PENGUKURAN PERFORMANSI
PSIKOMOTORIK
LABORATORIUM ERGONOMI
DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
LABORATORIUM ERGONOMI
DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
tenaga manual tidak bisa lagi digunakan sebagai satu-satunya alat untuk
tugas kognitif dalam pemecahan masalah, beban fisik (faal kerja) dalam
keilmuan yang mencoba mempelajari interaksi manusia (dari aspek beban fisik
test?
yang tepat?
b. Alat yang digunakan untuk mengukur reaction time adalah alat reaction
time.
c. Dalam memory recall test menggunakan deret angka yang dimulai dari tiga
ruangan praktikum.
BAB II
TEORI DASAR
cognitive science dapat pula dilihat sebagai studi dari kognitif itu sendiri yang
meliputi pembentukan prototype dari sebuah fenomena atau yang biasa disebut
dari sisi kognitif untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang terbaik.
mengenai sikap manusia jika manusia dihadapkan pada satu jenis pekerjaan,
gerakan seluruh otot, urat-urat dan persendian dalam tubuh, namun diperlukan
keterampilan motorik terdapat dua fase, yakni fase kognitif dan fase fiksasi.
urutan yang harus dibuat. Inilah yang di atas yang disebut “fase kognitif” dalam
prosedural, sampai semua gerakan mulai berlangsung lebih lancar dan akhirnya
“fase fiksasi”, yang baru berakhir bila program gerak jasmani berjalan otomatis
rangsangan.
diberikan (imitasi).
diberikan.
inisiatif sendiri.
Menurut Myers (2006) dalam Hardi (2008) ingatan terhadap hal-hal yang
spesifik atau khusus dapat berbeda-beda tergantung kepada individu dan cara
atau proses berpikir individu tersebut. Selain itu, ingatan juga dapat berbeda-
beda tergantung kepada isi dari informasi tersebut. Isi informasi yang menarik
cenderung lebih mudah diingat daripada informasi yang biasa dan tidak
di dalam sistem mengingat. Menurut Hebb (2000) dalam Hardi (2008), terdapat
a. Sensory memory
dilihat dan didengar (visual dan auditori). Hal ini hanya berlangsung
terbatas.
Perhatian yang lebih khusus atau lebih fokus kemudian dipindahkan atau
suara, tetapi bisa juga dalam hal visual atau gambar. STM memiliki
sampai 9 chunks dalam sekali ingat. Chunks adalah satu unit memori yang
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan erat satu sama lain
Cowan dalam Hardi, (2008). STM sangat rentan terhadap interupsi dan
1) Iconic memory
2) Acoustic memory
3) Working memory
memencet nomor telepon yang dituju. Perlu diingat bahwa inti dari
dari Bloom dalam Nirmalasari (2011) yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
psikomotorik.
dimasa lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut
untuk bisa muncul kembali. Atkinson (1983) dalam Aini (2014) berpendapat
c. Mengingat kembali(retrieval).
cara:
yang bersangkutan.
teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah
menontonnya berkali-kali.
kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,
meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan, kategori proses
kognitif yang tepat adalah Mengingat, Arikutono (2013) dalam Juniarta (2016)
dan contoh gerakan yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani akan mudah
a. Serial recall, yaitu mengingat kembali materi (item) dalam sebuah daftar
secara tepat.
Menurut Wade dan Travis (2007) mengukur recall memory juga dapat
diukur dengan ujian esay dan isian singkat, serta permainan memori seperti
kembali (recall).
Metode ini mengambil subjek untuk disuruh mengingat kembali dengan cara
jenis tes clued recall (essay) karena tes essay cocok untuk mengukur atau
a. Efek posisi serial, yaitu bahwa sejumlah informasi atau item yang
Informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab
b. Media, sangat berperan pada proses recall yang dilalui agar mencapai hasil
recall memory ditinjau dari metode belajar visual dan metode belajar
metode belajar visual adalah 20,14 lalu 21,43 dan 20,14. Nilai rata-rata
adalah 23,85 lalu 25,15 dan 24,00. Artinya ada perbedaan kemampuan
recall memory ditinjau dari metode balajar audio dan metode belajar
Pada eksperimen Lloyd dan Margaret Peterson dalam Solso, dkk (2008)
2005)
dengan cara mereka mengigat sesuatu dalam setiap kondisi yang berbeda,
ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
mengingat kembali ini siswa dapat diminta untuk mengingat kembali satu
kondisi yang tidak sesuai saat melakukan proses mengingat seperti kondisi
a. Pencahayaan
dan kurang kontras, makin tinggi iluminasi yang diperlukan, yaitu antara
b. Kebisingan (Suara)
frekuensinya sama atau lebih kecil dari 1000 Hertz tidak mengakibatkan
kebisingan yang frekuensinya sama atau kurang dari 1000 Hertz tidak
teori yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara sumber stres dengan
kapasitas diri untuk menentukan reaksi stres. Jika sumber stres lebih
besar daripada kapasitas diri maka stres negatif akan muncul, sebaliknya
jika sumber tekanan sama dengan atau kurang sedikit dari kapasitas diri
maka stres positif akan muncul (Helmi, 1999). Di mana secara psikologis
perbaikan jalan, atau mengapa suatu pidato politik lewat radio lebih
mempengaruhi ingatan meskipun dalam hal ini tidak jelas betul apakah
hal itu terjadi hanya pada tahap "input memorizing atau pada output
psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan
dan naluri seperti yang diungkapkan oleh seseorang perilaku atau aktivitas
kecepatan dan akurasi fungsi pusat. Fungsi lain yang penting untuk kinerja
Kecepatan reaksi adalah salah satu alat ukur untuk melihat psikomotor
kecepatan reaksi dari seorang individu dengan cara mengukur waktu antara
tampilan target pada layar dengan respon yang ditunjukan oleh individu
tersebut dengan cara menekan mouse atau menekan tombol. Waktu reaksi
pada satu fungsi maka akan menghasilkan efek pada fungsi yang lainnya
(Punekar, 2006).
respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir.
menggunakan gerakan.
Pada eksperimen ini hanya ada satu jenis stimulus dan satu reaksi.
lima buah huruf, kemudian subjek hanya bereaksi pada huruf yang
a. Arousal
tekanan darah. Waktu reaksi akan menjadi cepat bila tekanan darah ada
b. Usia
Waktu reaksi menjadi berkurang mulai usia bayi hingga akhir 20-an,
bertambah pada usia 50-60 tahun, lalu melambat pada usia 70 tahun
stimulus yang kurang baik dan kecepatan konduksi saraf yang menurun.
c. Jenis kelamin
wanita. Hal ini dijelaskan pada penelitian sebelumnya oleh Bellis tahun
1993 dalam Aflita (2015) bahwa waktu reaksi laki-laki sebagai respon
perempuan.
Waktu reaksi akan lebih cepat bila stimulus diberikan ketika subyek
melihat tepat pada titik stimulus (direct vision), dan dapat melambat
Ketika seorang subyek melakukan hal yang baru atau belum pernah
pembelajaran.
f. Kelelahan
g. Gangguan
waktu reaksi. Menurut kelompok kami, hal ini dapat terjadi karena otak
tidak berada dalam kondisi yang fokus (terganggu) sehingga sulit untuk
Waktu reaksi akan menjadi lebih cepat apabila ada peringatan yang
peringatan tersebut maka waktu reaksi subjek akan lebih cepat. Ketika
i. Jenis Stimulus
dihadapinya.
k. Latihan
diamati dengan jelas pada atlet dan non-atlet di mana waktu reaksi atlet
sprint akan bereaksi lebih cepat daripada yang bukan pelari sprint.
bermain bola basket dan bisbol ternyata memiliki waktu reaksi yang
l. Alkohol
otak (frontal lobes of the brain), berada di depan area motorik dan
(2014). Bila kita minum minuman yang beralkohol, maka yang akan
interaktif. Jika kedua area ini dipisahkan, seperti saat mabuk berat,
diri.
m. Nutrisi
seseorang. Asupan nutrisi yang tidak adekuat seperti asupan cairan dan
n. Status hidrasi
o. Faktor lingkungan
p. Faktor psikologi
a. Kebisingan (suara)
merupakan salah satu sumber stres dalam industri. Dalam kaitan ini,
(suara bernada tinggi dari mesin bubut, suara hempasan dari mesin
terhadap waktu. Ini berarti bahwa kebisingan sesaat tidak dapat dipakai
dengan:
Keterangan:
batas kebisingan. Akan tetapi, untuk berita yang lebih kompleks yang
3) Berteriak : 80-85 dB
b. Pencahayaan
tinggi illuminasi yang diperlukan, yaitu antara 500 lux sampai dengan
yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting
dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun, pada perkembangan
yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut statistik. (
Hartono, 2008)
a. Uji Normalitas
belum tentu data yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal,
Hartono, 2008)
b. Uji T
(Santoso,2010)
c. Uji Hipotesis
(strict equality sign) =, maka Ha akan berisi tanda tidak sama (not-
yang kuat (stirct inequality sign) >; dan jika 𝐻0 berisi ≥, maka 𝐻𝑎 akan
berisi <
Sebagai contoh:
𝐻0 : 𝑋̅ = µ 𝐻0 : 𝑋̅ ≠ µ
𝐻0 : 𝑋̅ ≤ µ 𝐻0 : 𝑋̅ > µ
𝐻0 : 𝑋̅ ≥ µ 𝐻0 : 𝑋̅ < µ.
(Walpole, 1995)
i. Hipotesis Deskriptif
1999)
dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda.
𝐻0 : 𝑋̅ = µ
𝐻0 : 𝑋̅ ≠ µ
𝐻0 : 𝑋̅ ≤ µ
𝐻0 : 𝑋̅ > µ
𝐻0 : 𝑋̅ ≥ µ
𝐻0 : 𝑋̅ < µ
𝐻0 : 𝜌 = 0
𝐻0 : 𝜌 ≠ 0
(Gaspersz, 1989)
d. Uji Anova
untuk mengetahui apakah dua atau lebih mean populasi akan bernilai
sampel bisa satu atau lebih. Analisis variansi akan menjadi teknik
1) Jenis-jenis
dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu pengujian klasifikasi satu arah,
berpengaruh.
tersebut ditiadakan.
pengujian beda tiga rata-rata atau lebih dengan dua faktor yang
2.13 Lux Meter, Sound Level Meter, dan Wet Bulb Globe Temperature
(WBGT)
a. Lux meter
sebuah jenis fotometer. Lux meter paling sederhana terdiri dari foto sel
selenium yang mengubah energi cahaya ke energi dari sebuah arus listrik,
luxes (Ix). Skala yang berbeda-beda sesuai dengan rentang yang berbeda
dari cahaya yang sedang diukur, perubahan skala yang dibuat oleh switch
memiliki tiga rentang pengukuran: sampai 25, hingga 100, dan sampai
500 Iux. Iluminansi yang lebih tinggi bisa diukur dengan menggunakan
(Iskandar, 2014).
ini didasarkan pada getaran yang terjadi, apabila ada objek atau benda
microphone ke arah sumber suara yang di ukur dan amati angka yang ada
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat
9 berbunyi :
“Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang
disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang
merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami
dan suhu bola”. Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja
mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola Tim Hiperkes, (2004)
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
Alat yang dapat digunakan adalah heat stress area monitor untuk
dan termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran
pada tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan kira-kira satu meter dari
pekerja.
Wet bulb termometer dapat dibagi bagi dua fungsi yaitu termometer
kering dan basah. Termometer bola kering (dry) adalah termometer air
raksa biasa, satuan untuk suhu ini bias dalam Celcius, Kelvin, Fahrenheit.
pemuaian zat cair dalam termometer. Jika kita ingin mengukur suhu
sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini
pertanian yang gunanya untuk menjaga suhu pada rumah kaca (rumah
dengan baik, dan juga dapat mengatur suhu ruangan khusus (Sunandar,
2014).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Laptop
2. Speaker
3. LCD
4. Air conditioner
5. Lampu
6. Alat tulis
9. Lux Meter
a. Memory Recall
deretan angka yang setiap tahapnya deretan angka yang muncul akan
selama 10 detik.
10 deret angka.
b. Reaction Time
Alat reaction time ini terdiri dari beberapa stimulus yaitu tombol merah
pedal untuk visual, tombol putih untuk suara pertama dan tombol hijau
untuk suara kedua. Pengambilan data reaction time ini dimana harus
data reaction time dimana harus menekan tombol dengan stimulus yang
diberikan secara teratur sesuai urutan pada tombol yang ada di alat.
kondisi yaitu untuk cahaya satu sebesar 646 Lux, cahaya kedua sebesar
30 Lux, gangguan suara 97,5 dB, dan gangguan suara 102,7 dB.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Praktikum yang dilakukan pada 06 Maret 2019 terdiri dari dua macam
yaitu, pengukuran Memory Recall dan Reaction Time. Praktikum yang pertama
dilakukan adalah Memory Recall dengan mengambil data pada empat kondisi
lembar data pribadi. Praktikum dilakukan pada satu ruangan namun dengan
empat kondisi yang berbeda. Sebelum memulai praktikum, diukur suhu dan
yang pertama kondisi penerangan dengan cahaya satu sebesar 408 Lux.
mengambil data pada empat kondisi yang berbeda. Pengukuran yang dilakukan
Praktikum dilakukan pada satu ruangan namun dengan empat kondisi yang
yang pertama kondisi penerangan dengan cahaya satu sebesar 646 Lux.
ketiga adalah gangguan suara 97,5 dB. Ganggguan suara diberikan melalui
Dibawah ini adalah hasil pengukuran memory recall dan reaction time.
Tabel 4.1 dibawah ini adalah hasil pengukuran memory recall test
empat kondisi.
a. Teratur
b. Tidak Teratur
Test dalam kondisi yang tidak teratur yaitu tidak terdapat pola
berbeda.
Dibawah ini terdapat pengolahan data dari setiap hasil pengukuran, masing-
Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan hasil memory recall test jumlah
Tabel 4.5 di bawah ini menunjukkan hasil memory recall test jumlah
a. Teratur
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Cahaya 1 Cahaya 2 Kebisingan 1 Kebisingan 2
Gambar 4.2 Data Reaction Time kondisi Teratur
b. Tidak Teratur
teratur, rata-rata dan standar deviasi dari reaction time test dari
setiap kondisi
1.00
0.50
0.00
Cahaya 1 Cahaya 2 Kebisingan 1 Kebisingan 2
a. Memory Recall
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas pada data memory recall
perhitungan SPSS
b. Reaction Time
1) Teratur
2) Tidak Teratur
4.3.4. Uji T
a. Memory Recall
cahaya terang (1) dan cahaya redup (2), dengan level signifikansi
0,05.
b. Reaction Time
signifikansi 0,05
Gambar 4.9 Hasil uji T pada kondisi teratur dan tidak teratur
a. Memory Recall
Dan berikut tabel hasil uji Anova terhadap memory recall test
b. Reaction Time
signifikansi 0,05
SPSS
BAB V
perancangan sistem kerja pada hari Rabu, 6 Maret 2019 sekitar pkul 09.00
hingga selesai, pada praktikum kali ini kelompok IV mendapat modul 5 yang
terdapat 10 orang yang terdiri dari 3 cowok dan 6 cewek, pratikum dimulai
dengan responsi yang dilanjutkan dengan pengambilan data dengan dua alat
a. Pada memory recall test diterapkan 4 kondisi yaitu cahaya 1 terang , cahaya
bahwa selain kondisi ada faktor yang lain seperti konsentrasi responden,
b. Pada reaction time test dilakukan 4 kondisi yang sama dengan memory
recall, namun pada tes ini terdapat dua stimulus yaitu teratur dan tidak
teratur, untuk 4 kondisi dengan stimulus teratur didapatkan data sesuai tabel
konsentrasi, gangguan faktor luar, dan pola yang telah bisa ditebak oleh
Sedangkan pada reaction time test dengan stimulus acak dapat dilihat pada
tabel 4.7 rata– rata kecepatan waktu reaksi pada empat kondisi berturut –
turut adalah 0.200, 0.436, 0.317, dan 0.347. Berdasarkan data tersebut juga
dapat dilihat bahwa tiga kondisi dapat mempengaruhi reaction time dan
gangguan faktor luar, dan pola yang tidak bisa ditebak oleh responden
Dari kedua stimulus di atas dapat disimpulkan bahwa sertiap kondisi yang
c. Uji normalitas uji ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data
yang didapat berdistribusi normal atau tidak dengan ketentuan, jika nilai Sig
> 0.05, maka data berdistribusi normal. Sedangkan Jika nilai Sig < 0.05,
maka data tidak berdistribusi normal. Hal ini didasari oleh pengambilan
keputusan dalam uji normalitas Sharpiro Wilk. Sesuai gambar 4.5 (Reaction
Time pada kondisi teratur) dan 4.6 (Reaction Time pada kondisi tidak
sehingga dapat disimpulkan bahwa uji normalitas hasil dari reaction time
d. Pada uji T Jika nilai Sig < 0.05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat dan Jika nilai Sig > 0.05 maka variabel bebas tidak
recall menggunakan level of significance 0.05 dapat dilihat pada tabel 4.11
dapat dilihat pada table 4.12 kondisi stimulus yang berbeda yaitu teratur dan
tidak teratur diperoleh hasil bahwa nilai signifikan adalah 0.235, lebih besar
dari 0.05 yang berarti bahwa pengaruh stimulus yang berbeda tidak
0.05 dapat dilihat pada tabel 4.13 bahwa pengaruh kondisi berbeda dengan
significance 0.05 dapat dilihat pada tabel 4.14 bahwa pengaruh antara
tersebut dapat dilakukan analisa bahwa reaction time secara teratur akan
membuat reaction time lebih cepat karena responden mengetahui pola pada
5.2 Pembahasan
kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas. Setelah itu dilakukan transformasi
data untuk mengubah data ordinal menjadi interval. Pengolahan data yang
normalitas, uji linieritas, korelasi, dan uji beda. Uji normalitas yang dilakukan
adalah uji normalitas kognitif dan kecepatan reaksi. Uji linieritas yang
dilakukan adalah menguji umur dengan kognitif dan kognitif dengan kecepatan
reaksi. Korelasi yang dilakukan untuk menguji hubungan antara umur dengan
kognitif dan kecepatan reaksi dengan kognitif. Uji beda yang dilakukan adalah
dan memory of name. Mempunyai skala ordinal dimana nilai 4 untuk jawaban
selalu (S), nilai 3 untuk jawaban sering (SR), nilai 2 untuk jawaban jarang (J)
dan nilai 1 untuk jawaban tidak pernah (TP). Hasil skala untuk 25 pertanyaan
dengan dilakukan 2 tes yaitu T5 (simplen reaction time) dan tes T6 (recognition
pekerjaan, pertengahan dan akhir pekerjaan adalah 1.7866, 1.8232, dan 1.7363.
pertengahan dan akhir pekerjaan adalah 0.8707, 0.9894, dan 0.8017. Rata-rata
kecepatan reaksi T6 pada pegawai teknisi berkisar antara 0,6124 detik sampai
dengan 1,6693 detik. Kecepatan reaksi T5 dan T6 pada teknisi untuk nilai
terendah terdapat pada saat pertengahan yaitu pada saat siang hari yang
disebabkan karena faktor kelelahan dan energi yang menurun. Responden ke-
34 memiliki waktu terlama yaitu 1.4784 dengan usia 53 tahun dengan masa
berkisar antara 0,624 detik sampai dengan 1,3198 detik. Kecepatan reaksi T5
dan T6 paling rendah pada karyawan administrasi terdapat pada saat siang hari
1.4014 detik dengan usia 44 tahun dengan massa kerja 26 tahun. Berdasarkan
BAB VI
6. 1 Kesimpulan
yaitu cahaya 1 (646 Lux), cahaya 2 (30 Lux), kebisingan 1 (97,5 dB) dan
b. Berdasarkan hasil uji T yang didapatkan pada reaction time test, sebesar
0,235 yang lebih besar dari 0.05 maka dapat diketahui bahwa kondisi
praktikan. Pada memory recall test hasil uji T yang didapatkan untuk
kondisi lingkungan berupa cahaya yang berbeda diperoleh hasil 0,343 yang
lebih besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa kondisi lingkungan yang
psikomotorik praktikan. Hal yang sama juga ditemui pada hasil uji T yang
berbeda, diperoleh hasil 0,522 yang lebih besar dari 0.05 maka dapat
bernilai 0.013 < 0.05 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh
,dan stimulus tidak teratur bernilai 0.282 > 0.05 Maka dapat diketahui
bahwa terdapat pengaruh antara stimulus teratur dan tidak teratur terhadap
pada memory recall bahwa pengaruh kondisi berbeda dengan deret angka
yang dihafal bernilai 0.092 > 0.05. Dengan demikian, dapat diketahui
hati dan tekanan. Performansi psikomotorik akan lebih baik apabila sedang
dalam kondisi yang sehat dengan istirahat yang cukup serta lingkungan
yang nyaman dan memadai agar terhindar dari kelelahan juga stress.
tepat (berdasarkan SNI yaitu sebesar 200 lux), pula dengan pemilihan
6. 1 Saran
a. Saran Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran Diponegoro 6.
Bridger, R.S. 2005. Introduction to Ergonomics (2nd ed.). New York: Taylor &
Francis.
Sebelas Maret.
Luce, R.D. 1986. Response Times : Their Role in Ferring Elementary Mental
Muslimin, Kamil Agung. 2016. Studi Tata Ruang dalam pada Museum Affandi
Yogyakarta.
Dedi Nismar Satria MODUL 5:
Kelompok IV
D221 16 005 Pengukuran Performansi Psikomotorik Hal 65
LABORATORIUM ERGONOMI
DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1527-1532.
Ningsih, Linda Setya. 2009. Kemampuan Recall Memory Ditinjau dari Metode
Muhamadiyah Surakarta.
38, p. 5.
Solso, Robert L., Otto H. Moclin, dan M. Kimberly Maclin. 2008. Psikologi
Jakarta : Erlangga.
Sutalaksana, Iftikar er all. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik
Industri, ITB.
Deepublish.
Triyanti, V., & Azali, W. (2015). Analisis Hubungan Aktivitas Dan Karakteristik