Anda di halaman 1dari 16

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

(Tugas Ilmu Lingkungan)

Oleh:
Heni Puspita Sari
1114121097

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga semakin
berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin maju.
Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.

Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya meskipun sudah ada


peraturan-peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah dalam
pengendalian proses produksi kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier. Hal ini akan menyebabkan SDA semakin lama semakin
berkurang jika tidak ada pengendaliannya dalam proses pemenuhan kebutuhan
manusia. Oleh karena itu, sebagai pemerintah yang bijak harus mengoptimalkan
peraturan mengenai lingkungan yang biasa disebut dengan manajemen
lingkungan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen


(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi
kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998).
Pengertian lainnya yaitu Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja
yang dapat diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk
mengenal, mengukur, mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan
secara efektif, dan oleh karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan.

Untuk lebih memperjelas mengenai manajemen lingkungan, sebaiknya pembaca


memahami isi dalam makalah ini agar lebih memudahakn para pembaca dalam
menangani masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia pada umumnya dan
yang terjadi di lingkungan sehari-hari.
II. ISI

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi


manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada
implementasi kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998).
Pengertian lainnya yaitu Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang
dapat diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal,
mengukur, mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif,
dan oleh karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan. Manajemen lingkungan
selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak
memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara
internasional berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek
manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat
diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan


(EMS) adalah 'that part of the overall management system which includes
organizational structure planning, activities, responsibilities, practices, procedures,
processes, and resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and
maintaining the environmental policy'.

Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan
lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan
lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih
luas. Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen
lingkungan dalam 2 macam yaitu:
lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas
produksi. Yaitu yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang
diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD,
asuransi pegawai, dll.
lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas
produksi. Yaitu segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan
disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang
mewakilinya (Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu
komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan
limbah ke saluran umum, perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di
sekitar pabrik, dll.
Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup
dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan
lingkungan internal dan eksternal. Elemen pokok manajemen lingkungan sesuai
dengan definisi diatas terkait dengan aspek lingkungan dan dampak lingkungan.

 Kebijakan-Kebijakan Mengenai Manajemen Lingkungan Di Dunia

Wawasan pengetahuan terhadap lingkungan memberikan polarisasi dalam


cara pandang di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang. Cara pandang
ini menjadi berbed, dipengaruhi oleh tingkat kemajuan teknologi, kesejahteraan,
keamanan, dan kepedulian masing-masing negara tersebut.
Pada negara maju, kerusakan lingkungan dipandang sebagai ancaman
terhadap kehidupan. Sebaliknya, pada negara berkembangyang masih bergulat
dengan pemenuhan kebutuhan dasar hidup, kepedulian terhadap lingkungan masih
rendah dan mereka belum mempunyai sistem penanganan lingkungan yang memadai.
Beberapa kerusakan lingkungan mencuat ke permukaan disebabkan kelalaian
manusia, penguasaan pengetahuan tentatang lingkungan yang rendah, serta bencana
alam.
Dalam kaitannya dengan lingkungan, biasanya suatu negara telah mempunyai
sistem pencegahan dan penanganan kerusakan lingkungan dengan membuat aturan
hukum yang mengikat untuk proyek yang akan dilaksanakan. Beberapa kebijakan
yang telah dibuat dapat dijelaskan sebagai berikut ( Kementrian Lingkungan Hidup,
2005 ):
1. Amerika Serikat memberlakukan undang-undang mengenai penyertaan laporan
Analisis Dampak Lingkungan untuk proyek-proyek besar berlaku 1 Januari 1969,
yaitu National Environtmental Policy Act ( NEPA ), yang merupakan reaksi atas
kerusakan lingkungan akibat pencemaran pestisida, limbah industri, rusaknya habitat
tumbuhan dan hewan langkah.
2. Indonesia memberlakukan undang-undang No. 4 Tahun 182 tetang Ketentuan-
Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pelaksanaannya diatur Peraturan
pemerintah No. 29 Tahun 1986 yang berlaku 5 Juni 1987.
3. Tahun 1994 diterbitkan keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup, yaitu
KEP-12/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup ( UKL ) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ). Kemudian terbit
lagi Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tetang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ). Jenis rencana usaha dan kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan AMDAL diputuskan oleh Mntri Lingkungan Hidup pada
PP No. 17 Tahun 2001.
4. Masyarakat dunia telah memikirkan secara bersamaan mengenai isu kerusakan
lingkungan hidup pada Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) Manusia dan Lingkungan
di Stockholm tahun 1972. Pada tahun 1992 di Rio de Janeiro dilakukan KTT Bumi
yang berisi tentang lingkungan dan pembangunan, dimana kerusakan lingkungan
disebabkan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Kemudian pada tahun 2002
dilakukan KTT Pembangunan Berkelanjutan [ World Summit on Sustainable
Dvelopment ( WSSD ) ] di Johannesburg yang menghasilkan Agenda 21, yang
kemudian menghasilkan kesepakatan rencana tindak kegiatan yang disepakati dunia
untuk memecahkan masalah lingkungan dan pembanguna dengan fokusnya yaitu air,
energi, kesehatan, pertanian, dan keanekaragaman hayati harus peduli terhadap
lingkungannya.

 Rencana Kerja Pemerintah Indonesia Mengenai Manajemen Lingkungan


( RKP, 2005 )

Indonesia yang mempunyai potensi SDA yang besar sebagai penghasil


devisa negara, mempunyai banyak masalah dalam hal lingkungan hidup sebagai
akibat dari eksplorasi SDA yang tidak terencana dengan baik. Dikaitkan dengan KTT
Pembangunan Berkelanjutan 2002, sangat relevan bila Indonesia harus memiliki
agenda pembangunan khususnya SDA dan Lingkungan Hidup. Hal ini telah
tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah ( RKP 2005 ), yang isinya sebagai
berikut :
1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Sasaran yang hendak dicapai adalah terlindungnya kawasan konversi dan kawasan
lindung dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak terkendali dan eksploatif.
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain : pengkajian kembali kebijakan
konversi dan perlindungan SDA, pengembangan insentif, pemanfaatan jasa
lingkungan, penanggulangan konversi lahan pertanian produktif, pengakuan hak adat
dan ulayat serta pengenmbangan masyarakat setempat, pengembangan kemitraan,
penegakan hukum, pengembangan kawasan konversi laut, dan suaka perikanan.
2. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Sasaran yang akan dicapai adalah berkurangnya laju kerusakan SDA dan pemulihan
kondisi sumber daya hutan, lahan, laut dan pesisir, perairan tawar serta sumber daya
mineral agar optimal dalam fungsinya sebagai faktor produksi maupun penyeimbang
lingkungan. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan antara lain evaluasi dan
perencanaan DAS, reboisasi dan penghijauan , pembanguna hutan tanam industri,
rehabilitasiekosistem, restocking sumber daya perikanan, rehabilitasi areal bekas
tambang terbuka.

3. Program Pengembangan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup


Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatkan pengelolaan SDA dan lingkungan
hidup melalui tata kelola yang baik berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain s: Pengembangan
kapasitas institusi dan aparatur, penguatan kapasitas kelembagaan pusat dan aerah,
pengembangan tata nilai sosial berwawasan lingkungan, penetapan standar pelayanan
minimal bidang lingkungan, pengembangan produksi bersih lingkungan dan
pelaksanaan perjanjian internasional yang telah disepakati.

4. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan


Sasaran yang akan dicapai adalah menurunkan tingkat pencemaran lingkungan dan
menuju terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Kegiatan pokok yang
akan dilaksanakan, antara lain : Penyusunan kebijakan di bidang pengendalian
lingkungan, penetapan indeks baku mutu lingkungan dan limbah, pengendalian
pencemaran lingkungan, pengembangan teknologi berwawasan lingkungan dan
pengembangan sistem penilain kinerja lingkungan.

5. Program Peningkatan Kualitas, Akses Informasi SDA dan Lingkunganara,


dan mudah
Sasaran yang akan dicapai adalah tersedianya data dan informasi yan lengkap,
akudiakses oleh pelaku kepentingan dan masyarakat luas. Kegiatan pokok yang akan
dilaksanakan, antara lain : Penysusnan data dasar potensi dan daya dukung kawasan
ekosistem, penyusunan statistik bidang lingkungan hidup baik tingkat nasional
maupun daerah, pengembangan sistem jaringan laboratorium nasional bidang
lingkungan, pengembangan SDA, penerapan PDB Hijau.
Dari beberapa kebijakan tersebut, dapat dipastikan bahwa isu lingkungan
menjadi menarik perhatian seluruh dunia karena timbulnya dampak akibat kegiatan
yang dilakukan manusia yang biasanya dalam bentuk tak terorganisasi, seperti
proyek-proyek kecil dan besar dengan tingkat kerusakan cukup besar.

Dalam perkembangan selanjutnya dilakukan usaha-usaha mengelola dan


menata lingkungan akibat dari dampak kegiatan berupa proyek pembangunan.
Gerakan manajemen lingkungan dan penetapan standarnya dimulai pada awal tahun
1990 dengan kerja sama Internasional Standar Organizatio ( ISO ) sera badan standar
dari beberapa negara dengan membentuk Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
pada tahun 1996. Sistem ini bertujuan memberi cara kepada pelanggan/perusahaan
dalam penerapan dan penyempurnaan sistem manajemen lingkungan sera membantu
meningkatkan sistem manajemen lingkungan dalam memenuhi kinerjanya. Struktur
isinya berupa tindakan perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan tindakan koreksi
serta standar panduan terpisah.

Isi sistem manajemen ISO 14001 mencakup beberapa unsur ter-integrasi


dengan ISO 9000 untuk manajemen mutu. Ruang ISO 14001 mempunyai elemen-
elemen kunci di dalamnya terdapat sub-sub elemen, terdiri atas : Umum, Kebijakan
Lingkungan, Perencanaan, Penerapan dan Operasi, Pemeriksaan danTindakan
Koreksi.

 Pengendalian Manajemen Lingkungan

Pengendalian lingkungan adalah fase terakhir dari perencanaan, pelaksanaan,


dan pemeriksaan sistem manajemen lingkungan. Hal pertama yang dilakukan dalam
pengendalian adalah melakukan pengendalian terhadap dokumen sehingga
perusahaan dapat menyusun dan memelihara dokumen, memenuhi persyaratan
elemen-elemen yang memadai dalam menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan.
Pengendalian dokumen mempunyai sasaran sebagai berikut:
· Menjamin bahwa dokumen yang diterbitkan telah diperiksakebenarann
materinya dan disahkan olehpetugas yang berwenang. Distribusi dokumen hanya
kepada yang berwenang. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh yang berwenang.
Setelah dilakukan identifikasi terhadap aspek lingkungan, selanjutnya adalah
melakukan analisis dengan cara menilai dampak lingkungan yang terkait. Beberapa
aspek lingkungan yang memengaruhi adalah sebagai berikut:
· 1. Dampak pada pencemaran, terdiri atas: Air, udara, Radiasi,Kontakminasi
tanah,Produksi Limbah
2. Dampak pada ekologi terdiri atas : Tumbuhan dan binatang, keanekaragaman
hayati, habitat, Alam.
· 3. Dampak pada sumber Daya Alam terdiri atas: Tanah pertanian, sumber daya hutan,
kesedian air tanah, mineral dan tambang, sumber daya laut, sumber daya energi,
kehidupan satwa liar, kehidupan hutan tropis,Kehidupan tumbuhan langka.

 Audit Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management


System)

Dalam ISO 14001, organisasi perusahaan diwajibkan melakukan audit agar


sistem manajemen lingkungan yang direncanakan dapat dilaksanakan, diperiksa dan
dilakukan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan. Jadwal waktu program audit
dilakukan atas dasar pentingnya aspek-aspek lingkungan yang terdokumentasi dalam
penilaian. Perencanaan yang termasuk dalam program sistem manajemen lingkungan
dapat dievaluasi dengan kegiatan-kegiatan terkait dan dengan hasil audit sebelumnya.
Prosedur audit meliputi : Lingkup Audit, Metodologi, Penanggung Jawab,
Persyaratan Pelaksanaan Pelaporan, dan Dokumentasi.

EMS adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi,


evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian sehingga tujuan bisnis
perusahaan/pemerintah dan tujuan lingkungan padu dan bersinergi.
EMS yang efektif, dibangun pada konsep TQM (Total Quality Management),
misalnya pada ISO 9000. Untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan, organisasi
tidak hanya tahu apa yang terjadi, tetapi juga harus tahu mengapa terjadi.

· Manfaat EMS

1. Meningkatkan kinerja lingkungan.


2. Mengurangi/menghilangkan keluhan masyarakat terhadap dampak
lingkungan.
3. Mencegah polusi dan melindungi sumber daya alam.
4. Mengurangi resiko.
5. Menarik pelanggan dan pasar baru (yang mensyaratkan EMS).
6. Menaikkan efisiensi/mengurangi biaya.
7. Meningkatkan moral karyawan.
8. Meningkatkan kesan baik di masyarakat, pemerintah dan investor.
9. Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian karyawan terhadap
lingkungan.

 Rusaknya Manajemen Lingkungan di Indonesia


Rusaknya manajemen lingkungan kita! Itulah kalimat yang terlintas dalam
benak saya. Tampaknya kita sepele mendengar, dan melihat kata, seperti kata
lingkungan. Namun di balik kata lingkungan itu, mengandung sejuta makna yang
sangat erat kaitannya dengan kehidupan dan keberlangsungan hidup umat manusia.
Segala sesuatunya sangat erat kaitannya dengan lingkungan..

Bahkan menurut Bloom, derajat kesehatan terdiri dari empat faktor yakni
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Jadi semua tindak dan tanduk
manusia berawal dari lingkungan.

Dewasa ini, beberapa media menayangkan banjir yang ada di Kota Jakarta,
Semarang dan tragedi yang tidak diinginkan yang terjadi di Situ Gintung, di wilayah
Tangerang, Banten. Betapa sedihnya melihat saudara kita yang terkena musibah ini.
Mereka yang ditanyai komentar, hanya menjawab dan meminta pertanggungjawaban
pemerintah. Seolah–olah pemerintah yang harus menjaga kebersihan dan harus
memadai dan membenahi lingkungan mereka. Dari segi bantuan, baiklah pemerintah
yang harus menolong dan memberi subsidi kepada rakyat yang terkena musibah.

Namun di Situ Gintung, beberapa warga mengaku sudah melaporkan kejadian


ini kepada pemerintah daerah mengenai Tanggul yang mereka minta segera
diperbaiki. Tetapi lagi-lagi kesiapan pejabat berwenang kurang sigap dalam
menanggapi keluhan warga dan tidak dapat merealisasikannya. Lagi dan lagi rakyat
selalu kena tipu dengan muslihat pejabat yang seyogianya dipilih oleh rakyat.

Seperti sekarang ini, banyaknya janji–janji partai politik yang membawakan


thema “perubahan” untuk rakyat. Setelah kejadian di Situ Gintung banyaknya partai
politik yang menawarkan bantuan untuk rakyat. Semoga saja pesta demokrasi nanti,
rakyat harus paham dengan siapa yang dipilihnya.

Kalau kita sadari lingkungan harus erat kaitannya dengan individu itu sendiri
karena, merekalah yang harus menjaga dan melestarikannya, supaya kesehatan
lingkungan menjadi optimal.

 Klasifikasi Pencemaran Lingkungan

Dengan musibah banjir yang dirasakan saudara kita yang ada di Jakarta dan di
Semarang, merupakan hasil dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
sendiri terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Antara lain pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Dengan keadaan pencemaran lingkungan ini,
maka kualitas yang ada di lingkungan kita menjadi menurun. Sejatinya pencemaran
lingkungan ini akan mempercepat kita untuk mengakhiri hidup kita di bumi ini, dan
dapat membunuh kehidupan anak dan cucu kita nantinya.
 Pencemaran Udara

Sebelum kita memulai tahapan pencemaran lingkungan yang terklasifikasi,


yang pertama pencemaran udara. Pencemaran udara sering dari kita mungkin sudah
dan atau sering terpapar dengan gas pencemar udara yang mungkin ada di sekitar
tempat tinggal kita, dan pengalaman ini mungkin sudah pernah atau sering kita
jumpai di lingkungan kita sendiri.

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak
dan terkontaminasi oleh zat–zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Gas–gas pencemar udara utama adalah
karbon monoksida (CO), karbon diosida (CO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen
dioksida (NO2), sulfur monoksida (SO), sulfur dioksida (SO2).

Pencemaran udara yang dihasilkan melalui kegiatan manusia adalah


transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor, furnace,
insenerator dengan berbagai jenis bahan bakar), gas buang pabrik yang menghasilkan
gas berbahaya seperti (CFC= Clour Flour Carbon).

 Pencemaran Air

Setelah pencemaran udara, kita juga dapat menjumpai pencemaran air yang
terjadi di lingkungan sekitar kita. Dan pencemaran air sangat sering tejadi di
lingkungan kita sendiri, bahkan kita mengabaikan kesehatan kualitas air yang ada di
lingkungan kita. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan, air tanah akibat aktivitas dan ulah
manusia.
Pencemaran air sering di jumpai di wilayah industri yang membuang
limbahnya dengan berbagai macam polutan seperti logam berat, toksin organik,
minyak, nutrien dan padatan. Contoh dari pencemaran air, pada air comberan dapat
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak buruk pada seluruh
ekosistem yang ada di air.

 Pencemaran Tanah

Yang terakhir mengenai pencemaran tanah. Pencemaran tanah merupakan


keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah
alami. Pencemaran tanah ini merupakan hasil kegiatan manusia yang mencemari
tanah yakni dari tempat penimbunan sampah, serta limbah industri yang dibuang
langsung ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
III. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagi berikut:

1. Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan


ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola
dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya
merupakan risiko-risiko lingkungan.
2. ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang berfungsi
menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen
kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan dan merupakan bagian dari sistem
manajemen perusahaan yang lebih luas.
3. Dan managemen lingkungan sangat mempengaruhi EMS serta dalam manfaat
managemen lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011 : Rusaknya Manajemen Lingkungan Kita ;


http://www.medanbisnisonline.com/2009/04/06/rusaknya-manajemen-
lingkungan-kita/ ( diakses pada tanggal 19 Mei 2015 )

Anonim, 2012 : Manajemen Lingkungan


http://www.civitas_mercubuana.blogspot.com/2011/05/11/manajemen-
lingkungan/ (diakses pada tanggal 19 Mei 2015 )

Husen, Abrar, 2011 : Manajemen Proyek; Penerbit ANDI; Yogyakarta

T. Purwanto, Andie, 2012 : Manajemen Lingkungan: Dulu, Sekarang, dan Masa


Depan ; www. andietri.tripod.com ( diakses pada tanggal 19 Mei 2015 )

Anda mungkin juga menyukai