PENDAHULUAN
1
menelusuri secara langsung beberapa biaya yang biasanya diklasifikasikan
sebagai biaya tidak langsung.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah akuntansi manajemen. Adapun tujuan lain dari pembuatan
makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami, yaitu :
2
1.4 Manpaat Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAAN
4
berupa pesanan pelanggan. JIT adalah sebuah ramuan utama dari
produksi lean. Ketika diterapkan sebagai sebagai strategi
manufaktur yang menyeluruh, JIT dan produksi lean menopang
keunggulan bersaing dan menghasilkan keuntungan keseluruhan
yang lebih besar.
5
4. Persediaan memberikan 4. Persediaan adalah
rasa aman pemborosan
5. Persediaan memperlancar 5. Persediaan tidak diinginkan
produksi
6. Persediaan adalah kekayaan 6. Persediaan adalan hutang
7. Antrian sangat penting 7. Antrian akan dihilangkan
8. Pemasok adalah lawan 8. Pemasok adalah kawan
9. Cukup memperbaiki 9. Mencegah kerusakan penting
kerusakan
10. Lead time panjang adalah 10. Lead time pendek lebih
penting penting
11. Pasti ada setup time 11. Setup time adala nol
6
Ada banyak kebijakan, peraturan dan prosedur
manajemen persediaan yang merupakan bagian dari JIT.
Menurut Schniederjans (Dalam Sulistyowati, 2006:16) terdapat
enam prinsip dasar yang sering digunakan dalam manajemen
persediaan yang bisa dikarakteristikan sebagai prinsip-prinsip
manajemen persediaan JIT. Prinsip-prinsip tersebut meliputi :
7
pelayanan secara kuat. Kontrak jangka panjang dibiarakan agar
bisa memberikan fleksibilitas pemesanan. Sifat kontrak jangka
panjang dan kontrol oleh perusahaan dapat mengurangi faktor-
faktor biaya pembelian yang bisa meningkat selama
menggunakan JIT. Pada waktu yang sama, operasi JIT
mengurangi birokrasi dengan mengurangi jumlah pemasok.
Jumlah pemesanan yang lebih sedikit juga bisa mengurangi
dokumen-dokumen formal yang dibutuhkan dalam pengiriman
dengan jumlah lot yang besar.
4. Meningkatkan penanganan material
Item-item persediaan operasi JIT dari pemasok harus dibagi
kedalam unit atau ukuran lot yang dibutuhkan dalam operasi.
Ketidak seimbangan antara jumlah bahan baku yang datang ke
pabrik dengan kebutuhan pabrik akan menimbulkan pemborosan
yang tidak diinginkan. Selain itu ketidakseimbangan antara
pengiriman ke pelanggan dengan permintaan yang diinginkan
pelanggan juga akan menghasilkan permintaan yang tidak
diinginkan. Tujuan ideal dalam sebuah sistem JIT adalah dengan
menempatkan feeder (pembantu) dan user proses dari material
yang dilanjutkan kepihak lain.
5. Mencapai persediaan nol
Persediaan dimanapun selalu membuang waktu, usaha dan uang.
Idle inventory yang ada dalam departemen atau ditoko harus
dihilangkan. Persediaan dalam pengangkutan juga merupakan
sebuah pemborosan. Hal ini menyisakan satu alternatif, yaitu
harus ada persediaan nol dalam operasi JIT. mungkin hal ini
terdengar seperti prinsip yang mustahil, tetapi jelas bahwa hal
tersebut adalah tujuan yang harus dicapai jika kita terus ingin
mergurangi biaya persediaan. Persediaan harus dikurangi atau
dihilangkan jika memungkinkan untuk mengurangi pemborosan
yang tidak diinginkan dalam sebuah operasi.
8
6. Mencari pemasok yang bisa dipercaya
Kunci untuk membuat JIT bekerja adalah mempunyai persedian
just in time. Jika waktu pengiriman dari pemasok tidak dapat
dipercaya, sistem JIT akan menjadi kacau dengan keterlambatan
yang merugikan. Dalam operasi JIT, pemasok yang lebih sedikit
diharapkan akan dapat menjalankan pekerjaan dengan baik.
Walaupun kontrak jangka panjang dan proporsi bisnis yang
lebih besar dari perusahaan membantu dalam mengontrol
perilaku pemasok, hal tersebut tidak selalu menjamin
pengiriman tepat waktu. Beberapa pemasok bisa lebih dekat
pada pelanggan berdasarkan geografis untuk menjamin
kepercayaannya.
9
E. Karakteristik kerjasama dalam JIT
10
baik untuk memberikan pemasok dan pembelinya proses dialog
yang cepat dan mudah dalam periode perubahan permintaan.
5. Frekuensi pemesanan yang sering dengan lot yang kecil
Pemasok harus mampu memberikan frekuensi pemesanan yang
sering dengan lot kecil yang dibutuhkan dalam operasi JIT.
Pemasok juga harus cukup fleksibel untuk memungkinkan
perusahaan merubah lot pemesanan sama dengan satu.
6. Peningkatan hubungan kerjasama secara terus-menerus
Pemasok diharapkan untuk bekerja dengan pembelinya dalam
membantu mengurangi biaya unit material dari pembelinya,
mengurangi biaya penanganan material dan pengiriman kepada
pembeli, selain itu juga bekerjasama memecahkan masalah
pengiriman dan meningkatkan pengendalian kualitas material.
Perusahaan bukan hanya diharapkan terus menjalankan
kontrak jangka panjang , tetapi juga bakerjasama dengan
pemasok memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
bersama. Perusahaan juga harus memberikan informasi kepada
pemasok tentang pelaksanaan sistem JIT, dan bagaimana usaha
pemasok dalam membantu kesuksesan pembeli. Perusahaan
juga harus bekerja mengembangkan menggunakan system
komunikasi untuk menjaga agar kerjasama tetap aktif dan
informatif.
Manfaat dari karakteristik-karakteristik meliputi biaya
angkut yang lebih rendah, mengurangi kesalahan dan
pengulangan kerja meningkatkan kualitas barang jadi,
mengurangi control kualitas, mengulangi pengawasan, respon
terhadap perubahan pemesanan yang lebih cepat dan
pengurangan sumberdaya di departemen pembelian. Dengan
kata lain pembelian dalam JIT kepada pemasok yang sukses
bisa mengurangi pemborosan sumberdaya dan meningkatkan
produktifitas.
11
F. Metode untuk melaksanakan JIT dalam lingkup EOQ
G. Metode JIT/EOQ
12
2.2 Elemen-elemen Kunci System JIT
13
b. Waktu siklus
c. Persentase pengiriman produk yang tepat waktu
d. Akurasi pesanan
e. Persentase produksi actual dibandingkan dengan produksi yang
direncanakan.
A. Variabel Costing
14
Biaya bahan variable Rp xxx
Biaya upah variable Rp xxx
Rp xxx
Biaya overhead variable +
Rp xxx Harga pokok produksi
B. Full Costing
Metode Full Costing adalah metode penentuan harga pokok
produksi dimana semua biaya produksi diperhitungkan ke dalam
harga pokok produksi. Sehingga tidak membedakan antara biaya
produksi variable dan biaya produksi tetap. Dikarenakan seluruh
biaya produksi tetap dan variable dimasukkan ke dalam harga
pokok produksi, maka akan ada biaya tetap yang masih melekat
pada produk yang belum laku terjual. Sehingga biaya tetap yang
masih melekat pada produk yang belum laku terjual tidak
dibebankan pada periode yang seharusnya.
Dikarenakan memperhitungkan semua biaya produksi,
maka dalam metode full costing format perhitungan harga pokok
produksi adalah sebagai berikut :
15
Metode variable costing mempunyai perbedaan dengan metode Full
Costing dalam hal:
16
C. Manfaat Variabel Costing bagi Manajemen
1. Variable costing sebagai alat perencanaan laba
Perencanaan Laba atau perencanaan operasi adalah rencana
dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi
dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan
yang dibagi dalam dua jenis rencana, yaitu rencana jangka
pendek dan jangka panjang. Variable Costing
bermanfaat dalam pembuatan rencana jangka pendek dengan
memisahkan biaya variabel dan tetap dalam laporan rugi laba,
sehingga akan diketahui Contribution Margin. Dengan kedua
hal itu maka manajemen bisa merencanakan berapa laba yang
akan diperoleh.
2. Variable costing sebagai petunjuk penentuan harga jual
Informasi Contribution Margin dari Variable Costing sangat
membantu dalam menentukan harga jual yang kompetitive,
karena Contribution Margin menunjukkan berapa kelebihan
hasil penjualan dari biaya variabel, bisa diperhitungkan dengan
mengalikan contribution margin/unit dengan jumlah penjualan.
sedang biaya tetap akan tetap jumlahnya, oleh karena itu
tertutup atau tidaknya tergantung jumlah CM yang didapat.
Selisih antara CM dengan biaya tetap merupakan laba.
3. Variable costing untuk pengambilan keputusan manajemen
Manajemen sering dihadapkan pada masalah pemilihan
alternatif dimana alternatif-alternatif tersebut mempunyai
pengaruh terhadap besar kecilnya laba perusahaan. seperti
masalah memasuki pasar-pasar baru, perluasan usaha,
memenuhi atau tidak pesanan khusus, membuat sendiri atau
memesan bahan pembantu atau suku cadang tertentu. Masalah
ini dapat dipecahkan dengan pertolongan analisis CM.
17
D. Manfaat dari Penggunaan Metode Full Costing
1. Biaya Overhead pabrik baik yang variable maupun
tetap,dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan di muka pada kapasitas normal atau dasar biaya
overhead yang sesungguhnya.
2. Selisih biaya overhead pabrik akan timbul apabila biaya
overhead pabrik yang dibebankan berbeda dengan biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
3. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum
laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau
kurang tersebut digunakan untuk mengarungi atau menambah
harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam
proses maupun produk jadi).
4. Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik
tetap sebagi biaya sampai saat produk yang bersangkutan
dijual.
18
Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual
1.000 unit. Hitunglah harga pokok produksi menggunakan metode
variable costing!
Penyelesaian :
19
Penyelesaian :
20
agar pembenahan overhead ihi juga didasarkan pada presentase
proporsional kepada biaya lain atau kepada produk. Tetapi kepada
kegiatan yang dilaksanakan untuk memproduksi barang itu, yang
diperhatikan adalah unsur yang men “drive” biaya itu (cost driver) bukan
produknya. Kalau konsep ini diterapkan maka keputusan yang diambil
akan lebih tepat dan perusahaan tidak mengalami kerugian hanya karena
kesalahan unit cost.
21
1. Fase desaign dan pengembangan produk
- Biaya design (design expenses)
- Biaya pengujian (testing exspenses)
2. Fase produksi
- Unit level activity cost
- Batch level activity cost
- Product sustaining activity cost
- Facility sustaining activity cost
3. Fase dukungan logistic
- Biaya iklan (advertising expenses)
- Biaya distribusi (distribution expenses)
- Biaya garansi produk (product guarantee expenses)
22
produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa perusahaan
unggul dalam persaingan jangka panjang. Untuk mampu mengelola
kegiatan perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya
yang mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai
kegiatan perusahaan.
23
3. Batch Activity Cost
Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang
diproduksikan. Setiap cost yang merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk menyiapkan mesin dan peralatan sebelum suatu order
produksi diproses adalah contoh biaya yang termasuk dalam
golongan biaya ini, besar kecilnya biaya ini tergantung dari
frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Biaya
ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi
dalam setiap order produksi. Pembeli dibebani batch activity cost
berdasrkan jumlah batch activity cost yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam setiap menerima order dari pembeli.
4. Unit Level Activity Cost
Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit produk
yang dihasilkan. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya
energy, biaya angkutan adalah contoh biaya yang termasuk dalam
golongan ini, biaya ini dibebankan kepada produk berdasrkan
jumlah unit produk dikalikan dengan jumlah produk yang
sesungguhnya diperoleh.
24
langsung, yang merupakan hal penting bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan baik mengenai produk maupun dalam
mengelola aktivitas-aktivitas sehingga dapat meningkatkan
efesiensi dan efektifitas usaha.
Mempertinggi pengendalian terhadap biaya overhead
Biaya overhead di sebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang terjadi
di perusahaan. System ABC memudahkan manajer dalam
mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya
overhead tersebut.
E. Tahap-tahap ABC
Tahap-tahap dalam penerapan ABC adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas
pengidentifikan aktivitas-aktivitas mengendaki adanya daftar jenis-
jenis pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan yang berkaitan
dengan proses produksi.
2. Membebankan biaya ke aktivitas-aktivitas
Setiap kali suatu aktivitas ditetapkan, maka biaya pelaksanaan
aktivitas tersebut ditentukan.
3. Menentukan activity driver
25
Langkah berikutnya adalah menentukan activity driver untuk
masing-masing aktivitas yang merupakan faktor penyebab
pengendali dari aktivitas-aktiviatas tersebut.
4. Membebankan biaya ke produk
Langkah selanjutnya adalah mengkalikan tarif yang diperoleh
untuk setiap aktivitas tersebut dengan aktivitas driver yang
dikonsumsi oleh tiap-tiap jenis produk yang diproduksi untuk tiap
produk.
26
konsepnya masih dan terus berkembang, sehigga ada berbagai
definisi mengenai system biaya ABC itu sendiri.
27
B. Keunggulan dari Sistem Biaya Activity Based Costing (ABC)
28
Sistem ABC ini akan menghilangkan aktivitas-aktivitas dan
waktu yang tidak memiliki nilai tambah pada proses pembuatan
suatu produk. Waktu yang tidak bernilai tambah tersebut adalah
waktu pindah, waktu inspeksi, dan waktu tunggu.
29
3. Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh
departemen persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi
yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan fungsional
silang mengenai organisasi.
4. Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil
untuk analisis varian dari pada sistem tradisional , karena
kelompok biaya (Cost Pools) dan pemicu biaya (Cost Driver)
jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat menggunakan
data biaya historis pada akhir periode untuk menghilang biaya
aktual apabila kebutuhan muncul.
30
- Biaya Listrik
- Biaya Obat
- Biaya Sparepart
- Biaya Oli dan service
3. Aktivitas inspeksi: Biaya inspeksi.
31
aktivitas penambah nilai yang tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan
demikian, fokus ABM adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri,
yaitu dengan menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai dan
memperbaiki aktivitas penambah nilai yang akibatnya adalah menurunkan
biaya dan meningkatkan laba.
32
Objek biaya. Tahap ketiga ABC adalah membebankan
biaya pada objek-objek biaya misalnya berbagai produk
atau konsumen yang mengkonsumsi aktivitas-aktivitas.
2. Dimensi Proses
Dimensi proses, memberikan informasi tentang aktivitas
apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan, dan seberapa baik
dikerjakannya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan
untuk berhubungan dan mengukur perbaikan berkelanjutan.
Dimensi proses atau dimensi mendatar atau analisis nilai
proses adalah dimensi ABM yang mengendalikan aktivitas –
aktivitas dengan cara :
Menganalisis driver-driver biaya. Analisis driver biaya
adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
biaya atau menjelaskan mengapa biaya aktivitas terjadi
(analisis driver aktivitas).
Mengidentifikasikan aktivitas. Mengidentifikasikan
aktivitas adalah menilai aktivitas-aktivitas apa yang
dilaksanakan.
Menganalisis kinerja. Menganalisis kinerja adalah
mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan untuk
menilai seberapa baik kinerja.
33
Manfaat ABM menurut Supriyono (Supriyono, 1999: 356)
adalah :
1. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (non
keuangan) organisasi dan aktivitas – aktivitasnya.
2. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar
untuk setiap tipe produk dan jasa.
3. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan
tidak bernilai tambah.
4. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas (faktor-faktor yang men-
driver biaya-biaya) dan mengendalikannya.
5. Mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah dan
mengeliminasi aktivitas-aktivitas tak bernilai tambah.
6. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan, dan
pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis yang luar dan
tidak semata berdasarkan pada informasi keuangan.
7. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasaan konsumen.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Just In Time adalah sistem yang memproduksi barang hanya ketika produk
dibutuhkan dan hanya dalam jumlah yang diminta konsumen. JIT diasumsikan
bahwa semua biaya selain bahan langsung digerakkan oleh waktu dan ruang.
JIT secara khusus mengurangi persediaan sampai tingkat jauh lebih rendah dari
sistem konvensional, menekankan pada pengendalian mutu, serta
menghasilkan perubahan mendasar dalam cara produksi diorganisasi dan
dilaksanakan. Pada dasarnya, JIT menekankan pada perbaikan berkelanjutan
melalui penurunan biaya persediaan dan pertautan dengan masalah-masalah
ekonomi lainnya. Penurunan persediaan menghemat modal yang dapat
dimanfaatkan untuk investasi lebih produktif.
Sistem JIT secara simultan bertujuan untuk memenuhi permintaan
pelanggan secara tepat waktu dengan produk yang berkualitas dan dengan total
biaya serendah mungkin. Suatu sistem JIT memiliki fitur-fitur berikut :
1. Produksi diorganisasikan dalam sel manufaktur
2. Pekerja direkrut dan dilatih agar multiterampil dan mampu melaksanakan
beragam operasi serta tugas
3. Kerusakan dieliminasi secara agresif
4. Waktu setup akan dikurangi dan waktu tenggang manufaktur juga
dikurangi.
5. Pemasok dipilih atas dasar kemampuannya untuk mengirimkan bahan
kualitas secara tepat waktu.
Salah satu keuntungan sisten JIT terletak pada pengurangan jumlah
investasi yang melekat dalam persediaan bahan baku dan barang jadi dan
perusahaan manufakturing tidak perlu menyediakan fasilitas gudang
persediaan yang besar. Disisi lain, salah satu kelemahan sistem JIT adalah
tertundanya penerimaan bahan yang penting dapat mengakibatkan operasi
pabrik menjadi terhenti. Oleh karena itu dalam JIT, penjadwalan kedatangan
35
bahan hanya layak bila pemasok dan sistem transportasi memiliki kehandalan
yang tinggi. Untuk mencapai efektivitas yang paling besar, JIT memerlukan
MRP yang sehat dan prosedur MRP II yang tergantung pada supplier.
Activity Based Costing adalah suatu usaha yang sistematis untuk
menelusuri biaya overhead ketujuan biaya (cost objectives) dengan cara
merefleksikan bagaimana tujuan biaya menciptakan biaya (how the objectives
creat the cost). Akuntansi aktivitas mengubah cara perusahaan mengelola
biaya. Dengan cara menghubungkan biaya perusahaan terhadap aktivitas.
Biaya produk merupakan jumlah biaya dari semua aktivitas, yang dapat
ditelusuri berdasarkan pengguna aktivitas. Pengendalian biaya difokuskan
pada sumber biaya, dengan mengabaikan unit organisasi.
Suatu aktivitas menunjukkan “apa” yang sistem perusahaan lakukan, yaitu
bagaimana waktu digunakan dan keluaran diproses. Fungsi suatu aktivitas
adalah mengkonversikan sumber daya (material, tenaga kerja, dan teknologi)
menjadi keluaran (output). Activity costing dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengidentivikasi aktivitas (seperti penanganan material, setup,
penjadwalan dan pengiriman) yang menciptakan biaya overhead.
2. Mengumpulkan semu biaya overhead yang berhubungan dengan suatu
aktivitas dalam suatu “cost pools” untuk aktivitas tersebut.
3. Membagi biaya total untuk setiap aktiovitas, berdasarkan jumlah unit dari
aktivitas yang diproduksi untuk menghitung biaya per unit dari aktivitas
yang disediakan.
4. Membebankan biaya aktivitas ke-setiap “cost objective” degan
menggunakan unit aktivitas yang dikonsumsi.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang berrsifat membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Apabila ada terdapat kesalahan
36
mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/AndriiyBalapadang/abc-abm-abb-and-jit
https://www.google.co.id/search?q=manfaat+mengetahui+sistem+ABC+bagi+ma
hasiswa&client=ucweb-b&channel=sb
http://scholar.google.co.id/scholar?start=10&q=sistem+persediaan+JIT&hl=id&as
_sdt=0,5&as_vis=1
https://dwiermayanti.wordpress.com/2011/11/14/penentuan-harga-pokok-produk-
dengan-metode-konvensional/
https://www.e-akuntansi.com/2015/09/activity-based-management-
abm.html?m=1
37