Anda di halaman 1dari 6

Alternatif Jawaban Kasus 1

1. Kegiatan positif beserta alasannya


a. Melakukan apersepsi pada kegiatan awal pembelajaran
Menurut Gagne dan Briggs, guru harus melakukan apersepsi pada
kegiatn awal pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan
motivasi dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Objek yang dijadikan contoh pada apersepsi, diakrabi anak-anak


atau berada pada dunia anak.
Menurut David Ausubel, pelajaran akan bermakna jika siswa mampu
menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan
konsep atau hal-hal lainnya yang ada dalam struktur kognitif siswa.

Kegiatan negatif beserta alasannya

a. Tidak menghadirkan objek konkret untuk bahan deskripsi


Menurut Jean Piaget, anak usia 7-11 tahun berada pada tahap
perkembangan operasional konkret. Pada masa ini yang dapat
dipikirkan oleh anak hanya terbatas pada benda-benda konkret yang
dapat dilihat atau diraba.

b. Tidak memberi coaa ntoh bagaimana cara mendeskripsikan yang


benar
Dengan diberikan suatu contoh yang benar jawaban siswa akan
terpola, terfokus dan sistematis.

c. Tidak memberikan penguatan pada respon positif siswa yang


diberikan sebagai tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan
guru.
Pemberian penguatan yang hangat, antusias dan tepat waktu akan
bermakna pada siswa, siswa menjadi termotivasi dan akan
cenderung mengulangi perlakuan yang diharapkan tersebut.
2. Alasan anak tidak bisa mendeskripsikan beserta alasannya.
a. Kemampuan anak menuangkan gagasannya kedalam bentuk
tulisan masih kurang, atau dengan kata lain kemampuan anak dalam
menulis masih lemah.

 Hal ini terbukti ketika mereka mendeskripsikan secara


lisan mampu, tetapi ketika ditugasi kedalam bentuk
tulisan, mereka tidak bisa menuangkannya.
b. Objek yang harus dideskripsikan kurang diakrabi anak dan
berbentuk bervariasi.

 Objek seperti uang, rumah, batu, gelas, meja dan lain-


lain kurang diakrabi anak selain itu bentuknya juga
bervariasi yang memungkinkan anak sulit
mendeskripsikan. Misalnya obat, obat banyak
macamnya ada tablet dan cair, tabletpun bisa kapsul,
ada tablet biasa dengan bentuk yang beragam.
c. Objek yang harus dideskripsikan tidak dihadirkan dalam bentuk
nyatanya.

 Bu Sinta hanya menuliskan objek-objek yang harus


dideskripsikan, tanpa menghadirkan objek nyatannya,
jelas ini sangat menyulitkan anak dalam
mendeskripsikannya. Seperti kata Kohlberg dan
Gillingan "yang paling utama penyebab terjadinya
kesulitan belajar anak di SD adalah karena adanya
upaya mengajarkan materi yang abstrak kepada anak
yang masih berada pada masa operasional konkret.
3. Benda-benda yang diakrabi dan menarik bagi anak
Dengan menggunakan alat peraga seperti itu anak akan menjadi
mudah dalam belajar dan motivasi mereka akan meningkat. Hal itu
sejalan dengan pendapat David Ausubel dan Jeremi Burner.
Menurut David Ausubel "Pelajaran akan bermakna jika siswa mampu
menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan
konsep atau hal-hal lainnya yang sebelumnya sudah ada dalam
struktur kognitif anak." Menurut Bruner "Motivasi intrinsik itu telah
dimiliki siswa, yaitu sifat mengingat secara alamiah. Mereka akan
memiliki daya kompetensi dalam belajar bila mereka menjadi tertarik
pada apa yang mereka pelajari. sulit memotivasi siswa terhadap apa
yang tidak mereka senangi."

4. Langkah-langkah perbaikan

a. Kegiatan awal

 Menyiapkan alat peraga yang digunakan yaitu boneka,


balon, jeruk, apel.

 Menyiapkan lembar kerja siswa.

 Melakukan apersepsi untuk membangkitkan motivasi


dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Misalnya dengan bertanya pada siswa apakah mereka
tahu boneka. kemudian mereka disuruh menceritakan
apa yang diketahuinya tentang boneka. Selanjutnya
guru memberikan penguatan terhadap respon positif
yang diberikan siswa.

 Guru membagi siswa kedalam kelompok dengan


anggota 3 atau 5 orang.
b. Kegiatan inti

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus


kepada siswa
 Guru mengingatkan dan sedikit mengulas kompetensi
prasyarat dalam hal ini pengertian mendeskripsikan
yang sudah di pelajari sebelumnya.

 Menyampaikan alternatif pembelajaran yang akan


ditempuh siswa, bahwa mereka akan ditugasi untuk
mendeskripsikan benda-benda yang dibawa guru
dalam kelompok kerja.

 Guru menampilkan satu contoh benda yang dibawa


misalnya boneka, dengan cara melibatkan siswa, guru
memberikan contoh mendeskripsikan yang benar.

 Selanjutnya secara berkelompok mendeskripsikan


benda-benda yang dipasang di depan kelas kedalam
lembar kerja siswa.

 Setelah selesai, masing-masing kelompok, diminta


mendeskripsikan hasil kerjanya, kelompok lainnya
dirugasi untuk menyanggah atau memberi komentar.

 Guru juga melaksanakan penilaian proses di sela-sela


penyampaian materi.

 Selanjutnya hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan


dievaluasi

 Guru melakukan tes formatif


c. Kegiatan akhir (penutup)

 Melakukan umpan balik

 Menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan

 Melaksanaka penilaian hasil

 Melaksanakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran

 Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada


waktu yang akan datang.
 Menutup kegiatan pembelajaran.
Alasan mengapa merancang pembelajaran seperti itu.

1. Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif


anak SD. Menurut Piaget, anak SD umumnya berada
pada tahap perkembangan operasional konkret.
Mereka akan lebih cepat belajar dan menyerap
informasi, jika informasi dikemas secara konkret.

2. Pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD.


Menurut Robert J. Havighurt, anak SD memiliki
4karakteristik senang bermain, bergerak, belajar dn
bekerja dalam kelompok, dan senang melaksanakan
atau melakukan atau meragakan sesuatu secara
langsung. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa
guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya,
anak bergerak dan berpindah tempat, serta anak
terlibat langsung dalam pembelajaran dan penemuan
informasi.

3. Sesuai dengan teori belajar konstruktivisme, bahwa


pengetahuan bukan seperangkat fakta atau konsep
yang harus diterima, tetapi sesuatu yang harus
dirancang bangun atau dikonstruksi sendiri oleh siswa.
Menurut Zahorik, pembelajaran akan bermakna jika
anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan
mengetahuinya.

4. Jumlah anggota kelompok 3 atau 5 sesuai dengan


pendapat Howar, "untuk kegiatan-kegiatan semacam
riset yang akhirnya siswa harus membuat laporan dan
menyajikan laporan di kelas, Howar menyarankan
sebaiknya terdiri dari 3 atau 5 orang agar dapat
bekerja secara efektif. Lebih lanjut dia juga
menyarankan jumlah anggota sebaiknya ganjil, jangan
genap sehingga kalau suatu saat terjadi konflik dapat
diatasi dengan voting dalam penyelesainnya, selain itu
jumlah gasal memungkinkan siswa tidak ngobrol
secara berpasangan karena ada satu orang yang akan
tidak kebagian pasangan.

Anda mungkin juga menyukai