Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK RESERVOIR

Hubungan Sudut Kontak dengan Jenis Fluida pada Tiap Jenis Reservoir,
serta Faktor yang Memengaruhi Nilai Sudut Kontak

Disusun oleh:
Ikfi Maasyi Hanif (14/363552/TK/41651)
Afif Abdul Fattah (15/378908/TK/42850)
Agung Rizki Perdana (15/378909/TK/42851)

Dosen pengampu mata kuliah:


Dr. Ir. Jarot Setyowiyoto, M. Sc.

YOGYAKARTA
SEPTEMBER
2018
Hubungan Sudut Kontak dengan Jenis Fluida pada Tiap Jenis Reservoir,
Serta Faktor yang Memengaruhi Nilai Sudut Kontak

Sudut kontak merupakan pengukuran paling universal untuk mengukur


permukaan wettability, di mana wettability didefinisikan sebagai kondisi kompleks
batas antar permukaan yang berperan pada ruang pori dalam batuan sedimen.
Kondisi ini akan memiliki efek dominan berupa pergerakan antar permukaan dan
juga perpindahan fluida dalam batuan (Morrow, 1990). Penjelasan mengenai sudut
kontak dapat disederhanakan pada contoh ideal pada Gambar 1. Sudut kontak pada
tiap jenis fluida dan juga pada tiap jenis batuan reservoir nilainya akan berbeda beda
pada setiap jenisnya. Sudut kontak pada jenis fluida pada brine, water, oil akan
berbeda nilainya, jika pada brine dan water akan berbeda tergantung dari nilai
salinitasnya, sedangkan nilai sudut kontak jika fluida yang melingkupinya adalah
air akan lebih kecil daripada jika fluida pengisinya ialah minyak. Berikut
merupakan tabel nilai sudut kontak yang berbeda pada reservoir batuan karbonat
yang dianalogikan dengan menggunakan carbonate disks diambil dari penelitian
Shedid dan Ghannam (2004) ditunjukkan pada Gambar 2. Begitu juga apabila
fluida pengisinya ialah gas. Hasil penelitian dari Li dan Horne (2008) menunjukkan
bahwa asumsi yang sering digunakan, yaitu sudut kontak fluida dalam fase gas
nilainya akan nol, tetapi dalam beberapa kasus tidak demikian (Li and Horne,
2008).

Gambar 1. Skema ideal sudut kontak (Morrow, 1990)


Nilai sudut kontak akan berbeda pula bergantung jenis batuannya sebagai
reservoir. Jenis batuan yang biasa sebagai reservoir contohnya ialah batuan sedimen
silisiklastik dan batuan karbonat. Dua jenis batuan tersebut merupakan batuan yang
paling umum menjadi reservoir. Nilai sudut kontak batuan karbonat akan lebih
rendah dibandingkan dengan reservoir jenis batuan silisiklastik. Perbandingan ini
dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Slobod dan Blum (1952) yang
melakukan uji sudut kontak pada masing masing jenis core batuan yang berbeda,
hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Contoh nilai sudut kontak pada masing-masing fluida pengisinya (Shedid dan
Ghannam, 2004)
Gambar 3. Perbandingan nilai sudut kontak dari beberapa contoh core batuan yang mewakili jenis
batuan reservoir batuan silisklastik dan batuan karbonat (Slobod and Blum, 1952)
Faktor yang Memengaruhi Sudut Kontak pada Wettability
Metode pengukuran derajat wettability dikenal sebagai metode tetesan sessile.
Menurut Shedid dan Ghannam (2004), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pengukuran sudut kontak sehingga menyebabkan adanya variasi
nilai, yaitu tetesan volume minyak, salinitas air, tipe cairan pada batuan yang
tersaturasi, jumlah nomor asam minyak dan suhu pada batuan. Faktor-faktor
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tetesan volume dan saturasi pada salinitas air


Berdasarkan hasil percobaan Shedid dan Ghannam (2004) yang melakukan tes
sebanyak 16 kali dengan volume tetesan minyak yang bervariasi pada tingkat
salinitas air yang bervariasi juga, dapat diketahui adanya dampak yang sistematis.
Pada diagram hasil percobaan (Gambar 4), terdapat dua titik infleksi pada setiap
tetesan volume bergantung pada salinitas air. Pada salinitas air yang mengalami
kenaikan pada kisaran 0-100.000 ppm sudut kontak mengalami pengurangan,
sementara pada kenaikan pada kisaran 100.000 sampai 150.000 ppm, sudut kontak
mengalami kenaikan. Pada salinitas air yang mempunyai titik karakteristik (pada
100.000 ppm salinitas NaCl) tetesan volume tidak mempunyai dampak pada sudut
kontak.

Gambar 4. Dampak volum tetesan dan salinitas air pada sudut kontak (Shedid dan Ghannam,
2004)
Pada konsentrasi salinitas NaCl 50.000 sampai 100.000 ppm, sudut kontak
mengalami peningkatan (Shedid dan Ghannam, 2004). Hal ini disebabkan gaya
repulsif dua lapisan elektrostatis dan gaya repulsif hidrasi meningkat untuk
menghindari persebaran minyak mentah. Sementara pada konsentrasi salinitas yang
melebihi 100.000 ppm, terjadi pencegahan material permukaan aktif untuk
mengalami pelarutan pada fase aqueous, tetapi akan mengalami proses adsorpsi
kepada permukaan padat, sehingga meningkatkan sifat oil-wetting pada permukaan
padat.

2. Cairan pada batuan yang tersaturasi


Saturasi cairan mempunyai peran yang penting terhadap derajat wettability
batuan yang berpengaruh terhadap sudut kontaknya, khususnya pada reservoar
batuan karbonat. Pada batuan yang tersaturasi air asin sifatnya water-wet, pada
batuan tersaturasi minyak sifatnya oil-wet, sementara batuan yang tersaturasi cairan
polimer akan lebih bersifat oil-wet (Shedid dan Ghannam, 2004) (Gambar 5).

Gambar 5. Dampak saturasi cairan batuan pada sudut kontak (Shedid dan Ghannam, 2004)

3. Jumlah nomor asam minyak


Faktor ini didasarkan pada basis interaksi asam di mana termasuk salah satu
mekanisme di mana konstituen minyak berperan dalam modifikasi sifat wetting
pada permukaan batuan (Buckley et al, 1998 dalam Shedid dan Ghannam, 2004)
di mana hal yang dipengaruhi adalah penambahan pada larutan crude oil-brine
dan rock-brine (Cuiec, 1975 dalam Shedid dan Ghannam, 2004). Pada diagram
hasil percobaan (Gambar 6), dapat diketahui bahwa sudut kontak mengalami
pengurangan seiring kenaikan dari jumlah nomor asam pada minyak mentah.
Hal ini disebabkan pada perubahan permukaan padat memicu proses adsorpsi
dari asam yang tidak terdisosiasi unutk meningkatkan muatan negatif pada
permukaan. Gaya repulsif yang timbul antara larutan crude oil-brine dan solid
substrate-brine menstabilkan lapisan tipis yang menutup substrat padat dan
sudut kontak berkurang (Shedid dan Ghannam, 2004).

Gambar 6. Dampak jumlah nomor asam pada sudut kontak (Shedid dan Ghannam, 2004)

4. Suhu pembasahan cairan


Peningkatan suhu pada cairan akan menyebabkan pengurangan pada sudut
kontak (Shedid dan Ghannam, 2004). Hasil percobaannya dapat dilihat pada
gambar 4. Pengurangan sudut kontak ini akan berdampak pada pengurangan
viskositas minyak seiring kenaikan suhu. Oleh karena itu, sudut kontak harus diukur
pada suhu reservoir (Gambar 7).
Gambar 7. Dampak suhu cairan pada sudut kontak (Shedid dan Ghannam, 2004)

5. Viskositas pembasahan cairan


Kenaikan pada viskositas cairan akan meningkatkan sudut kontak (Shedid dan
Ghannam, 2004). Pada cairan yang sifat viskositasnya lebih tinggi, efek gaya adhesi
akan mengalami pengurangan dampak dan batas ekspansi dari tetesan minyak pada
permukaan batuan, sementara pada cairan yang viskositasnya lebih rendah hal
sebaliknya yang terjadi.
REFERENSI

Li, K. and Horne, R. N., 2008, Estimation of Wettability in Gas-Liquid-Rock


Systems: in Journal Geothermics 37 (2008), p. 429-443
Morrow, N. R., 1990, Wettability and Its Effecton Oil Recovery: in SPE
Distinguished Author Series, December 1990, p. 1476-1484.
Shedid, S.A and Ghannam, M.T., 2004, Factors Affecting Contact-Angle
Measurement of Reservoir Rocks: in Journal of Petroleum Science and
Engineering (44), p. 193-203.

Slobod, R. L., and Blum, H. A., 1952, Method for Determining Wettability of
Reservoir Rocks: in Petroleum Transactions, AIME, SPE 137-G, Vol. 195
1952, p. 1-4.

Anda mungkin juga menyukai