1. PENDAHULUAN
Selama dua dekade terakhir, minat untuk menggunakan metode spektral
induced polarization (SIP) telah berkembang di seluruh aplikasi geologi yang berbeda:
hidrogeologi (misalnya Slater & Lesmes 2002), eksplorasi mineral (misalnya Vanhala
& Peltoniemi 1992) dan biogeofisika ( misalnya Abdel Aal et al. 2010). Parameter SIP
digunakan untuk memprediksi sifat fisik tanah dan sedimen (konduktivitas hidrolik,
lihat misalnya Binley dkk. 2005; Zisser dkk. 2010; distribusi ukuran pori atau butir,
lihat misalnya Scott & Barker 2003; Revil & Florsch 2010 ) dan kandungan dan ukuran
butir mineral sulingan yang terdispersi (misalnya Zhdanov et al. 2012; Gurin et al.
2013). Induced polarization (IP) dimanifestasikan oleh perilaku yang bergantung pada
frekuensi dari konduktivitas listrik. Fenomena ini juga disebut 'dispersi frekuensi
rendah' dari konduktivitas listrik (atau kebalikannya, resistivitas listrik). Sejauh ini,
tidak ada model fisik-kimia yang universal yang telah dikembangkan untuk
menggambarkan penyebaran frekuensi; Oleh karena itu, pendekatan yang paling umum
digunakan adalah untuk menyesuaikan data eksperimen berdasarkan model
fenomenologis (misalnya Kemna 2000; Binley et al. 2005). Salah satu model
fenomenologi yang umum digunakan adalah model Cole-Cole (CCM), yang awalnya
diformulasikan untuk konstanta dielektrik kompleks (Cole & Cole 1941):
di mana ε0 dan ε∞ adalah frekuensi rendah dan nilai konstanta dielektrik frekuensi
tinggi, masing-masing, τ adalah pusat relaksasi sentral dan c = 1 - α disebut eksponen
CCM, yang menggambarkan luasnya distribusi waktu relaksasi . Berdasarkan analogi
elektrostatik, untuk bahan dielektrik dengan kerugian, mudah untuk merumuskan
kembali persamaan. (1) untuk konduktivitas listrik yang kompleks (dengan mengganti
konduktivitas listrik yang kompleks untuk konstanta dielektrik yang kompleks):
di mana σ0 dan σ∞ adalah frekuensi rendah dan nilai konduktivitas listrik frekuensi
tinggi, masing-masing.
Resistivitas listrik yang kompleks sering digunakan dalam aplikasi praktis
karena langsung dihitung dari impedansi listrik yang diukur. Model resistivitas
kompleks, diusulkan oleh Pelton dkk. (1978) (PM), dapat diperoleh langsung dari
persamaan CCM asli dengan menggantikan resistivitas listrik kompleks untuk
konstanta dielektrik kompleks, yang, tegasnya, tidak didukung oleh pertimbangan fisik.
di mana ρ0 dan ρ∞ adalah frekuensi rendah dan nilai resistivitas listrik frekuensi
tinggi, masing-masing.
Baik eqs (2) dan (3) biasanya digunakan untuk memperkirakan data SIP
eksperimental. Pelton dkk. (1978) memberi nama model resistivitas mereka 'CCM'.
Namun, mengingat resistivitas kompleks, ρ ∗ , sebagai kebalikan dari konduktivitas
yang kompleks, σ ∗ , ρ ∗ = 1 / σ ∗ dan menulis ulang persamaan resistivitas, persamaan
(3), untuk konduktivitas, seseorang tidak benar-benar memulihkan persamaan CCM
awal (lihat misalnya Binley et al. 2005; Kruschwitz dkk. 2010, di mana model Pelton
disajikan dalam bentuk konduktivitas).
CCM telah dibahas secara mendalam, dan telah digunakan dalam banyak
makalah untuk memenuhi data eksperimen. Lesmes et al. (2000) disajikan interpretasi
fisik-kimia dari parameter IP berdasarkan persamaan CCM dalam bentuk aslinya. Revil
& Florsch (2010) juga sebagian berdasarkan analisis mereka dari fenomena IP pada
persamaan CCM. Sebaliknya, Kemna (2000), Binley et al. (2005) dan Slater dkk.
(2006) menggunakan formulasi Pelton. Kruschwitz dkk. (2010) membandingkan
kumpulan data yang berbeda berdasarkan parameter Cole-Cole yang diambil dengan
menyesuaikan data eksperimen dengan persamaan umum Pelton. Seseorang dapat
berharap bahwa, dalam waktu dekat, data yang diperoleh oleh berbagai kelompok
penelitian akan dibandingkan berdasarkan parameter Cole-Cole. Namun, penggunaan
persamaan yang berbeda dapat menyebabkan inkonsistensi parameter yang
dibandingkan. Dalam konteks ini, sangat penting untuk memahami perbedaan antara
dua formulasi (persamaan asli oleh saudara Cole dan persamaan Pelton). Perbedaan ini
baru-baru ini disorot oleh Florsch et al. (2012), meskipun belum menjadi titik fokus
dari makalah mereka.
Dalam makalah ini, kami membangun hubungan antara parameter yang
diperoleh atas dasar dua formulasi: formulasi asli, CCM (Cole & Cole 1941) dan
persamaan PM (Pelton et al. 1978). Pada bagian kedua, kami secara singkat menyajikan
latar belakang teoritis. Di bagian ketiga, kami membandingkan CCM dan PM secara
analitis. Pada bagian keempat, kami menyajikan contoh eksperimental yang disebut
prosedur pemasangan CCM yang sering digunakan untuk menggambarkan spektrum
eksperimental dengan parameter model (chargeability, waktu konstan dan eksponen)
dan kami menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam nilai-nilai waktu relaksasi
diperoleh dengan menggunakan CCM dan PM.
2. DASAR TEORI
Penerapan listrik yang melewati ke suatu media menyebabkan perpindahan
muatan yang terikat dan pergerakan arah dari muatan bebas. Displacements dari muatan
terikat ditandai oleh konstanta dielektrik, ε, sedangkan gerakan arah ditandai oleh
konduktivitas listrik, σ. Pemindahan listrik, D, terkait dengan medan listrik, E dan
polarisasi, P.
di mana χ adalah kerentanan dielektrik tanpa dimensi. Mempertimbangkan persamaan. (5), eq.
(4) dapat ditulis ulang sebagai
di mana Jc = σE menurut Hukum Ohm, dan Jd = ∂D /∂t = iωεaεE sesuai dengan persamaan
Maxwell pertama.
Oleh karena itu, kerapatan arus total dapat dinyatakan dalam bentuk Hukum Ohm, mengingat
konduktivitas listrik sebagai nilai yang kompleks
di mana σ∗ = σ + iωεaε adalah konduktivitas listrik kompleks yang efektif, yang sepenuhnya
menggambarkan perilaku listrik dari suatu media dengan konduktivitas listrik dan polarisasi
(konduktor yang tidak sempurna). Sebagai alternatif dan ekuivalen, perilaku listrik dari medium
tersebut dapat diekspresikan melalui konstanta dielektrik kompleks:
Dimana
(16)
𝜎∞ −𝜎0
dimana, , 𝑚 = adalah chargeabilitas.
𝜎∞
Didefinisikan frekuensi kritis sebagai frekuensi puncak dari konduktivitas
imajiner. Namun, ini juga mendukung frekuensi suara dari distribusi fase konduktivitas
(atau resistivitas)
𝜎′′
𝜑 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 ( 𝜎′ )
(17)
Gambar 2. Ekuivalen sirkuit listrik untuk persamaan Pelton dalam hal resistensi dan
resistivitas
Dengan menurunkan persamaan (17) dan mengaitkan persamaan (16) dapat diperoleh,
hubungan antara posisi puncak fase dan waktu relaksasi setelah operasi sederhana
(18)
Persamaan (18) menunjukkan bahwa puncak fase bergeser ke arah frekuensi yang lebih
rendah relatif terhadap puncak konduktivitas imajiner dengan peningkatan
chargeablitias dan dengan penurunan eksponen.
Dalam aplikasi geofisika, impedansi listrik yang bergantung pada frekuensi
biasanya sudah didapatkan. Pelton et al. (1978) menyatakan bahwa persamaan asli
untuk impedansi yaitu sebagai berikut
(18)
dimana, R₀ adalah resistansi DC (frekuensi rendah,
𝑅0
𝑚 = 𝑅 −𝑅 adalah chargeablitias,
∞ 1
𝑅0 1/𝐶
𝜏 = 𝑋 (𝑚) = 𝑋(𝑅∞ − 𝑅1 )1/𝑐
𝑅0 𝑅1
adalah batas frekuensi tinggi resistansi, dan X adalah kapasitansi efektif.
𝑅∞ −𝑅1
Pelton et al. (1978) percaya bahwa persamaan (19) mendefinisikan ekuivalen
sirkuit untuk CCM (Gambar 1b), dimana R₀ berhubungan dengan 1/σ₀, R₁ berhubungan
dengan 1/(𝜎∞ − 𝜎0 ), m berhubungan dengan chargeabilitas dan (𝑖𝜔𝜀)−𝑐 berhubungan
dengan (𝑖𝜔𝑋)−𝑐 (Gambar 1). Namun analisis sederhana menunjakan bahwa tidak
benar. Persamaan (10) berhubungan dengan sirkuit lainnya, ditunjukkan pada Gambar
2. Sirkuit ini menggambarkan bahwa PM dapat digunakan untuk menentukan
impedansi dari dua pori yang terhubung secara seri (pori pasif yang tidak terpolarisasi
dan pori terpolarisasi aktif).
Persamaan Pelton dapat dapat dinyatakan dalam bentuk resistivitas kompleks.
Dengan menggunakan definisi chargeabilitas Seigel (1959) didasari resistivitas, 𝑚 =
(𝜌0 − 𝜌∞ )/𝜌0 , dan subtitusikan resistivitas ini untuk resistansi ke persamaan 919)
sehingga memperoleh
(20)
dimana, 𝜌0 , 𝜌∞ adalah batas frekuensi rendah dan batas frekuensi tinggi, masing-
masing, indeks P menunjukkan model Pelton. Waktu relaksasi persamaan PM adalah
𝜏 = 𝜀/(𝜌∞ − 𝜌0 )1/𝑐
(21)
Puncak fasa resistivitas kompleks juga bergeser relatif terhadap puncak bagian
imajiner dari resistivitas. Namun, bertentangan dengan kasus konduktivitas, itu
bergeser ke arah frekuensi yang lebih tinggi dengan peningkatan m dan dengan
penurunan c
(22)
Tentunya, persamaan (20) tidak identik dengan persamaan 916). Persamaan pelton
sering dinyatakan dalam konduktivitas listrik. Operasi aljabar menunjukkan bahwa
bentuk-bentuk persamaan Pelton berikut, yang ditulis dengan penggunaan batas
frekuensi rendah atau frekuensi tinggi dari konduktivitas, setara
(23)
Perbandingan langsung dari persamaan. (16) dan sisi kanan dari persamaan. (23)
menunjukkan bahwa mereka identik secara formal jika
𝜏𝐶𝐶 = 𝜀𝑃 (1 − 𝑚)1/𝑐
(24)
Tetapi, persmaan PM dikonversikan menjadi persamaan CCM ketika chargeablitias
mendekati nol
Gambar 3. Rasio waktu relaksasi Cole-Cole dan waktu relaksasi Pelton versus
chargeability untuk nilai eksponen yang berbeda
Pada nilai chargeabilitas tinggi, perbedaan antara 𝜏𝐶𝐶 dan 𝜏𝑃 menjadi lebih
terlihat. Nilai chargeabilitas tinggi adalah tipikal untuk medium yang mengandung
partkel logam. Pada kasus ini, menjadi kritis untuk indikasi mana model (CCM atau
PM) yang digunakan, yang sesuai dengan data percobaan. Disarankan menggunakan
persamaan (24) untuk membandingkan hasil Cole-cole yang sesuai ketika perbedaan
persamaan (CCM dan PM) telah digunakan.
Model teoritis yang menghubungkan waktu relaksasi dengan permeabilitas.
Contohnya persamaan berikut
(27)
dimana k adalah permeabilitas, dan Dᵢ adalah koefisien difusi ion dan F adalah faktor
formasi. Hal ini didasari persamaan (27) pada CCM. Diasumsikan waktu relaksasi
diperoleh atas dasar PM. Untuk nilai chargeability umum (m < 0.2) dan eksponen Cole-
cole sekitar 0.2-1, selisih minimum waktu relaksasi antara CCM dan PM adalah 3 detik
(lihat Gambar 3). Hal ini menyebabkan terlalu tinggi nilai permeabilitas oleh fakta atau
hingga 3, yang tidak terlalu signifikan, mengingat distribusi log biasanya normal.
Nordsiek & Weller (2008) berdasarkan pendekatan dekomposisi Debye mereka
pada superposisi persamaan Pelton dengan eksponen sama dengan 1, nilai waktu
relaksasi terdistribusi merata dalam skala logaritmik, dan dengan nilai magnitudo
bernama 'spesifik' chargeabilitas persamaan (2). Pada prinsip ini, juga dapat
terselesaikan denga dasaran CCM. Nilai chargeabilitas spesifik umumnya rendah ( <
0.1) untuk kedua medium ion konduksi dan medium yang mengandung partikel logam.
Menurut persamaan. (24) dan Gambar 3, untuk nilai-nilai ini dari polarizability tertentu
dan dengan c= 1, nilai waktu relaksasi yang diperoleh dengan PM dan CCM dekat satu
sama lain. Pada nilai spesfik chargeabilitas tinggi, dapat melihat bagaimana puncak
distribusi waktu relasksasi bergantung pada model yang digunakan pada Gambar 3.
Percobaan numerical (tidak dijelaskan disini) menunjakan bahwa total chargeabilitas,
m < 0.5, posisi peak dengan faktor kurang dari 2.
Pada bab selanjutnya,, digunakan data percobaan untuk menggambarkan
perbedaan antara nilai waktu relakssasi berasal dari CCM dan PM
Digunakan data dari Slater et al. (2006), dimana IP sectra diukur pada sample
sintetik diperoleh dengan mencampur pasir Ottawa dengan 10 persen isi besi (Gambar.
4). Untuk menyesuaikan data ini dengan CCM dan PM, menerapkan algoritma
berdasarkan pendekatan kuadrat terkecil dengan regularisasi Marquardt, yang
diusulkan oleh Kemna (2000). Tiga parameter model (konduktivitas frekuensi rendah,
chargeablitas, dan eksponen) yaitu sama untuk CCM dan PM, dan berhubungan dengan
parameter. Namun, nilai waktu relaksasi untuk 2 persamaan menunjukkan perbedaan
yang signifikan (𝜏𝐶𝐶 = 0.061 𝑠 dan 𝜏𝑃 = 0.33 𝑠) berkaitan dengan persamaan (23).
Gambar 4. Bagian nyata dan imajiner dari konduktivitas listrik versus frekuensi yang
diperoleh pada campuran pasir Ottawa dan 10 persen besi (data didapat dari Slater et
al. (2006)). Lambang terbuka adalah konduktifitas asli, dan lambang solid adalah
konduktifitas imajiner. Data ini sesuai untuk PM dan CCCM yang ditunjukkan
dengan solid (magnitude) dan garis putus-putus. Tiga parameter model ini sama untuk
model Pelton dan Cole-cole (σ₀ = 0.0271 S/m, m = 0.51; c = 0.424) tetapi nilai waktu
relaksasi sangat berbeda (𝜏𝐶𝐶 = 0.061 𝑠 dan 𝜏𝑃 = 0.33 𝑠).
6. KESIMPULAN
Paper ini, menunjukkan bahwa 2 persamaan yang disebut ‘CCM’ dalam
geofisika (CCM dan PM) secara formal dan komputasi berbeda. Dalam hal sirkuit
ekuivalen, formulasi ini didasarkan pada koneksi serial dan paralel dari elemen
terpolarisasi dan non-terpolarisasi. Model-model ini menuju pada nilai-nilai
chargeability rendah.
Prosedur Cole-Cole yang tepat menghasilkan tiga parameter model yang sama
(konduktivitas DC, chargeabilitas dan eksponen) terlepas dari persamaan yang
digunakan. Namun nilai waktu relaksasi bergantung pada model yang digunakan.
Waktu relaksasi Pelton berbeda dari waktu relaksasi Cole-cole dengan faktor
(1 − 𝑚)1/𝑐 . CCM lebih mudah digunakan untuk latihan karena kebalikan dari
frekuensi sudut kritis dari konduktivitas imajiner sama dengan waktu relaksasi, terlepas
dari nilai chargeability dan eksponen.
Ketiika data percobaan dibandingkan dengan parameter Cole-cole, hal ini
menjadi penting untuk menggunakan model yang sama, khususnya untuk kasus dimana
nilai chargeabilitas tinggi. Persamaan (24) menunjukkan hubungan antara dua model,
dan dapat dikonversikan ke nilai waktu relaksasi dari model satu ke meodel lainnya.