Anda di halaman 1dari 3

A.

Daun Jambu Biji


Jambu biji termasuk ke dalam famili Myrtaceae dan merupakan tanaman
tropis jenis perdu yang memiliki ketinggian 3-10 m. berasal dari daerah tropis
Amerika Selatan dan tumbuh liar di Bangladesh, India, Thailand, Brasil, Florida,
Hindia Barat, California dan juga di beberapa negara lain (Misrulloh et al., 2017).
Batang jambu biji berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, dan berwarna
cokelat kehijauan. Daun jambu biji berbentuk bulat telur sedikit menjorong, ujung
tumpul, pangkal membulat, tepi rata sedikit melekuk ke atas, pertulangan menyirip,
panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Buahnya berbentuk bulat sampai
bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan (Dalimartha dalam Rizqina,
2014).
Selain buah jambu biji yang dikonsumsi oleh masyakarat, bagian lain dari
tumbuhan daun jambu biji yang dimanfaatkan adalah daunnya. Biasanya daun
jambu biji dikonsumsi oleh masyarakat untuk mengobati diare yang disebabkan oleh
bakteri. Daun jambu biji mengandung senyawa aktif seperti tanin, triterpenoid,
flavonoid, saponin yang memiliki efek antimikroba (Misrulloh et al., 2017). Tanin
yang terkandung dalam daun jambu biji besarnya mencapai 9-12% (Depkes dalam
(Rosidah dan Afizia, 2012). Mekanisme tanin dalam membunuh bakteri atau
sebagai antimikroba yaitu dengan mengerutkan dinding dan membran sel,
denaturasi protein, inaktivasi enzim, dan inaktivasi fungsi materi genetik.
Triterpenoid menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis
enzim dan merusak struktur membran sel. Flavonoid dapat menyebabkan
terganggunya proses difusi makanan, inaktivasi enzim dan menyebabkan kebocoran
sel bakteri. Sedangkan saponin menurunkan tegangan permukaan sehingga
mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel sehingga mengakibatkan
sitoplasma bocor yang berakhir dengan kematian sel.
B. Nanopartikel Perak
Salah satu logam nanopartikel yang saat ini marak dikembangkan adalah
logam nanopartikel perak atau biasa dikenal sebagai nanosilver. Nanopartikel perak
memiliki manfaat sebagai antifungal dan antibakteri. Aktifitas antibakteri dapat
dilihat melalui pembentukan zona penghambatan. Berdasarkan hasil beberapa studi,
nanopartikel perak memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi pada bakteri gram
negatif dibandingkan pada bakteri gram positif. Hal ini disebabkan karena adanya
lapisan tipis peptidoglikan dan protein beta barel yang disebut porin (Nalawati,
2015).
Sifat antibakteri yang dimiliki oleh nanopartikel perak disebabkan karena
pelepasan ion perak dari partikel. Mekanisme nanopartikel perak sebagai
antibakteri, yaitu nanopartikel perak melekat pada dinding sel bakteri sehingga
dapat mengganggu permeabilitas dinding sel serta respirasi seluler. Nanopartikel
perak juga dapat merusak sel dengan cara berinteraksi dengan fosfor atau senyawa
yang mengandung sulfur, seperti DNA dan protein yang terdapat dalam sel.
Sintesis nanopartikel dapat dibuat dengan metod fotokimia, elektrokimia,
sonokimia, dan reduksi. Sintesis nanopartikel dengan metode reduksi memiliki dua
jenis yaitu reduksi kimia dan bioreduksi (biosintesis). Bioreduksi merupakan
sintesis nanopartikel dengan memanfaatkan makhluk hidup sebagai agen biologi pada
proses sintesisnya. Penggunaan agen biologi dalam biosintesis nanopartikel berkaitan
dengan kandungan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antioksidan
(Syaifulloh dan Ristian, 2017). Sintesis secara bioreduksi memiliki beberapa
kelebihan, yaitu memiliki pemanfaatan yang tinggi, prosesnya bersifat bersih,
murah dan ramah lingkungan.
Misrulloh, A. et al. (2017) ‘UJI DAYA HAMBAT ESKTRAK DAUN JAMBU BIJI
PUTIH DAN MERAH TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI KARIES GIGI
(Lactobacillus acidophilus)’, in, pp. 12–16.

Nalawati, A. N. (2015) ‘SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK (NPAg) DENGAN


METODE YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN KAJIAN AKTIFITASNYA
DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI GRAM POSITIF DAN
BAKTERI GRAM NEGATIF’.

Rizqina, N. (2014) ‘UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSUM DAUN


JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
PENYEBAB KARIES Streptococcus mutans SECARA IN VITRO’, pp. 561–565.

Rosidah and Afizia, W. M. (2012) ‘POTENSI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI


SEBAGAI ANTIBAKTERIAL UNTUK MENANGGULANGI SERANGAN
BAKTERI AEROMONAS HYDROPHILA PADA IKAN GURAME (Osphronemus
Gouramy lacepede)’, III(1), pp. 19–27.

Syaifulloh, M. I. and Ristian, I. (2017) ‘GREEN SYNTHESIS NANOPARTIKEL


PERAK (AgNPs) MENGGUNAKAN EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis
panniculata)’, in PROSIDING HEFA (HEALTH EVENTS FOR ALL). Kudus:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Cendekia Utama Kudus, pp. 254–259.

Anda mungkin juga menyukai