Anda di halaman 1dari 5

STEP 1

STEP 2

1. Mengapa dikeluhkan diare, pusing,lemas dan lesu?


2. Mengapa didapatkan nafsu makan menurun dan mual muntah?
3. Apa hubungan dari keadaan wilayah dan MCK disungai dengan scenario?
4. Mengapa ditemukan konjungtiva anemis hepatosplenomegali dan nyeri tekan hepar
dan lien?
5. Apa saja factor resiko dan etiologi dari scenario?
6. Apa diagnosis dan DD dari scenario?
7. Bagaimana siklu hidup dan apa saja jenis parasitnya?
8. Bagaimana pathogenesis dari scenario?
9. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari scenario?
10. Bagaimana pencegahan dari scenario?
11. Bagaimana peñatalaksanaan dari scenario?

STEP 3

1. Mengapa dikeluhkan diare, pusing,lemas dan lesu?


 Diare
Telur masuk ketubuh aliran darah telur di dinding kantung kemih
peradangan perdaarahan membentuk jaringan luka parut tinja diare

Telur merusak mukosa usus penyerapan berkurang nutrisi


berkurng tidak bisa menerima nutrisi lemas, lesu

Telur  enzim proteolitik dinding usus rusak manifest


gastrointestinal

Nafsu makan menurun hormone leptinil 1 dan TNF alfa parasit butuh
makan dan mengambil cad makanan dari tubuh kita

Diare cairan kurang nutrisi kurang lemas lesu pusing

2. Mengapa didapatkan nafsu makan menurun dan mual muntah?


Nafsu makan menurun
infeksi mediator inflamasi serotonin menekan nafsu makan kerja IL 1 dan
TNF alfa hipotalamus penurunan intake makan

Mual dan muntah


Iritasi pada mukosa usus reseptor CTZ respon eferen kontraksi dan otot
diafragma mual muntah

3. Apa hubungan dari keadaan wilayah dan MCK disungai dengan scenario?
Sering MCK disungai telur menetas  serkaria menembus kulit
Keadaan wilayah(sawah) sporokista serkaria
Sungai karena hospes perantaranya keong hidup diair tawar

4. Mengapa ditemukan konjungtiva anemis hepatosplenomegali dan nyeri tekan hepar


dan lien?
Hepatomegali
Telur ke usus v. porta kapiler hepar inflamasi jaringan ikat
hepatosplenomegali
Telur menembus kulit menumpuk dihepar inflamasi IL 4 dan 3
granulomatosafibrosis

5. Apa diagnosis dan DD dari scenario?


MCK disungai, petani, parasit masuk menebus kulit Skhistosoma, leptospirosis,
ankilostoma
Lab darah skhistosomiasis dan ankilostoma
Dari daerah endemis
s. japonikum (di indonesia) dan mansoni  usus( feses)
s. heamotobiumurin

stadium awal : perubahan kulit, alergi


stadium akut: demam diare, disentri. Hepatosplenomegali
stadium menahun: sirosis hepatis, kematian

6. Apa saja factor resiko dan etiologi dari scenario?


Fak resiko
- Kebiasaan MCK disungai
- Bekerja Tanpa alat pelindung
- Mencuci dan mandi disungai
- Kontak dg air terkontaminasi
- Tinggal di daerah endemis skistosoma terutama japonicum

Etiologi

Trematoda darah

7. Bagaimana siklu hidup dan apa saja jenis parasitnya?


MCK disungai telur keluar bersama feses masuk ke air mirasidium keong
sporokista 1 &2 serkaria berenang di air menembus kulitke pembuluh
darah(dewasa) terutama mesentrika dekat dg usus keluar lewat rectum ekor
menetap menembus usus balik ke siklus awal

8. Bagaimana pathogenesis dari scenario?


CD14 dan TLR (reseptor mkrofag) eosinofil keluar di perifer gatal
Cacing masuk ke kulit PGD2 menghambat sel langerhans dan dendritik susah
dihilangkan dengan respon imun

9. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari scenario?


Lab urin dan tinja : dilihat dari telur nya
uji serologi : IFAT dan ELISA
Pemerikssaan EKG dan radiologi : hipertensi porta dan sirosis hepatis

10. Bagaimana pencegahan dari scenario?


- Jangan berenang dan mencuci disungai
- Bekerja dengan alat pelindung
- BAB dan BAK pada tempat nya
- Minum air yg matang
- Mengubah pola hidup

11. Bagaimana peñatalaksanaan dari scenario?

Praziquantel dosis 45mg/ kg

Emetin

Dari spesies

s. mansoni & heamatobium : 40mg/kg PO dibagi dalam dua dosis per hari

s. japonicum 60mg/ kg PO dibagi dalam 3 dosis per hari

STEP 4
STEP 7

1. Mengapa dikeluhkan diare, pusing,lemas dan lesu?

2. Mengapa didapatkan nafsu makan menurun dan mual muntah?


3. Apa hubungan dari keadaan wilayah dan MCK disungai dengan scenario?
4. Mengapa ditemukan konjungtiva anemis hepatosplenomegali dan nyeri tekan
hepar dan lien?
5. Apa diagnosis dan DD dari scenario?
6. Apa saja factor resiko dan etiologi dari scenario?
7. Bagaimana siklus hidup dan apa saja jenis parasitnya?
8. Bagaimana pathogenesis dari scenario?

9. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari scenario?

 Laboratorium
 Sedimen urin : urin dikumpulkan 24 jam atau antara 09.00 – 14.00.
 Pemeriksaan tinja secara langsung atau dengan konsentrasi atau
kuantitatif Kato-Katz. Dikatakan infeksi berat bila ditemukan telur
>400 butir dalam 1 gram tinja.
 Biopsy mukosa

 Uji serologis
Tes-tes imunodiagnosis dapat digunakan bila hasil pemeriksaan urin atau tinja
negatif atau diperkirakan adanya infeksi ektopik. Hasil yang akurat diperoleh
setelah terpajan 6-8 minggu dengan air yang tercemar serkaria. Disini diperiksa
antibody terhadp cacing dewasa, sistosomula dan serkaria dengan tes-tes sbb:
- Enzyme linked immune sorbent assay (ELISA)
- Radioimmunoassay (RIA)
- Indirect Immunoflourescence test (IFAT)
- Gel precipitation techniques (GPT)
- Indirect haemagghttination test (IHA)
- Latex agglutination test (LAT)
Hilangnya antigen yang beredar 5-10 hari menandakan kesembuhan.
 Tes lain
o Esofagoskopi atau kolonoskopi (S. mansoni, S. japonicum)
o Foto dada atau EKG
o USG hati : memberi gambaran patognomis berupa fibrosis periportal. Pmx
ini sangat bermanfaat karena:
1. Dapat menilai hipertensi portal
2. Dapat membedakan sistomiasis dari sirosis hepatis
3. Menilai kemajuan hasil terapi pada infeksi dini.
 Sistoscopy dapat ditemukan ulkus sandy patches dan adanya daerah-daerah
yang mengalami metaplasia.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
10. Bagaimana pencegahan dari scenario?
- Jangan menyebrangi atau berenang air tawar di negeri-negeri dimana terjadi
sistomiasis
- Minum air yang aman. Air dari kanal, danau, sungai latidak aman langsung
diminum. Air dari sumber air panas, sudah di didihkan minimal 1 menit atau air
saringan aman diminum
- Air mandi semestinya dihangatkan dulu selama 5 menit pada suhu 1500F atau
disimpan dalam tangka air selama minimal 48 jam sebelum digunakan untuk
mandi
- Menggunakan handuk yang sangat kering setelah kecelakaan, bilasan singkat
dengana ir yang aman dapat membantu mencegah penetrasi sistosoma pada
kulit.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Hal 793-794

11. Bagaimana peñatalaksanaan dari scenario?


 Praziquantel
Daya sembuh ini untuk S. hematobium, S. mansoni, S. japonicum, 63-85 % da
dapat menurunkan telur-telur >90% setelah 6 bulan terapi.
Dosis : 2x20 mg/kg BB/ hari untuk S. hematobium, S. mansoni
2x20 mg/kg BB 3x/hr untuk S. japonicum
ESO : malaise, sakit kepala, pusing, anoreksia, mual, muntah, nyeri perut,
diare, pruritus, urtikaria, atralgia, dan myalgia. Berlangsung beberapa jam
sampai 1 hari. Menurut WHO obat ini bisa diberikan kepada ibu hamil.
 Oxamniquine
Obat ini sangat efektif hanya untuk S. mansoni. Dosis 12-15 mg/kg/ q24h.
ESO : terjadi dalam beberapa jam berupa pusing, vertigo, mual, muntah,
diare, sakit perut, sakit kepala. KI kepada ibu hamil karena punya efek
mutagenic dan teratogenic.
 Artemisin
Obat ini efektif terhadapp sistosomula.
Untuk mengontrol infeksi sistosoma di prioritaskan hal-hal sebagai berikut :
1. Pendidikan kesehatan
2. Penyediaan air minum dan fasilitas sarana kesehatan
3. Diagnosis dan pengobatan
4. Manajemen lingkungan
5. Control HP (keong air tawar)
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Anda mungkin juga menyukai