Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

Untuk melengkapi tugas mata kuliah komunikasi & PK


Dosen: Dina Novarita Kusuma Wardani SST, M.Kes

Disusun Oleh ;
Kelompok 2
APRILIA
APRILIANI DEVIANTI
DIANA AGUSTINI
LIA AGUSTIN OKTAVIA
RAMADHANI FITRI ANTIKA
ZILVY INDARMAWATI

AKADEMI KEBIDANAN AIFA HUSADA


MADURA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk
untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongannya kami sekelompok tidak akan
bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini di susun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran yang telah di
titipkan kepada kelompok kami. Makalah ini di susun dengan menghadapi berbagai
rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “Komunikasi Antar Manusia”. Tema yang akan
di bahas di makalah ini sengaja di pilih oleh dosen pembimbing kami untuk kami pelajari
lebih dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah yang kami buat ini dapat di nilai dengan baik dan di hargai oleh pembaca meski
makalah ini mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya
Terimakasih.

Pamekasan 13 september 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………..


Daftar Isi ……………………………………………………………………..
Bab I PENDAHULUAN ………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………
1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………...
Bab II PEMBAHASAN …………………………………………………..
2.1 Pengertian Hubungan Antar Manusia………………………………
2.2 Tujuan Hubungan Antar Manusia …………………......... ………..
2.3 Faktor Yang Mendasari ………………………...............................
2.4 Faktor Yang Menentukan…………………………………………..
Bab III PENUTUP ………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………
3.2 Saran ………………………………………………………………..
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, baik perusahaan maupun organisasi sosial semakin berorientasi pada
masyarakat luas, untuk itu di perlukan strategi yang tepat, salah satu cara yang dapat di
tempuh adalah dengan membentuk sumber daya manusia atau (SDM) yang mampu bekerja
secara bersama sama, selain itu perusahaan atau organisasi yang sangat penting untuk
memberikan kondisi lingkungan yang membuat karyawan atau anggotanya nyaman saat
bekerja sehingga dapat menciptakan kelompok kerja yang solid dan memiliki semangat yang
tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuk sikap perilaku karyawan atau anggota sesuai
dengan visi dan misi yang ingin di capai.
Dalam mewujudkan tercapainya tujuan sebuah organisasi perlu di dukung oleh semua
pihak dalam organisasi, pihak pihak yang di maksud adalah para manager atau pimpinan
organisasi dan para bawahan atau karyawan. Dengan demikian berarti sebuah organisasi atau
perusahaan harus mampu menciptakan suasana sinkron dan kondusif, dimana pimpinan
organisasi mampu bekerja sama dengan karyawan serta mengarahkan tujuan organisasi
secara efektif sehingga para karyawan merasakan bahwa tujuan tersebut merupakan tujuan
mereka atau tujuan bersama.
Ketika suatu organisasi atau perusahaan di dirikan, harapan yang ingin di capai adalah
mendapatkan kesuksesan dalam setiap langkah dan tindakan yang di lakukan sehingga pada
akhirnya akan tetap bertahan (survive) dalam jangka waktu lama. Akan tetapi saat ini
perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi cepat berubah dan tidak dapat
diprediksi.
Persaingan dan perubahan yang begitu cepat terjadi menuntut upaya upaya terobosan
perusahaan atau institusi secara proaktif mengkonsolidasikan diri dalam rangka penguatan
keunggulan dalam bersaing. Untuk dapat unggul dalam bersaing dan tetap bertahan, maka
perusahaan harus adaptif dan lebih fleksibel. Hal ini seringkali menuntut perusahaan untuk
melakukan perubahan dalam perusahaan itu sendiri. Perubahan tidak akan berjalan lancar
apabila tidak ada niat baik, hubungan antar manusia (human relation) dari orang orang yang
ada di dalam organisasi, baik itu pada tingkat manager maupun para karyawan.
Hubungan antar manusia (human relation) adalah komunikasi antar pribadi yang
manusiawi, berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan
komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini
juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan
keakraban yang di dahului oleh pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadi
yang bersifat sosial.
Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi atau instansi
merupakan hal yang tidak dapat di pisahkan yang mana akan menimbulkan tingkat kepuasan
kerja karyawan, situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
antara karyawan yang satu dengan yang lain tidak terlepas dari interaksi satu sama lainnya
demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan sarana hubungan yang nyaman akan lebih
betah dan senang dalam menyelesaikan tugas.
Hubungan antar manusia (human relation) dalam perusahaan merupakan hal yang
pentng karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun
karyawan dengan pimpinan. Dengan demikian yang terpenting dalam mewujudkan human
relation adalah bagaimana kita memahami hakekat manusia dan kemanusiaan serta
bagaimana kita mampu menerima orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta
suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja
menyelesaikan tugas
Hubungan antar manusia (human relation) dalam perusahaan merupakan hal yang
penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun
karyawan dengan pimpinan. Dengan demikian yang terpenting dalam mewujudkan human
relation adalah bagaimana kita memahami hakekat manusia dan kemanuiaan serta bagaimana
kita mampu menerima orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta suasana
kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkat semangat kerja yang akan
mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.
1.2 Tujuan penulisan

1. Memahami mengenai pengertian hubungan antar manusia


2. Memahami tujuan hubungan antar manusia
3. Memahami faktor yang mendasari hubungan antar manusia
4. Memahami faktor yang menentukan hubungan antar manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

Menurut Hugo Cabot dan joseph A kahl (1967), hubungan antar


manusia adalah suatu sosiologi konkret karena meneliti situasi kehidupan,
khususnya masalah “interaksi” dengan pengaruh psikologisnya. Hubungan antar
manusia dalam arti luas adalah menemukan, mengidentifikasi masalah, dan
membahs nya untuk mencari pemecahan.
2.2 TUJUAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Tujuan penggunaan hubungan antar manusia adaalah memanfatkan pengetahuan
tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sedemikian
rupa sehingga penyesuain diri ini terjadi dengan serasi dan selaras,dengan
ketegangan dan pertentangan sedikit mungkin. Proses penyesuaian diri terjadi
bukan pada satu pihak saja, melainkan pada lebih dari dua pihak.

2.3FAKTOR YANG MENDASARI


1. Faktor imitasi
Imitasi atu tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di
luar dirinya. Sebelum mengikuti suatu hal, ia harusnya memenuhisyarat
sebagai berikut:
a. Minat dan perhatian yang cukup besar terhadap hal yg akan di imitasi
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal hal yang di imitasi
c. Seseorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan
memperoleh penghargaan sosial yang ting
Dari syarat di atas, imitasi merupakan proses interaksi sosial yang
menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman
dalam pandangan dan tingkah laku. Misalnya:
a. Perilaku seseorang yang meniru perilaku individu lain yang menjadi
idolanya dan perilaku tersebut seakan akan menjadi perilakunya
sendiri.
b. Seorang perempuan yg mempunyai idola seorang pemimpin seperti
margareth theatcher, dalam perilaku dan penampilannya perempuan
tersebut akan berperilaku menyerupai margareth theatcher.
2. FaktorSugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau
pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Persyaratan untuk
memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah sebagai berikut:
a. Hambatan berfikir: karena rangsangan nasional, proses sugesti yang
terjadi pada orang tersebut akan secara langsung membuatnya
menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh
atau pandangan orang lain.
b. Pikiran terpecah pecah (Disasosiasi):Orang yang sedang mengalami
pemikiran yang terpecah pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas atau prestise:Proses sugesti cenderung terjadi pada orang
orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang
memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian
tersebut adalah dari seseorang yang mempunyai restise sosial yang
tinggi.
d. MayoritasOrang yang mudah menerima pandangan ketika pandangan
tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau
masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan
lebih lanjut.
e. Kepercayaan penuh: Penerimaan sikap atau pandangan tanpa
pertimbangan lebih lanjut karena pandangan tersebut sudah ada pada
diri individu yang bersangkutan.
3. FaktorIdentifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar atau dengan sendirinya,
irasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang. Identifikasi berguna untuk
melengkapi sistem normal dan cita cita. Menurut Sigmund Freud, Identifikasi
merupakan cara cara seorang anak belajar norma sosial dari orang tuanya.
Setelah usia pubertas, identifikasi dilakukan pada orang lain. Dalam hubungan
interaksi sosial. Identifikasi merupakan proses yang mendalam di banding
dengan imitasi. Dorongan utama untuk identifikasi adalah ingin mengikuti,
menerima jejak orang lain yang di anggap ideal bagi dirinya.
4.FaktorSimpati
Simpati adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang
timbul atas dasar penilaian perasaan. Dorongan utama yang memunculkan
simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.
2.4 FAKTOR YANG MENENTUKAN
Salah satu cara seseorang melakukan interaksi sosial adalah dengan
menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Agar
interaksi sosial berjalan baik, salah satunya dapat di tunjang dengan menumbuhkan
hubungan interpersonal yang baik. Berikut adalah faktor faktor untuk menumbuhkan
hubungan interpersonal yang baik.
1. Rasa percaya
Faktor kepercayaan merupakan hal yang penting pengaruhnya
terhadap komunikasi interpersonal. Sejak tahap pertama dalam hubungan
interpersonal (tahap perkenalan) sampai pada tahap ke dua (tahap
peneguhan), terdapat faktor percaya. Secara ilmiah “percaya” didefinisikan
sebagai “mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang di
kehendaki, yang mencapainya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh
resiko (eiddin,1967).

Definisi di atas menyebutkan tiga unsur percaya yaitu,


a. Ada situasi yang menimbulkan resiko
b. Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari
bahwa akibatnya bergantung pada perilaku orang lain
c. Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik
baginya

Beberapa faktor yang dapat menumbuhkan rasa percaya adalah


a. Menerima,adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa
menilai dan berusaha mengendalikan. Sikap menerima tidak semudah
apa yang di katakan. Kita cenderug menilai dan sukar menerima.
Akibatnya, hubungan interpersonal kita tidak berlangsung seperti yang
kita harapkan. Bila bersikap tidak menerim, kita akan mengkritik,
mengecam, atau menilai. Sikap seperti ini akan menghancurkan
kepercayaan. Sikap menerima menggerakkan sikap percaya karna
orang mengetahui kita tidak akan merugikan mereka.
b. Empati,merupakan faktor kedua yang menumbuhkan sikap percaya diri
orang lain. Empati di anggap sebagai memahami orang lain yang tidak
mempunyai arti emosional. Kebanyakan orang menganggap empati
sama dengan simpati. Pengertian empati adalah seseorang
menempatkan diri secara imajinatif pada posisi orang lain.
c. Kejujuran,Merupakan faktor ke tiga yang menumbuhkan sikap
percaya. Dalam mengadakan interaksi sosial, agar komunikasi kita di
tanggapi sebenarnya secara jujur, kita harus mengungkapkan diri kita
pada orang lain. Kita harus menghindari untuk melakukan penopangan.
Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat di duga. Ini mendorong
orang lain.
2. Sikap Sportif
Sikap sportif adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi diri
(defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Individu
bersikap defensif bila tidak menerima bila, tidak jujur dan empeti. Sudah
jelas dengan sikap defensif, komunikasi interpersonal akan gagal karena
orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang di
tangapi dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain.
Jack R Gibb mengemukakan 6 perilaku yang menimbulkan perilaku sportif.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa makin sering infidu
menggunakan prilaku defensif, makin besar kemungkinan komunikasi
menjadi defensif.sebalik nya komunikasi defensif berkurang dalam iklim
yang sportif. Berikut merupakan daftar perilaku yang menimbulkan iklim
defensif dan suportif.
a. Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain,
memuji, atau mengeca. Dalam mengevaluasi, kita memersoalkan nilai
dan motiv orang lain. Bila menyebut kelemahan orang lain,
mengungkapkan betapa jeleknya prilakunya, meruntuhkan harga
dirinya, kita akan melahirkan sifat defensif.deskripsi artinya
menyampaikan perasaan dan persepsi tanpa menilai.deskrpsi dapat
terjadi ketika kita mengevaluasi gagasan orang lain, tetapi orang “
merasa” kita menghargai diri mereka (menerima mereka sebagai
individu yang patut dihargai).
b. Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha
untuk mengubah oranng lain, mengendalikan perilakunya, mengubah
sikap, pendapat, dan tindakan nya. Melakukan kontol juga berarti
mengevaluasi orang yang tidak baik sehingga perlu di ubah. Setiap
orang tidak ingin didominasi oleh orang lain.Kita ingin menentukan
perilaku yang kita senangi. Karena itu, kontrol orang lain akan kita
tolak. Orientasi masalah sebaliknya adalah mengomunikasikan
keinginan untuk bekerja sama mencari pemecah masalah. Dalam
orientasi masah,kita perlu mendiktekan pemecahan. Kita mengajak
orang lain bersama sama untuk menetapkan tujuan dan memutuskan
cara mencapainya.
c. Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tipuan atau
manipulasi untuk memengaruhi orang lain. Kita menggukan strategi
bila menduga orang lain mempunyai motif tersembunyi. Spontanitas
artinya sikap jujur dan di anggap tidak menyelimuti motif yang
terpendam. Bila mengetahui kita melakukan strategi, seseoerang akan
menjadi defensif.
d. Netralitas dan empati. Netralitas berarti sikap impersonal, yaitu
memperlakukan orang lain tidak sebagaimana mestinta, melainkan
sebagai objek. Bersikap netral bukan berarti objektif, melainkan
menunjukkan sikap tak acuh,tidak menghiraukan perasaan dan
pengalaman orang lain. Lawan netralitas adalah empati (telah di
uraikan di depan). Tanpa empati,orang seperti mesin yang hampa
perasaan dan tanpa perhatian.
e. Superior dan persamaan. Superior artinya menunjukkan seseorang
lebih tinggi atau lebih baik daripada orang lain karena
status,kekuasaan,kemampuan,intelektual,kekayaan, atau kecantikkan.
Supriouritas akan menghasilkan sifat defensif.persamaan adalah sikap
memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis.dan sikap
persamaan,kita tidak mempertegas perbedaan.dengan persamaan,kita
mengomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan
pandangan dan keyakinan.
f. Kapasitas dan provisionalisme. Orang yang memiliki kepastian
dogmatis,ingin menang sendiri,dan melihat pendapatnya sebagai
kebenaran mutlak yang tidak dapak di ganggu gugat.profesionalisme
adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain hingga
menganggap kita sebagai manusia tidak ada yang sempurna,karena
wajar bila suatu saat pendapat dan keyakinanya berubah.
Secara keseluruhan, keempat kuadran ini mencerminkan totalitas diri
seseorang.
Prinsip berfungsinya diri dalam 4 kuadran ini adalah:
1. Perubahan pada suatu kuadran akan memengaruhi atau menyebabkan
perubahan kuadran lainnya.
2. Semakin kecil atau sempit daerah 1 (daerah terbuka), semakin buruk
komunikasi yang terjadi.
3. Meningkatkan komunikasi interpersonal berarti melakukan berubahan
diri sehingga kuadran 1 lebih besar dan kuadran lainnya menjadi lebih
kecil.
Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal, kuadran 1 terlalu lebih
terbuka, caranya adalah dengan :
1. Membuka diri (sehingga daerah 31 rahasia lebih mengecil), dengan
catatan harus terbuka dan jujur.
2. Mau menerima umpan balik (sehingga daerah 21 daerah buta lebih
mengecil).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hubungan antar manusia adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain baik
dalam situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan di tinjau dari kepemimpinannya,
yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang orang menuju
situasi kerja memotivasi untuk bekerja sama secara produktif. Sehingga di capai
kekuasaan ekonomi psikologis dan sosial. Dengan kemampuan berhubungan antar
manusian yang baik seorang pemimpin akan dapat memecahkan masalah para
karyawannya
3.2 Saran
Untuk menjalin suatu hubungan yang baik dengan klien kita harus memahami diri
sendiri, mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan masing masing individu
DAFTAR PUSTAKA

Rochmah.2011. KomunikasikonselingdalamasuhanKebidanan. Jakarta.BukuKedokteran


EGC.
Wulandari,Dyah.2009.Komunikasi dan koseling dalam praktik kebidanan.Jogjakarta.MITRA
CENDIKA Offset.
Http://siscaangreini.blogspot.com/2011/12/hubungan-antar-manusia-dalam-komunikasi.
Html?m=1.

Anda mungkin juga menyukai