Anda di halaman 1dari 8

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan Mahkamah Agung RI

PPC
Program Pendidikan dan
Modul Diklat Tahap 2

“GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT)”


Pelatihan Calon Hakim

TERPADU

e-learning.mahkamahagung.go.id
© 2019
1
Gugatan Contentiosa dan Volunteer - Dr, Rahmat Arijaya
GUGATAN SEDERHANA
(SMALL CLAIM COURT)

A. Pendahuluan.
Gugatan Sederhana (Small Claim Court) telah berkembang di negara-negara Common
Lawsystem maupun Civil law system, baik di negara maju seperti Amerika dan Belanda
maupun juga di negara berkembang seperti di Amerika Latin. Efektifitas dan efisiensi
waktu serta biaya murah dalam penyelesaian perkara perdata melalui pengadilan untuk
perkara yang nilai gugatannya kecil sangat diperlukan, khususnya dalam sengketa bisnis.
B. Asas
Asas pemeriksaan perkara secara cepat dan sederhana serta biaya perkara yang murah
dengan hasil penyelesaian yang dapat diterima oleh para pihak yang bersengketa yang
tidak menimbulkan masalah baru sangatlah dibutuhkan.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyelesaikan sengketa perdata baik melalui
pengadilan maupun melalui proses di luar pengadilan. Penyelesaian sengketa melalui
pengadilan dianggap tidak efektif dan efisien sehingga akan mengganggu atau menghambat
kegiatan bisnis. Hal ini disebabkan karena proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan
sangat lambat dan memakan waktu yang cukup lama sebagai akibat dari sistem
pemeriksaannya yang sangat formalistis dan sangat teknis serta biaya perkara yang dinilai
cukup mahal. Hukum acara perdata di Indonesia, baik yang diatur dalam HIR maupun RBg
hanya mengenal satu prosedur hukum acara pemeriksaan perkara gugatan tanpa
membedakan nilai gugatannya. Sehingga perlu adanya suatu bentuk prosedur penyelesaian
sengketa, khususnya sengketa bisnis, seperti yang dikenal di negara-negara maju dengan
memberikan kewenangan pada pengadilan untuk menyelesaikan perkara perdata yang
didasarkan pada besar kecilnya nilai objek sengketa, sehingga dapat tercapai penyelesaian
sengketa, khususnya sengketa bisnis, secara cepat, sederhana dan biaya murah, melalui
mekanisme yang dinamakan small claims court. Pembentukan suatu forum demikian sangat
dibutuhkan terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal tersebut untuk
meningkatkan kepercayaan para investor baik dari dalam maupun luar negeri guna
mengembangkan dunia bisnis, mengingat small claims court merupakan mekanisme
penyelesaian sengketa secara sederhana dan singkat dengan hasil keputusan yang mengikat
para pihak. Dengan adanya mekanisme small claims court, maka penyelesaian sengketa
perdata, khususnya sengketa bisnis dengan nilai gugatan yang kecil di Indonesia menjadi
lebih mudah dan memberikan kepastian hukum. Keadaan ini pada gilirannya akan
meningkatkan kepercayaan investor asing untuk berbisnis di Indonesia. Yang perlu
dipikirkan adalah bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa bisnis melalui small claims
court dalam sistem peradilan di Indonesia.
Hal tersebut juga selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pertama
(RPJMP) 2015-2019 yang mengamanatkan reformasi hukum perdata yang mudah dan cepat
berkaitan dengan ekonomi melalui sengketa acara cepat (small claim court).
C. Dasar Hukum
Merespon situasi seperti tersebut di atas, Mahkamah Agung (MA) telah menerbitkan
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian
Gugatan Sederhana yang selanjutnya disingkat PERMA Nomor 2 Tahun 2015.

Gugatan Sederhana ( Small Claim Court) 2


Berdasarkan Perma No.2 Tahun 2015 yang dimaksud dengan gugatan sederhana
adalah tata cara pemeriksaan di persidangan terhadap gugatan perdata dengan nilai gugatan
materiil paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) yang diselesaikan dengan
tata cara dan pembuktian sederhana.
Penyelesaikan perkara melalui mekanisme gugatan sederhana merupkan kewenangan
dari peradilan umum, dasar gugatan adalah cidera janji/wanprestasi atau perbuatan
melawan hukum.Yang tidak boleh digugat dengan prosedur gugatan sederhana adalah
sengketa hak atas tanah dan perkara yang wajib disidangkan dalam pengadilan khusus.
Persyaratan khusus dalam gugatan sederhana adalah : Penggugat dan Tergugat
masing-masing tidak boleh lebih dari satu, kecuali memiliki kepentingan hukum yang sama,
Tempat tinggal Tergugat harus diketahui, Penggugat dan Tergugat harus berdomisili di
daerah hukum Pengadilan yang sama.
D. Syarat-syarat gugatan sederhana :
1) Nilai gugatan materiil maksimal Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
2) Pembuktiannya sederhana
3) Hanya perkara Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi
4) Bukan perkara yang masuk kompetensi Pengadilan Khusus
5) Bukan sengketa hak atas tanah
6) Penggugat dan Tergugat masing-masing tidak boleh lebih dari satu, kecuali memiliki
kepentingan hukum yang sama
7) Tempat tinggal Tergugat harus diketahui
8) Penggugat dan Tergugat harus berdomisili di daerah hukum Pengadilan yang sama.
E. Pendaftaran gugatan sederhana di PTSP (kepaniteraan perdata):
1) Membayar biaya perkara
2) Menyerahkan gugatan
3) Melampirkan surat kuasa (jika Penggugat memberikan kuasa)
4) Melampirkan copy alat bukti surat yang telah dinazegeling
Jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut maka gugatan tersebut dikembalikan
kepada Penggugat atau kuasanya
Jika gugatan tersebut telah memenuhi syarat sebagai gugatan sederhana maka dicatat
dalam register khusus gugatan sederhana
F. PENETAPAN HAKIM (TUNGGAL) DAN PANITERA PENGGANTI:
Dua hari setelah pendaftaran gugatan diterima dan dicatat dalam register khusus
gugatan sederhana, Panitera meneruskan berkas kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk
ditunjuk Hakim Tunggal dengan Penetapan Ketua dan penunjukkan Panitera Pengganti oleh
Panitera.
Berkas gugatan sederhana tersebut kemudian diserahkan kepada Hakim yang telah
ditunjuk oleh Ketua PN.
G. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Hakim memeriksa materi gugatan sederhana berdasarkan ketentuan Pasal 3 dan Pasal
4
a. Penggugat dan Tergugat tidak boleh lebih dari satu kecuali memiliki kepentingan
hukum yg sama
b. Tergugat diketahui tempat tinggalnya
c. Penggugat dan Tergugat berdomisili di daerah hukum pengadilan yang sama

Gugatan Sederhana ( Small Claim Court) 3


d. Pembuktian Sederhana.
H. PERKARA YG TIDAK DAPAT DIPERIKSA MELALUI GUGATAN SEDERHANA :
Perkara yang diperiksa di pengadilan khusus (misalnya Kepailitan, hubungan
industrial) dan/atau terkait sengketa hak atas tanah (sengketa kepemilikan)
I. Pemanggilan Para Pihak :
a. Apabila terkualifikasi gugatan sederhana maka Hakim menetapkan hari sidang
b. Penggugat tidak hadir pada sidang I tanpa alasan yang sah, gugatan dinyatakan gugur
c. Tergugat tidak hadir pada sidang I, maka dilakukan pemanggilan ke 2
d. Tergugat tidak hadir pada hari sidang ke 2, maka Hakim memutus perkara tersebut
tanpa hadirnya Tergugat
e. Tergugat hadir pada hari sidang I dan tidak hadir pada sidang ke 2 maka gugatan
diperiksa dan diputus secara contradictoir
f. Terhadap putusan sebagaimana ayat 3,Tergugat dapat mengajukan keberatan.
J. Pemeriksaan Persidangan.
Hakim wajib berperan aktif dalam menyelesaikan gugatan sederhana :
a. Memberikan penjelasan mengenai acara gugatan sederhana
b. Mengupayakan perdamaian
c. Menuntun para pihak dalam pembuktian
d. Menjelaskan upaya hukum yang bisa ditempuh
e. Peran aktif hakim harus dilakukan dalam persidangan yg dihadiri oleh para pihak
f. Pada hari sidang I Hakim wajib mengupayakan perdamaian dengan memperhatikan
batas waktu (Ps. 15 ay.3)
g. Gugatan Sederhana dikecualikan dari Perma No.1 tahun 2016 Tentang Mediasi dibuat
putusan akta perdamaian yang mengikat para pihak jika tercapai perdamaian putusan
perdamaian tidak ada upaya hukumnya
h. Jika tercapai perdamaian di luar persidangan dan tidak dilaporkan kepada hakim
maka hakim tidak terikat dengan perdamaian tersebut.
i. Jika tdk tercapai perdamaian pada sidang pertama maka dilanjutkan dengan
pembacaan gugatan dan jawaban
j. Tidak dapat diajukan tuntutan provisi, eksepsi, rekonpensi, intervensi, replik,
duplik dan kesimpulan Gugatan yang diakui tidak perlu dibuktikan
k. Terhadap gugatan yang dibantah, dilakukan pembuktian sesuai hukum acara yang
berlaku

Hakim Tunggal yang ditunjuk oleh Ketua memeriksa sederhana tidaknya gugatan sederhana
tersebut, jika tidak terkualifikasi gugatan sederhana, maka dikeluarkan penetapan bahwa :
a. Gugatan adalah bukan gugatan sederhana
b. Mencoret dari register perkara
c. Memerintahkan pengembalian sisa biaya perkara kepada Penggugat
d. Tidak ada upaya hukum terhadap penetapan tersebut
K. Proses Pengajuan Gugatan Sederhana.
Pendaftaran gugatan sederhana dan pengajuan keberatan terhadap putusan Hakim
(tunggal) dalam perkara gugatan sederhana (tersedia blangko di Pengadilan), sehingga

Gugatan Sederhana ( Small Claim Court) 4


pihak yang mendaftarkan gugatan sederhana dapat langsung mengisi blangko tersebut.
Proses pendaftaran gugatan sederhana adalah sebagai berikut:
1) Membayar biaya perkara,
2) Menyerahkan gugatan,
3) Melampirkan surat kuasa, jika Penggugat memberikan kuasa,
4) Melampirkan copy alat bukti surat yang sudah dinazegelen.
Setelah melakukan pendaftaran, kepaniteraan perkara perdata akan melakukan
pemeriksaan kelengkapan berkas,setelah berkas lengkap Ketua Pengadilan menunjuk dan
mengeluarkan penetapan hakim tunggal dan Panitera menunjuk PP, hakim tunggal akan
melakukan pemeriksaan pendahuluan, apabila berkas tersebut tidak terkualifikasi gugatan
sederhana (sebagaimana ketentuan Pasal 3 dan 4 Perma No. 2 Tahun 2015) maka hakim
tunggal mengeluarkan penetapan yang menyatakan bahwa gugatan bukan gugatan
sederhana, mencoret dari register perkara, memerintahkan pengembalian biaya perkara
kepada Penggugat. Sedangkan apabila gugatan tersebut terkualifikasi gugatan sederhana
maka hakim tunggal mengeluarkan penetapan hari sidang dan pemanggilan para pihak.
Hakim tunggal wajib berperan aktif dalam menyelesaikan gugatan sederhana, yaitu
memberikan penjelasan mengenai acara gugatan sederhana, mengupayakan perdamaian,
menuntun para pihak dalam pembuktian serta menjelaskan upaya hukum yg bisa ditempuh.
Proses pemeriksaan gugatan sederhana tidak mengenal replik-duplik,tuntutan provisi,
gugatan rekonvensi, dan kesimpulan.
Proses pemeriksaan dan upaya perdamaian, pembuktian dan putusan.Proses
pemeriksaan perkara gugatan sederhana adalah 25 hari kerja.
Upaya hukum dalam gugatan sederhana adalah Keberatan, diajukan oleh pihak yang
tidak puas dengan putusan hakim tunggal. Keberatan diajukan kepada Ketua Pengadilan
Negeri dengan menandatangani akta pernyataan keberatan dihadapan Panitera disertai
alasannya. Keberatan diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah putusan diucapkan atau
setelah pemberitahuan putusan.
Proses selanjutnya Kepaniteraan menerima dan memeriksa kelengkapan berkas
permohonan keberatan yang disertai memori keberatan, Pihak lawan (Termohon
Keberatan) dapat mengajukan kontra memori keberatan dengan mengisi blangko yang telah
disediakan.
Selanjutnya Ketua Pengadilan menetapkan Majelis Hakim untuk memeriksa dan
memutus permohonan keberatan, 1(satu) hari setelah permohonan dinyatakan lengkap.
Pemeriksaan keberatan dilakukan oleh Majelis Hakim dipimpin oleh Hakim senior yang
ditunjuk Ketua Pengadilan, segera setelah ditetapkan Majelis Hakim dilakukan pemeriksaan
keberatan.Dalam pemeriksaan keberatan tidak dilakukan pemeriksaan tambahan.
Putusan.
▪ Putusan dibaca dalam persidangan yang terbuka untuk umum
▪ Hakim wajib memberitahukan hak para pihak untuk mengajukan keberatan
Putusan terhadap permohonan keberatan diucapkan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
tanggal penetapan Majelis Hakim. Pemberitahuan putusan keberatan disampaikan kepada
para pihak paling lambat 3 (tiga) hari sejak diucapkan, Putusan keberatan berkekuatan
hukum tetap terhitung sejak disampaikannya pemberitahuan Putusan keberatan
merupakan putusan akhir yang tidak tersedia upaya hukum banding, kasasi atau PK.

Gugatan Sederhana ( Small Claim Court) 5


Putusan yg telah berkekuatan hukum tetap dilaksanakan secara sukarela, apabila
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut tidak dipatuhi maka putusan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan hukum acara perdata yang berlaku.
L. Upaya Hukum
a. Upaya Hukum Dalam Gugatan Sederhana adalah Keberatan
b. Keberatan diajukan kepada KPN dengan menandatangani akta pernyataan keberatan
dihadapan Panitera disertai alasannya;
c. Diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah putusan diucapkan atau setelah
pemberitahuan putusan;
d. Permohonan keberatan melampaui batas waktu pengajuan keberatan dinyatakan
tidak dapat diterima dengan penetapan KPN berdasarkan surat keterangan panitera
e. Kepaniteraan menerima dan memeriksa kelengkapan berkas permohonan keberatan
yang disertai memori keberatan
f. Pihak lawan dapat mengajukan kontra memori keberatan dengan mengisi blangko
yang telah disediakan
g. KPN menetapkan Majelis Hakim untuk memeriksa dan memutus permohonan
keberatan, 1(satu) hari setelah permohonan dinyatakan lengkap
h. Pemeriksaan keberatan dilakukan oleh Majelis Hakim dipimpin oleh Hakim senior
yang ditunjuk KPN
i. Segera setelah ditetapkan majelis Hakim dilakukan pemeriksaan keberatan
j. Dalam pemeriksaan keberatan tidak dilakukan pemeriksaan tambahan
k. Putusan terhadap permohonan keberatan diucapkan paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah tanggal penetapan Majelis Hakim
l. Pemberitahuan putusan keberatan disampaikan kepada para pihak paling lambat 3
(tiga) hari sejak diucapkan
m. Putusan keberatan berkekuatan hukum tetap terhitung sejak disampaikannya
pemberitahuan;
n. Putusan keberatan merupakan putusan akhir yang tidak tersedia upaya hukum
banding, kasasi atau PK
o. Putusan yg BHT tetap dilaksanakan secara sukarela
p. Apabila tidak dipatuhi maka putusan dilaksanakan berdasarkan ketentuan hukum
acara perdata yang berlaku.
M. Rencana Perubahan Perma.
Dalam perkembangan praktek selama 3 (tiga) tahun terakhir ini, ada beberapa
permasalahan yang ditemukan antara lain bagaimana jika nilai gugatannya melebihi
ketentuan maksimum dalam Perma No.2 Tahun 2015, Rp.210.000.000 (dua ratus sepuluh
juta rupiah? Bagaimana apabila ada perbedaan antara tempat tinggal nyata dengan alamat
di KTP, Bagaimana jika gugatan tersebut terkualifikasi sebagai gugatan sederhana, namun
Penggugat berkeinginan untuk mengajukan gugatan secara biasa?
Dengan perkembangan perekonomian di Indonesia dan sengketa bisnis serta
perkembangan praktek peradilan khususnya gugatan sederhana, Mahkamah Agung telah
merencanakan perubahan terhadap Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Gugatan
Sederhana. Perubahan tersebut antara lain tentang jumlah nominal /nilai gugatan dinaikkan
menjadi Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dengan dasar pertimbangan karena dalam
mediasi sengketa ritel dan kecil (OJK) adalah Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)

Gugatan Sederhana ( Small Claim Court) 6


(Bappmi dan BMAI) dan juga mengacu pada UU UMKM adalah Rp.500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah). Penambahan dalam draft Perma tersebut antara lain adalah dalam hal
Penggugat berada di wilayah hukum di luar tempat tinggal atau domisili Tergugat,
Penggugat dalam mengajukan gugatan menunjuk kuasa hukum yang beralamat di wilayah
hukum Tergugat. Untuk mengikuti perkembangan e Court maka dalam draft perma
perubahan tersebut diatur bahwa Penggugat dan Tergugat dalam gugatan sederhana dapat
menempuh administrasi perkara di pengadilan secara elektronik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Ada penambahan pasal dalam draft Perma tersebut
yaitu dalam proses pemeriksaan hakim dapat meletakkan sita jaminan atas dasar
permohonan Penggugat.
Dalam draft Perma tersebut Proses eksekusi putusan gugatan sederhana diatur secara
khusus yaitu sebagai berikut : 1) Ketua Pengadilan mengeluarkan penetapan pelaksanaan
aanmaning paling lambat 15 hari setelah menerima surat permohonan eksekusi, 2) Ketua
Pengadilan menentukan tanggal pelaksanaan aanmaning paling lambat 7 hari setelah
penetapan aanmaning, 3) Dalam hal kondisi geografis tertentu pelaksanaan aanmaning
tidak dapat dilaksanakan dalam 7 hari maka ketua pengadilan dapat menyimpangi
ketentuan batas waktu sebagaimana tersebut di atas.

Gugatan Sederhana ( Small Claim Court) 7


2
Gugatan Contentiosa dan Volunteer - Dr, Rahmat Arijaya

Anda mungkin juga menyukai