Disusun Oleh:
MUNA MUKHIRAH
NIM : 1206220023
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacuan dalam naskah ini
MUNA MUKHIRAH
Terima kasih Ya Allah, EngKau terus menemaniku di setiap langkahku untuk
menuntut ilmu atas keridhaanMu, tanpa Mu, aku merasa tak akan mampu
berjalan sejauh ini, dan mampu melewati segala hambatan Yang Engkau
berikan....
Hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya, dari Abu
Darda radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah
akan tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga.
Sesungguhnya malaikat meletakan sayap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan
terhadap penuntut ilmu.Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi
meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air.
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah
sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan
sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka
tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu.
Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil
bagian yang berharga.”
Syukur Alhamdulillah Keberhasilan yang telah kucapai,tak sirna dari
pengorbanan.
Almarhum Ayahanda Sjamsul Bahri....
Tak pernah sedikitpun kudengar kau mengeluh
Padahal aku nakal dengan semua perbuatanku
Kumerajuk dengan semua keinginanku....
Dan kumarah jika tak terpenuhi apa yang kumau
Keberhasilan ini aku persembahkan dengan penuh cinta untukmu....
bunda Nusyidah, Spdi....
Luar biasa kesabaran dan cintamu padaku
Luar biasa pengorbanan dan pengampunanmu padaku
Betapa beruntungnya aku lahir darimu....
Dibesarkan dan dijaga olehmu....
Jika bukan karenamu tak akan bisa aku seperti ini
Berdiri tegar sampai hari ini
Kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini Kepada kedua orang tuaku tercinta,dan
serta kepada saudara laki-lakiku yang ku sayangi Nurfarizal, S.T., Khairil Anwar,
S.H., Fajrul Munir , S.P., Mahadhir Muhammad yang telah memberikan bantuan
dan keluarga besar atas dorongan serta doa, sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini. Tak lupa juga tuk semua teman-teman seperjuangan dan
seangkatan tanpa keberadaan kalian semua mustahil saya menjalani lika-liku
kehidupan ini.
ABSTRAK
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO DERMATITIS ATOPIK
PADA ANAK YANG BERKUNJUNG KE PUKESMAS DARUSSALAM
KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2015
MUNA MUKHIRAH
NIM :1206220023
Penyakit atopik merupakan penyakit kulit yang paling sering terjadi pada anak,
dengan prevalensi 10-20%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Aceh pada tahun 2013 jumlah kasus dermatitis atopik sebanyak 567 kasus,
jumlah kasus ini meningkat menjadi 681 kasus pada tahun 20147. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar pada awal bulan April
2015, diperoleh hasil bahwa kejadian dermatitis atopik menempati penyakit urutan ke 5
dari 10 jumlah penyakit terbesar, dan dari 251 orang pasien datang berkunjung dengan
diagnosa dermatitis atopik terdapat sebanyak 185 orang anak 0-5 tahun mengalami
dermatitis atopik pada tahun 2013, pada tahun 2014 kejadian dermatitis atopik cenderung
meningkat mencapai 190 orang. Tujuan Penelitian adalah Untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan resiko dermatitis atopik pada anak yang berkunjung ke Pukesmas
Darussalam Kabupaten Aceh Besar tahun 2015.
Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional,
menggunakan kuesioner dimana penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 s/d 15 Juli 2015,
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang dicurigai dermatitis atopik dan
datang berkunjung ke Pukesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar pada bulan Juli
2015,dimana teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
accidental berjumlah 68 orang,data diolah dan dianalisa menggunakan uji Chi-Square Tes
(x 2 ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan riwayat
keturunan/genetik dengan resiko dermatitis atopik pada anak \ dengan p=0,002
(p<0,05), ada hubungan pemberian susu formula dengan resiko dermatitis atopik
pada anak dengan p=0,018 (p<0,05), ada hubungan lingkungan dengan resiko
dermatitis atopik pada anak dengan p=0,039 (p<0,05).
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat
keturunan/genetik,pemberian susu formula dan lingkungan dengan resiko
dermatitis atopik pada anak,
diharapkan kepada bidan agar dapat menyerbarluaskan informasi melalui
penyuluhan tentang penyebab, pencegahan dan resiko kejadian dermatitis atopik
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan akibat faktor pemicu dermatitis
atopik.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peeliti panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Dermatitis Atopik
Pada Anak Di Pukesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015”
telah dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Hanifah, M.Kes, selaku ketua Yayasan Nadhirah Iman.
2. Ibu Lisa Tanzil, SST, M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Nadhirah
Banda Aceh, sekaligus dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan
banyak bimbingan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3. Ibu Pasyamei Rembune Kala, S.SiT selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Nadhirah.
4. Bapak Ismail SKM, M.Pd MM selaku pembimbing 1 yang telah banyak
memberikan banyak bimbingan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
5. Bapak Drs H. Syafie Ishak, SKM, M.Kes selaku penguji I yang telah banyak
memberikan banyak bimbingan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
6. Staf pengajar Akademi Kebidanan Nadhirah Banda Aceh yang ikut membantu
dalam kelancaran penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Kepala Pukesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar yang telah memberikan
izin tempat penelitian dalam penelitian ini.
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
9. Teman-teman seperjuangan yang memberikan dukungan penuh selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iii
KATA-KATA MUTIARA ....................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Anak dan Jenis Kelamin Anak
Responden di Puskemas Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015 .............................................................................. 39
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Lampiran 5 Kuesioner
Lampiran 15 Biodata
BAB I
PENDAHULUAN
gejala alergi yang terjadi pada individu yang atopik. Atopik adalah
adanya rasa gatal, eritema dengan perubahan histologik dengan sel radang
pada anak, dengan prevalensi 10-20% dan prevalensi pada orang dewasa
jika terpapar faktor risiko yang dapat memicu munculnya dermatitis atopik
penyakit ini juga dapat terjadi pada saat dewasa (late onset dermatitis atopic),
dan pasien ini dalam jumlah yang besar tidak ada tanda-tanda sensitisasi yang
onset dermatitis atopic). 45% kasus dermatitis atopik pada anak pertama kali
muncul dalam usia 6 bulan pertama, 60% muncul pada usia satu tahun
pertama dan 85% kasus muncul pertama kali sebelum anak berusia 5 tahun.
Lebih dari 50% anak-anak yang terkena dermatitis atopik pada 2 tahun
Australia, dan negara industri lain mencapai 10-20% pada anak dan 1-3%
lainnya merupakan peringkat ketiga dari sepuluh penyakit utama dengan 86%
belum diketahui secara pasti. Berdasarkan data di Unit Rawat Jalan penyakit
kulit pada anak RSUD Dr. Soetomo didapatkan jumlah pasien dermatitis
230 pasien (17,65%) diperoleh bahwa 25,5% anak mengalami alergi dengan
alergi orang tua (atopik), status pemberian ASI Ekslusif, pemberian susu
terjadinya dermatitis atopik pada anak. Selain itu terjadi perbedaan antara
anak yang mendapat pemberian air susu ibu (ASI) dengan anak yang tidak
memperoleh ASI eksklusif, makin panjang waktu pemberian ASI maka makin
Gejala alergi umumnya timbul saat pemberian susu formula pada saat
bayi berusia enam bulan dan 28% muncul setelah 3 hari minum susu formula,
41% setelah tujuh hari, dan 68% setelah satu bulan mengkonsumsi susu
alergi susu formula setiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniati
dermatitis atopik pada balita. Selain itu alergi pada anak dapat muncul dari
pada tahun 2012, kasus dermatitis atopik yang dialami masyarakat adalah
sebanyak 1.098 kasus sedangkan pada tahun 2013 jumlah kasus dermatitis
atopik cenderung meningkat menjadi 1.452 orang. Sedangkan berdasarkan
data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar tahun 2013
jumlah kasus dermatitis atopik sebanyak 567 kasus, jumlah kasus ini
Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar pada awal bulan April 2015,
ke 5 dari 10 jumlah penyakit terbesar yaitu ISPA, CC, diare, Hipertensi dan
rhematoid athritis, dan dari 251 orang pasien datang berkunjung dengan
diagnosa dermatitis atopik terdapat sebanyak 185 orang anak 0-5 tahun
mengalami dermatitis atopik pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 kejadian
masalah dalam penelitian ini adalah “faktor apa sajakah yang berhubungan
a. Bagi Peneliti
pada anak.
anak.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
analitik dengan desain cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah
seluruh balita yang berusia 7-60 bulan dengan jumlah sampel sebanyak
rancangan cross sectional. Subjek yang telah mempunyai data hasil uji
tusuk kulit (UTK) dan ada tidaknya riwayat penyakit alergi dalam
anak (92%), terdiri dari 130 anak dengan riwayat penyakit alergi dalam
keluarga dan 130 anak tanpa riwayat penyakit alergi dalam keluarga.
Berdasarkan UTK didapat 70 anak atopi dan 190 anak nonatopi.
penyakit alergi terdapat pada 57,1% anak atopi dan 24,2% anak nonatopi.
riwayat penyakit alergi dalam keluarga dan 24,6% anak tanpa riwayat
residif yang dapat terjadi pada bayi, anak dan dewasa dengan riwayat
umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi,
yang kambuh-kambuhan. Kelainan biasanya bersifat familial, dengan
riwayat atopi pada diri sendiri ataupun keluarganya6. Istilah atopi berasal
dari kata atopos (out of place). Atopi ialah kelainan dengan dasar genetik
urtikaria11.
atau terdapat cairan yang keluar dan menjadi keropeng (krusta) dan
mata dan alis mata. Garukan dan gosokan sekitar mata menyebabkan
yaitu3:
umumnya gejala mulai terlihat sekitar usia 6-12 minggu. Pertama kali
basah. Kulit pun kemudian mudah terinfeksi. Kelainan kulit pada bayi
umumnya di kedua pipi sehingga oleh masyarakat sering dianggap
akibat terkena air susu ibu ketika disusui ibunya, sehingga dikenal
mengalami gangguan bukan akibat terkena air susu ibu. Bahkan bayi
yang pada beberapa bulan pertama diberi air susu ibu (ASI) secara
eksklusif (hanya ASI saja) akan lebih jarang terkena penyakit ini
dibandingkan bayi yang mendapat susu formula9. Selain itu, sisik tebal
dapat meluas ke lengan dan tungkai. Lesi kulit muncul sebagai bintil-
bintil merah kecil yang terasa gatal yang dapat bergabung membentuk
dan rewel karena rasa gatal dan rasa tak nyaman oleh penyakitnya.
risiko yang lebih tinggi untuk mempunyai kulit yang kering dan
lipat siku dan sangat jarang di daerah wajah, selain itu juga dapat
dan terasa nyeri, demikian pula bagian sudut lobus telinga sering
mengalami fisura.
jangka waktu yang lama. Pada anak usia sekolah sering terjadi ruam
dermatitis), menyerupai infeksi jamur tetapi sela jari kaki terbebas dari
ruam13.
pada masa dewasanya, namun penyakit ini dapat juga pertama kali
daerah belakang lutut dan fleksural siku serta tengkuk leher. Akibat
likenifikasi.
selain fosa kubiti dan poplitea, juga dapat ditemukan bagian lateral
leher, tengkuk, badan bagian atas dan dorsum pedis. Namun, dapat
tangan atau kaki. Pada fase remaja, area di sekitar puting susu juga
dapat terkena13.
debu.
menghindari faktor pencetus pemicu alergi dan iritan (sabun dan air
ini kadar air pada lapisan korneum tingi hingga bila diberikan emolien
kulit dapat dilakukan dengan mandi memakai sabun lunak tanpa pewangi.
sabun yang bersifat alkalis dan sebaliknya pakailah sabun atau pembersih
yang mempunyai pH 7,0. Pemberian pelembab kulit penting untuk
menjaga hidrasi antara lain dengan dasar lanolin, krim air dalam minyak,
atau urea 10% dalam krim. Untuk mengatasi peradangan dapat diberikan
krim kortikosteroid.
dengan cara13 :
a. Kortikosteroid
b. Antihistamin
misalnya hidroksisin.
2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penyebab Kejadian Dermatitis
Atopik
Dari hasil observasi yang dilakukan pada negara-negara yang memiliki ethnis
1. Faktor endogen
a. Faktor genetik
apabila salah satu orang tuanya dermatitis atopik, 75% bila kedua
sampai 79% bila kedua orang tua menderita dermatitis atopik. Resiko
relatif kering baik di daerah lesi maupun non lesi, dengan mekanisme
Transepidermal Water Loss (TEWL) 2-5 kali normal, kulit akan makin
mudah.
dan spesifik
c. Gangguan psikis.
2. Faktor eksogen
iritan, allergen debu, tungau debu rumah, makanan (susu sapi, telur),
bahan iritan, antara lain sabun alkalis, bahan kimia yang terkandung
pada berbagai obat gosok untuk bayi dan anak, sinar matahari, dan
pakaian wol.
setiap orang jika terpapar pada kulit dalam konsentrasi yang cukup,
iritan, tetapi jumlah yang rendah dari iritan menurunkan dan secara
hidrasi dari stratum korneum (suhu dan kelembaban tinggi, bilasan air
yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan kelembaban
b. Alergen
1) Alergen hirup, yaitu debu rumah dan tungau debu rumah. Hal
spesifik).
2) Alergen makanan, khususnya pada bayi dan anak usia kurang dari
alergen makanan, alergen hirup, berbagai bahan iritan, dan stres. Besar
spesifik terhadap kedua jenis alergen ini, tidak selalu dijumpai korelasi
akan digantikan oleh alergen hirup. Selain itu, memang terdapat sekitar
c. Makanan
pencernaan. Hal ini juga tergantung dengan organ yang sensitif pada
d. Pemberian susu
Ditemukan reaksi silang antara susu sapi dengan susu domba, sehingga
tidak dapat digunakan sebagai pengganti pada anak dengan alergi susu
sapi. Secara kasat mata membuktikan alergi susu sapi lebih lama
Gejala alergi susu sapi yang paling sering dijumpai pada masa
lain11 :
berdarah.
6) Syok (kadang-kadang).
2) Kurangi kontak dengan bahan iritan (urine dan feses, sisa diterjen)
kelembaban udara.
e. Infeksi
tahun lebih muda teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan daripada kulit
pada wanita), penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang
2.4.1 Ada hubungan riwayat keturunan dengan resiko dermatitis atopik pada
tahun 2015?.
2.4.2 Ada hubungan pemberian susu formula dengan resiko dermatitis atopik
2.4.3 Ada hubungan lingkungan dengan resiko dermatitis atopik pada anak yang
METODE PENELITIAN
keadaan objek yang diteliti didalam satu komunitas, dengan pendekatan cross
faktor yang berhubungan dengan risiko dermatitis atopik pada anak yang
Aceh Besar.
3.3.1 Populasi
Ket :
n : Jumlah sampel
z2 : Standar skor pada tingkat konfiden tertentu (SD pada tabel Z pada
Z 2 P(1 P)
n
d2
(1,645) 2 (0,5)(0,5)
n = 68 orang
(0,1) 2
3.3.2 Sampel
dermatitis atopik, yaitu faktor endogen (faktor genetik, kulit yang relatif
Riwayat
keturunan/genetik
Pemberian susu
formula Dermatitis Atopik
Lingkungan
Variabel Independen
1 Riwayat Riwayat masa Penyebaran Kuesioner Ordinal - Ada bila
keturunan lalu yang Kuesioner x 1,69
dimiliki orang - Tidak bila
tua yang x 1,69
berhubungan
dengan
dermatitis
atopik
2 Pemberian Suatu tindakan Penyebaran Kuesioner Ordinal - Ya bila
. susu formula yang kuesioner x 6,4
dilakukan ibu - Tidak
untuk bila x 6,4
memberikan
susu formula
kepada anak
1. Data Primer
2. Data Sekunder
ini.
data penelitian.
Aceh Besar.
mengisinya.
jawabannya dengan cara memberikan tanda cheklist (v) pada salah satu
jawabannya dengan cara memberikan tanda cheklist (v) pada salah satu
dengan cara memberikan tanda cheklist (v) pada salah satu pilihan
Untuk jawaban benar diberi nilai benar (1) sedangkan jawabab yang salah
berikut :
yang di isi oleh responden pda saat penelitian, mulai dari kode nomor
katagori yang telah dibuat untuk tiap-tiap variabel yang diukur dan
Besar, uji validitas ini dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu alat
ukur itu benar-benar mengukur apa yang ingin diukur, dan untuk
hendak diukur, maka perlu diuji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item
0,632. Bila hasilnya sama atau lebih besar dari angka kritis pada derajat
kemaknaan yaitu 0,632 maka kuesioner tersebut adalah valid. Jika nilai
dalam kuesioner tersebut tidak valid, oleh karena itu pertanyaan yang
tidak valid akan diperbaiki atau dibuang. Berdasarkan hasil uji validitas
diperoleh bahwa nilai alpha cronbach’s alpha if item deleted > 0,632
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap masalah yang sama
dengan alat ukur yang sama (Notoatmodjo 2010). Suatu item pengukuran
dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien alfa lebih besar dari
0,632, sedangkan angka koefisien alfa tertinggi pada penelitian ini yaitu
0,978 dan terendah yaitu 0,972, maka nilai tersebut dikatakan reliabel, dan
x
x
n
Keterangan:
x : Nilai rata-rata
f1
P 100%
n
Keterangan :
p : Persentase
fi : Frekuensi teramati
variabel digunakan derajat kepercayaan 95% (CI) 0,05, (p< 0,05) 15.
O E
2
Rumus : X 2
E
Keterangan :
χ² : Chi-Square Tes
O : frekuensi observasi
e : frekuensi harapan
dengan ketentuan bila nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
variabel bebas. Adapun ketentuan yang dipakai pada uji statistik ini adalah :
Nilai p-value pada uji chi square (x2) tabel memiliki ketentuan sebagai
berikut18:
a. Bila chi square test (x2) tabel 2x2, dijumpai nilai ekspektasi (E) <5
maka nilai p value yang dilakukan adalah nilai yang terdapat pada
b. Bila chi square test (x2) tabel 2x2, tidak dijumpai nilai ekspektasi (E) <5
maka nilai p value yang dilakukan adalah nilai yang terdapat pada
Continuity Correction.
c. Bila chi square test (x2) tabel 2x2, terdiri dari tabel lebih dari 2x2,
contohnya 3x2, 2x3, 3x3 dan sebagainya maka nilai p value yang
digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Pearson Chi Square.
d. Bila pada tabel kontingensi 3x2 dan sel dengan nilai frekuensi harapan
kontingensi 2x2.
BAB IV
dibagi atas 3 mukim dan 29 Gampong.Desa terluas adalah Desa Krueng Kalee
luas wilayah 1,842 Ha atau sekitar 10% dari luas wilayah kecamatan
sedangkan desa yang paling kecil adalah Desa Lamgawe Dan Desa Lampuuk
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur, Pekerjaan dan Pendidikan Responden di
Puskemas Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
No Kategori Frekuensi %
1 Umur :
a. < 20 tahun 0 0
b. 20-35 tahun 68 100
c. > 35 tahun 0 0
Jumlah 68 100
2 Pekerjaan :
a. Bekerja 29 42,6
b. Tidak kerja 39 57,4
Jumlah 68 100
3 Pendidikan :
a. Tinggi 16 23,5
b. Menengah 39 57,4
c. Dasar 13 19,1
Jumlah 68 100
No Kategori Frekuensi %
1 Umur Anak :
a. 2-3 tahun 17 25
b. 3-4 tahun 28 41,2
c. 4-5 tahun 23 33,8
Jumlah 68 100
2 Jenis Kelamin Anak
a. Laki-laki 39 57,4
b. Perempuan 29 42,6
Jumlah 68 100
yang diteliti, sebagian besar anak respnden berumur 3-4 tahun sebanyak 28
2. Analisa Univariat
a. Kejadian dermatitis atopik
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kejadian Dermatitis Atopik Pada Anak yang
Datang Berkunjung ke Puskemas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
responden (54,4%).
b. Riwayat keturunan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Riwayat Keturunan Pada Anak yang
Datang Berkunjung ke Puskemas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
(54,4%).
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pemberian Susu Formula Pada Anak yang
Datang Berkunjung ke Puskemas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Lingkungan Tempat Tinggal Anak yang
Datang Berkunjung ke Puskemas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
No Lingkungan Frekuensi %
1 Mendukung 23 44,1
2 Kurang mendukung 45 66,2
Jumlah 68 100
3. Analisa Bivariat
a. Hubungan riwayat keturunan/genetik dengan resiko dermatitis atopik
pada anak di Pukesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Tabel 4.7
Hubungan Riwayat Keturunan/Genetik Dengan Resiko Dermatitis
Atopik Pada Anak di Pukesmas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
Tabel 4.8
Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Resiko Dermatitis
Atopik Pada Anak di Pukesmas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
yang pemberian susu formula berada pada kategori tidak lebih tinggi
Tabel 4.9
Hubungan Lingkungan Dengan Resiko Dermatitis Atopik
Pada Anak di Pukesmas Darussalam
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015
dengan CI 95%, p value < 0,05 dengan df =1, diperoleh hasil bahwa ada
orangtua (p=0.000).
yang menderita atopik akan mengalami dermatitis atopik pada masa kehidupan 3
bulan pertama. Bila salah satu orang anak menderita dermatitis atopik, lebih
separuh jumlah anak akan mengalami gejala alergi sampai usia 2 tahun, dan
meningkatkan sampai 79% bila kedua orang tua menderita dermatitis atopik.
Resiko mewarisi dermatitis atopik lebih tinggi bila ibu yang menderita dermatitis
atopik dibandingkan dengan ayah. Tetapi, bila dermatitis atopik dialami berlanjut
hingga dewasa, maka risiko untuk mewariskan kepada anaknya yaitu kira-kira
50%15.
salah satu orang tuanya dermatitis atopik, 75% bila kedua orang tuanya menderita
dermatitis atopik. Risiko terjadi dermatitis atopik pada kembar monozigot sebesar
77% sedangkan kembar dizigot sebesar 25%. Dari berbagai penelitian terungkap
tentang polimorfisme gen dihubungkan dengan dermatitis atopik. Selain itu pada
penderita dermatitis atopik atau keluarga sering terdapat riwayat rinitis alergik
resiko dermatitis atopik pada anak, dimana dari hasil penelitian diperoleh
dermatitis atopik
4.3.2 Hubungan pemberian susu formula dengan resiko dermatitis atopik pada
yang pemberian susu formula berada pada kategori tidak lebih tinggi
dengan CI 95%, p value < 0,05 dengan df =1, diperoleh hasil bahwa ada
produksi antibodi. Kumpulan protein susu utama adalah kasein (76%) dan whey.
sapid dan albumin serum sapi. Alergi dilaporkan dapat terjadi terhadap semua
komponen tersebut. Ditemukan reaksi silang antara susu sapi dengan susu domba,
sehingga tidak dapat digunakan sebagai pengganti pada anak dengan alergi susu
sapi. Secara kasat mata membuktikan alergi susu sapi lebih lama menetap pada
anak-anak11.
dengan resiko dermatitis atopik pada anak, dimana dari hasil penelitian
dengan CI 95%, p value < 0,05 dengan df =1, diperoleh hasil bahwa ada
dermatitis atopik, misalnya asap rokok, polusi udara (nitrogen dioksida, sufur
dioksida), walaupun secara pasti belum terbukti. Suhu yang panas, kelembaban,
dan keringat yang banyak akan memicu rasa gatal dan kekambuhan dermatitis
atopik15.
permeabilitas; usia (anak dibawah umur 8 tahun lebih muda teriritasi); ras (kulit
hitam lebih tahan daripada kulit putih), jenis kelamin (insidensi dermatitis kontak
alergi lebih tinggi pada wanita), penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami
dermatitis atopik pada anak, dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
p=0,002 (p<0,05).
5.1.2 Ada hubungan pemberian susu formula dengan resiko dermatitis atopik
p=0,018 (p<0,05).
5.1.3 Ada hubungan lingkungan dengan resiko dermatitis atopik pada anak di
5.2 Saran
5.2.2 Kepada ibu yang memiliki bayi dengan riwayat dermatitis atopik dan
5.2.3 Kepada ibu-ibu yang memiliki bayi, agar menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman untuk mencegah terjadinya dermatitis atopik pada bayi.
5.2.4 Kepada kepala Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar, agar dapat
5.2.5 Kepada peneliti lain, agar dapat melakukan penelitian yang berhubungan
DAFTAR PUSTAKA
2. Dharmadji, H.T., 2006. Berbagai Dermatitis yang Sering Terjadi pada Bayi dan
Anak. Dalam: Djajakusumah T.S., ed. Antiinflamasi Topikal pada Pengobatan
Dermatitis Bayi dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 1-10.
3. Djuanda, dkk, 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelami.Edisi Kelima. Jakarta : FKUI.
4. Brown, Robin Graham dan Tony Burn. 2008. Dermatologi (Lecture Notes on
Dermatology). Erlangga, Jakarta.
6. Oh, S-Y. et al. 2010. ‘Antioxidant Nutrient Intakes and Corresponding Biomarkers
Associated With The Risk Of Atopic Dermatitis In Young Children’.Etropean
Journal of Clinical Nutrition. Vol.64
8. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2013. Laporan 20 Penyakit. Kota Banda Aceh.
9. Syarif, 2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Pada Anak
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pattopakang Kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
10. Weninggalis, 2011. Hubungan Antara Atopi Dengan Riwayat Penyakit Alergi Dalam
Keluarga Dan Manifestasi Penyakit Alergi Pada Balita. Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
11. Dewi, R.W.N., 2008. Eksim Susu pada Bayi dan Anak . Dalam: Boediardja, S.A, ed.
Eksim Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FK UI..
12. Soebaryo, R. 2004. Etiologi dan Patogenesis Dermatitis Atopik. Dalam: Boediardja,
S.A., Sugito, T.L, Rihatmadja, R. Dermatitis Pada Bayi dan Anak. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
14. Leung, D.Y.M. 2007. Atopic Dermatitis. Dalam: Leung, D.Y.M. & Sampson, H.A.,
(eds) Pediatric Allergy, Principles and Practice, Philadelphia: Mosby
15. Boediardja, S.A. 2006. Faktor Genetik pada Dermatitis Atopik. Dalam: Boediardja,
S.A., Sugito, T.L, Rihatmadja, R. Dermatitis Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
18. Hastono S.P, 2007. Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Lampiran 5
KUESIONER
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. No Responden :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan :
III. PERTANYAAN
A. Dermatitis Atopik
(di isi penelitian dengan melihat rekam medik diagnosa pasien)
1. Apakah anak anda mengalami gatal-gatal di kulit
a. Ya
b. Tidak
B. Faktor Keturunan
2. Apakah kakek/nenek dari orang tua ibu memiliki riwayat gatal-gatal akibat
alergi?
a. Ada
b. Tidak
5. Apakah saudara ibu ada yang meninggal akibat gatal-gatal akibat alergi?
a. Ada
b. Tidak
Lampiran 6
TABEL SKOR
Bobot Skor
No Urut
No Variabel Rentang
Pertanyaan Ya/Ada Tidak
1 Kejadian Dermatitis Atopik 1 1 0
2 1 0
3 1 0
2 Riwayat Keturunan 1 1 0
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
3 Pemberian Susu Formulan 1 1 0
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0
9 1 0
10 1 0
4 Lingkungan 1 1 0
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
Lampiran 8
Master Tabel Uji Validitas
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Dermatitis Atopik Pada A
Ke Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun
Reliability
Ca se Processing Sum ma ry
N %
Cases Valid 30 100.0
Ex cludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Lis twis e deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.975 20
Item-Total Statistics
Lampiran 12
Master Tabel
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Dermatitis Atopik
Puskesmas Darussalam Kabupaten Aceh Besa
No Umur DA Keturunan Pem
Umur Pkrj Pddk Jk Kat Skor Kat
Urut Anak
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 30 Guru S1 4 Pr 1 0 0 Ya 1 0 0 0 0 1 Tidak 1 1 1 0
29 30 Guru S1 5 Lk 1 0 0 Ya 1 1 0 0 0 2 Ada 1 1 1 0
30 27 Guru S1 3 Pr 1 0 1 Ya 1 0 1 0 0 2 Ada 1 1 0 0
31 25 Guru S1 3,5 Pr 0 0 0 Tidak 0 0 1 0 0 1 Tidak 1 1 0 1
32 27 IRT SMA 3 Lk 0 0 0 Tidak 0 0 1 0 0 1 Tidak 1 1 0 0
33 27 Guru S1 3 Lk 1 0 0 Ya 1 1 0 0 0 2 Ada 1 1 1 1
34 25 Guru S1 2 Pr 1 0 0 Ya 1 1 0 0 0 2 Ada 1 1 1 1
35 29 Guru S1 3 Pr 0 0 0 Tidak 0 0 1 0 0 1 Tidak 1 1 1 1
36 29 Guru S1 4 Lk 0 0 0 Tidak 0 0 1 0 0 1 Tidak 1 1 1 1
41 25 Guru S1 5 Lk 1 0 0 Ya 0 1 0 0 0 1 Tidak 1 1 0 0
56 30 Jualan SD 3 Lk 1 1 1 Ya 1 1 1 1 0 4 Ada 1 0 0 0
60 24 Guru s1 2 Lk 1 1 1 Ya 1 1 1 1 0 4 Ada 1 0 0 0
61 31 Jualan SMA 2,5 Pr 0 0 0 Tidak 0 0 1 1 0 2 Ada 1 1 0 0
Total 115
Mean 1,69
Lampiran 13
TABEL SPSS
Frequencies
Statistics
Frequency Table
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 2 2.9 2.9 2.9
22 1 1.5 1.5 4.4
23 3 4.4 4.4 8.8
24 7 10.3 10.3 19.1
25 19 27.9 27.9 47.1
26 3 4.4 4.4 51.5
27 15 22.1 22.1 73.5
28 2 2.9 2.9 76.5
29 2 2.9 2.9 79.4
30 8 11.8 11.8 91.2
31 1 1.5 1.5 92.6
32 3 4.4 4.4 97.1
34 1 1.5 1.5 98.5
35 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Guru 14 20.6 20.6 20.6
IRT 39 57.4 57.4 77.9
Jualan 12 17.6 17.6 95.6
Pertani 1 1.5 1.5 97.1
PNS 1 1.5 1.5 98.5
Swasta 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
Pe ndi dika n Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid DIII 3 4.4 4.4 4.4
MAN 1 1.5 1.5 5.9
s1 1 1.5 1.5 7.4
S1 12 17.6 17.6 25.0
SD 1 1.5 1.5 26.5
SMA 38 55.9 55.9 82.4
SMP 12 17.6 17.6 100.0
Total 68 100.0 100.0
Um ur Ana k
Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid 2 11 16.2 16.2 16.2
2,4 1 1.5 1.5 17.6
2,5 5 7.4 7.4 25.0
3 23 33.8 33.8 58.8
3,5 5 7.4 7.4 66.2
4 14 20.6 20.6 86.8
5 9 13.2 13.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lk 39 57.4 57.4 57.4
Pr 29 42.6 42.6 100.0
Total 68 100.0 100.0
Dermatitis Atopik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 31 45.6 45.6 45.6
Ya 37 54.4 54.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
Riwayat Keturunan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 37 54.4 54.4 54.4
Tidak 31 45.6 45.6 100.0
Total 68 100.0 100.0
Pemberian Susu Formula
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 38 55.9 55.9 55.9
Ya 30 44.1 44.1 100.0
Total 68 100.0 100.0
Lingkungan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Mendukung 45 66.2 66.2 66.2
Mendukung 23 33.8 33.8 100.0
Total 68 100.0 100.0
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Riway at Keturunan *
68 100.0% 0 .0% 68 100.0%
Dermatitis Atopik
Pemberian Susu Formula
68 100.0% 0 .0% 68 100.0%
* Dermatit is Atopik
Lingkungan * Dermatit is
68 100.0% 0 .0% 68 100.0%
At opik
Riwayat Keturunan * Dermatitis Atopik
Crosstab
Dermatitis Atopik
Tidak Ya Total
Riway at Keturunan Ada Count 10 27 37
Ex pec ted Count 16.9 20.1 37.0
% within Faktor
27.0% 73.0% 100.0%
Keturunan
Tidak Count 21 10 31
Ex pec ted Count 14.1 16.9 31.0
% within Faktor
67.7% 32.3% 100.0%
Keturunan
Total Count 31 37 68
Ex pec ted Count 31.0 37.0 68.0
% within Faktor
45.6% 54.4% 100.0%
Keturunan
Chi-Squa re Tests
Dermatitis Atopik
Tidak Ya Total
Pemberian Susu Tidak Count 12 26 38
Formula Ex pec ted Count 17.3 20.7 38.0
% within Pemberian
31.6% 68.4% 100.0%
Susu Formula
Ya Count 19 11 30
Ex pec ted Count 13.7 16.3 30.0
% within Pemberian
63.3% 36.7% 100.0%
Susu Formula
Total Count 31 37 68
Ex pec ted Count 31.0 37.0 68.0
% within Pemberian
45.6% 54.4% 100.0%
Susu Formula
Chi-Squa re Tests
Dermatitis Atopik
Tidak Ya Total
Lingkungan Kurang Count 16 29 45
Mendukung Ex pec ted Count 20.5 24.5 45.0
% within Lingk ungan 35.6% 64.4% 100.0%
Mendukung Count 15 8 23
Ex pec ted Count 10.5 12.5 23.0
% within Lingk ungan 65.2% 34.8% 100.0%
Total Count 31 37 68
Ex pec ted Count 31.0 37.0 68.0
% within Lingk ungan 45.6% 54.4% 100.0%
Chi-Squa re Tests