Anda di halaman 1dari 4

RESUME KULIAH TAMU

“Integrated Modelling and Reservoar Characterization in


Geothermal Field”

Oleh :
Lia Andri Anggraeni 03411640000015
Adjeng Yalastri Atha Nafilah 03411640000038

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
Jumat, 13 Februari 2019

“Integrated Modelling and Reservoar Characterization in


Geothermal Field”
Gunung api biasanya menghasilkan sumber panasa bumi dengan syarat tertentu. Misalnya
umur tertentu,ada cebakannya, dan harus ada fluida.

Energi Geothermal
Suatu sistem yang mengantarkan panas (panas dan porositas / permeabilitas) disebut sistem
geothermal. Transportasi panas yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
 Konduksi; perpindahan kalor tanpa zat perantara terjadi pada benda padat berbahan
logam
 Konveksi; perpindahan kalor diikuti zat perantara
 Radiasi perindahan kalor tidak membutuhkan zat perantara
Air dari uap untuk penggerak turbin, water dominated air yang dimasukkin lagi ke sumur
(sumur eksplorasi dan sumur brosi untuk melakukan injeksi lagi dan steam dominated. Air
yang masuk (air magmatic air tektoric yang dicari dari air hujan keluar yang menghasilkan uap
untuk menggerakkan turbin. Vulkanik (batuan muda berarti asam atau magmatic, air berada di
posisi top reservoar) dan geothermal (batuan tua berarti panas). Sistem pada geothermal yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem hot dry rock; yang memanfaatkan panas yang tersimpan dalam batuan
berporositas rendah dan tidak permeabel. Temperatur sistem ini berkisar antara 120
hingga 225°C dengan kedalaman 2 hingga 4 km).
2. Sistem magma tap; yang memanfaatkan panas yang keluar dari tubuh magma dangkal.
Pada sistem ini, magma merupakan bentuk paling murni panas alamiah yang mempunyai
temperatur <1200°C.
3. Sistem yang berasosiasi dengan volkanisme Kuarter dan intrusi magma. Sistem ini
umumnya mempunyai temperatur <370°C dan kedalaman reservoir <1,5 km.
4. Sistem yang berhubungan dengan tektonik, yaitu terjadi di lingkungan backarc, zona
kolisi dan sepanjang zona sesar. Sistem ini yang telah dieksploitasi umumnya mempunyai
temperatur reservoir <250°C dan kedalaman >1,5 km.
5. Sistem (yang dipengaruhi oleh) geopressure ditemukan di cekungan sedimen.
Kedalaman reservoir sistem ini umumnya 1,5 hingga 3 km dan temperatur reservoir
berkisar dari 50 hingga 190°C.

Perhitungan Tturbin potensi geotherm


𝑃 = 𝑘𝐴(𝑇𝑟𝑒𝑠 − 𝑇𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛)
A = luas area
Tres= Temperature
Tturbin= Tturbin
K = konstanta water dominated (0.22) atau steam dominate (0.1)

√𝜌
𝑆𝑘𝑖𝑛 𝐷𝑒𝑝𝑡h = 503
𝐹
Jumat, 13 Februari 2019

Resource class Reservoir temperature


Very Low Temperature 100°C < 150°C
Low Temperature 150°C <190°C
Moderate Temperature 190°C < 230°C
High Temperature 230°C < 300°C
Ultra High Temperature > 300 °C
Stem Field 230 °C - 240°C

Dari sumber kemudian masuk ke turbin saat masuk ke turbin sebagian ada yang menguap
sehingga waktu diinjek kembali, fluida berkurang. Maka, dibutuhkan manajemen yang tepat
agar lapangan geothermal dapat bertahan lama.
Proses menemukan Geothermal Resource:
1. Survey Geologi dan Geokimia
Survey manifestasi yang menjadi informasi dari karakteristik resource
- Peran Geologi : untuk menentukan lokasi dan jenis manifestasi dan membuat peta
alterasi
- Peran Geokimia : untuk mencari discharge fluida yang memungkinkan serta tipe
resource temperature yang memungkinkan
2. Geofisika
Peran Geofisika untuk mencari anomali berpotensi sebagai resource yang
memungkinkan
- Resistivity Survey (TDEM, MT, dll), gravity, magnetik, dll
3. Drilling
Drilling dilakukan apabila parameter-parameter berikut terpenuhi yaitu :
- Ada alterasi Smectite clay pada sistem geothermal yang berkaitan dengan :
 Smectite menunjukkan permeabilitas low bulk
 Sistem geothermal dominan terdiri dari smectite clay
 Smectite berubah menjadi illite clay seiring dengan bertambahnya
temperature
 Smectite sering muncul pada saat keadaan di bawah pembalikan suhu
- Resistivitas rendah pada geothermal menyebabkan terbentuknya smectite clay
 Resistivitas rendah merupakan concident dari resistivitas low bulk
 Reservoar geothermal sebagian besar terdiri dari zona cap (penutup) dengan
resistivitas rendah
 Resistivitas rendah hingga tinggi bertransisi menjadi isotermal pada
permukaan reservoir
 Resistivitas rendah mengidentifikasikan bahwa ada outflow reservoir
 Resistivitas tinggi belum tentu mengidentifikasikan adanya permeabilitas
tinggi atau rendah dan menandakan adanya temperature tinggi atau rendah
kecuali ada korelasi antara data yang lain
Jumat, 13 Februari 2019

Elektromagnetik
Tujuan metode elektromagnetik yaitu pemanfaatan dari perubahan komponen-komponen
medan akibat variasi konduktivitas untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan
elektromagnetik dapat dibangkitkan dengan medan elektromagnetik alami di daerah
pengukuran. Prinsip metode ini yaitu mengukur variasi lokal medan magnet bumi atau
permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah di sekelilingnya.

Senstif terhadap perubahan kedalaman. Prinsipnya untuk mengidentifikasi batuan beku dasar
yang memiliki komposisi mineral2 logam. Biasa digunakan untuk studi geothermal karena
mineral2 ferromagnetik akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati
temperatur Curie.
Mineral dalam magnetik yaitu:
Ferromagnetik: mineral yang dapat ditarik oleh magnet dengan kuat. Contoh; magnetite,
maghemite, pyrrhotite
Paramagnetik: mineral yang dapat ditarik tapi lemah.
Diamagnetik: mineral yang tidak dapat ditarik sedikitpun oleh magnet karena tidak terdapat
unsur besi (Fe). Contoh; Pirolusit, kuarsa, dan serpentinit.

Metode MT
Metode MT adalah metode yang sangat dianjurkan dalam eksplorasi geothermal. Data
MT yang bagus, menjadi patokan utama untuk dilakukan drilling. MT merupakan metode pasif
dari Elektromagnetik. EM memanfaatkan MT pada bidang fluktuasi yang menyebabkan sub
surface menghasilkan arus elektrik. Parameter dari MT yaitu medan elektrik (E) dan medan
magnetik (H) yang diukur di permukaan. Metode magnetotellurik dapat mengetahui sebaran
batuan dan lapisan di bawah permukaan dengan melihat nilai resistivitasnya atau tahanan
jenisnya sehingga model konseptual, luas, dan batas reservoir panas bumi dapat diketahui.
Sumber sinyal metode ini adalah medan magnetik yang berasal dari dalam dan luar
bumi yang rentan frekuensinya bervariasi. Medan magnet dalam bumi dikarenakan pergerakan
antara mantel bumi terhadap inti bumi sedangkan dari luar bumi yaitu yang dihasilkan di
atmosfer dan magnetosfer. Pada metode magnetotellurik hanya memanfaatkan medan
magnetik yang berasal dari luar bumi yang memiliki rentang frekuensi lebih besar seperti
peristiwa petir (>1 Hz yang terjadi ketika di ionosfer dan menjalar hingga ke permukaan bumi)
Ketika mencapai permukaan bumi secara otomatis medan magnet bumi akan mengalami
perubahan, jika perubahan tersebut terjadi berulang kali maka akan menghasilkan fluks magnet
yang menginduksi arus listrik di bawah permukaan bumi. Dan menghasilkan medan magnet
sekunder yang akan direkam oleh alat MT) yang menyambar dan peristiwa solar wind
(memiliki frekuensi < 1 Hz sehingga jarak tembus medan magnetik kedalamannya cukup jauh)
Sensor yang digunakan untuk merekam data yaitu sensor elektrik (merekam data medan listrik
pakai porous pot) dan sensor magnetik (merekam data medan magnet) yang sensor magnetik
sendiri terderi dari 3 koil (Hx, Hy, dan Hz) dimana 2 sensor magnetik. Nilai resistivitas pada
kontak antara poros pot dengan tanah harus relative < 2 kΩ
Rentan frekuensi pada metode MT :
 Frekuensi range 0.001 Hz - 400 Hz (MTU-5 untuk MT)
 Frekuensi range 0.0001 Hz - 1000 Hz (MTC-5 untuk MT)

Anda mungkin juga menyukai