Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKALAH
ISLAM DISIPLIN ILMU (IDI)
“KODE ETIK DAN SUMPAH APOTEKER BERDASARKAN NILAI-NILAI
KEISLAMAN”

ISNAINA FINI GUSTI MUBAROKAH

15120180142

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

tentang “Kode etik dan sumpah apoteker berdasarkan nilai-nilai keislaman” yang

merupakan salah satu materi dalam Blok 2 yaitu Islam Disiplin Ilmu Apoteker.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan

makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,

diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami

buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa

saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, April 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia didalamnya memuat banyak hal

dalam kehidupan, mulai dari urusan yang kecil hingga dalam pengaturan suatu negara

termasuk didalamnya adalah mengenai ilmu pengobatan dan kefarmasian. Dengan

mengkaji secara mendalam dan membuktikan secara ilmiah maka kita akan

menemukan misteri yang luar biasa dari Al-Qur’an. Seseorang yang mendalami,

meneliti dan mengembangkan Al-Qur’an dengan sarana ilmu pengetahuan dan

teknologi akan mengakui kebesaran Allah SWT.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan

malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang

mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan

mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: ‘Ya Tuhan

kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka

peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Ali Imran:190-191).

Farmasi menurut Al Biruni merupakan suatu seni untuk mengenali jenis,

bentuk dan sifat-sifat fisika dari suatu bahan, serta seni mengetahui bagaimana

mengolahnya untuk dijadikan sebagai obat sesuai dengan resep dokter. Kedokteran

Islam yang didalamnya termasuk farmasi Islam merupakan ilmu kedokteran dan

farmasi yang berdasarkan Islam dan didalam praktiknya tidak bertentangan dengan
koridor ajaran Islam. Farmasi Islam diharapkan dapat mengedepankan kemampuan

untuk menggali dan menjaga lingkungan, kemampuan untuk memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi farmasi secara optimal, serta memiliki kepekaan terhadap

berbagai proses perubahan yang terjadi didalamnya. Dalam etika farmasi memiliki

kewajiban untuk melindungi pasien dari kerugian akibat kesalahan pemakaian obat

yang merugikan. Diawal Farmasi memeriksa kebutuhan pasien, ditengah memeriksa

kembali semua informasi dan memilih solusi bagi DRP (Drug Related

Problem), diakhir menilai hasil intervensi (evaluasi) sehingga didapat hasil yang

optimal, sehingga pada akhirnya diharapkan kualitas hidup pasien meningkat serta

hasilnya memuaskan. Dengan mengutamakan keselamatan dan melindungi pasien

dari penggunaan obat yang membahayakan diri pasien, berarti farmasis turut

memelihara kehidupan pasien tersebut sesuai dengan anjuran ajaran Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kode etik profesi farmasi di lihat dari nilai-nilai keislaman?
2. Bagaimana sumpah apoteker berdasarkan nilai-nilai keislaman?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan kode etik profesi apoteker

berdasarkan nilai-nilai keislaman.


2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sumpah apoteker berdasarkan

nilai-nilai keislaman.

BAB II

ISI
A. Kode Etik Profesi Apoteker
1. Definisi
Kode etik, yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok

tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di

tempat kerja. Kode Etik Profesi menguraikan peraturan-peraturan dasar

perilaku yang dianggap perlu bagi anggota profesinya untuk melaksanakan

fungsinya secara jujur dan menjaga kepercayaan masyarakat. Prinsip-prinsip

itu dirumuskan dan suatu aparatur tata tertib mengenakan sanksi atas

pelanggaran yang terjadi. Kode etik tertulis secara sistematik sengaja dibuat

berdasarkan prinsip- prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa

difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara

logika - rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Kode Etik Apoteker Indonesia, merupakan pedoman organisasi untuk

melakukan pembinaan terhadap anggota serta pedoman anggota dalam

melaksanakan pengabdian profesinya sebagai Apoteker. Kode Etik Apoteker

Indonesia mengatur tentang kewajiban dan larangan terhadap : Diri sendiri

Teman sejawat, Penerima jasa, Tenaga kesehatan lain.


2. Kode Etik Profesi Apoteker Berdasarkan Nilai-Nilai Keislaman
Profesi adalah suatu pekerjaan yang berkaitan dengan bidang yang

didominasi oleh pendidikan dan keahlian, yang diikuti dengan pengalaman

praktik kerja purna waktu. Dalam menentukan profesi yang kita pilih hendaklah kita

pahami dahulu seberapa besar potensi yang kita miliki dan peluang yang dapat kita

ambil sebelum kita menentukan atau memilih suatu profesi karena tidak ada yang

dapat ahli dalam berbagai bidang, seperti dalam Al Quran surat At-taubah ayat 122 :
Artinya : "Tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya ke medan perang.

Mengapa tidak dari tiap golongan diantara mereka beberapa untuk memperdalam

pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya

apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka dapat menjaga diri. (QS.

Attaubah:122)

Salah satu profesi yang ada didunia kesehatan adalah apoteker. Apoteker

merupakan seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan kefarmasian pada

Pendidikan Tinggi Farmasi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta.
Pasal 1-2
Seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya serta dalam

mengamalkan keahliannya harus mengamlkan sumpah janji apoteker dan kode etik

apoteker serta harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang

Maha Esa. Bekerja dalam pandangan Islam memilki nilai ibadah, firman allah dalam

Quran surat Adzariyat ayat 56 :

Artinya : "Sesungguhnya tidak aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali agar beribadah

kepada-Ku".
Pasal 4
Seorang apoteker harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

profesionalnya secara terus menerus. Setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti
perkembangan bidang kesehatan umumnya dan bidang farmasi khususnya (pasal 4).

Hadist Rasulullah Muhammad s.a.w:

Artinya : " Menuntut ilmu sejak buaian sampai liang lahad".


Pasal 5
Kerja bernilai ibadah apabila didasari keikhlasan dan menjadikan si

pekerja tidak semata-mata mengharapkan imbalan duniawi saja tetapi juga berharap

akan balasan yang kekal diyaumil akhirah. Sesuai pasal 5 tetang kode etik apoteker

dikatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus menjauhkan

diri dari mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan

tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam

telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak

kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
Seorang Apoteker harus memiliki sifat jujur yang melandasi dalam ucapan,

keyakinan, dan amal perbuatan atas dasar nilai- nilai yang benar berdasarkan ajaran

islam.

Artinya: "Hai orang-orang yang berimnan bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah

kamu bersama orang-orang yang benar" ( Qs. At-taubah : 119)


Pasal 7
Seorang Apoteker menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya (pasal

7). Apoteker mempunyai kewajiban mengamalkan ilmu dan memberikan informasi


dan penjelasan mengenai semua yang berkaitan dengan obat. Seluruh aspek

pelayanan menjadi tanggung jawab.

Artinya : “Perumpamaan orang yang dipikulkan kepada Taurat, kemudian mereka

tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal,

amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan

Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. Al- Jumu'ah ayat 5).
Pasal 8
Apoteker mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada

umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Artinya: "Dan katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan

kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-

Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. At-Taubah : 105).
Pasal 9
Sifat amanah harus dimiliki oleh Apoteker , karena ia mempunyai hubungan

dengan pelayanan masyarakat. Sesuai pasal 9 (kewajiban apoteker terhadap pasien)

dinyatakan bahwa seorang apoteker dalam melakukan praktek kefarmasian harus

mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien dan

melindungi makhluk hidup insani.


Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruhmu untuk menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya". (Qs. An-nisa' : 58)


Pasal 10-12
Kewajiban apoteker terhadap teman sejawat dan teman sejawat kesehatan

lainnya juga di atur dalam kode etik profesi apoteker. Dimana berdasarkan pasal 10-

12 (kewajiban apoteker terhadap teman sejawat) seorang apoteker memperlakukan

teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan, saling mengingatkan dan

saling menasehati dgn teman sejawat.

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-

Maidah : 2)

B. Sumpah Apoteker
1. Definisi
Sumpah apoteker adalah pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan

bersaksi atau bersumpah kepada Tuhan yang Maha Esa untuk melakasankan tugas

sesuai dengan isi dalam naskah sumpah apoteker

2. Sumpah Apoteker Berdasarkan Nilai-Nilai Keislaman


Sumpah apoteker adalah pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan

bersaksi atau bersumpah kepada Tuhan yang Maha Esa untuk melakasankan tugas

sesuai dengan isi dalam naskah sumpah apoteker


Sebelum seorang Apoteker melakukan jabatannya, maka ia harus

mengucapkan sumpah menurut cara agama yang dipeluknya, atau mengucapkan janji,

Ucapan sumpah dimulai dengan kata-kata "Demi Allah" bagi mereka yang beragama

Islam, dan sumpah untuk agama lain, pemakaian kata-kata "Demi Allah" disesuaikan

dengan kebiasaan agama masing-masing.


Sumpah/janji itu berbunyi sebagai berikut:
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama

dalam bidang kesehatan.


Sebagai seorang apoteker point pertama dari sumpah apoteker ini

dinyatakan bahwa dalam pekerjaannya seorang apoteker harus memntingkan

kepentingan pasien terlebih dahulu, kepedulian kepada pasien merupakan hal

yang paling utama dari apoteker. Dimana telah di tetapkan dalam Al-quran Al-

Hujurat ayat 13.

Artinya :
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara

kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Al-Hujurat

ayat 13)
2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya

dan keilmuan saya sebagai apoteker.


Sumpah apoteker point kedua ini dinyatakan bahwa dalam

pekerjaannya seorang apoteker harus menjaga rahasia pasien terkait penyakit dan

pengobatan dan menjaga rahasia kefarmasian lainnya. Dimana telah di tetapkan

dalam al-quran Al-anfal ayat 27.

Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul

(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang

dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (Al-anfal ayat 27)”.


3. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian

saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan.


Sebagai seorang apoteker, sumpah apoteker pada poin ketiga

menjelaskan bahwa dalam dunia kerja sebagai seorang apoteker harus dapat

mepergunakan keilmuaannya dibidang yang tepat dan tidak menyalahgunakan


untuk kepentingan yang bertentangan dengan hukum. Dimana point ke tiga dari

sumpah apoteker ini sesuai dengan Al-quran surat Al-Ma’idah Ayat 44.

Artinya :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk

dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-

orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang

alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan

memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu

janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan

janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa

yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu

adalah orang-orang yang kafir (Al-Ma’idah Ayat 44)


4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian


5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berihtiar dengan sungguh-

sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan,

Kesukuan, Politik, Kepartaian atau Kedudukan Sosial.


Seorang muslim harus berikhtiar yang semaksimal mungkin dalam

seluruh urusannya. Serta sebisa mungkin harus berusaha mandiri dalam


hidupnya. Tidak boleh merasa lemah atau bahkan bersikap malas dan

menggantungkan pada orang lain. Rasulullah bersabda,

“Tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah. Tangan diatas yaitu pemberi,

sedang tangan dibawah yaitu peminta.” (HR. Bukhari no. 1429 dan Muslim no.

1033).
Seorang muslim harus berusaha mandiri dan tidak menggantungkan

pada orang lain selama dirinya mampu. Betapa indah pesan dan nasehat yang

disampaikan Rasulullah,

“Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah, pada

keduanya ada kebaikan, bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang

bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah pertolongan pada Allah dan jangan

merasa lemah!” (HR. Muslim no. 2664)


6. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh

keinsyafan.

Artinya :
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu

membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu


telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).

Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (An-Nahl Ayat 91)

Artinya :
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah

mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di

antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah

(janjinya) (Al-Ahzab Ayat 23).


Demikianlah perintah Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang

beriman untuk senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan janjinya. Hal

ini mencakup janji seorang hamba kepada Allah SWT, janji hamba dengan

hamba, dan janji atas dirinya sendiri seperti nadzar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah

mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Sumpah apoteker adalah pernyataan yang


diucapkan secara resmi dengan bersaksi atau bersumpah kepada Tuhan yang Maha

Esa untuk melakasankan tugas sesuai dengan isi dalam naskah sumpah apoteker.

Profesi apoteker harus memiliki kode etik baik terhadap teman sejawat maupun

terhadap tenaga kesehatan lain. Seorang apoteker dalam melaksanakan tugas dan

keahlian dilakukan sesuai dengan nilai keislaman.

B. Saran

Perlunya meningkatakan kesadaran akan peraturan-peraturan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Kode Etik Apoteker Apoteker Indonesia dan Implementasi-Jabaran


Kode Etik. Ikatan Apoteker Indonesia.

Departemen Agama RI. 2005. Al Quran dan Terjemahannya. PT. Syamil Cipta
Media,Indonesia.
Indonesia, Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1962 tentang Sumpah Apoteker.

Anda mungkin juga menyukai