Disusun oleh :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.salawat serta salam semoga diberikan
pada Nabi kita Muhammad SAW. Alhamdulilah kita panjatkan puji syukur kehadiran Allah
SWT yang telah memberikan hidayah dan rahmatnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pada mata kuliah Neraca Massan dan Energi dengan topic Mixing,
Drying, Crystallization, dan Distillation.
Makalah yang kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Neraca
Massan dan Energi semester 2, Penulis mengucapkan terima kasih pada piha-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat – sangat menyadari akan kekurangan dan kelalaian kami dalam
penulisan makalah ini baik dalam bentuk penyajian dan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
kontruktif demi penyusunan – penyusunan selanjutnya.
Akhir kata kami ucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
Mixing adalah suatu proses pencampuran bahan sehingga dapat bergabung menjadi suatu
homogen yang bersifat seragam dan memiliki penyebaran yang sempurna. Mixing terdiri
daro 5 macam, yaitu:
C. Multiphase mixing
Pencampuran multifasa terjadi ketika padatan, cairan dan gas digabungkan dalam satu
langkah. Ini dapat terjadi sebagai bagian dari proses kimia katalitik, di mana reagencairdan
gas harus dikombinasikan dengan katalis padat (sepertihidrogenasi); atau dalam fermentasi
D2NP
Penyelesaian :
F1 + F2 = 2110 Kg (1)
Selesaikan persamaan (1) dan (2) secara substitusi untuk menyelesaikan F1 dan F2
-0,6527 F1 = 1246,377
konsentrasi 77,7%
Driying (Pengeringan)
Pengeringan adalah proses transfer massa yang terdiri dari penghilangan air atau
pelarut lain oleh penguapan dari padat, semi padatan atau cair. Proses ini sering digunakan
sebagai langkah produksi akhir sebelum menjual atau mengemas produk.
Dalam kasus yang paling umum, aliran gas, misalnya udara, menerapkan panas
dengan konveksi dan membawa uap sebagai kelembaban. Kemungkinan lain adalah
pengeringan vakum, di mana panas dipasok oleh konduksi atau radiasi (atau gelombang
mikro), sedangkan uap yang dihasilkan dibuang oleh system vakum. Teknik tidak langsung
lainnya adalah pengeringan drum (digunakan, misalnya, untuk membuat keripik kentang), di
mana permukaan yang dipanaskan digunakan untuk menyediakan energi, dan aspirator
menarik uap di luar ruangan.
Pengeringan zat padat basah menurut definisinya adalah suatu proses termal.
Walaupun prosesnya bertambah rumit karena adanya difusi didalam zat padat atau
melaui gas, kita masih dapat mengeringkan berbagai bahan hanya dengan
memanaskannya sampai suhu diatas tit didih zat cair-kadang-kadang zat padat basah,
qT = U A ΔT
1. Suatu ampas saringan ukuran 24-in.(610 mm) persegi dan tebal 2-in.(51 mm)
dikeringkan dari kedua sisinya dengan udara pada suhu cembul-basah 800 F(26,70C)
dan suhu cembul-kering 1200 F(48,90C). udara mengalir sejajar dengan permukaan
ampas dengan kecepatan 2,5 ft/det (0,76 m/det). Densitas ampas itu adalah 120 lb/ft2 (
1.922 kg/m3). Kandungan kebasahan keseimbangan dapat diabaikan. Pada kondisi
pengeringan, kebasahan kritis adalah 9 persen atas dasar kering.
Makalah Mixing, Drying, Crystallization, dan Distillation. vi
(a) Berapakah laju pengeringan selama periodelaju-konstan ?
(b) Berapa lama waktu diperlukan untuk mengeringkan bahan itu dari kandungan
kebasahan awal sebesar 20 persen (dasar kering) hinggan kandungan-kebasahan akhir
10 %?
PENYELESAIAN
a. suhu antar muka Tt ialah suhu cembul-basah udara, yaiut 800 F. jadi λi
menurut Lampiran 8 adalah 1049 Btu/lb , kecepatan massa udara adalah
Koefisien hy adalah
hy = 0,00128 × 6170,8 = 2,18 Btu / ft2-jam-0F
Bila udara mengalir itu sejajar dengan permukaan zat padat , koefisien perpindahan
kalor dapat ditaksir dengan persamaan
hy = 0,00128G0,8
Bila tegak lurus terhadap permukaan , persamaannya itu adalah :
hy = 0,37G0,37
Prinsip Kristalisasi
1. Kemurnian hasil
Kristal yang baik, terbentuk dengan baik, biasanya hamper murni, tetapi masih
mengandung cairan induk bila dikeluarkan dari magma akhir, dan jika panen itu
mengandung agregat Kristal, massa zat padat itu mungkin mengandung cairan induk
bersama Kristal.
Data kelarutan sebagai fungsi suhu diberikan pada gambar 28-2 kebanyakan bahan
mengikuti kurva yang serupa dengan kurva 1, artinya kelarutannya meningkat hamper
secepat peningkatan suhu. Beberapa bahan mengikuti kurva seperti kurva 2 dimana
kelarutan berubah sedikit saja dengan suhu; ada pula yang mengikuti kurva kelarutan.
terbalik ( inverted solubility curve ) pada kurva 3, yang berarti bahwa kelarutannya
berkurang bila suhu dinaikkan.
Macam-macam nukleasi
1. Nukleasi Primer
2. Nukleasi Homogen
3. Nukleasi Sekunder
4. Nukleasi geser-fluida
5. Nukleasi Kontak
4. Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan Kristal adalah suatu proses difusi, yang dimodifikasi oleh pengaruh
permukaan padat pada tempat pertumbuhan itu berlangsung. Molekul- molekul atau
ion-ion zat terlarut mencapai muka Kristal yang bertumbuh itu dengan cara difusi
melalui fase zat cair. Koefisien perpindahan –massa yang biasa, yaitu Ky , berlaku
pada langkah ini. Setelah mencapai permukaan, molekul atau ion itu harus ditampung
oleh Kristal dan disusun di dalam kisi ruang. Reaksi itu berlangsung dengan laju
tertentu pada permukaan dan keseluruhan prose situ terdiri dari dua langkah. Tetapi ,
baik langkah difusi maupun langkah antarmuka hanya dapat berlangsung jika larutan
itu lewat-jenuh.
5. Peralatan kristalisasi
Kristalisator kormesial ada yang beroperasi secara kontinu ( sinambung ) dan ada pula
yang secara tumpak ( Batch ) . kecuali pada penerapan Khusus, biasanya operasi
kontinu lebih disukai.
1. Kirstalisator vakum
Kebanyakan kristalisator modern termasuk dalam kategori unit vakum di mana
digunakan pendinginan evaporasi adiabatic untuk menciptakan keadaan lewat-
jenuh. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kristalisator itu berupa bejana
tertutup dimana vakum dijaga dengan kondensor, biasanya dengan bantuan pompa
vakum jet-uap, atau penggalak (booster) yang ditemapatkan diantara kristalisator
dan kondensor.
Pada gambar 28-10 terlihat sebuah kristalisator vakum kontinu dengan unit
pelengkap yang konvensional untuk mengumpan unit dan mengolah magma yang
dihasilkan.aksi pokok pada suatu unit tunggal pada dasarnya sangat menyerupai
evaporato-efek tunggal, dan bahkan unit ini dapat pula dioperasikan dalam efek
berganda.
alat yang lebih efektif dan serbaguna ialah kristalisator tabung jujut sekat. Tubuh
kristalisator ini dilengkapi dengan tabung-jujut , yang juga berfungsi sebagai sekat
untuk mengendalikan sirkulasi magma, dan agitator propeller yang mengarah ke
bawah untuk memberikan sirkulasi yang terkendali di dalam kristalisator itu.
0,15×105 = 0,224
0,85×82,5
Laju produksi cairan induk adalah 10.000/0,224 = 44.520 lb/jam , dan magma total yang
dihasilkan adalah 10.000 + 44.520 = 54.520 lb/jam . konsentrasi rata rata MgSO4 didalam
magma adalah
0,224×0,488+0,285 = 0,322
1,224
Kedua nilai itu merupakan koordinat titik e . Titik pada umpan itu harus terletak pada garis
lurus ae . Oleh karena konsentrasi umpan adalah 0,31 entalpi umpan itu adalah ordinat titik b,
yaitu -21 Btu/lb. Titik b terletak pada isotherm 1300F (94,40C) , sehingga suhu ini adalah
suhu umpan. Menurut prinsip titik-berat, laju evaporasi adalah
Laju umpan total adalah 54.520 + 2.017 = 56.537 lb/jam ( 25.645 kg/jam)
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan.Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton
F=i
xa=0,02
I =1 V =0,2
xb=0,0001 yb=0
Untuk menggunakan pers (17-27), diperlukan ya, yaitu konsentrasi uap yang keluar dari kolom.
Nilainya dari neraca etanol menyeluruh
0,0095 − 0,18
log { 0 − 0,0009 }
N=
0,0009 − 0,18
log { }
0 − 0,0095
log 89,4
= log 1,8
= 7,6 Piring ideal.