SKRIPSI
Oleh:
ANGELIA HALIM
1205150938
SKRIPSI
Diajukan oleh:
ANGELIA HALIM
1205150938
SKRIPSI
Oleh:
ANGELIA HALIM
1205150938
Muhammad Fahmi, S.E., M.Si., Ak., CA. Rini Syahfriani Batubara, S.E., M.Si., Ak., CA. CPAI.
Petrus Gani, S.E., M.Si., Ak., CA., AMA. Prof. Dr. Amrin Fauzi
PERNYATAAN
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh
sebagaimana mestinya.
Angelia Halim
BERITA ACARA UJIAN
HARI : Kamis
TANGGAL : 01 September 2016
NAMA : Angelia Halim
NIM : 1205150938
PROGRAM STUDI : Akuntansi
JUDUL SKRIPSI : Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan Barang konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Muhammad Fahmi, S.E., M.Si., Ak., CA.Almastoni, S.E., M.Si. CorinnaWongsosudono, S.E., M.M.
ABSTRAK
i
ABSTRACT
This research has purpose to find out whether there is or not influence of
profitability and growth of the company on debt policy of consumer goods
companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) partially and simultaneously.
The analysis method used in this research is testing hypothesis method.
The population in this research are consumer goods companies listed in IDX year
2012 – 2014 consist of 73 companies. The number of the companies which were
compatible with the observation variable criteria was 29 companies. The resource
of the research data is obtained from official website of IDX in www.idx.co.id.
The analysis technique used is multiple linear regression analysis.
The result indicates that partially only growth of the company has
influence on debt policy of consumer goods companies listed in IDX by sig value
0.008 is smaller than 0.05. While profitability does not have influence on debt
policy of consumer goods companies listed in IDX. These result can be seen from
sig value of profitability at 0.156 is over than 0.05. Simultaneously profitability
and growth of the company have influence on debt policy of consumer good
companies listed in IDX by sig value 0.014 is smaller than 0.05.
The conclusions of this research are simultaneously profitability and
growth of the company have influence on debt policy of consumer goods
companies. Partially only growth of the company has influence on debt policy of
consumer goods companies while profitability does not have influence on debt
policy of consumer goods companies.
ii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang selalu memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penelitian ini merupakan tugas akhir guna memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) IBBI Medan. Adapun judul yang dilakukan penulis adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Ketua STIE IBBI Medan.
2. Bapak Dr. Andriasan Sudarso, S.Mn., MM., CMA., selaku Wakil Ketua I
STIE IBBI Medan
3. Bapak Petrus Gani, S.E., M.Si., Ak., CA., AMA., selaku Ketua Program
Studi Strata-1 Akuntansi STIE IBBI Medan
4. Bapak Muhammad Fahmi, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku Pembimbing I
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Ibu Rini Syahfriani Batubara, S.E., M.Si., Ak., CA., CPAI. selaku
Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, serta pegawai di STIE IBBI Medan.
7. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril dan
materil serta perhatiannya selama ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
iii
8. Kedua kakak, teman-teman penulis dan semua pihak yang telah
memberikan dorongan semangat agar skripsi ini selesai tepat waktu.
9. Kekurangan dan kelebihan, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penyusunan skripsi ini dan mengharapkan semoga penulisan ini
bermanfaat bagi masyarakat.
Angelia Halim
iv
RIWAYAT HIDUP
Angelia Halim
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN PERNYATAAN
BERITA ACARA UJIAN
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
vi
2.7 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan
Hutang ................................................................................ 17
2.8 Penelitian Terdahulu .......................................................... 18
2.9 Kerangka Konseptual ......................................................... 22
2.10 Hipotesis............................................................................. 24
vii
4.3.1 Hasil Uji Normalitas ................................................. 41
4.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas........................................ 46
4.3.3 Hasil Uji Autokorelasi .............................................. 47
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................... 48
4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda............................. 50
4.5 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 51
4.5.1 Hasil Uji t (Parsial) .................................................. 51
4.5.2 Hasil Uji F (Simultan) .............................................. 53
4.5.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2) 54
4.6 Pembahasan ........................................................................ 55
4.6.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang 55
4.6.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang .................................................... 55
4.6.3 Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang ................. 56
BAB V Kesimpulan Dan Saran ................................................................ 57
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 57
5.2 Keterbatasan Penelitian ...................................................... 57
5.3 Saran................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 59
LAMPIRAN ........................................................................................................ 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
perusahaan akan memilih hutang sebagai salah satu pilihan alternatif untuk
akan mengalami risiko, dengan adanya risiko tersebut membuat para pemegang
saham menghindari pendanaan melalui hutang, sedangkan pihak yang lain seperti
manajemen tidak memikirkan risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan dari
manajemen dan pemegang saham. Hal ini terjadi akibat adanya pemisah antara
Konflik yang terjadi ini disebut dengan agency conflict (konflik keagenan).
Agency conflictakan terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas saham suatu
1
2
yang dapat merugikan pihak lain. Pemegang saham luar dengan ketidakmampuan
dengan agency cost. Penekanan atas biaya tersebut dapat dilakukan dengan
hanya pemilik utama namun manajer dan komisaris juga akan ikut bertanggung
jawab.
ini juga merupakan keputusan penting yang akan mempengaruhi nilai perusahaan
perusahaan juga dapat berpengaruh pada kebijakan ini. Perusahaan yang memiliki
perusahaan dan kepercayaan atas kemampuan dan prospek perusahaan yang lebih
3
baik dari para investor juga merupakan alasan perusahaan melakukan kegiatan
hutang.
ataupun jasa, perusahaan dituntut untuk dapat terus bertahan dan melangsungkan
hidup. Memperoleh laba besar atas produk atau jasa yang dihasilkan adalah
dilakukan untuk jangka pendek maupun jangka panjang salah satunya adalah
keputusan, rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari setiap penjualan yang dilakukan. Hal ini yang
menjadi dasar pemberian pinjaman modal dari para kreditor. Kebijakan hutang
juga merupakan rencana serta keputusan akan pembayaran hutang yang dimiliki
perusahaan yang tumbuh cepat memperoleh hasil positif dalam pemantapan posisi
pasar (Karinaputri,2012).
4
terhadap kebijakan hutang sebelumnya telah banyak dilakukan dan memiliki hasil
akan lebih relevan dengan keputusan investasi daripada keputusan pendanaan. Hal
ini didasarkan pada kriteria yang terkait dengan pecking order theory yang
kebijakan dividen, dan price earning ratio tidak berpengaruh terhadap kebijakan
hutang yang ada di dalam suatu perusahaan. Price earning ratio tidak
bertumbuh akan lebih banyak menggunakan sumber pendanaan dari modal sendiri
daripada hutang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa free cash flow, return on equity, dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Free cash flow tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang dikarenakan dalam analisis free cash flow,
dan pemegang saham sehingga manajer selalu mengambil keputusan yang salah
Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah
diuraikan diatas dengan tetap menggunakan variabel independen yang sama untuk
sebagai berikut :
dimiliki perusahaan.
2014?
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014.
1. Bagi perusahaan
2. Bagi peneliti
hutang pada perusahaan barang konsumsi tahun 2012 – 2014 di Bursa Efek
Indonesia.
Agency theory dapat menimbulkan masalah pada saat pemegang saham dan
Muncullah konflik kepentingan antara pemilik saham dengan manajer. Konflik ini
beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu: pertama, dengan cara
11
12
pendanaan dari luar akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu,
yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang
profitable umumnya lebih memilih untuk meminjam dalam jumlah sedikit. Hal ini
yang lebih besar karena dana internalnya tidak cukup dan hutang bagi perusahaan
sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan memindahkan aktiva
atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa datang sebagai akibat dari
dari hutang maupun ekuitas, dengan menggunakan hutang maka perusahaan dapat
dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang.
saham tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam
perusahaan yang terefleksi pada harga saham. Oleh karena itu, salah satu tugas
2011:137).
return yang lebih tinggi. Apabila proyek berhasil maka return akan meningkat,
dan debtholders hanya menerima sebesar tingkat bunga, dan sisanya dinikmati
oleh shareholders, sebaliknya, jika proyek tersebut gagal maka mereka dapat
(DER) yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Semakin rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang digunakan
semakin tinggi DER maka semakin tinggi hutang yang digunakan dan semakin
tinggi risiko yang dimiliki perusahaan (Karinaputri, 2012). Hutang dapat dibagi
Hutang yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Sebagian besar
hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang
rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel.
14
Hutang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi melalui kredit jangka pendek maupun
kredit jangka panjang. Bentuk utama dari hutang jangka menengah adalah
Hutang yang jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka
2.4 Profitabilitas
merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
2012:196).
15
tersebut memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Apabila
perusahaan berada dalam kondisi tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak
Pada umumnya perusahaan yang besar akan menghasilkan laba yang lebih
dari kenaikan penjualan dari tahun ke tahun. Suatu perusahaan yang berada dalam
daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat. Bagi perusahaan dengan tingkat
hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar bila dibandingkan dengan
lebih murah yaitu pedanaan melalui hutang daripada mengeluarkan saham baru.
Hal ini dikarenakan biaya emisi untuk pengeluaran saham baru akan lebih besar
semakin tinggi dan meningkat berarti dana yang dibutuhkan semakin besar juga.
untuk memenuhi pendanaan tersebut, sehingga terdapat hubungan yang erat antara
tinggi lebih memilih menggunakan hutang untuk sumber dana perusahaan. Hal ini
bahwa pengembangan usaha akan menghasilkan profit yang lebih tinggi dan
untuk itu dibutuhkan hutang sebagai dana cadangan (Wijaya, 2013). Semakin
menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi
Perusahaan dengan laba ditahan yang besar, maka perusahaan akan menggunakan
Penelitian yang dilakukan oleh Karinaputri (2011), Wijaya (2013), dan Erwin
kebijakan hutang.
dana eksternal dengan memperhatikan tingkat risiko yang ada. Jika dana eksternal
Semakin besar pertumbuhan perusahaan akan semakin besar dana dan hutang
eksternal yang lebih besar. Perusahaan harus memilih sumber pendanaan dengan
biaya paling murah. Biaya emisi penjualan saham biasa akan melebihi biaya
hutang, oleh karena itu, perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan tinggi
untuk lebih mengandalkan pendanaan yang bersumber pada hutang. Hal ini sesuai
dengan pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan
dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan,
hutang. Kebijakan dividen akan lebih relevan dengan keputusan investasi daripada
keputusan pendanaan. Hal ini didasarkan pada kriteria yang terkait dengan
dan price earning ratio. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa secara parsial
dividen akan menurunkan penggunaan jumlah hutang yang ada di dalam suatu
berpengaruh terhadap kebijakan hutang, tetapi secara simultan free cash flow,
terhadap kebijakan hutang. Free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan
hutang dikarenakan dalam analisis free cash flow, manajemen perusahaan lebih
mengenai hutang.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
tinggi maka penggunaan hutang akan lebih rendah. Dikatakan penggunaan hutang
akan lebih rendah karena perusahaan dapat memanfaatkan laba yang diperoleh
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan hutang relatif semakin kecil
(Elvina, 2012).
perusahaan sebagian didanai oleh hutang, laba dibagi antara pemegang hutang dan
berarti akan semakin besar pula dana yang digunakan untuk pembiayaannya. Hal
menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mendapatkan dana tersebut.
Profitabilitas
(X1)
H1
Kebijakan Hutang
(Y)
Pertumbuhan Perusahaan H2
(X2)
H3
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.10 Hipotesis
kerangka konseptual maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014
secara parsial.
METODE PENELITIAN
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiono, 2009:14).
penelitian yang memiliki hubungan yang bersifat sebab akibat, dimana dalam
penelitian ini ada variabel independen sebagai variabel yang mempengaruhi dan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
didapat dari Bursa Efek Indonesia. Data tersebut meliputi profitabilitas dan
adalah data sekunder dari periode 2012 – 2014. Dalam pengumpulan data
Data penelitian diperoleh dengan cara mengunduh melalui media perantara, yaitu
26
27
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan barang konsumsi yang
telah listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 – 2014.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiono,
yang memenuhi kriteria sebanyak perusahaan yang disajikan dalam tabel 3.1
sebagai berikut:
28
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
Berdasarkan Tabel 3.1 maka jumlah sampel yang terpilih dalam penelitian ini
Periode penelitian selama 3 tahun yaitu dari tahun 2012 – 2014, maka jumlah sub
yang berasal dari hutang. Variabel kebijakan hutang ini merupakan rasio
antara hutang terhadap equity. Equity sama dengan aset dikurangi liability
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
29
2. Profitabilitas (X1)
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
ini adalah dengan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis).
Seluruh data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dikumpulkan dan diuji
kebijakan hutang.
31
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana
X1 = profitabilitas (X1)
α = konstanta
e = standar error
32
1. Uji Normalitas
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2006:147). Untuk menguji apakah distribusi data normal atau
tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis normal. Jika distribusi data residual
garis diagonal. Jika distribusi data residual tidak normal, maka cara menormalkan
data dapat dilakukan dengan transformasi data bentuk natural (LN). Data yang
dipotong disebut data outlier. Data yang memiliki nilai LN sama dengan nol yang
akan dihapus.
Smirnov (Ghozali, 2006). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan terlebih
kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila nilai
2. Uji Multikolinearitas
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen,
2006:95).
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi,
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut-
adalah apabila nilai tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
34
3. Uji Autokorelasi
Uji korelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Mendeteksi gejala
menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl dan du). Hipotesis yang
H1 = ada autokorelasi (r ≠ 0)
(Ghozali, 2006):
Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
4. Uji Heteroskedastisitas
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
1. Ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2. Tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji glejser
AbsUt = b0 + b1X1 + b2 X2
1. Uji t (Parsial)
(Ghozali, 2006:88). Untuk menguji hipotesis ini juga dapat digunakan statistik t
Hipotesis:
2. Uji F (Simultan)
Untuk menguji hipotesis ini juga dapat digunakan statistik F dengan kriteria
Hipotesis:
2006:87). Nilai koefisien determinasi (R2) antara nol dan satu. Nilai R2 yang
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun
Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan selama periode 2012 – 2014
sebanyak 8 perusahaan, maka total sampel yang dapat digunakan dalam penelitian
Data variabel yang digunakan dari setiap perusahaan sampel pada periode
kebijakan hutang (DER) yang dirangkai dengan pooling data sampel setiap
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
umum dari seluruh data yang digunakan pada tabel 4.1 berikut:
39
40
Tabel 4.1
Deskripsi Variabel Penelitian Observasi Awal (N = 87)
Descriptive Statistics
penelitian ini. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan,
maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan, mean (rata-
rata) adalah hasil dari penjumlahan seluruh data dibagi dengan banyaknya data,
Std. Deviation (standar deviasi) adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai
data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data. Tabel 4.1 menunjukkan
deskriptif variabel penelitian dengan jumlah data setiap variabel yang valid
Sharp Dohme Pharma Tbk pada tahun 2014 sebesar 31,04, nilai
maksimum pada PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk pada tahun 2013
maksimum pada PT. Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013 sebesar
Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,3754, nilai maksimum
pada PT. Tri Banyan Tirta Tbk pada tahun 2013 sebesar 3,6285, mean
diperlukan dalam analisis regresi linear terpenuhi. Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini menguji data secara statistik, uji multikolinearitas, uji autokorelasi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, jika hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel
yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan
42
dibandingkan dengan garis diagonal, jika distribusi data residual normal, maka
persen. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi secara normal
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal
Hasil grafik histogram dan normal plot untuk uji normalitas data-data pada
Gambar 4.1
Grafik Histogram (Data Awal)
43
untuk variabel DER, ROA dan GROW menunjukkan pola distribusi yang tidak
seimbang dan melenceng ke kiri sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot (Data Awal)
Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil tampilan grafik normal plot
menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
menyesatkan apabila tidak teliti maka secara visual akan kelihatan normal, oleh
karena itu dilakukan uji Kolmogrov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
44
Tabel 4.2
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (Data Awal)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 87
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 8,00204371
Most Extreme Absolute ,332
Differences Positive ,332
Negative -,322
Kolmogorov-Smirnov Z 3,099
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data
tersebut tidak terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil data yang diperoleh
tersebut menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal, maka salah
satu cara menormalkan data dapat dilakukan dengan transformasi bentuk natural
Gambar 4.3
Grafik Histogram (Setelah Transform)
Hasil uji normalitas pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil tampilan
grafik histogram untuk variabel DER, ROA dan GROW menunjukkan pola
distribusi yang berada ditengah namun untuk dapat lebih memastikan bahwa data
terdistribusi normal, maka dapat dilihat melalui grafik normal plot berikut:
Gambar 4.4
Grafik Normal P-P Plot (Setelah Transform)
46
Pada gambar 4.4 menunjukkan hasil tampilan grafik normal plot yang
terlihat titik-titik menyebar disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (Setelah Transform)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,69253641
Most Extreme Differences Absolute ,059
Positive ,059
Negative -,036
Kolmogorov-Smirnov Z ,494
Asymp. Sig. (2-tailed) ,968
0,968 yang berarti hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi
secara normal.
independen, dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan
oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai
47
tolerancerendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan
menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai
adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
a. Variabel ROA, nilai tolerance 0,996 (tolerance> 0,10) dan VIF 1,004
(VIF < 10), maka variabel ROA dapat dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
b. Variabel GROW, nilai tolerance 0,996 (tolerance> 0,10) dan VIF 1,004
(VIF < 10), maka variabel ROA dapat dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
antara kesalahan penggangu pada periode t, dengan kesalahan pada periode t-1
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 2,105
ditolak” nilai Durbin-Watson harus memenuhi syarat seperti pada tabel 3.3 yaitu
du < d < 4 – du, maka 1,672 < 2,105 < (4 – 1,672 = 2,328). Hal ini menunjukkan
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus
tertentu pada grafik scatterplot. Tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Gambar 4.5
Grafik Scatterplot
menyebar secara acak, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
yang digunakan. Cara lain mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa
tingkat signifikansi variabel ROA sebesar 0,055 dan variabel GROW sebesar
0,198 yang artinya nilai signifikansi kedua variabel lebih besar dari 0,05 maka
persamaan regresi linear dari penelitian ini dapat dijadikan model persamaan
Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua
variabel atau lebih variabel independen dengan dependen. Pengujian ini bertujuan
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Regresi Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients
Hasil analisis regresi linear berganda dengan program SPSS seperti terlihat
yang terdiri dari variabel ROA dan GROW memiliki nilai nol, maka DER
DER, dengan koefisien regresi sebesar 0,277 yang artinya apabila GROW
variabel dependen.
52
variabel dependen.
Tabel 4.8
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.8 di atas maka pengaruh ROA dan
1. Variabel ROA memiliki nilai thitung -1,435 lebih kecil dari nilai ttabel 1,988
dengan tingkat signifikansi 0,156 lebih besar dari 0,05. Hal ini
terhadap DER.
2. Variabel GROW memiliki nilai thitung 2,732 lebih besar dari nilai ttabel
1,988 dengan tingkat signifikansi 0,008 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
variabel dependen.
variabel dependen.
Tabel 4.9
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
Total 37,557 69
di atas, menunjukkan bahwa nilai statistik Fhitung sebesar 4,519 dan nilai
signifikansi sebesar 0,014, jika dibandingkan dengan nilai Ftabel, nilai Fhitung lebih
besar dari nilai Ftabel (4,519 > 3,11) dan nilai signifikansi (0,014 < 0,05). Hasil ini
determinasi (R2) antara nol dan satu. Nilai R2 yang mendekati satu berarti
untuk analisis dterminasi (R2) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2)
Model Summaryb
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,345 artinya
sebesar 0,093. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan
sisanya sebesar 90,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini. Variabel lain yang dapat mempengaruhi kebijakan hutang (DER)
seperti kebijakan dividen, likuiditas, free cash flow dan earning per share.
55
4.6 Pembahasan
signifikansinya 0,156 lebih besar dari 0,05 yang berarti profitabilitas tidak
cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi
menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi
operasinya. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa
berasal dari laba ditahan terlebih dahulu kemudian menggunakan dana eksternal
(hutang dan ekuitas). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Elvina (2014) juga
pertumbuhan perusahaan sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05 yang berarti
56
semakin besar pula dana yang digunakan untuk pembiayaannya. Hal ini
menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mendapatkan dana tersebut.
Kebijakan Hutang
bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi juga. Hal ini berarti
membutuhkan sumber dana dari pihak eksternal yang lebih besar. Perusahaan
akan lebih memilih menggunakan hutang untuk sumber dana tersebut. Perusahaan
harus memilih sumber pendanaan dengan biaya paling murah, oleh karena itu,
5.1 Kesimpulan
2014.
2012 – 2014.
57
58
variabel dependen sebesar 9,3%, hal ini berarti masih banyak variabel lain
3. Objek penelitian yang terlalu sempit dimana hanya tertuju pada satu
5.3 Saran
waktu penelitian yang lebih lama. Hal ini dikarenakan semakin lama tahun
59
60
Kriteria
Sampel
Pengambilan
No Kode Nama Perusahaan yang
Sampel
Diambil
1 2
1 ADES Akasha Wira International Tbk v v 1
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk v v 2
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk v v 3
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk v v 4
5 CINT Chitose internasional Tbk v x -
6 DLTA Delta Djakarta Tbk v v 5
7 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk v v 6
8 GGRM Gudang Garam Tbk v v 7
9 HMSP HM Sampoerna Tbk v v 8
10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk v v 9
11 INAF Indofarma Tbk v v 10
12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk v v 11
13 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk v v 12
14 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk v v 13
15 KICI Kedaung Indah Can Tbk v v 14
16 KLBF Kalbe Farma Tbk v v 15
17 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk v v 16
18 MBTO Martina Berto Tbk v v 17
19 MERK Merck Tbk v v 18
20 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk v v 19
21 MRAT Mustika Ratu Tbk v v 20
22 MYOR Mayora Indah Tbk v v 21
23 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk v x -
24 PYFA Pyridam Farma Tbk v v 22
25 RMBA Bentoel International Investama Tbk v v 23
26 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk v v 24
27 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk v v 25
28 SIDO Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk v x -
29 SKBM Sekar Bumi Tbk v x -
30 SKLT Sekar Laut Tbk v v 26
31 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk v x -
32 STTP Siantar Top TbK v v 27
33 TCID Mandom Indonesia Tbk v v 28
34 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk v x -
35 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk v x -
36 UNVR Unilever Indonesia Tbk v v 29
37 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk v x -
61
62
LAMPIRAN 2
POOLING DATA SAMPEL TAHUN 2012
Tahun 2012
No. Kode Nama Perusahaan
DER ROA GROW
1 ADES Akasha Wira International Tbk 0,86 0,2143 0,2311
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,9 0,0656 0,0772
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 0,72 0,0498 0,5226
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,22 0,0568 0,2482
5 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,25 0,2864 0,0706
6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,28 0,1386 0,1577
7 GGRM Gudang Garam Tbk 0,56 0,098 0,0619
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 0,97 0,3789 0,3546
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,48 0,1286 0,1662
10 INAF Indofarma Tbk 0,83 0,0357 0,0661
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0,74 0,0806 0,1071
12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,45 0,0968 0,1596
13 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 0,81 0,0646 -0,0289
14 KICI Kedaung Indah Can Tbk 0,43 0,0238 0,0862
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,28 0,1885 0,1382
16 LMPI Langgeng Makmur Industrial Tbk 0,99 0,0029 0,1884
17 MBTO Martina Berto Tbk 0,4 0,0747 0,1252
18 MERK Merck Tbk 0,37 0,1893 -0,0256
19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2,49 0,3936 -0,0563
20 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,18 0,0675 0,0781
21 MYOR Mayora Indah Tbk 1,71 0,0897 0,2580
22 PYFA Pyridam Farma Tbk 0,55 0,0391 0,1509
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk 2,6 -0,0466 0,0950
24 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,81 0,1238 0,5873
25 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 24,48 -0,0281 0,4095
26 SKLT Sekar Laut Tbk 0,93 0,0319 0,1657
27 STTP Siantar Top Tbk 1,16 0,0597 0,3371
28 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,15 0,1192 0,1156
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 2,02 0,4038 0,1434
63
LAMPIRAN 3
POOLING DATA SAMPEL TAHUN 2013
Tahun 2013
No. Kode Nama Perusahaan
DER ROA GROW
1 ADES Akasha Wira International Tbk 0,67 0,1262 0,1336
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,13 0,0691 0,2982
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 1,77 0,008 3,6285
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,02 0,0608 0,0408
5 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,28 0,312 0,1633
6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,3 0,1057 0,1073
7 GGRM Gudang Garam Tbk 0,73 0,0863 0,2231
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 0,94 0,3948 0,0441
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,6 0,1051 0,1979
10 INAF Indofarma Tbk 1,19 -0,0419 0,0891
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1,04 0,0438 0,3164
12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,52 0,0872 0,1881
13 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 1,42 0,0423 0,4902
14 KICI Kedaung Indah Can Tbk 0,33 0,0755 0,0352
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,33 0,1741 0,2014
16 LMPI Langgeng Makmur Industrial Tbk 1,07 -0,0146 0,0086
17 MBTO Martina Berto Tbk 0,36 0,0264 0,0037
18 MERK Merck Tbk 0,36 0,2517 0,2239
19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 0,8 0,6572 0,5469
20 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,16 -0,0152 -0,0349
21 MYOR Mayora Indah Tbk 1,47 0,109 0,1695
22 PYFA Pyridam Farma Tbk 0,86 0,0354 0,2891
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk 9,47 -0,1129 0,3311
24 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1,32 0,0867 0,5127
25 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 70,83 -0,0163 0,6945
26 SKLT Sekar Laut Tbk 1,16 0,0379 0,2092
27 STTP Siantar Top Tbk 1,12 0,0778 0,1762
28 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,24 0,1092 0,1620
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 2,14 0,7151 -0,3754
64
LAMPIRAN 4
POOLING DATA SAMPEL TAHUN 2014
Tahun 2014
No. Kode Nama Perusahaan
DER ROA GROW
1 ADES Akasha Wira International Tbk 0,71 0,0614 0,1447
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,05 0,0513 0,4683
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 1,33 -0,0082 -0,1753
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,39 0,0319 0,2006
5 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,3 0,2904 0,1441
6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,28 0,0655 0,0388
7 GGRM Gudang Garam Tbk 0,75 0,0927 0,1467
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 1,1 0,3587 0,0356
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,66 0,1016 0,1713
10 INAF Indofarma Tbk 1,11 0,0009 -0,0357
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1,08 0,0599 0,1005
12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,64 0,0797 0,2008
13 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 1,4 0,0467 0,1199
14 KICI Kedaung Indah Can Tbk 0,23 0,0486 -0,0158
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,27 0,1707 0,0981
16 LMPI Langgeng Makmur Industrial Tbk 1,03 0,0021 -0,0162
17 MBTO Martina Berto Tbk 0,37 0,0047 0,0124
18 MERK Merck Tbk 0,29 0,2532 0,0282
19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 3,03 0,3563 0,2519
20 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,3 0,0148 0,1347
21 MYOR Mayora Indah Tbk 1,51 0,0398 0,0599
22 PYFA Pyridam Farma Tbk 0,79 0,0154 -0,0136
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk -8,34 -0,2223 0,1103
24 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1,23 0,088 0,1757
25 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk -31,04 -0,0474 0,7649
26 SKLT Sekar Laut Tbk 1,16 0,0497 0,0980
27 STTP Siantar Top Tbk 1,08 0,0726 0,1566
28 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,44 0,0941 0,2642
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 2,11 0,4018 0,9078
65
LAMPIRAN 5
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,69253641
Most Extreme Differences Absolute ,059
Positive ,059
Negative -,036
Kolmogorov-Smirnov Z ,494
Asymp. Sig. (2-tailed) ,968
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 2,105
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
LAMPIRAN 6
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model
B Std. Error Beta
1 (Constant)
0,348 0,236
LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
ANOVAb
Total 37,557 69
Model Summaryb
LAMPIRAN 8
TABEL DURBIN-WATSON (DW), α = 5%
LAMPIRAN 9
TITIK PERSENTASE DISTRIBUSI t (df = 81 – 110)
LAMPIRAN 10
TITIK PERSENTASE DISTRIBUSI F untuk Probabilitas = 0,05