Anda di halaman 1dari 2

4.

7 DO (Oksigen Terlarut)
Oksigen adalah salah satu unsur kimia yang sangat penting dan sebagai penujang utama
kehidupan organisme. Oksigen dibutuhkan oleh organisme perairan untuk proses respirasi dan
menguraikan zat organik menjadi zat anorganik. Oksigen yang ada di dalam air disebut oksigen
terlarut (dissolve oxygen / DO) dan berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis organisme
akuatik yang memiliki klorofil. Kadar oksigen terlarut dapat dianalisis dengan cara titrasi
berdasarkan metode Winkler dan dengan suatu instrumen seperti DO meter dan Refraktometer.
(Simanjuntak 2007).
Tabel 1. Kadar Dissolved Oxygen (DO)

Statiun DO (mg/L) SUHU SALINITAS

(‰)
DO Meter DO Hasil Titrasi
(mg/L) (mg/L)
0,98
6,69 28,9 34
15
5,12
6,64 28,9 34
16
4,08
6,66 28,9 33
17
0,85
6,71 28,8 34,5
18
-
6,71 28,8 34
19
-
6,68 28,9 33,5
20
4,92
6,42 28,9 33
21
Rata-rata 6.64 3.19 28.9 33.71

Tabel 1 merupakan tabel hasil data dari DO, suhu, dan salinitas yang diamati pada hari
Sabtu, 11 November 2018. Pengamatan tersebut dilakukan pada tujuh stasiun, yaitu stasiun 15
sampai stasiun 21 pada trip 3. Hasil tertinggi dari oksigen terlarut ada pada stasiun 21 dengan
metode titrasi dan stasiun 15 dengan menggunakan DO meter. Hasil DO yang diperoleh dengan
metode titrasi, 0.98 mg/L, 5.12 mg/L, 4.08 mg/L, 0.85 mg/L, dan 4.92 mg/L. Pada stasiun 19 dan
stasiun 20 kadar oksigen terlarut kosong karena praktikan tidak menghitung kadar oksigen
terlarutnya bukan karena tidak ada oksigen terlarut pada staiun tersebut.
Gambar 1 Grafik DO, suhu, salinitas
Grafik Hubungan DO, Suhu, Salinitas
40
35
30
25
DO (mg/L)
Hasil

20
DO Hasil Titrasi (mg/L)
15
SUHU (⁰ C)
10
SALINITAS (‰)
5
0
15 16 17 18 19 20 21
Statiun

Gambar 1 merupakan grafik DO, suhu, dan salinitas. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
hasil data dari oksigen terlarut adalah linear jika dibandingkan dengan dua data lain. Pada gambar
2 yang merupakan grafik DO, dimana kurva grafik naik-turun,dan pada statiun 20 meuju staiun 21
kurva turun cukup curam. Hasil DO yang diperoleh dengan menggunakan alat DO meter memiliki
rata – rata kadar oksigen terlarut adalah 6.64 mg/L. Hasil yang diperoleh perstasiun secara berurut
dari stasiun 15 adalah 6.69 mg/L, 6.64 mg/L, 6.66 mg/L, 6.71 mg/L, 6.71 mg/L, 6.68 mg/L, dan
6,.42 mg/L. Sedangkan kadar oksigen terlarut rata – rata yang diperoleh dengan metode titrasi
adalah 3,19 mg/L. Hasil yang diperoleh per stasiun secara berurut dari stasiun 15 adalah 0.98 mg/L,
5.12 mg/L, 4.08 mg/L, 0.85 mg/L dan pada stasiun 21 adalah 5.92 mg/L. Oksigen terlarut pada
suatu perairan bernilai lebih dari 6.5 mg/L menandakan perairan tidak tercemar. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil DO dengan menggunakan DO meter masih normal dan sesuai literatur.
Sedangkan nilai DO dengan metode titrasi tidak sesuai literatur.

DAFTAR PUSTAKA

Hutaglung H., Rozak A., Lutan I. 1985. Beberapa cacatan tentang penentuan kadar oksigen dalam
air laut berdasarkan metode Winkler. Oseana. 10(4):138-149.
Simanjuntak M. 2007. Oksigen terlarut dan apparent oxygen utilization di perairan Teluk Klabat,
Pulau Bangka. Jurnal Ilmu Kelautan. 12(2):59 – 66.
Patty S., Arfah H., Abdul S. 2015. Zat hara (fosfat, nitrat), oksigen terlarut dan pH kaitannya
dengan kesuburan di perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis.
1(1):43 - 50.

Anda mungkin juga menyukai