Anda di halaman 1dari 5

Beberapa dari mereka pura2 mendengar tapi tak mengerti atau memang tak mau

mengerti, teriakan hati seorang anak yang saat itu berumur 14 tahun, seorang anak yang
meneguk segelas minuman keras untuk menghilangkan kepedihan atau kehausan dirinya akan
sebuah perhatian, teriakan hati seorang anak yang mengamen sepanjang jalan dengan celana
jeans sobek dan baju kaus coklat, dengan topi billabong di masanya.

Ya itu aku, aku anak sekolah menengah pertama yang pada awalnya adalah kebanggan
disekolah karena bakat karate dan kepandain aku mengaji irama ( tilawatil qur’an), aku yang
dijadikan seorang ketua kelas dengan segala keberaniannya, sekaligus ketua geng satu sekolah,
TAPI, pada masa itu, didalam diriku ada sesuatu yang membuat hidupku merasa kurang
sempurna, kosong, marah, sakit. Dengan berbekal semua itu aku melakukan kekerasan fisik
kepada setiap orang yang bahkan tak memiliki kesalahan denganku .

Siapa aku ?

Bagaimana aku ?

Bagaimana aku sebenarnya ?

Percayalah

akupun mencari tau siapa aku sebenarnya

Aku yang saat ini

Terluntang lanting dalam pergaulan yang sangat buruk

Dengan latar belakang keluarga yang sangat agamais

Tapi dengan aku seorang anak perempuan yang menentang

Segalanya.

Melawan segala yang bisa dia lawan

Melempar batu, melayangkan pisau, menampar, memukul

Semua itu aku lakukan


Jika suatu saat kedua orangtua ku dipanggil kesekolah

Dengan semua kenakalan yang kulakukan

Aku berharap mereka bertanya “ kenapa kamu melakukan itu ? “

Hanya itu.

Agar aku bisa mengatakan

Bahwa aku kesepian, bahwa aku butuh perhatian dengan cara yang baik

Bahwa aku butuh bermain dengan keluargaku seperti anak lainnya

Bahwa aku juga ingin bergandengan tangan dengan kedua orangtuaku

Bukan hanya belajar ini belajar itu

Bukan hanya memaksaku untuk memahami tradisi keluarga

Itu yang aku butuhkan

Sungguuhh.

3 tahun berlalu dengan segala lika liku yang aku jalani yang aku buat sendiri
dengan gayaku, kebahagian yang aku dapatkan dengan menegak miras, walaupun aku tau
bahwa itu adalah kebahagian yang dipaksakan, 3 tahun yang aku jalani tetap dengan
mulut bungkam dan mengatakannya dalam bentuk sebuah kesalahan. Seperti saat malam
minggu, tiba2 temanku datang menjemputku dengan alasan ada acara makan bersama
dengan guru, waktu itu aku tau temanku itu berbohong, tapi tentunya kebohongan itu
kuterima dan ku iyakan kepada kedua orangtuaku, singkat cerita kedua orangtuaku
mengizinkan aku pergi, yang sebenarnya, saat itu aku duduk dirumah temanku yang
lumayan kaya, rumah lantai 4 dengan sebuah ruangan bawah tanah dan orangtua yang
tidak dirumah, menjadi tempat sempurna untuk kami minum2 dengan sebuah pil kecil
yang bisa membawamu kesebuah dunia yang hanya kamu yang memiliki.

Setiap orang duduk dengan pasangannya, kecuali aku, kenapa ?, karena memang
tidak banyak laki2 yang menarik perhatianku, kecuali seorang laki2 lebih dewasa 4 tahun,
bernama zoel, lulus dengan nilai UN tertinggi dikota padang, pecinta celana robek2 sama
denganku, pada akhirnya memang aku menjalin hubungan dengannya selama 4 tahun
lebih, tapi aku tak mau menceritakan kisah cintaku dengannya,karena selama 4 tahun itu
kami hanya bertemu sekali, saat dia menjemputku kesekolah dan membelikan jus
mangga, apalagi ?, itu saja, lalu kemudian dia mengantarku pulang, pertemuan selebihnya
hanya bertemu dijalan saat pergi sholat karena memang rumah kami berdekatan. Memang
tidak ada yang special kecuali saat dia menyelingkuhiku dengan seorang mahasiswi
keperawatan dan bertunangan dengannya.

Sudahlah rasanya aku membuang2 waktuku jika aku menceritakan tentang


mantan2 ku itu, semua temanku dirumah sibuk meneguk sebotol besar minuman keras
dengan harga yang memang mahal, hitungan jutaan rupiah, tapi entah kenapa aku tak
berniat meminumnya lagi, karena tamparan kecil dari temanku yang bernama bunga, dia
mengatakan, mau sampai kapan aku seperti ini, merusak diri, bahkan dengan melakukan
ini semuanya tetap tak berubah, kata- kata itu membuatku terlihat dan memang sangat
bodoh, dan aku mengakhiri minuman bejat itu dan hanya meneguk sekaleng Fanta dingin
yang dibelikan temanku indah, tentunya teman2ku memaksa untuk meminum itu tapi dari
awal, kami selalu sadar bahwa kami tak akan memakasa seseorang untuk menjadi nakal
dan rusak jika dia tidak mau, itulah yang dilakukan teman2ku kepadaku, mereka berhenti
memaksa dan hanya bersenang- senang dengan diri mereka dan pacar2nya, bersenang
senang seperti apa ?, seperti layaknya hewan, apakah kata2 ku itu cukup kasar ?, maaf,
tapi memang kata itu yang cocok untuk menggambarkan kondisi saat itu.

Lalu bagaimana aku pada keadaan seperti itu ?, aku menikmati setiap jam disana
dengan melihat apa yang teman2ku pertontonkan, tak ada sedikitpun keingan untuk
melakukan hal sepert itu, entah kenapa ? , rasanya jijik saja, keadaan malam itu semakin
panas, teman2ku mulai tak terkendali karena sebotol minuman dan sebuah pil, pada
akhirnya temanku indah membawaku pergi dan kami pulang, tentunya tak perlu pamitan,
karena besok paginya mereka juga tak akan ingat siapa2 yang datang dan siapa yang
pulang duluan. Besok paginya adalah hari sabtu, hari sabtu disekolah kami adalah hari
bebas, bebas seperti apa ? kalian boleh menggunakan baju apapun, berdandan seperti
apapun, memutar remix song di aula sekolah, terserah, apakah kamu ingin menjadi DJ,
dancer, atau hanya sekedar melihat, biasanya aku pada hari itu, menggunakan jilbab
instan atau jilbab sorong, celana levis, baju kaos dengan jaket, sepatu tali kanan warna
pink, tali kiri warna hijau, dan tali sepatu itu harus berganti warna setiap hari sabtu.

Lalu kami berkumpul di aula sekolah dan dance bersama menghilangkan semua
penat dari semua kegiatan sekolah dari senin hingga jum’at. Mungkin juga ada yang
berpacaran disudut kelas di lantai dua, pegangan tangan, pelukan, dan berciuman, atau
sibuk mengukir nama pasangan di tangan dengan pisau kecil walaupun pada akhirnya
seminggu setelah itu mereka putus, lucu memang hubungan percintaan anak SMP, kalau
aku ? , waktu itu aku masih menjalin hubungan dengan zoel, tapi disekolah aku juga
menjalin hubungan dengan irfan namanya, sabtu tengah hari, aku berkelahi dengan irfan
karena cemburu, itu adalah hal terbodoh yang pernah saya lakukan, apa itu ?, karena
cemburu saya juga membeli pisau kecil yang sangat tajam di koperasi sekolah, tapi bukan
untuk mengukir namanya di tanganku, melainkan aku menggenggamnya sekuat2nya
hingga membuat darah mengalir, mugkin cukup banyak, sebelum irfan meminta maaf
saya akan menggenggam pisau itu semakin kuat. Pada akhirnya irfan meminta maaf
dengan berlutut, mungkin ketika itu aku merasa puas, karena berhasil membuatnya
berlutut, tapi percayalah pada saat menulis ini pun aku merasa sangat malu dan bodoh.

Cinta itu seperti apa

Apakah seperti teman yang siap

Melayangkan tinjunya untuk membela

Apakah seperti teman yang menangis ketika temannya juga menangis ?

Apakah seperti pasangan kekasih yang merusak dirinya

Hanya untuk meyakin sebuah rasa yang bernama cinta.?

Apakah seperti orangtua yang hanya bertanya

Kamu peringkat berapa ?

Pulang sekolah kemana saja ?


Atau kamu kenapa selalu

Mempermalukan keluarga ?

Tentunya itu bukan cinta

Cinta macam apa yang tak pernah menanyakan

Kamu makan apa disekolah ?

Mata pelajaran apa yang sulit ?

Mau mencari solusi bersama ?

Capek ya sekolah ?

Atau mau duduk dan bercerita sebentar ?

Anda mungkin juga menyukai