Employee Branding
1). Google
Salah satu perusahaan raksasa search engine ini sukses mempertahankan sebagai salah
satu perusahaan tempat bekerja terbaik di dunia. Dengan branding, Google
memberikan benefit atau keuntungan yang luar biasa bagi karyawannya, seperti:
makan siang gratis, fasilitas media di dalam lingkungan kantor, gratis mencuci atau
mengeringkan pakaian, serta tidak memberikan batasan minimal karyawan yang cuti
sakit. Google juga menciptakan lingkungan yang menghargai kontribusi sekecil
apapun yang dikerjakan para karyawannya.
2). Zappos
Perusahaan ini tidak mempunyai dana yang besar seperti Google, hanya memiliki dana
terbatas. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi perusahaan retailer sepatu ini.
Strategi branding yang dilakukan Zappos ini berfokus pada transparasi. Misalnya pada
halaman pencari pekerja dilengkapi dengan konten-konten informatif sehingga
membantu para pelamar untuk memahami perusahaan dengan baik. Selain itu, terdapat
konten yang membantu pelamar untuk mengetahui posisi yang disesuai untuk mereka.
Bahkan, Zappos memiliki akun Twitter yang dibuat khusu untuk menyampaikan
informasi mengenai budaya kerja dan lowongan pekerjaan.
Lembaga konsultasi satu-satunya yang memasuki jajaran "the best place to work". Bain
& Co memberikan proyek-proyek yang menantang serta menciptakan atmostif yang
positif dalam bekerja, sehingga dianggap menjadi tempat yang baik untuk belajar dan
berkembang bagi para karyawannya. Satu pelajaran penting yang diambil dari Bain &
Co adalah karyawan merupakan brand ambassador terbaik yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga review karyawan menjadi branding tidak ternilai bagi perusahaan.
4). Linkedln
Branding perusahaan ini terletak pada penawaran fasilitas yang luar biasa, seperti:
makan gratis, kelas gym, ruang bermain, dan sebagainya. Linkedln juga
memprioritaskan pertumbuhan personal karyawan. Selain itu, perusahaan ini
memberikan waktu bagi karyawan untuk mengerjakan proyek spesial, memberikan
beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, mendukung start-up yang didirikan karyawan,
serta mendukung passion setiap karyawan. Dengan semua dukungan diatas, karyawan
menjadi lebih giat bekerja dan mempunyai iklim perusahaan yang lebih nyaman.
5). Facebook
Facebook merupakan salah satu yang masuk ke dalam 5 besar 'Employee's Choice
Award' menurut versi Glassdoor. Branding kantor Facebook dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas, seperti: cafe, gym, terapis akupuntur, hingga pengarah gaya rambut.
Selain fasilitas-fasilitas lengkap yang tersedia, Facebook menyediakan perhatian dan
dukungan dari para manager untuk perkembangan karyawan secara personal maupun
secara profesional.
4. Candidate Experience
Mengapa Penting?
Menurut Banirestu (2018) pengalaman kandidat, meliputi dari setiap kontak antara
pencari kerja dengan perusahaan selama proses perekrutan yang dimulai dari
menemukan lowongan hingga menerima atau menolak tawaran kerja.
1). Menulis deksripsi pekerjaan dengan jelas, seperti tugas dan tanggung jawab yang
harus dilakukan dalam pekerjaan tersebut, kisaran gaji, tunjangan yang diberikan, serta
nilai-nilai perusahaan.
2). Melakukan proses perekrutan secara transparan. Transparan disini dapat berupa
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses perekrutan, lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan langkah dalam proses perekrutan, hingga orang yang
dapat membantu menjawab semua pertanyaan mereka mengenai perusahaan.
4). Proses perekrutan mudah. Proses perekrutan yang terlalu panjang akan membuat
calon pelamar berpikir ketidaksepadanan terhadap usaha dan hasil yang didapatkan.
Proses perekrutan yang terlalu panjang menghabiskan waktu. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila banyak calon pelamar berhenti ditengah mengisi lamaran kerja
online.
Pemberitahuan waktu yang tepat dari pemberi kerja menjadi salah satu yang diinginkan
kandidat pekerjaan. Jika semakin lama pemberitahuan waktu penawaran, maka akan
semakin banyak pula penawaran yang kandidat terima. Sehingga, kandidat yang
memiliki kemampuan yang sesuai permintaan, akan cenderung mengambil pilihan
pertama dari dua atau lebih penawaran yang sama.
6). Menjaga hubungan dengan kandidat
Talent pool building adalah didefinisikan sebagai list of talent atau kumpulan
karyawan unggul atau potensial Proses identifikasi Talent Pool ini dilaksanakan
dengan melakukan penilaian atau assessment competency terhadap karyawan
berdasarkan posisi dan levelnya.
Contoh : Membuat program pengembangan leader secara berjenjang dari Astra Basic
Management Program, Astra First-line Management Program, Astra Midle
Management Program, Astra General Management Program sampai Astra Executive.
Contoh nya :
Strategi rekrutmen melalui sosial media memang menjadi satu fenomena unik akhir-
akhir ini. Hal ini terjadi tidak lain karena didapati adanya peningkatan pada
penggunaan beberapa situs media sosial. Sebut saja Facebook, Myspace, Twitter yang
sangat digandrungi masyarakat tanah air. Jumlah pengguna sejumlah situs sosial media
tersebut didapati terus bertambah dari waktu ke waktu. Penggunaan strategi rekrutmen
via sosial media di satu sisi memang memberi kemudahan. Akan tetapi, akibatnya
praktisi HR pun dituntut untuk mampu dan dapat mengimbangi perkembangan
teknologi yang ada. Penggunaan sosial media untuk proses rekrutmen karyawan
sebenarnya bisa cukup efektif asal rekruter atau pihak yang melakukan rekrutmen
adalah seorang yang handal. Handal di sini berarti rekruter memahami benar cara
menganalisis setiap data, keterangan, pernyataan, dan semua hal yang tertera pada
sosial media calon kandidat karyawan. Sejumlah data yang ada di sosial media pastinya
tidak serta-merta boleh diambil. Rekruter perlu melakukan penyaringan ulang,
menyeleksi, dan menyelidiki lebih lanjut supaya data yang dikumpulkan benar-benar
akurat. Meski minim info seorang rekruter ahli biasanya masih tetap melakukan
penilaian. Akan tetapi, sebaliknya jika rekruter bukanlah seorang yang ahli bisa jadi
adanya banyak data yang diperoleh tidak berarti apa-apa. Dalam hal ini strategi
rekrutmen melalui sosial media yang dilakukan pun bisa dibilang tidak berlangsung
efektif. Inilah mengapa di awal sempat disebutkan bahwa praktisi HD tidak boleh
gagap teknologi. Sosial media seharusnya sudah menjadi lingkungan yang dikuasai.
Diperkirakan trend rekrutmen karyawan di masa yang akan datang bisa mengarah pada
penerapan teknologi minded. Proses rekrutmen karyawan mulai dari sleksi lamaran
dan wawacara bisa dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Sekarang ini sudah cukup mudah pastinya berinteraksi dengan orang yang jauh melalui
webcam sebagai teleconference. Sejumlah tes penerimaan karyawan pun juga sudah
didapati berlangsung melalui teknologi. Jadi mungkin fenomena strategi rekrutmen
melalui sosial media sekarang ini masih cukup jarang. Akan tetapi, dari waktu ke
waktu bisa dipastikan akan semakin banyak perusahaan menerapkan sistem yang
serupa mengingat kemudahan yang ditawarkan. Hanya saja untuk meminimalisir
kesalahan penerimaan karyawan tetap pastikan selektif memilih berdasar data yang
akurat. Sekian.
Contoh nya :
Beberapa jenis teknologi yang telah digunakan dalam HR atau rekrutmen adalah
applicant tracking system, papan pengumpulan pekerjaan, bahkan sistem manajemen
video (digunakan untuk proses wawancara) yang dianggap menghemat sumber daya
bahkan waktu. Untuk dibahas secara khusus, sebagai perekrut ada ratusan alat online
dan offline yang tersedia untuk membantu Anda membuat sebanyak mungkin KPI,
Anda harus melihatnya sebagai satu set bantuan. Sebagian besar sekarang, beberapa
alat untuk membantu Anda dalam mengelola perekrutan Anda adalah:
Media sosial
Blog (blog bermerek Anda sendiri dan blog industri pihak ketiga)
Pekerjaan Online
Pameran dagang dan acara jaringan
Pameran pekerjaan
Pers industri
Semua di atas adalah alat yang sangat baik dan benar-benar membantu industri untuk
berkinerja baik. Kebanyakan perekrut akan setuju dengan itu, tetapi masih ada sesuatu
yang hilang dan prosesnya perlu diganggu. Ini masih membutuhkan waktu yang lama
untuk menempatkan seseorang dan dalam industri yang sangat kompetitif dan
berevolusi yang perlu dipercepat. Dalam konteks peperangan pencarian bakat yang
terus meningkat, kecepatan menarik, mengidentifikasi dan mempekerjakan kandidat
terbaik sangat mendorong perusahaan untuk memikirkan kembali strategi dan alat
rekrutmen mereka.
Perekrutan Berbasis Data dan Analisis SDM adalah ekspresi yang digunakan untuk
menunjukkan metode perekrutan di mana perencanaan dan pengambilan keputusan
didasarkan pada data yang diperoleh melalui teknologi SDM seperti Sistem Pelacakan
Pelamar dan Platform Pemasaran Perekrutan.
10. GDPR
Peraturan Pelindungan Data Umum Uni Eropa (GDPR) merupakan salah satu upaya
paling kuat dan menyeluruh di seluruh dunia untuk mengatur pengumpulan dan
penggunaan data pribadi oleh pemerintah dan sektor swasta. Peraturan ini disahkan
pada 2016 oleh Uni Eropa, dan mulai berlaku 25 Mei 2018 di 28 Negara Anggota UE.
Jika diterapkan dan ditegakkan dengan baik, ini akan mampu meningkatkan
pelindungan privasi di dalam dan bahkan luar Eropa. Peraturan ini juga memberikan
lebih banyak pelindungan privasi bagi orang-orang dan data yang mungkin dapat
mereka berikan kepada perusahaan atau badan pemerintah. Misalnya:
Contoh:
Talent sourcing (pencarian bakat) adalah proses menjangkau pencari kerja yang pasif
dan membangun kumpulan bakat yang proaktif.
Contoh:
perekrutan kolaboratif adalah metode perekrutan di mana istilah SDM dan tim dari
departemen lain terlibat dalam proses perekrutan.
Ketika kedua belah pihak berkolaborasi, maka dapat menurunkan resiko merekrut
karyawan baru yang tidak tepat. Dengan bekerjasama, akan banyak persepektif
beragam yang masuk mengenai posisi yang dicari, bagaimana ciri kandidat potensial
yang diharapkan, serta masalah apa yang mungkin muncul di masa depan. Hal ini
membantu menemukan kandidat baru yang lebih tepat yang bisa cocok dengan budaya
tim di perusahaan. Jadi, bisa dikatakan bahwa perekrutan yang kolaboratif bisa
menentukan kualitas karyawan yang baru.
Manajer perekrutan merupakan seseorang yang telah bekerja selama beberapa tahun.
Tidak heran jika seorang manajer pasti memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
lebih luas. Selain itu, manajer juga kenal banyak orang di industri yang dijalaninya.
Jadi, departemen manajemen HR seharusnya lebih sering berkonsultasi dengan
manajer perekrutan. Dari sinilah nantinya dapat tercipta istilah “talent pools” dimana
departemen bisa mencari tahu dimana mereka bisa mendapatkan pertimbangan
kandidat baru yang lebih tepat lewat koneksi dari manajer tersebut.
Manajer perekrutan tahu skill dan persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk posisi
yang tengah dibuka tersebut. Setelah itu, para ahli di departemen pengelolaan HR dapat
melengkapi skill-skillutama yang dibutuhkan sesuai saran dari manajer. Dengan
begitu, perusahaan bisa menciptakan deskripsi pekerjaan yang lebih realistis dan sesuai
target. Deskripsi seperti ini bisa lebih menarik perhatian para kandidat baru untuk lebih
mudah menemukan posisi yang sesuai dengan skillmereka.
Agar proses rekrutmen berjalan sukses, maka proses wawancara perlu dilakukan secara
kolaboratif. Wawancara tidak harus dilakukan secara langsung dengan melibatkan
manajer perekrutan sejak awal. Anda bisa memanfaatkan teknologi lewat wawancara
online. Dengan cara ini, proses wawancara menjadi lebih mudah dan efisien. Selain
itu, perekrut juga tetap bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebelum nantinya
wawancara dilanjutkan pada manajer.
Setiap calon kandidat yang ingin mendaftar pekerjaan, mereka pasti punya ekspektasi
tertentu terhadap pekerjaan tersebut. Biasanya, ekspektasi ini diatur oleh departemen
pengelolaan HR. Tetapi, departemen justru terkadang tidak membingkai peran dan
ekspektasi di dalamnya dengan baik. Hal ini bisa mengakibatkan para kandidat merasa
bahwa ekspektasi tidak sesuai sehingga mereka melepas pekerjaan tersebut.
Bekerja di perusahaan berarti tidak bisa lepas dari yang namanya kerjasama tim. Hal
ini juga berlaku pada proses perekrutan. Jika manajer perekrutan dan departemen
pengelolaan HR dapat berkolaborasi, maka semua manfaat di atas bisa dirasakan.
Kabar baiknya, Urbanhire memiliki fitur “Hiring Team” dimana para perekrut dapat
melakukan collaborative team hiring dengan sesama perekrut maupun pihak lain
diluar departemen rekrutmen.
Apa itu ?
Efektivitas
Sifat obyektif
Keadilan
Defensibilitas hukum
Contoh :
P : Apakah Anda mengetahui tentang peristiwa kebakaran yang terjadi di komplek
pertokoan ini yang baru terjadi kemarin?
S : Iya
S : Saya berada di dalam toko saya yang berjarak 300m dari kebakaran tersebut.
P : Apakah Anda mengetahui akan tawuran antar pelajar SMA yang baru saja terjadi
di kota ini?
S : Iya
P : Apakah teman Anda ketakutan ketika melihat peristiwa tersebut atau malah
mendekat ke lokasi?
"Penyelarasan strategis" juga dapat merujuk pada keadaan di mana "bisnis dan strategi
pengembangan produk perusahaan diselaraskan dengan pelanggan, pengguna, dan
pasarnya," yang mengarah pada kesuksesan ekonomi. Penggunaan istilah ini pertama
kali diciptakan oleh Joanna Malaczynski, seorang pemikir desain UX dan Konsultan
Utama di DESi.