Anda di halaman 1dari 3

KUIS 1

ICHSAN RIZALLUSANI
0615104002

Pengertian Kewirausahaan

Berikut beberapa pengertian kewirausahaan:

Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan usaha kreatif yang dibangun berdasarkan


inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat,
menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain (Soegoto, 2009).

Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan proses kreatif dan inovatif untuk mampu


melihat peluang serta merealisasikannya dalam sebuah tindakan (action) yang memiliki nilai
tambah baik secara finansial maupun nilai sosial (Kasali, 2010)

Arti Penting Kewirausahaan

Di dalam keragaman definisi mengenai kewirausahaan, pada hakikat-nya terkandung suatu


gagasan yang sama dan cenderung semakin diakui oleh berbagai pihak, terutama yang
berkenaan dengan: penciptaan (creating), kebaruan (newness), dan pengambilan risiko (risk
taking).

Sehubungan dengan hal itu, kewirausahaan nampak semakin diakui sebagai suatu penggerak
pertumbuhan ekonomi, inovasi, peningkatan produktivitas, dan lapangan pekerjaan, serta
telah diterima secara luas sebagai aspek penting dalam dinamika perekonomian, yang
mencakup: lahir dan matinya suatu perusahaan, serta pertumbuhan dan
perampingannya (downsizing).

Dengan adanya perusahaan yang masuk dan keluar industri, hal ini menunjukkan bahwa para
pendatang baru (new entrants) akan lebih efisien dibanding perusahaan yang
digantikannya (exit).

Manfaat Kewirausahaan

Berikut beberapa manfaat kewirausahaan:


 Menciptakan lapangan kerja
 Mengurangi pengangguran
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
 Meningkatkan produktivitas nasional

Faktor Pendorong Kewirausahaan

Dalam “Entrepreneur`s Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8)


dikemukakan beberapa faktor yang mendorong timbulya kemauan seseorang untuk
berwirausaha:
 Fakor ekonomi/ keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, mencari
pendapatan tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
 Faktor sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/ status, untuk menjadi terkenal dan
dihormati, menjadi contoh bagi warga desa, dan agar dapat bertemu dengan orang
banyak.
 Faktor pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar
masyarakat, membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan
keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/ isteri, dan untuk membahagiakan
orang tua.
 Faktor kebutuhan diri, yaitu untuk menjadi sesuai keinginan (misal atasan),
menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif, dan menggunakan
kemampuan pribadi.

Usaha Riil dan Usaha Spekulatif

Usaha riil adalah usaha yang menitikberatkan pada manusia sebagai bagian dari usaha$
artinya usaha dilaksanakan bukan hanya atas dasar mencari uang tetapi juga menjalin
hubungan dengan orang lain.

Contoh usaha riil antara lain:


Usaha keripik MAICIH, dimulai dari hanya berjualan emperan di pinggir jalan sampai
sekarang bisa memasarkan produknya lebih luas lagi.

Usaha Spekulatif adalah suatu usaha yang bersifat tidak pasti atau dengan kata lain
spekulatif. Usaha yang satu ini juga termasuk usaha yang diminati oleh para pengusaha muda
yang ingin memulai usaha tanpa modal atau modal yang sangat kecil.

Sebagai contoh MNI (Melia Nature Indonesia). Perusahaan ini menggunakan mata rantai
upline – downline yang memotong jalur distribusi. Karena prioritasnya bukanlah menjual
produk melainkan mencari downline, agar mendapatkan bonus yang telah dijanjikan. Ini
adalah sebuah kegiatan yang tidak mau berkorban (berusaha) semaksimal mungkin, namun
menjauhkan pengorbanan (usaha) itu dalam bentuk menjual produk. Dan ketika anggota dari
MNI ini telah mendapatkan “Down Line” secara otomatis Down line ini akan mencari
downline yang lainnya untuk mendapatkan keuntungan juga, dalam rangka menghindar dari
kerugian. Begitu seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai