Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga
(mother of sport), di mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari,
lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak heran
jika pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata
pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa.
Atletik merupakan unsur olahraga terpenting pada suatu penyelenggaraan olimpiade.
Hal ini dikarenakan pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga lain dapat
dicapai melalui latihan nomor-nomor atletik, khususnya dalam peningkatan kondisi
fisik. Nilai edukatif dari cabang atletik dapat dijadikan dukungan dalam
pengembangan sumber daya manusia yang potensial di bidang olahraga.
Salah satu nomor pada cabang atletik adalah tolak peluru. Faktor tersebut ada yang
bersifat internal misalnya ; bakat, emosi, suasana hati, motivasi dan lain-lain.
Sedangkan faktor yang bersifat eksternal diantaranya ; faktor pelatih, sarana dan
prasarana, lingkungan dan sosial budaya. Prestasi pada nomor atletik dapat dicapai
melalui latihan yang khusus dan teratur dalam jangka waktu yang relatif lama. Potensi
yang cocok dengan cabang olahraga yang ditekuninya seperti keadaan fisik,
penguasaan teknik dan persyaratan lainnya semestinya dimiliki oleh seorang atlet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bola Basket
Permainan basket ditemukan secara tidak sengaja oleh Dr. James Naismith
pada tanggal 15 Desember 1891. Beliau adalah seorang guru Olahraga asal Kanada.
Waktu itu ia membuat suatu permainan di dalam ruangan untuk mengisi waktu luang
siswanya. Saat itu di New England sedang musim dingin.
Setelah terdapat beberapa masukkan, ia kemudian membuat sejumlah
peraturan. Pertandingan bola basket resmi pertama digelar pada tanggal 20 Januari
1892. Kata “basket” muncul dari seorang muridnya. Barangkali istilah itu muncul
karena ring yang digunakan saat itu adalah basket (bahasa Inggris) yang berarti
“keranjang”.
Olahraga inipun cepat sekali menyebar dan digemari di Amerika Serikat.
Persatuan bola basket Amerika Serikat kemudian didirikan pada tanggal 6 Juni 1946
di New York.
Permainan bola basket dibawa ke Indonesia oleh perantau dari Tiongkok
sekitar tahun 1920-an. Kemudian permainan tersebut menjadi populer di kalangan
remaja Tionghoa. Pada tahun 1930-an, klub-klub basket mulai terbentuk di kota-kota
besar. Pada saat penyelenggaraan PON I tahun 1948, bola basket juga
diselenggarakan.
B. Aturan Lapangan, Waktu, Bola, dan Pemain Bola Basket
Ukuran standar lapangan basket yaitu panjang 26 meter dan lebar 14 meter.
Terdapat tiga lingkaran (dua diantaranya setengah lingkaran) di dalam lapangan
basket dengan jari-jari 1,8 meter.
Dalam permainan bola basket terdiri dari dua regu. Masing-masing regu terdiri
dari 5 orang pemain dan 5 orang pemain cadangan. Wasit terdiri dari 2 orang
(masing-masing disebut referee dan umpire).
Permainan terdiri dari 4 babak. Setiap babak lamanya 10 menit. Setiap beralih
ke babak berikutnya diberi waktu istirahat selama 10 menit. Bila pada akhir
pertandingan skornya sama, maka ada tambahan babak hingga ada selisih skor. Setiap
pergantian babak tambahan diberi waktu istirahat selama 2 menit.
Keliling bola basket antara 75 sampai 78 cm. Berat bola basket sekitar 600
sampai 650 gram. Ketika bola dijatuhkan ke lapangan dari ketinggian 1,8 meter, bola
harus dapat memantul dengan ketinggian antara 1,2 sampai 1,4 meter.
C. Teknik Dasar Bermain Bola Basket
Teknik passing (mengoper bola):
1. Bounce pass adalah teknik passing dengan dipantulkan ke arah kawan.
2. Chest pass adalah teknik passing dengan dilempar tepat ke arah dada kawan.
Teknik ini lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan teknik lain.
3. Overhead pass adalah teknik passing dengan dilempar di atas kepala. Teknik ini
cocok digunakan jika rata-rata tinggi badan lawan lebih pendek dibandingkan
Anda dan kawan.
Dribble adalah teknik membawa bola basket dengan cara memantul-
mantulkan bola ke lantai. Bola basket dipantulkan dengan cara telapak tangan
mendorong bola, bukan memukul bola. Posisi lengan dan jari dalam posisi santai
(tidak kaku).
D. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket
Berikut adalah beberapa peraturan dasar yang harus dipatuhi dalam permainan
bola basket:
1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau
kedua tangan.
2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua
tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus
melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan
apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota
tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul
pemain lawan dengan cara disengaja. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini
akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sangsi berupa
diskualifikasi pemain pelanggar hingga keranjang tim nya dimasuki oleh bola
lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh
ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak
diperbolehkan.
6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan
(meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3, 4, dan 5.
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan
itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya
pelanggaran balik oleh lawan).
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke
dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh
atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau
pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung
sebagai sebuah gol.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke
dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi
perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasit yang akan
melemparkannya ke dalam lapangan. pemain yang melempar bola diberi waktu 5
detik untuk melemparkan bola. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu
tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak
melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi
mereka sebuah peringatan pelanggaran.
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah
pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran
berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi
pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan
5.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola
dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung
waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan
menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai
pemenang.
E. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru
melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
o Untuk senior putra = 7.257 kg
o Untuk senior putri = 4 kg
o Untuk yunior putra = 5 kg
o Untuk yunior putri = 3 kg
F. Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik
Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara
jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam
sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat,
ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai
oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan
lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang
yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara
di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku
yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping
kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu
tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan
diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan
dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang
peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal
akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas
belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan
arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah
lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat,
badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah
dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus
segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda
peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak
lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki
kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk
memelihara keseimbangan.
G. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
1. Menyentuh balok batas sebelah atas
2. Menyentuh tanah di luar lingkaran
3. Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
4. Dipangil selama 3 menit belum menolak
5. Peluru di taruh di belakang kepala
6. Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
7. Menginjak garis lingkar lapangan
8. Keluar lewat depan garis lingkar
9. Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
10. Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa hal yang disarankan :
1. Bawalah tungkai kiri merendah
2. Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin
di belekang
3. Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
4. Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
5. Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
6. Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
7. Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
8. Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari :
1. Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan
2. Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
3. Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
4. Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
5. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
6. Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
7. Terlalu awal membuka badan
8. Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
H. Peralatan
Alat yang digunakan :
1. Rol Meter
2. Bendera Kecil
3. Kapur / Tali Rafia
4. Peluru
a) Untuk senior putra = 7.257 kg
b) Untuk senior putri = 4 kg
c) Untuk yunior putra = 5 kg
d) Untuk yunior putri = 3 kg
5. Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6. Ortodox : gaya menyamping
I. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi
Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok
yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya.
Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat
tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai
6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75
m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran
tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah
busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak,
sehingga lebih kokoh
Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan bola basket adalah permainan yang bisa dibilang cukup baru dan
sangat cepat populer terutama di Amerika Serikat. Bola basket terdiri dari beberapa
aturan. Yang harus dipelajari saat ingin bisa menjadi seorang pemain basket adalah
teknik dribble, melompat, dan mengetahui aturan-aturan permainan basket.
1. Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang termasuk dalam
nomor lempar
2. Ada tiga tekhnik dalam memainkan olahraga tolak peluru yaitu Teknik
Memegang Peluru, Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu, dan Teknik Menolak
Peluru
3. Alat yang digunakan yaitu Rol Meter, Bendera Kecil, Kapur / Tali Rafia, Peluru,
Obrient, Ortodox.
4. Ada beberapa yang diperhatikan dalam permainan tolak peluru, seperti yang
sudah dipaparkan diatas.
5. Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak
peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan,
bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam
lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak
licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih
rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas
lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini
dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m.
Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan
dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan
sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih
kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2
cm.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta :
Depdikbud.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Depdikbud. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta: Dharma
Bhakti.
https://hedisasrawan.blogspot.com/2015/11/makalah-bola-basket.html

Anda mungkin juga menyukai