Anda di halaman 1dari 6

ANALISA JURNAL

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Industri
Program Studi Teknik Mesin Program S-1

Judul Jurnal :
Optimalisasi Proses Produksi Celana Panjang Melalui Pendekatan Six Sigma

Disusun Oleh :
Bayu Andrianto
2114151031

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG
2019
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI _ Bayu Andrianto - 2114151031

ANALISA JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI


Optimalisasi Proses Produksi Celana Panjang Melalui Pendekatan Six Sigma

Berdasarkan analisa terhadap jurnal yang telah di baca dengan judul


Optimalisasi Proses Produksi Celana Panjang Melalui Pendekatan Six Sigma dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Produk celana panjang yang dihasilkan oleh PT Tainan Enterprises Indonesia
cabang Cianjur masih terdapat banyak produk yang cacat hal ini terlihat dari jumlah
produk cacat selama bulan Februari 2015 sampai dnegan pertengahan Maret 2015
sebanyak 509 unit produk dari 10.138 celana panjang yang di produksi (5,02%). Hal
ini disebabkan karena cacat bobok (saku belakang), jahitan loncat (jahitan tidak rata sehingga
hasil jahitannya menjadi jarang), bentuk waistband tidak lurus (tinggi rendah), posisi belt loop
tidak sama (miring), dan zipper (resleting) macet.. Jika masih terjadi kecacatan sebesar lebih
dari 5% hal ini dapat merugikan perusahaan ditengah persaingan usaha yang seakin
ketat. Selain itu juga meingkatkan biaya produksi karena banyaknya produk yang cacat
dan dapat memungkinkan hilangnya pelanggan.
Cacat produk yang dominan adalah cacat belt loop miring dan jahitan loncat.
Faktor – faktor yang menyebabkan cacat belt loop miring bersumber dari faktor manusia
(operator tidak mengikuti pola atau tanda waistband dan operator mengalami kelelahan),
faktor mesin (umur mesin yang digunakan sudah tua dan setting esin kurang sempurna),
faktor material (bahan jarum jahit yang digunakan kurang handal dan bahan perlu
pemanasan yang tinggi atau penguapan setrika yang kurang panas ) dan faktor metoda
(informasi metoda yang masih kurang). Sedangkan faktor – faktor yang menyebabkan
cacat jahitan loncat bersumber dari faktor manusia (operator kurang teliti dalam memilih
jarum jahit dan operator mengalami kelelahan), faktor mesin (umur mesin yang digunakan
sudah tua dan tidak ada perawatan mesin secara rutin), faktor material (bahan jarum jahit
yang digunakan kurang handal) dan faktor metoda (pengawasan produksi dan quality
control masih lemah).
Pendekatan Six Sigma sebagai salah satu metode yang paling popular dan
merupakan salah satu alternative dalam prinsip – prinsip pengendalian produk kualitas
yang merupakan terombosan dalam bidang manajemen kualitas. Penggunaan Sig Sigma
yang secara konsisten mampu menurunkan cacat produk yang terjadi pada produksi.
Komitmen dan keterlibatan pihak manajemen memiliki peranan penting bagi suksesnya
penerapan metode Six Sigma. Pengendalian kualitas dengan pendekatan metode ini
diharapkan dapat menurunkan presentase produduk celana panjang yang cacat dan PT

1
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI _ Bayu Andrianto - 2114151031

Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur mampu bersaing dengan adanya


penghematan pada biaya yang disebabkan oleh cacat produk.
Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi cacat produk yang
disebabkan karena cacat belt loop miring adalah sebagai berikut :
1. Faktor manusia
- Diadakanya pelatihan kepeda operator yang kurang terampil tidak pada jam
produksi sehingga tidak mengganggu pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh
operator lama dengan menggunakan metode kursus menjahit
- Perekrutan operator baru diperketat dengan batas minimum pengalaman menjahit
diatas 1 tahun
- Operator harus dengan teliti mengikuti pola yang ada atau yang disediakan
perusahaan supaya produksi yang dihasilkan tidak mengalami kecacatan
- Karena menggunakan line operation system pada pemasangan belt loop supaya
tudak miring yaitu dengan cara menukar operator yang belum terampil dengan
operator yang sudah mahir agar produksi tidak terhenti
- Operator yang mengalami kelelahan sebaiknya sebelum bekerja ia harus dalam
kondisi yang fit, waktu istirahat digunakan sebaik mungkin untuk beristirhat,
kemudian waktu tidur di rumah harus cukup supaya dapat bekerja dengan penuh
semangat pada saat ia bekerja.
2. Faktor Mesin
- Perusahaan sebaiknya mengganti mesin jahit secara bertahap ke model yang
terbaru yang mesinnya masih muda sehingga operator dapat menjahit dengan
sempurna tanpa adanya hambatan yang berarti
- Sebelum mesin jahit digunakan oleh operator sebaiknya terdapat pekerja atau
operator yang mengontrol mesin jahit tersebut apakah settingannya sudah benar
dan pas atau belum jika belum maka settinglah mesin jahit secara sempurna untuk
memudahkan pekerjaan mereka.
- Operator dan pihak manajemen perusahaan sebaiknya memeriksa jumlah
produksi agar mesin tidak melebihi kapasitas dan melakukan perawatan secara
berkala
3. Faktor material
- Pihak perusahaan sebaiknya menyediakan bahan jarum jahit handal dan jarum
yang runcing jarum yang tumpul sebaiknya di pisahkan dari jarum jarum yang
runcing sehingga operator tidak salah dalam mengambil jarum

2
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI _ Bayu Andrianto - 2114151031

- Penguapan setrika yang harus pas sesuai dengan suhu yang dibutuhkan oleh setiap
bahan dan mengecek kembali settingan mesin uapnya, agar menghasilkan uap
yang memenuhi ketentuan seharusnya
4. Faktor metoda
- Informasi tentang metode kerja yang benar harus disampaikan dengan baik
kepada operator sebaiknya hal ini diterapkan oleh perusahaan sebelum para
operator atau pekerja bekerja yaitu dengan cara breafing yang dilakukan oleh
supervisior terhadap operator sehingga dengan adanya pengingatan yang terus
menerus akan teringat di dalam benak operator sehingga dapat mengurangi cacat
produk.
- Pihak perusahaan membuat gambar atau pola yang jelas dan dimengerti oleh
operator sehingga informasi yang diberikan jelas dan sesuai yang perusahaan
harapkan.
Sedangkan, hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi cacat produk
yang disebabkan karena jahitan loncat adalah sebagai berikut :
1. Faktor manusia
- Operator harus teliti memilih ukuran jarum jahitan karena pada setiap bahan
mempunyai ukuran jarum jahitan yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan pelatihan khusus kepada operator untuk mengetahui jenis –
jenis jarum yang akan digunakan.
- Jeda istirahat operator ditambah ± 5 menit dari sebelumnya sehingga
memungkinkan proses pemulihan operator dari rasa lelah lebih baik sehingga
konsentrasi tetap terjaga dengan emmberikan waktu istirhat yang cukup
2. Faktor Mesin
- Mesin – mesin yang ada harus dilakukan perawatan secara berkala yaitu dengan
membuat jadwal servis mesin secara teratur dalam satu tahun. Idealnya mesin
jahit dilakukan servis minimal 2x dalam setahun. Peawatan yang dilakukan
secara berkala ini supaya umur ekonomis mesin tidak cepat habis masa pakainya.
Supaya tidak lupa maka perlu dibuat kartu servis mesin supaya tau kapan mesin
itu harus diservis kembali
- Operator harus memperhatikan pelumasan pada mesin jahit apakah sudah cukup
lumas atau kurang.
- Perusahaan sebaiknya menyediakan perlengkapan pendukung mesin supaya
memperlancar jalannya produksi celana panjang
- Supervisor melakukan pendataan ruin mengenai kondisi mesin jahit setiap harinya

3
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI _ Bayu Andrianto - 2114151031

- Mengadakan pelatihan mengenai bagian – bagian mesin jahit khususnya bagian


dalam mesin dan perawatannya
- Perusahaan sebaiknya menyediakan teknisi khusus untuk perawatan mesin jahit
3. Faktor material
- Operator harus memperhatikan ketepatan tekanan sepatu pada kain yang dijahit
dengan cara memberikan pelatihan kepada operator untuk lebih mengetahui cara
pemakaian peralatan mesin agar tidak terjadi kesalahan kembali serta tentang
teknik memasang peralatan jahit yang benar
4. Faktor metoda
- Pengawasan produksi dan quality control harus dilakukan secara menyeluruh pada
setiap yang ada di dalam perusahaan
Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui sejauh mana kemampuan proses
sehingga perusahaan dapat menetapkan batas kendali dari proses produksi dan diperlukan
pengendalian kualitas yang tepat untuk mengoptimalkan kualitas produk celana panjang
yang dihasilkan. PT Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur ini dapat meningkatkan
kualitas yang awalnya 3,82 menjadi 4,27 dengan menggunakan metode Six Sigma.

4
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI _ Bayu Andrianto - 2114151031

DAFTAR PUSTAKA

Subhan, A. (2018). Optimalisasi Proses Produksi Celana Panjang Melalui


Pendekatan Six Sigma. Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol 2 No 1
Juli 2018 ISSN (Print) 2580-2887 ISSN (Online) 2580-2895 DOI:
http://dx.doi.org/10.30656/jsmi.v2i1.559, 23-32.

Anda mungkin juga menyukai