hasil-bawah yang mengandung 0,01% mol etanol. Uap
pemanas (steam) yang dimasukkan melalui gelungan terbuka di dalam zat cair itu pada piring
terbawah akan berfungsi sebagai sumber uao (vapor). Umpan berada pada titik didihnya.
Aliran uap pemanas adalah 0,2mol/mol umpan. Unutk larutan encer etanol-air, garis
keseimbangan merupakan garis lurus, dan dinyatakan oleh ye=9,0xe. Beraoa banyak piring
ideal yang diperlukan?
Penyelesaian. Oleh karena garis keseimbangan maupun garis operasi keduanya lurus, pers (17-27)
akan kita gunakan, dan buka konstruksi grafik. Neraca bahan terlihat pada gambar 18-23. Disini tidak
diperlukan pendidih-ulang, karena uap pemanas masuk menjadi uap hasil. Juga, aliran zat cair di
dalam menara V =0,2
ya

F=i

xa=0,02

I =1 V =0,2
xb=0,0001 yb=0

Gambar 1. diagram neraca-bahan

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. 6


Sama dengan uman yang masuk ke dalamnya. Menurut kondisi soal ini,
F= L =1 V = 0,2 yb=0 xa= 0,02
b
xb=0,0001 m = 9,0 ya =9,0 x 0,02= 0,18

Yba= 9,0 x 0,0001 = 0,0009

Untuk menggunakan pers (17-27), diperlukan ya, yaitu konsentrasi uap yang keluar dari kolom.
Nilainya dari neraca etanol menyeluruh

V ( ya- yb) = L ( xa- xb) 0,2(ya- 0) = 1(0,02-0,0001)

Sehingga ya = 0,0995. Substitusi kedala pers (17-27) menghasilkan

0,0095 − 0,18
log { 0 − 0,0009 }
N=
0,0009 − 0,18
log { }
0 − 0,0095
log 89,4
= log 1,8
= 7,6 Piring ideal.

Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. 7

Anda mungkin juga menyukai