Anda di halaman 1dari 88

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA


PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:
ANGELIA HALIM
1205150938

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IBBI
MEDAN
2016
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA
PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian


dalam penulisan Skripsi Program Studi Strata-1 Akuntansi
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI Medan

Diajukan oleh:
ANGELIA HALIM
1205150938

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IBBI
MEDAN
2016
Lembaran Pengesahan

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS DAN


PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN
HUTANG PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:
ANGELIA HALIM
1205150938

Medan, 01 September 2016


Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Muhammad Fahmi, S.E., M.Si., Ak., CA. Rini Syahfriani Batubara, S.E., M.Si., Ak., CA. CPAI.

Diketahui dan Disahkan oleh:


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI

Ketua Program, Ketua STIE IBBI,

Petrus Gani, S.E., M.Si., Ak., CA., AMA. Prof. Dr. Amrin Fauzi
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul:

“Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya. Sumber-sumber data yang diperoleh dan

digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar. Saya menandatangani

Pernyataan ini dengan sadar dan pernyataan ini dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Medan, 01 Juni 2016


Yang membuat pernyataan,

Angelia Halim
BERITA ACARA UJIAN

UNTUK MEMPERTANGGUNGJAWABKAN SKRIPSI MAHASISWA


PROGRAM STUDI STRATA-1 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
IBBI
MEDAN

Panitia Penguji Skripsi Program Studi Strata-1


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI
Menyelenggarakan Ujian pada:

HARI : Kamis
TANGGAL : 01 September 2016
NAMA : Angelia Halim
NIM : 1205150938
PROGRAM STUDI : Akuntansi
JUDUL SKRIPSI : Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan Barang konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia

Berdasarkan hasil ujian yang telah dilaksanakan, maka Panitia Penguji


Skripsi menetapkan bahwa mahasiswa tersebut diatas
Lulus Ujian Komprehensif

PANITIA PENGUJI PROPOSAL

KETUA, ANGGOTA, ANGGOTA,

Muhammad Fahmi, S.E., M.Si., Ak., CA.Almastoni, S.E., M.Si. CorinnaWongsosudono, S.E., M.M.
ABSTRAK

Angelia Halim, 1205150938. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan


Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan
Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Di Bawah
Bimbingan Muhammad Fahmi (Pembimbing I) dan Rini Syafriani Batubara
(Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris mengenai


Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada
Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kausal.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 – 2014 berjumlah 37 perusahaan.
Sampel penelitian dipilih dengan metode kriteria peneliti dengan jumlah sampel
sebanyak 29 perusahaan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Pengujian
data dilakukan dengan dengan menggunakan analisis statistik yaitu statistik
deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, uji t, uji F dan uji
koefisien determinasi.
Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
profitabilitas sebesar 0,156 lebih besar dari 0,05 yang berarti profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan variabel
pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang
dimana tingkat signifikansi pertumbuhan perusahaan sebesar 0,008 lebih kecil
dari 0,05. Hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan sebesar 0,014 lebih kecil dari 0,05
yang berarti secara simultan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaaan
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah profitabilitas berpengaruh
terhadap kebijakan hutang secara simultan tetapi tidak secara parsial, sedangkan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang baik secara
simultan maupun parsial.

Kata Kunci : Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Kebijakan


Hutang.

i
ABSTRACT

Angelia Halim, 1205150938. Analysis The Influence Of Profitability And


Growth Of The Company On Debt Policy Of Consumer Goods Companies
Listed In Indonesia Stock Exchange. Under the Guidance of Muhammad
Fahmi (Supervisor I) and Rini Syafriani Batubara (Supervisor II).

This research has purpose to find out whether there is or not influence of
profitability and growth of the company on debt policy of consumer goods
companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) partially and simultaneously.
The analysis method used in this research is testing hypothesis method.
The population in this research are consumer goods companies listed in IDX year
2012 – 2014 consist of 73 companies. The number of the companies which were
compatible with the observation variable criteria was 29 companies. The resource
of the research data is obtained from official website of IDX in www.idx.co.id.
The analysis technique used is multiple linear regression analysis.
The result indicates that partially only growth of the company has
influence on debt policy of consumer goods companies listed in IDX by sig value
0.008 is smaller than 0.05. While profitability does not have influence on debt
policy of consumer goods companies listed in IDX. These result can be seen from
sig value of profitability at 0.156 is over than 0.05. Simultaneously profitability
and growth of the company have influence on debt policy of consumer good
companies listed in IDX by sig value 0.014 is smaller than 0.05.
The conclusions of this research are simultaneously profitability and
growth of the company have influence on debt policy of consumer goods
companies. Partially only growth of the company has influence on debt policy of
consumer goods companies while profitability does not have influence on debt
policy of consumer goods companies.

Keywords : Profitability, Growth of the Company and Debt Policy.

ii
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang selalu memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penelitian ini merupakan tugas akhir guna memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) IBBI Medan. Adapun judul yang dilakukan penulis adalah:

“Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap


Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak


memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Ketua STIE IBBI Medan.
2. Bapak Dr. Andriasan Sudarso, S.Mn., MM., CMA., selaku Wakil Ketua I
STIE IBBI Medan
3. Bapak Petrus Gani, S.E., M.Si., Ak., CA., AMA., selaku Ketua Program
Studi Strata-1 Akuntansi STIE IBBI Medan
4. Bapak Muhammad Fahmi, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku Pembimbing I
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Ibu Rini Syahfriani Batubara, S.E., M.Si., Ak., CA., CPAI. selaku
Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, serta pegawai di STIE IBBI Medan.
7. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril dan
materil serta perhatiannya selama ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.

iii
8. Kedua kakak, teman-teman penulis dan semua pihak yang telah
memberikan dorongan semangat agar skripsi ini selesai tepat waktu.
9. Kekurangan dan kelebihan, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penyusunan skripsi ini dan mengharapkan semoga penulisan ini
bermanfaat bagi masyarakat.

Medan, 01 Juni 2016


Penulis,

Angelia Halim

iv
RIWAYAT HIDUP

Angelia Halim, lahir di Perbaungan, Provinsi Sumatera Utara tanggal 04


April 1994, anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Ayahanda Lim Bun
Po, dan Ibunda Tan Sai Lie.

Pendidikan dimulai dari sekolah dasar SD Methodist Perbaungan, tamat


dan lulus tahun 2006. Melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di
SMP Methodist Perbaungan, tamat dan lulus tahun 2009. Selanjutnya meneruskan
pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Methodist Perbaungan, tamat dan
lulus tahun 2012. Pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan Program Studi Strata-
1 Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) IBBI Medan.

Medan, 01 Juni 2016

Angelia Halim

v
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN PERNYATAAN
BERITA ACARA UJIAN
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I Pendahuluan ................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 7
1.3 Rumusan Masalah .............................................................. 8
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 9
1.6 Batasan Penelitian .............................................................. 10

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis .................. 11


2.1 Agency Theory.................................................................... 11
2.2 Pecking Order Theory ........................................................ 11
2.3 Kebijakan Hutang .............................................................. 12
2.4 Profitabilitas ....................................................................... 14
2.5 Pertumbuhan Perusahaan ................................................... 16
2.6 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang......... 17

vi
2.7 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan
Hutang ................................................................................ 17
2.8 Penelitian Terdahulu .......................................................... 18
2.9 Kerangka Konseptual ......................................................... 22
2.10 Hipotesis............................................................................. 24

BAB III Metode Penelitian........................................................................ 26


3.1 Metode yang Digunakan .................................................... 26
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ...................................... 26
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 27
3.4 Operasional Variabel Penelitian......................................... 28
1 Kebijakan Hutang (Y) .................................................... 28
2 Profitabilitas (X1) ........................................................... 29
3 Pertumbuhan Perusahaan (X2) ....................................... 29
3.5 TeknikAnalisisData ........................................................... 30
3.5.1 StatistikDeskriptif ..................................................... 31
3.5.2 Analisis Regresi Berganda ........................................ 31
3.6 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 32
1 Uji Normalitas ................................................................ 32
2 Uji Multikolinieritas ....................................................... 33
3 Uji Autokolerasi ............................................................. 34
4 Uji Heteroskedastisitas ................................................... 34
3.7 Uji Hipotesis ...................................................................... 36
1 Uji t (Parsial) .................................................................. 36
2 Uji F (Simultan) ............................................................. 37
3 Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2) .............. 38

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan ............................................... 39


4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian .................................... 39
4.2 Statistik Deskriptif ............................................................. 39
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 41

vii
4.3.1 Hasil Uji Normalitas ................................................. 41
4.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas........................................ 46
4.3.3 Hasil Uji Autokorelasi .............................................. 47
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................... 48
4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda............................. 50
4.5 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 51
4.5.1 Hasil Uji t (Parsial) .................................................. 51
4.5.2 Hasil Uji F (Simultan) .............................................. 53
4.5.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2) 54
4.6 Pembahasan ........................................................................ 55
4.6.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang 55
4.6.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang .................................................... 55
4.6.3 Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang ................. 56
BAB V Kesimpulan Dan Saran ................................................................ 57
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 57
5.2 Keterbatasan Penelitian ...................................................... 57
5.3 Saran................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 59
LAMPIRAN ........................................................................................................ 61

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 24


Gambar 4.1 Grafik Histogram (Data Awal).................................................... 42
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot (Data Awal) .......................................... 43
Gambar 4.3 Grafik Histogram (Setelah Transform) ....................................... 45
Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot (Setelah Transform) ............................. 45
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot ........................................................................ 49

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................. 21


Tabel 3.1 Sampel Penelitian ........................................................................ 28
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 30
Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ........................................ 34
Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Observasi Awal (N=87) .............. 40
Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (Data Awal) ................................ 44
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (Setelah Transform) ................... 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi................................................................. 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 49
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Berganda .......................................... 50
Tabel 4.8 Hasil Uji t (Parsial)...................................................................... 52
Tabel 4.9 Hasil Uji F (Simultan) ................................................................. 53
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Dterminasi (R Square atau R2) .................... 54

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tabel Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 61


Lampiran 2 Pooling Data Sampel Tahun 2012 ............................................... 62
Lampiran 3 Pooling Data Sampel Tahun 2013 ............................................... 63
Lampiran 4 Pooling Data Sampel Tahun 2014 ............................................... 64
Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 65
Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda...................................... 68
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 69
Lampiran 8 Tabel Durbin-Watson (DW) ........................................................ 70
Lampiran 9 Tabel t .......................................................................................... 71
Lampiran 10 Tabel F ......................................................................................... 72

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan memerlukan dana untuk mengelola dan menjalankan

kegiatan usaha. Dana merupakan faktor penting dalam menjalankan aktivitas

perusahaan. Selain itu, dana juga bertujuan untuk menyeimbangkan kinerja

keuangan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Perusahaan

memiliki beberapa pilihan untuk mendapatkan dana tersebut. Pada umumnya,

perusahaan akan memilih hutang sebagai salah satu pilihan alternatif untuk

mendapatkan dana. Pendanaan melalui hutang tidak menjamin perusahaan tidak

akan mengalami risiko, dengan adanya risiko tersebut membuat para pemegang

saham menghindari pendanaan melalui hutang, sedangkan pihak yang lain seperti

pihak manajemen akan tetap mengambil keputusan pendanaan melalui hutang.

Pihak manajemen menggunakan dana tersebut sebagai investasi. Pihak

manajemen tidak memikirkan risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan dari

pendanaan hutang tersebut.

Kebijakan hutang dalam perusahaan dapat menimbulkan konflik antara

manajemen dan pemegang saham. Hal ini terjadi akibat adanya pemisah antara

fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan perusahaan sehingga menyebabkan

terjadinya perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham.

Konflik yang terjadi ini disebut dengan agency conflict (konflik keagenan).

Agency conflictakan terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas saham suatu

1
2

perusahaan kurang dari seratus persen, sehingga manajer melakukan tindakan

yang dapat merugikan pihak lain. Pemegang saham luar dengan ketidakmampuan

dan keterbatasan untuk mengawasi semua tindakan yang dilakukan manajer.

Konflik keagenan dapat diminimalkan dengan sebuah mekanisme

pengawasan dan mekanisme pengawasan ini menimbulkan biaya yang disebut

dengan agency cost. Penekanan atas biaya tersebut dapat dilakukan dengan

keikutsertaan manajer dan komisaris dalam kepemilikan saham perusahaan. Para

manajer dan komisaris dapat berhati-hati dalam mengelola dan menjalankan

perusahaan. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, tanggung jawab bukan

hanya pemilik utama namun manajer dan komisaris juga akan ikut bertanggung

jawab.

Kebijakan hutang merupakan salah satu kebijakan yang diambil manajer

mengenai proporsi jumlah hutang yang akan digunakan oleh perusahaan.

Kebijakan ini sangat mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan

ini juga merupakan keputusan penting yang akan mempengaruhi nilai perusahaan

sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Aset sebuah

perusahaan juga dapat berpengaruh pada kebijakan ini. Perusahaan yang memiliki

aset besar maka akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dibandingkan

perusahaan yang tidak memiliki aset besar (Karinaputri, 2012).

Sebagian besar perusahaan memilih pendanaan melalui hutang dengan

alasan untuk penghematan pajak atas laba perusahaan. Peningkatan nilai

perusahaan dan kepercayaan atas kemampuan dan prospek perusahaan yang lebih
3

baik dari para investor juga merupakan alasan perusahaan melakukan kegiatan

hutang.

Perusahaan didirikan bukan hanya untuk menghasilkan suatu produk

ataupun jasa, perusahaan dituntut untuk dapat terus bertahan dan melangsungkan

hidup. Memperoleh laba besar atas produk atau jasa yang dihasilkan adalah

harapan setiap perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai

perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.

Perusahaan akan merencanakan sebaik-baiknya segala sesuatu yang akan

dilakukan untuk jangka pendek maupun jangka panjang salah satunya adalah

kebijakan hutang (Elvina, 2014).

Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan

keputusan, rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan

untuk memperoleh keuntungan dari setiap penjualan yang dilakukan. Hal ini yang

menjadi dasar pemberian pinjaman modal dari para kreditor. Kebijakan hutang

juga merupakan rencana serta keputusan akan pembayaran hutang yang dimiliki

oleh perusahaan. Tingkat profitabilitas perusahaan tinggi maka penggunaan

hutang dalam jumlah sedikit (Elvina, 2014).

Pertumbuhan perusahaan merupakan seberapa jauh perusahaan

menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan. Pada umumnya,

perusahaan yang tumbuh cepat memperoleh hasil positif dalam pemantapan posisi

di era persaingan, menikmati penjualan secara signifikan dan peningkatan pangsa

pasar (Karinaputri,2012).
4

Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan

terhadap kebijakan hutang sebelumnya telah banyak dilakukan dan memiliki hasil

penelitian yang berbeda-beda. Penelitian Karinaputri (2012) yang berjudul

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Profitabilitas,

Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 –

2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan

institusional, kebijakan dividen, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan

mempengaruhi kebijakan hutang. Secara parsial kepemilikan isntitusional,

profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan tetapi

kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Kebijakan

dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang dikarenakan kebijakan

dividen sesungguhnya tidak relevan dengan kebijakan hutang. Kebijakan dividen

akan lebih relevan dengan keputusan investasi daripada keputusan pendanaan. Hal

ini didasarkan pada kriteria yang terkait dengan pecking order theory yang

menyatakan bahwa perusahaan dalam menentukan target pembayaran dividen

disesuaikan dengan peluang investasi.

Penelitian Wijaya (2013) dalam penelitian yang berjudul Analisis

Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Dan Price Earning

Ratio Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan

kepemilikan institusional, kebijakan dividen, price earning ratio, dan

profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Secara parsial profitabilitas


5

berpengaruh terhadap kebijakan hutang, sedangkan kepemilikan institusional,

kebijakan dividen, dan price earning ratio tidak berpengaruh terhadap kebijakan

hutang. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan karena pihak

investor institusional diyakini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk

memonitoring tindakan manajemen. Kebijakan dividen tidak berpengaruh

signifikan karena peningkatan dividen akan menurunkan penggunaan jumlah

hutang yang ada di dalam suatu perusahaan. Price earning ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang karena perusahaan yang

bertumbuh akan lebih banyak menggunakan sumber pendanaan dari modal sendiri

daripada hutang.

Penelitian Elvina (2014) yang berjudul Pengaruh Free Cash Flow,

Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Industri Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa free cash flow, return on equity, dan

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, sedangkan

ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Free cash flow tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang dikarenakan dalam analisis free cash flow,

manajemen perusahaan lebih membutuhkan pendanaan hutang daripada

memperhatikan arus kas bebas yang dimana dapat menyebabkan

ketidakseimbangan dalam laporan arus kas. Profitabilitas yang dimaksudkan pada

penelitian adalah Return On Equity (ROE). Return on equity tidak berpengaruh

terhadap kebijakan hutang dikarenakan return on equity merupakan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba sehingga dalam operasionalnya tidak


6

membutuhkan pendanaan dalam bentuk hutang melainkan menggunakan modal

sendiri sebagai dana operasional. Alasan kepemilikan manajerial tidak bepengaruh

adalah kepemilikan manajerial tidak dapat mensejajarkan kepentingan manajemen

dan pemegang saham sehingga manajer selalu mengambil keputusan yang salah

terutama pada pengambilan keputusan mengenai hutang.

Penelitian Erwin (2015) yang berjudul Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemelikan Institusional Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada

Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, tetapi profitabilitas

berpengaruh terhadap kebijakan hutang.Kepemilikan manajerial tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang, disebabkan karena masih

rendahnya kepemilikan saham oleh manajerial dibandingkan dengan kelompok

lainnya dalam perusahaan sehingga manajer tidak dapat mengambil keputusan

berdasarkan keinginannya sendiri. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap kebijakan hutang dikarenakan perusahaan go public di Indonesia

dikendalikan melalui institusi. Hal ini menunjukkan kepemilikan institusional

menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan kebijakan hutang.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Erwin (2015),

dimana persamaannya yaitu sama-sama menggunakan kebijakan hutang (DER)

sebagai variabel dependen dan profitabilitas (ROA) sebagai variabel independen.

Salah satu perbedaan dengan penelitian ini adalah pengurangan variabel

independen dari penelitian terdahulu yaitu kepemilikan manajerial serta


7

kepemilikan institusional dan menggantinya dengan variabel independen

pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

kebijakan hutang, sehingga pada penelitian ini menggantinya dengan variabel

independen pertumbuhan perusahaan.

Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu, mendorong peneliti

untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah

diuraikan diatas dengan tetap menggunakan variabel independen yang sama untuk

mengetahui pengaruh masing-masing terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini

menggunakan perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan

Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Barang Konsumsi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah dapat diidentifikasi

sebagai berikut :

1. Terdapat indikasi bahwa tingginya pendanaan melalui hutang dipengaruhi

oleh profitabilitas perusahaan yang diduga rendah.

2. Terdapat indikasi bahwa tingginya pendanaan melalui hutang dipengaruhi

oleh tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi sehingga perusahaan

cenderung membutuhkan dana dari sumber ekstern yang lebih besar.


8

3. Semakin rendah tingkat hutang yang digunakan perusahaan maka semakin

tinggi kemampuan untuk membayar hutang, sebaliknya, semakin tinggi

hutang yang digunakan perusahaan maka semakin tinggi risiko yang

dimiliki perusahaan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat disusun perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada

perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014?

2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang

pada perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 –

2014?

3. Apakah profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap

kebijakan hutang pada perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia

tahun 2012 – 2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan hutang

pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2012 – 2014.


9

2. Menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap

kebijakan hutang pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012 – 2014.

3. Menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan

perusahaan secara simultan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

Perusahaan dapat menjadikan penelitian ini sebagai tambahan informasi dan

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan hutang serta

pengelolaan hutang mereka, sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan membuktikan secara empiris bahwa variabel

profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan

hutang pada perusahaan barang konsumsi tahun 2012 – 2014 di Bursa Efek

Indonesia.

3. Bagi akademisi dan peneliti berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi, informasi dan

pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang sejenis.


10

1.6 Batasan Penelitian

Adapun batasan penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh profitabilitas dan pertumbuhan

perusahaan terhadap kebijakan hutang.

2. Objek penelitian adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan barang konsumsi

di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Agency Theory

Agency theory dapat menimbulkan masalah pada saat pemegang saham dan

manajer mempunyai tujuan yang berbeda. Pemegang saham menghendaki

bertambahnya kekayaan dan kemakmuran para pemilik modal, sedangkan para

manajer menginginkan bertambahnya kesejahteraan bagi para manajer juga.

Muncullah konflik kepentingan antara pemilik saham dengan manajer. Konflik ini

disebut dengan agency conflict. Agency conflict dapat diminimalisir dengan

mekanisme pengawasan yang mensejajarkan kepentingan pihak-pihak terkait.

Mekanisme pengawasan ini menyebabkan munculnya biaya yang disebut agency

cost. Agency cost merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan

manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai

perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham. Ada

beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu: pertama, dengan cara

meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, kedua,

mekanisme pengawasan dalam perusahaan, ketiga, meningkatkan dividen payout

ratio dan keempat, meningkatkan pendanaan dengan hutang (Karinaputri, 2012).

2.2 Pecking Order Theory

Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan menyukai internal financing

(pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan), apabila

11
12

pendanaan dari luar akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu,

yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang

berkarakteristik opsi, apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.

Pecking order theory juga menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang

profitable umumnya lebih memilih untuk meminjam dalam jumlah sedikit. Hal ini

dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut memerlukan external financing yang

sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang

yang lebih besar karena dana internalnya tidak cukup dan hutang bagi perusahaan

ini merupakan sumber eksternal yang lebih disukai (Karinaputri, 2012).

2.3 Kebijakan Hutang

Hutang merupakan pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul di

masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat

sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan memindahkan aktiva

atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa datang sebagai akibat dari

transaksi-transaksi yang sudah lalu (Baridwan, 2004:23).

Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang dapat berasal

dari hutang maupun ekuitas, dengan menggunakan hutang maka perusahaan dapat

memperoleh keuntungan diantaranya yaitu, pertama, bunga yang dibayarkan dapat

dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang.

Kedua, pemegang saham mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang

saham tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam

kondisi prima (Brigham dan Houston, 2011:153).


13

Keputusan pendanaan oleh manajemen akan berpengaruh pada penilaian

perusahaan yang terefleksi pada harga saham. Oleh karena itu, salah satu tugas

manajer adalah menetukan kebijakan pendanaan yang dapat memaksimalkanharga

saham yang merupakan cerminan dari suatu nilai perusahaan (Harmono,

2011:137).

Hutang yang terlalu besar meningkatkan keinginan shareholders untuk

memilih proyek-proyek yang lebih berisiko dengan harapan akan memperoleh

return yang lebih tinggi. Apabila proyek berhasil maka return akan meningkat,

dan debtholders hanya menerima sebesar tingkat bunga, dan sisanya dinikmati

oleh shareholders, sebaliknya, jika proyek tersebut gagal maka mereka dapat

mengalihkan penanggungan risiko pada pihak kreditur (Masdupi, 2005:3).

Kebijakan hutang sering diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio

(DER) yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal

sendiri. Semakin rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang digunakan

perusahaan dan kemampuan untuk membayar hutang semakin tinggi, sebaliknya,

semakin tinggi DER maka semakin tinggi hutang yang digunakan dan semakin

tinggi risiko yang dimiliki perusahaan (Karinaputri, 2012). Hutang dapat dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu (Riyanto, 2008:227-240):

1. Hutang jangka pendek (short-term debt)

Hutang yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Sebagian besar

hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang

diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya, meliputi kredit

rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel.
14

2. Hutang jangka menegah (intermediate-term debt)

Hutang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh

tahun. Kebutuhan membelanjai usaha melalui kredit ini karena adanya

kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi melalui kredit jangka pendek maupun

kredit jangka panjang. Bentuk utama dari hutang jangka menengah adalah

term loan dan lease financing.

3. Hutang jangka panjang (long-term debt)

Hutang yang jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka

panjang ini digunakan untuk membiayai ekspansi perusahaan. Bentuk utama

dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi (bonds-payable) dan

pinjaman hipotik (mortage).

2.4 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas

merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada

saat menjalankan operasionalnya (Sartono, 2010:122).

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mecari keuntungan. Rasio profitabilitas

memberikan ukuran tentang efektivitas manajemen suatu perusahaan, yang

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan efektivitas perusahaan (Kasmir,

2012:196).
15

Profitabilitas merupakan faktor penting dalam mempertahankan

kelangsungan usaha, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan

tersebut memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Apabila

perusahaan berada dalam kondisi tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi

perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak

luar, dengan demikian perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan

profitabilitasnya. Kelangsungan perusahaan semakin terjamin jika tingkat

profitabilitasnya semakin tinggi (Elvina, 2014).

Profitabilitas menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk

membiayai investasi. Profitabilitas juga menunjukkan kemampuan dari modal

yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan

bagi investor. Profitabilitas perusahaan meningkat maka tingkat hutang

perusahaan akan menurun dan sebaliknya jika profitabilitas perusahaan menurun

maka hutang perusahaan meningkat (Wijaya, 2013).

Pada umumnya perusahaan yang besar akan menghasilkan laba yang lebih

banyak daripada perusahaan kecil. Rasio profitabilitas digunakan untuk

mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Rasio ini menggambarkan keadaan

keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, rasio profitabilitas

digunakan sebagai bahan analisis bagi pihak yang berkepentingan dalam

mengambil keputusan. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On

Asset (ROA) (Karinaputri, 2012).


16

2.5 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan dapat didefinisikan sebagai peningkatan yang

terjadi pada suatu perusahaan. Indikator pertumbuhan perusahaan dapat dilihat

dari kenaikan penjualan dari tahun ke tahun. Suatu perusahaan yang berada dalam

industri yang mempunyai laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, harus

menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai pengeluaran perusahaan.

Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang

daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat. Bagi perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan menggunakan

hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar bila dibandingkan dengan

perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah (Karinaputri, 2012).

Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pasti menunjukkan tingkat

pertumbuhan perusahaan tersebut semakin tinggi dan cepat. Ekspansi yang

dilakukan perusahaan membutuhkan dana yang besar, untuk memenuhi kebutuhan

pendanaan tersebut perusahaan dihadapkan pada pertimbangan sumber dana yang

lebih murah yaitu pedanaan melalui hutang daripada mengeluarkan saham baru.

Hal ini dikarenakan biaya emisi untuk pengeluaran saham baru akan lebih besar

daripada biaya hutang. Suatu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang

semakin tinggi dan meningkat berarti dana yang dibutuhkan semakin besar juga.

Perusahaan semakin terdorong untuk lebih meningkatkan penggunaan hutang

untuk memenuhi pendanaan tersebut, sehingga terdapat hubungan yang erat antara

pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan hutang (Karinaputri, 2012).


17

2.6 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang

Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Profitabilitas perusahaan meningkat, maka perusahaan cenderung akan

mengurangi hutang. Ada beberapa perusahaan yang tingkat profitabilitasnya

tinggi lebih memilih menggunakan hutang untuk sumber dana perusahaan. Hal ini

dikarenakan adanya ekspansi yang lebih besar, karena manajemen beranggapan

bahwa pengembangan usaha akan menghasilkan profit yang lebih tinggi dan

untuk itu dibutuhkan hutang sebagai dana cadangan (Wijaya, 2013). Semakin

tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin kecil penggunaan hutang

dalam pendanaan perusahaan, apabila kebutuhan dana perusahaan belum

mencukupi, perusahaan dapat menggunakan hutang (Karinaputri, 2012).

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi

menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi

memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal.

Perusahaan dengan laba ditahan yang besar, maka perusahaan akan menggunakan

laba ditahan sebelum memutuskan untuk menggunakan hutang (Erwin, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Karinaputri (2011), Wijaya (2013), dan Erwin

(2015) menunjukkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

2.7 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang

Berdasarkan pecking order theory, perusahaan akan memilih untuk

memenuhi kebutuhan pendanaannya menggunakan sumber dana internal terlebih


18

dahulu dibandingkan sumber dana eksternal. Ketika dana internal perusahaan

tidak mencukupi, maka perusahaan baru akan mempertimbangkan penggunaan

dana eksternal dengan memperhatikan tingkat risiko yang ada. Jika dana eksternal

diperlukan, perusahaan cenderung menggunakan hutang daripada ekuitas.

Semakin besar pertumbuhan perusahaan akan semakin besar dana dan hutang

yang digunakan. Penelitian Karinaputri (2012) menunjukkan hasil bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Pertumbuhan perusahaan yang tinggi membutuhkan sumber dana dari pihak

eksternal yang lebih besar. Perusahaan harus memilih sumber pendanaan dengan

biaya paling murah. Biaya emisi penjualan saham biasa akan melebihi biaya

hutang, oleh karena itu, perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan tinggi

untuk lebih mengandalkan pendanaan yang bersumber pada hutang. Hal ini sesuai

dengan pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan

dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan,

hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir (Zulfia, 2013).

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini sebelumnya telah diteliti oleh beberapa peneliti. Penelitian

Karinaputri (2012) yang berjudul Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional,

Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2008 – 2010). Penelitian ini menggunakan kebijakan

hutang sebagai variabel dependen, sedangkan kepemilikan institusional, kebijakan


19

dividen, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen.

Hasil dari penelitian menyatakan bahwa secara simultan variabel kepemilikan

institusional, kebijakan dividen, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan

mempengaruhi kebijakan hutang, sedangkan secara parsial kepemilikan

institusional, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara

signifikan tetapi kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang

dikarenakan kebijakan dividen sesungguhnya tidak relevan dengan kebijakan

hutang. Kebijakan dividen akan lebih relevan dengan keputusan investasi daripada

keputusan pendanaan. Hal ini didasarkan pada kriteria yang terkait dengan

pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan dalam menentukan

target pembayaran dividen disesuaikan dengan peluang investasi.

Penelitian Wijaya (2013) yang berjudul Analisis Kepemilikan

Institusional, Kebijakan Dividen, Profitabilitas Dan Price Earning Ratio Terhadap

Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. Variabel dependennya adalah kebijakan hutang, sedangkan variabel

independennya adalah kepemilikan institusional, kebijakan dividen, profitabilitas,

dan price earning ratio. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa secara parsial

profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang, sedangkan kepemilikan

institusional, kebijakan dividen, price earning ratio tidak berpengaruh terhadap

kebijakan hutang. Secara simultan kepemilikan institusional, kebijakan dividen,

price earning ratio, dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan karena pihak investor institusional


20

diyakini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memonitoring tindakan

manajemen. Kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan karena peningkatan

dividen akan menurunkan penggunaan jumlah hutang yang ada di dalam suatu

perusahaan. Price earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang karena perusahaan yang bertumbuh akan lebih banyak menggunakan

sumber pendanaan dari modal sendiri daripada hutang.

Penelitian Elvina (2014) yang berjudul Pengaruh Free Cash Flow,

Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Industri Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia.

Hasil dari penelitian menyatakan bahwa secara parsial ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap kebijakan hutang, tetapi secara simultan free cash flow,

profitabilitas, kepemilikian manajerial dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap kebijakan hutang. Free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan

hutang dikarenakan dalam analisis free cash flow, manajemen perusahaan lebih

membutuhkan pendanaan hutang daripada memperhatikan arus kas bebas yang

dimana dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam laporan arus kas.

Profitabilitas yang dimaksudkan pada penelitian adalah Return On Equity (ROE).

Return on equity tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang dikarenakan return

on equity merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba sehingga dalam

operasionalnya tidak membutuhkan pendanaan dalam bentuk hutang melainkan

menggunakan modal sendiri sebagai dana operasional. Alasan kepemilikan

manajerial tidak bepengaruh adalah kepemilikan manajerial tidak dapat

mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham sehingga manajer


21

selalu mengambil keputusan yang salah terutama pada pengambilan keputusan

mengenai hutang.

Penelitian Erwin (2015) yang berjudul Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada

Perusahaan Real Estate Dan PropertyYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan

hutang, sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan manajerial tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang, disebabkan karena masih

rendahnya kepemilikan saham oleh manajerial dibandingkan dengan kelompok

lainnya dalam perusahaan sehingga manajer tidak dapat mengambil keputusan

berdasarkan keinginannya. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

kebijakan hutang dikarenakan perusahaan go public di Indonesia dikendalikan

melalui institusional. Hal ini menunjukkan kepemilikan institusional menjadi

pertimbangan dalam pengambilan keputusan kebijakan hutang.

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian
1. Nanda Analisis Pengaruh Dependen: Secara simultan
Karinaputri Kepemilikan DER variabel INST, DPR,
(2012) Institusional, Kebijakan Independen: ROA, dan GROW
Dividen, Profitabilitas, INST mempengaruhi DER.
dan Pertumbuhan DPR Sedangkan secara
Perusahaan Terhadap ROA parsial, INST, ROA
Kebijakan Hutang GROW dan Grow berpengaruh
(Studi Kasus pada secara signifikan
Perusahaan Manufaktur namun DPR tidak
yang Terdaftar di Bursa berpengaruh terhadap
Indonesia Tahun 2008 – DER.
2010).
22

2. Christina Analisis Kepemilikan Dependen: ROA berpengaruh


Wijaya Institusional, Kebijakan DER terhadap DER baik
(2013) Dividen, Profitabilitas, Independen: secara simultan
dan Price Earning INST maupun parsial,
Ratio Terhadap DPR sedangkan INST,
Kebijakan Hutang pada ROA DPR, PER
Perusahaan Manufaktur PER berpengaruh terhadap
yang Terdaftar di Bursa DER secara simultan
Efek Indonesia. tetapi tidak secara
parsial.
3. Elvina Pengaruh Free Cash Dependen: SIZE berpengaruh
(2014) Flow, Profitabilitas, DER terhadap DER secara
Kepemilikan Independen: parsial, sedangkan
Manajerial Dan Ukuran FCF secara simultan FCF,
Perusahaan Terhadap ROE ROE, MOWN, SIZE
Kebijakan Hutang Pada MOWN berpengaruh terhadap
Perusahaan Industri SIZE DER.
Konsumsi Di Bursa
Efek Indonesia.
4. Erwin Pengaruh Kepemilikan Dependen: Variabel MOWN dan
(2015) Manajerial, DER INST tidak
Kepemelikan Independen: berpengaruh terhadap
Institusional Dan MOWN DER, sedangkan ROA
Profitabilitas Terhadap INST berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang Pada ROA DER.
Perusahaan Real Estate
Dan Property Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.

2.9 Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu tentang analisis

faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang, maka dalam penelitian ini

menganalisis apakah variabel profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan

berpengaruh terhadap kebijakan hutang baik secara simultan maupun parsial.

Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu dicapai

perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Laba perusahaan tinggi, maka

pendanaan dari sektor internal akan mencukupi untuk membiayai kebutuhan


23

perusahaan. Tingkat profitabilitas sangat mempengaruhi tingkat penggunaan

hutang. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah maka tingkat

penggunaan hutang tinggi, sebaliknya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas

tinggi maka penggunaan hutang akan lebih rendah. Dikatakan penggunaan hutang

akan lebih rendah karena perusahaan dapat memanfaatkan laba yang diperoleh

untuk memenuhi operasional perusahaan (Wijaya, 2013).

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

efektivitas perusahaan dalam manajemennya. Return On Equity merupakan suatu

ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola modal sendiri. Return On

Equity menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang

ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang didapat

dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan hutang relatif semakin kecil

(Elvina, 2012).

Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan

dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Ketika

perusahaan sebagian didanai oleh hutang, laba dibagi antara pemegang hutang dan

pemegang saham. Hubungan yang ada antara profitabiltas dengan kebijakan

hutang adalah bersifat negatif. Profitabilitas perusahaan meningkat maka tingkat

hutang perusahaan akan menurun dan sebaliknya jika profitabilitas perusahaan

menurun maka hutang perusahaan akan meningkat (Erwin, 2015).

Perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan

membutuhkan pendanaan yang besar. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan


24

berarti akan semakin besar pula dana yang digunakan untuk pembiayaannya. Hal

ini mendorong perusahaan untuk melakukan pengadaan ekspansi dengan

menggunakan hutang guna memenuhi kebutuhan dana tersebut. Kebijakan hutang

menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mendapatkan dana tersebut.

Berdasarkan pengaruh variabel-variabel di atas, maka dapat digambarkan

kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:

Profitabilitas
(X1)
H1
Kebijakan Hutang
(Y)
Pertumbuhan Perusahaan H2
(X2)

H3

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.10 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiono, 2009:96). Berdasarkan tujuan penelitiandan

kerangka konseptual maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


25

H1= Profitabilitas berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014

secara parsial.

H2 = Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada

perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2012 – 2014 secara parsial.

H3 = Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan

Hutang pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2012 – 2014 secara simultan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiono, 2009:14).

Penelitian ini juga merupakan penelitian kausal. Penelitian kausal adalah

penelitian yang memiliki hubungan yang bersifat sebab akibat, dimana dalam

penelitian ini ada variabel independen sebagai variabel yang mempengaruhi dan

variabel dependen sebagai variabel yang dipengaruhi (Sugiono, 2009:59).

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

didapat dari Bursa Efek Indonesia. Data tersebut meliputi profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan. Seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah data sekunder dari periode 2012 – 2014. Dalam pengumpulan data

sekunder, peneliti melakukannya secara manual berdasarkan lokasi eksternal.

Data penelitian diperoleh dengan cara mengunduh melalui media perantara, yaitu

situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

26
27

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan barang konsumsi yang

telah listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 – 2014.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiono,

2009:118). Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi

yang go public di Bursa Efek Indonesia, data penelitian diunduh dari

www.idx.co.id. Sampel dipilih dengan metode kriteria peneliti. Kriteria dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sampel merupakan perusahaan barang konsumsi yang telah

listing dan terdaftar di BEI periode 2012 – 2014.

2. Perusahaan sampel memiliki laporan keuangan selama periode penelitian

yaitu 2012 – 2014.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel maka diperoleh jumlah sampel

yang memenuhi kriteria sebanyak perusahaan yang disajikan dalam tabel 3.1

sebagai berikut:
28

Tabel 3.1
Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah Sampel


1. Perusahaan sampel yang merupakan perusahaan 37
barang konsumsi yang telah listing dan terdaftar
di BEI periode 2012 – 2014
2. Perusahaan barang konsumsi yang tidak memiliki (8)
laporan keuangan selama periode 2012 – 2014
Jumlah Sampel 29
Jumlah Pemilihan Sampel (29 x 3 tahun) 87
Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan Tabel 3.1 maka jumlah sampel yang terpilih dalam penelitian ini

adalah sebanyak 29 perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

Periode penelitian selama 3 tahun yaitu dari tahun 2012 – 2014, maka jumlah sub

sampel yang diperoleh adalah 87 laporan keuangan (n x periode penelitian).

3.4 Operasional Variabel Penelitian

1. Kebijakan Hutang (Y)

Kebijakan hutang perusahaan adalah tindakan manajemen perusahaan

yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal

yang berasal dari hutang. Variabel kebijakan hutang ini merupakan rasio

antara hutang terhadap equity. Equity sama dengan aset dikurangi liability

atau kewajiban. Variabel kebijakan hutang ini dilambangkan dengan debt

to equity (DER) yang dirumuskan sebagai berikut (Wijaya, 2013):

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
29

2. Profitabilitas (X1)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memanfaatkan aset yang

ada untuk menghasilkan pendapatan. Profitabilitas juga diartikan sebagai

ukuran tingkat pengembalian perusahaan. Dalam penelitian ini tingkat

profitabilitas diukur menggunakan Return On Assets (ROA) karena ROA

bersifat menyeluruh dan komprehensif. Hasil perhitungan rasio ini

menunjukkan efektivitas dari manajemen dalam menghasilkan profit yang

berkaitan dengan ketersediaan aset perusahaan. Profitabilitas dirumuskan

sebagai berikut (Erwin, 2015):

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

3. Pertumbuhan Perusahaan (X2)

Penelitian ini mengukur pertumbuhan perusahaan dengan menghitung

proporsi peningkatan total aktiva dari tahun sebelumnya dibandingkan

dengan tahun berjalan. Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala

rasio yang dirumuskan sebagai berikut (Karinaputri, 2013):

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡 − 1


𝐺𝑟𝑜𝑤 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡 − 1

Untuk mempermudah pembahasan, ringkasan mengenai definisi

operasional variabel dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:


30

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala


Operasional Pengukuran
Kebijakan Perbandingan 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡 Rasio
Hutang antara hutang 𝐷𝑒𝑏𝑡 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
(Y) jangka panjang
(debt) dengan
total ekuitas
akhir tahun
(equity)
Profitabilitas Merupakan 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Rasio
(X1) ukuran tingkat 𝑅𝑂𝐴 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
pengembalian
perusahaan
sebagai ratio of
operating to
total asset
Pertumbuhan Pembagian 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡−1 Rasio
Grow =
Perusahaan selisih total aset 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡−1
(X2) tahun berjalan
dan tahun
sebelumnya
dengan total aset
tahun
sebelumnya

3.5 Teknik Analisis

Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian

ini adalah dengan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis).

Seluruh data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dikumpulkan dan diuji

dengan menggunakan program SPSS versi 19 (Statistical Product and Service

Solution). Regresi linear berganda digunakan untuk menguji apakah variabel-

variabel profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap

kebijakan hutang.
31

3.5.1 Statistik Deskriptif

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif. Statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiono, 2009:207).

3.5.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui signifikan tidaknya

pengaruh variabel independen profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap

kebijakan hutang. Persamaan fungsinya dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana

Y = kebijakan hutang (Y)

X1 = profitabilitas (X1)

X2 = pertumbuhan perusahaan (X2)

b1, b2 = koefisien regresi

α = konstanta

e = standar error
32

3.6 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal (Ghozali, 2006:147). Untuk menguji apakah distribusi data normal atau

tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data

residual akan dibandingkan dengan garis normal. Jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti

garis diagonal. Jika distribusi data residual tidak normal, maka cara menormalkan

data dapat dilakukan dengan transformasi data bentuk natural (LN). Data yang

dipotong disebut data outlier. Data yang memiliki nilai LN sama dengan nol yang

akan dihapus.

Mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji Kolmogrov-

Smirnov (Ghozali, 2006). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan terlebih

dahulu hipotesis pengujian yaitu:

H0 = data terdistribusi secara normal.

H1 = data tidak terdistribusi secara normal.

Uji Kolmogrov-Smirnov menggunakan kepercayan 5 persen, apabila nilai

signifikansi yang dihasilkan dari uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan hasil

kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila nilai

signifikansi lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.


33

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen,

jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol (Ghozali,

2006:95).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model

regresi sebagai berikut (Ghozali, 2006:95):

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi,

tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen, jika antar

variabel independen terdapat nilai korelasi yang cukup tinggi (umumnya di

atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c. Mengamati nilai tolerance dan Varian Inflation Factor (VIF). Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut-

off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas

adalah apabila nilai tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
34

3. Uji Autokorelasi

Uji korelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi (Ghozali, 2006:99). Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini

sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Mendeteksi gejala

autokorelasi peneliti menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Uji ini

menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl dan du). Hipotesis yang

akan diuji adalah:

H0 = tidak ada autokorelasi (r = 0)

H1 = ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut

(Ghozali, 2006):

Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du < d < 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif dan negatif Tidak ditolak du < d < 4-du
Sumber: Ghozali (2006)

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan


35

lain (Ghozali, 2006:125). Variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika beda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi

– Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya sebagai berikut:

1. Ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji glejser

mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel

independen dengan persamaan regresi sebagai berikut (Ghozali, 2006:125-126):

AbsUt = b0 + b1X1 + b2 X2

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan

keputusan untuk pengujian glejser adalah:


36

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas

b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas

3.7 Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Uji statistika t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2006:88). Untuk menguji hipotesis ini juga dapat digunakan statistik t

dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 : b1 = b2 = 0 artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen

H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya variabel independen berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen

Pengujian dengan uji t yaitu membandingkan antara thitung dengan ttabel.

Kriteria pengujian koefisien regresi parsial ini sebagai berikut:

a. thitung < ttabel maka H0 diterima

b. thitung> ttabel maka H0 ditolak

Pengujian signifikan t juga dapat dilakukan melalui pengamatan

signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat

α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t

dengan nilai signifikansi 0,05 dimana syarat-syaratnya sebagai berikut:


37

a. Signifikan t < 0,05 maka H0 ditolak

b. Signifikan t > 0,05 maka H0 diterima

2. Uji F (Simultan)

Uji statistika F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (Ghozali, 2006).

Untuk menguji hipotesis ini juga dapat digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 : b1 = b2 = 0 artinya variabel independen tidak berpengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen

H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen

Pengujian dengan uji F yaitu membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel .

Kriteria pengujian koefisien regresi parsial ini sebagai berikut:

a. Fhitung< Ftabel maka H0 diterima

b. Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak

Pengujian signifikan F juga dapat dilakukan melalui pengamatan

signifikansi F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat

α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi F

dengan nilai signifikansi 0,05 dimana syarat-syaratnya sebagai berikut:

a. Signifikan F < 0,05 maka H0 ditolak

b. Signifikan F > 0,05 maka H0 diterima


38

3. Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2006:87). Nilai koefisien determinasi (R2) antara nol dan satu. Nilai R2 yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar pada penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias

terhadap jumlah variabel yang dimasukkan ke dalam model. Setiap adanya

penambahan satu variabel independen, R2 pasti akan meningkat tanpa melihat

apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Banyak peneliti menganjurkan untuk lebih menggunakan nilai adjusted R2 untuk

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian

Sampel penelitian merupakan perusahaan barang konsumsi yang telah

listing dan terdaftar di BEI periode 2012 – 2014 berjumlah 37 perusahaan.

Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan selama periode 2012 – 2014

sebanyak 8 perusahaan, maka total sampel yang dapat digunakan dalam penelitian

ini adalah sebanyak 29 perusahaan (terlampir pada Lampiran 1).

Data variabel yang digunakan dari setiap perusahaan sampel pada periode

2012 – 2014 yaitu profitabilitas (ROA), pertumbuhan perusahaan (GROW) dan

kebijakan hutang (DER) yang dirangkai dengan pooling data sampel setiap

tahunnya yang terlampir pada Lampiran 2, Lampiran 3 dan Lampiran 4.

4.2 Statistik Deskriptif

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan

program microsoft excel, selanjutnya dengan menggunakan software SPSS versi

19 dilakukan pengujian hipotesis. Berikut ini ditampilkan data statistik secara

umum dari seluruh data yang digunakan pada tabel 4.1 berikut:

39
40

Tabel 4.1
Deskripsi Variabel Penelitian Observasi Awal (N = 87)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 87 -31,04 70,83 1,5921 8,76825


ROA 87 -,2223 ,7151 ,110328 ,1475014

GROW 87 -,3754 3,6285 ,214278 ,4175711


Valid N (listwise) 87

Tabel di atas mendeskripsikan variabel-variabel secara statistik dalam

penelitian ini. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan,

maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan, mean (rata-

rata) adalah hasil dari penjumlahan seluruh data dibagi dengan banyaknya data,

Std. Deviation (standar deviasi) adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai

data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data. Tabel 4.1 menunjukkan

deskriptif variabel penelitian dengan jumlah data setiap variabel yang valid

sebanyak 87 adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan Hutang (DER) mempunyai nilai minimum pada PT. Merck

Sharp Dohme Pharma Tbk pada tahun 2014 sebesar 31,04, nilai

maksimum pada PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk pada tahun 2013

sebesar 70,83, mean sebesar 1,5921, standar deviasi sebesar 8,76825.

b. Profitabilitas (ROA) mempunyai nilai minimum pada PT. Bentoel

Internasional Investama Tbk pada tahun 2014 sebesar 0,2223, nilai

maksimum pada PT. Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013 sebesar

0,7151, mean sebesar 0,110328, standar deviasi sebesar 0,1475014.


41

c. Pertumbuhan Perusahaan (GROW) mempunyai nilai minimum pada PT.

Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,3754, nilai maksimum

pada PT. Tri Banyan Tirta Tbk pada tahun 2013 sebesar 3,6285, mean

sebesar 0,214278, standar deviasi sebesar 0,4175711.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang

diperlukan dalam analisis regresi linear terpenuhi. Uji asumsi klasik dalam

penelitian ini menguji data secara statistik, uji multikolinearitas, uji autokorelasi,

dan uji heteroskedastisitas.

4.3.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, jika hanya dengan

melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel

yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability

plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan
42

dibandingkan dengan garis diagonal, jika distribusi data residual normal, maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Analisis statistik dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik

Kolmogrov-Smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov menggunakan kepercayaan 5

persen. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah

adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi secara normal

b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal

Hasil grafik histogram dan normal plot untuk uji normalitas data-data pada

pengujian awal sebagai berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2016 (Data Diolah)

Gambar 4.1
Grafik Histogram (Data Awal)
43

Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil tampilan grafik histogram

untuk variabel DER, ROA dan GROW menunjukkan pola distribusi yang tidak

seimbang dan melenceng ke kiri sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak

terdistribusi secara normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2016 (Data Diolah)

Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot (Data Awal)

Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil tampilan grafik normal plot

yang terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya

menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak

terdistribusi secara normal. Uji normalitas residual dengan grafik dapat

menyesatkan apabila tidak teliti maka secara visual akan kelihatan normal, oleh

karena itu dilakukan uji Kolmogrov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini:
44

Tabel 4.2
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (Data Awal)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 87
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 8,00204371
Most Extreme Absolute ,332
Differences Positive ,332
Negative -,322
Kolmogorov-Smirnov Z 3,099
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah 3,099 dengan signifikansi

sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data

tersebut tidak terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil data yang diperoleh

tersebut menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal, maka salah

satu cara menormalkan data dapat dilakukan dengan transformasi bentuk natural

(LN). Data awal berjumlah 87 data observasi, setelah dilakukan transform-LN

tersisa 70 data observasi sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:


45

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2016 (Data Diolah)

Gambar 4.3
Grafik Histogram (Setelah Transform)

Hasil uji normalitas pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil tampilan

grafik histogram untuk variabel DER, ROA dan GROW menunjukkan pola

distribusi yang berada ditengah namun untuk dapat lebih memastikan bahwa data

terdistribusi normal, maka dapat dilihat melalui grafik normal plot berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2016 (Data Diolah)

Gambar 4.4
Grafik Normal P-P Plot (Setelah Transform)
46

Pada gambar 4.4 menunjukkan hasil tampilan grafik normal plot yang

terlihat titik-titik menyebar disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa

residual terdistribsui normal, untuk lebih memastikan apakah data residual

terdistribsui normal atau tidak, maka dilakukan pengujian Kolmogrov-Smirnov.

Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov (Setelah Transform)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 70
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,69253641
Most Extreme Differences Absolute ,059
Positive ,059
Negative -,036
Kolmogorov-Smirnov Z ,494
Asymp. Sig. (2-tailed) ,968

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah 0,494 dan signifikansi sebesar

0,968 yang berarti hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi

secara normal.

4.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel

independen, dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan

oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang

terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai
47

tolerancerendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan

menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai

adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10.

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA 0,996 1,004

LnX2 0,996 1,004

a. Dependent Variable: LnY


Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa:

a. Variabel ROA, nilai tolerance 0,996 (tolerance> 0,10) dan VIF 1,004

(VIF < 10), maka variabel ROA dapat dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

b. Variabel GROW, nilai tolerance 0,996 (tolerance> 0,10) dan VIF 1,004

(VIF < 10), maka variabel ROA dapat dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

4.3.3 Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada gejala autokorelasi

antara kesalahan penggangu pada periode t, dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah tidak adanya autokorelasi.


48

Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2,105

a. Predictors: (Constant), LnX2, ROA

b. Dependent Variable: LnY


Pada tabel 4.5 terlihat, nilai Durbin-Watson (d) sebesar 2,105, nilai ini

dibandingkan dengan nilai dari tabel Durbin-Watson dimana k = 2 dan n = 70

terdapat nilai dl = 1,554 dan du = 1,672, untuk memenuhi keputusan “tidak

ditolak” nilai Durbin-Watson harus memenuhi syarat seperti pada tabel 3.3 yaitu

du < d < 4 – du, maka 1,672 < 2,105 < (4 – 1,672 = 2,328). Hal ini menunjukkan

bahwa model regresi tersebut bebas dari masalah autokorelasi.

4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus

terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola

tertentu pada grafik scatterplot. Tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik

scatterplot di bawah ini:


49

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2016 (Data Diolah)

Gambar 4.5
Grafik Scatterplot

Grafik scatterplot pada gambar 4.5 di atas, terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

yang digunakan. Cara lain mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu

persamaan regresi linear berganda dapat dilakukan dengan uji glejser.

Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,299 0,138 2,168 0,034

ROA 0,866 0,443 0,231 1,955 0,055

LnX2 -0,077 0,059 -0,154 -1,301 0,198

a. Dependent Variable: AbsUT


50

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansi variabel ROA sebesar 0,055 dan variabel GROW sebesar

0,198 yang artinya nilai signifikansi kedua variabel lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa asumsi heteroskedastisitas ditolak, sehingga model

persamaan regresi linear dari penelitian ini dapat dijadikan model persamaan

regresi linear yang mempunyai ketepatan untuk memprediksi dan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil uji t dan uji F dapat diandalkan.

4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua

variabel atau lebih variabel independen dengan dependen. Pengujian ini bertujuan

memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan serta untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah berhubungan positif

atau negatif, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Regresi Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients

B Std. Error Beta


1 (Constant)
0,348 0,236

ROA -1,088 0,758 -0,165

LnX2 0,277 0,101 0,314


a. Dependent Variable: LnY
51

Hasil analisis regresi linear berganda dengan program SPSS seperti terlihat

pada tabel 4.6 persamaan regresi linear yang terbentuk adalah:

Y = 0,348 – 1,088 X1 + 0,277 X2

Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda di atas maka dapat

dinyatakan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 0,348 menyatakan bahwa jika semua variabel bebas

yang terdiri dari variabel ROA dan GROW memiliki nilai nol, maka DER

yang terjadi sebesar 0,348%.

2. Koefisien regresi ROA mempunyai pengaruh yang negatif terhadap DER,

dengan koefisien regresi sebesar -1,088 yang artinya apabila ROA

meningkat sebesar 1%, maka DER akan menurun sebesar 1,088%.

3. Koefisien regresi GROW mempunyai pengaruh yang positif terhadap

DER, dengan koefisien regresi sebesar 0,277 yang artinya apabila GROW

meningkat sebesar 1%, maka DER akan meningkat sebesar 0,277%.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

4.5.1 Hasil Uji t (Parsial)

Uji t (parsial) digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

secara individual dari variabel-variabel independen yaitu profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan hutang. Adapun dasar pengambilan

keputusan untuk uji t (parsial) adalah sebagai berikut:

1. Nilai thitung< ttabel , maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.
52

2. Nilai thitung> ttabel , maka variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Hasil perhitungan parsial dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8
Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,348 0,236 1,471 0,146

ROA -1,088 0,758 -0,165 -1,435 0,156


LnX2 0,277 0,101 0,314 2,732 0,008

a. Dependent Variable: LnY

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.8 di atas maka pengaruh ROA dan

GROW terhadap DER dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel ROA memiliki nilai thitung -1,435 lebih kecil dari nilai ttabel 1,988

dengan tingkat signifikansi 0,156 lebih besar dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa ROA memiliki hubungan negatif (tidak berpengaruh)

terhadap DER.

2. Variabel GROW memiliki nilai thitung 2,732 lebih besar dari nilai ttabel

1,988 dengan tingkat signifikansi 0,008 lebih kecil dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa GROW berpengaruh terhadap DER.


53

4.5.2 Hasil Uji F (Simultan)

Uji F (simultan) digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Adapun dasar

pengambilan keputusan untuk uji F (simultan) adalah sebagai berikut:

1. Nilai Fhitung< Ftabel, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

2. Nilai Fhitung> Ftabel, maka variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Hasil perhitungan simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4,464 2 2,232 4,519 ,014a

Residual 33,093 67 ,494

Total 37,557 69

a. Predictors: (Constant), LnX2, ROA


b. Dependent Variable: LnY

Berdasarkan hasil uji F (simultan) sebagaimana terangkum dalam tabel 4.9

di atas, menunjukkan bahwa nilai statistik Fhitung sebesar 4,519 dan nilai

signifikansi sebesar 0,014, jika dibandingkan dengan nilai Ftabel, nilai Fhitung lebih

besar dari nilai Ftabel (4,519 > 3,11) dan nilai signifikansi (0,014 < 0,05). Hasil ini

membuktikan bahwa secara simultan variabel ROA dan GROW berpengaruh

signifikan terhadap DER, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.


54

4.5.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi (R2) antara nol dan satu. Nilai R2 yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil perhitungan

untuk analisis dterminasi (R2) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,345a ,119 ,093 ,70280 2,105

a. Predictors: (Constant), LnX2, ROA


b. Dependent Variable: LnY

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,345 artinya

hubungan antara profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan perusahaan (GROW)

memiliki hubungan 34,5% terhadap kebijakan hutang (DER). Nilai R Square

sebesar 0,093. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan

perusahaan (GROW) mempengaruhi kebijakan hutang (DER) sebesar 9,3%,

sisanya sebesar 90,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini. Variabel lain yang dapat mempengaruhi kebijakan hutang (DER)

seperti kebijakan dividen, likuiditas, free cash flow dan earning per share.
55

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang

Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya 0,156 lebih besar dari 0,05 yang berarti profitabilitas tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Profitabilitas

merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal

perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi

cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi

sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi

menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi

memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal.

Perusahaan lebih cenderung menggunakan laba ditahan sebelum memutuskan

untuk menggunakan hutang dan untuk menyediakan dana dalam kegiatan

operasinya. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa

dalam kegiatan pendanaan perusahaan akan menggunakan dana internal yang

berasal dari laba ditahan terlebih dahulu kemudian menggunakan dana eksternal

(hutang dan ekuitas). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Elvina (2014) juga

menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

4.6.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang

Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel

pertumbuhan perusahaan sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05 yang berarti
56

pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan

hutang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Karinaputri (2012).

Perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan

pendanaan yang besar. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan berarti akan

semakin besar pula dana yang digunakan untuk pembiayaannya. Hal ini

mendorong perusahaan untuk melakukan pengadaan ekspansi dengan

menggunakan hutang guna memenuhi kebutuhan dana tersebut. Kebijakan hutang

menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mendapatkan dana tersebut.

4.6.3 Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang

Hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel

profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Karinaputri (2012). Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi menunjukkan

bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi juga. Hal ini berarti

perusahaan akan melakukan ekspansi yang lebih besar, sehingga perusahaan

membutuhkan sumber dana dari pihak eksternal yang lebih besar. Perusahaan

akan lebih memilih menggunakan hutang untuk sumber dana tersebut. Perusahaan

harus memilih sumber pendanaan dengan biaya paling murah, oleh karena itu,

perusahaan lebih mengandalkan pendanaan yang bersumber pada hutang.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan

di atas, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014.

2. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan

perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 –

2014.

3. Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada

perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2012 – 2014.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun batasan penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan yang terlalu singkat yaitu

periode 2012 – 2014.

57
58

2. Variabel independen pada penelitian ini hanya mampu menjelaskan

variabel dependen sebesar 9,3%, hal ini berarti masih banyak variabel lain

di luar penelitian yang dapat menjelaskan variabel dependen.

3. Objek penelitian yang terlalu sempit dimana hanya tertuju pada satu

perusahaan saja yaitu perusahaan barang konsumsi.

5.3 Saran

Adapun saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 3 tahun penelitian, yaitu tahun 2012 –

2014, sehingga tidak mampu menunjukkan adanya fluktuasi perubahan

data yang terjadi. Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan rentang

waktu penelitian yang lebih lama. Hal ini dikarenakan semakin lama tahun

penelitian, maka kemungkinan hasil yang didapatkan akan lebih baik

dibandingkan dengan tahun penelitian yang lebih sedikit.

2. Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel independen, yaitu

profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan, masih banyak variabel lain

yang dapat mempengaruhi kebijakan hutang seperti kebijakan dividen,

price earning ratio, likuiditas, dan free cash flow.

3. Berdasarkan pada asumsi bahwa terdapat keberagaman faktor yang

mempengaruhi hasil penelitian tergantung pada jenis perusahaan yang

digunakan sebagai sampel, maka diharapkan untuk peneliti selanjutnya

dapat menggunakan sampel dari jenis perusahaan yang lain seperti

perbankan dan industri jasa lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Andina, Z. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan


Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2010). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Penerbit
BPFE, Yogyakarta.
Brigham, E.F., dan Houston. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan.
Erlangga, Jakarta.
Elvina. 2014. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan hutang Pada
Perusahaan Industri Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi STIE
IBBI, Medan.
Erwin. 2015. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Real
Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
STIE IBBI, Medan.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan
Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Edisi Pertama. Bumi, Aksara, Jakarta.
Horne, James C.Van dan John, M.Machowicz, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan, alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary, Buku
Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Karinaputri, N. 2012. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Dividen, Profitabilitas, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Kasmir. 2012. Laporan Keuangan. Penerbit Kencana, Jakarta.
Masdupi, E. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan Pada Kebijakan
Hutang Dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1, Halaman 57-69.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty, Yogyakarta.

59
60

Riyanto, B. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.


Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sartono, A. 2010. Manajemen Keuangan Teori Dalam Aplikasi. Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Ketujuh, CV Alfabeta,
Bandung.
Wijaya, C. 2013. Analisis Kepmilikan Institusional, Kebijakan Dividen,
Profitabilitas, Dan Price Earning Ratio Terhadap Kebijakan Hutang
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi STIE IBBI, Medan.
www.idx.co.id
LAMPIRAN 1
TABEL POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Kriteria
Sampel
Pengambilan
No Kode Nama Perusahaan yang
Sampel
Diambil
1 2
1 ADES Akasha Wira International Tbk v v 1
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk v v 2
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk v v 3
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk v v 4
5 CINT Chitose internasional Tbk v x -
6 DLTA Delta Djakarta Tbk v v 5
7 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk v v 6
8 GGRM Gudang Garam Tbk v v 7
9 HMSP HM Sampoerna Tbk v v 8
10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk v v 9
11 INAF Indofarma Tbk v v 10
12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk v v 11
13 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk v v 12
14 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk v v 13
15 KICI Kedaung Indah Can Tbk v v 14
16 KLBF Kalbe Farma Tbk v v 15
17 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk v v 16
18 MBTO Martina Berto Tbk v v 17
19 MERK Merck Tbk v v 18
20 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk v v 19
21 MRAT Mustika Ratu Tbk v v 20
22 MYOR Mayora Indah Tbk v v 21
23 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk v x -
24 PYFA Pyridam Farma Tbk v v 22
25 RMBA Bentoel International Investama Tbk v v 23
26 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk v v 24
27 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk v v 25
28 SIDO Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk v x -
29 SKBM Sekar Bumi Tbk v x -
30 SKLT Sekar Laut Tbk v v 26
31 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk v x -
32 STTP Siantar Top TbK v v 27
33 TCID Mandom Indonesia Tbk v v 28
34 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk v x -
35 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk v x -
36 UNVR Unilever Indonesia Tbk v v 29
37 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk v x -

61
62

LAMPIRAN 2
POOLING DATA SAMPEL TAHUN 2012

Tahun 2012
No. Kode Nama Perusahaan
DER ROA GROW
1 ADES Akasha Wira International Tbk 0,86 0,2143 0,2311
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,9 0,0656 0,0772
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 0,72 0,0498 0,5226
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,22 0,0568 0,2482
5 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,25 0,2864 0,0706
6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,28 0,1386 0,1577
7 GGRM Gudang Garam Tbk 0,56 0,098 0,0619
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 0,97 0,3789 0,3546
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,48 0,1286 0,1662
10 INAF Indofarma Tbk 0,83 0,0357 0,0661
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0,74 0,0806 0,1071
12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,45 0,0968 0,1596
13 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 0,81 0,0646 -0,0289
14 KICI Kedaung Indah Can Tbk 0,43 0,0238 0,0862
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,28 0,1885 0,1382
16 LMPI Langgeng Makmur Industrial Tbk 0,99 0,0029 0,1884
17 MBTO Martina Berto Tbk 0,4 0,0747 0,1252
18 MERK Merck Tbk 0,37 0,1893 -0,0256
19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2,49 0,3936 -0,0563
20 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,18 0,0675 0,0781
21 MYOR Mayora Indah Tbk 1,71 0,0897 0,2580
22 PYFA Pyridam Farma Tbk 0,55 0,0391 0,1509
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk 2,6 -0,0466 0,0950
24 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,81 0,1238 0,5873
25 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 24,48 -0,0281 0,4095
26 SKLT Sekar Laut Tbk 0,93 0,0319 0,1657
27 STTP Siantar Top Tbk 1,16 0,0597 0,3371
28 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,15 0,1192 0,1156
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 2,02 0,4038 0,1434
63

LAMPIRAN 3
POOLING DATA SAMPEL TAHUN 2013

Tahun 2013
No. Kode Nama Perusahaan
DER ROA GROW
1 ADES Akasha Wira International Tbk 0,67 0,1262 0,1336
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,13 0,0691 0,2982
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 1,77 0,008 3,6285
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,02 0,0608 0,0408
5 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,28 0,312 0,1633
6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,3 0,1057 0,1073
7 GGRM Gudang Garam Tbk 0,73 0,0863 0,2231
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 0,94 0,3948 0,0441
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,6 0,1051 0,1979
10 INAF Indofarma Tbk 1,19 -0,0419 0,0891
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1,04 0,0438 0,3164
12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,52 0,0872 0,1881
13 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 1,42 0,0423 0,4902
14 KICI Kedaung Indah Can Tbk 0,33 0,0755 0,0352
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,33 0,1741 0,2014
16 LMPI Langgeng Makmur Industrial Tbk 1,07 -0,0146 0,0086
17 MBTO Martina Berto Tbk 0,36 0,0264 0,0037
18 MERK Merck Tbk 0,36 0,2517 0,2239
19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 0,8 0,6572 0,5469
20 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,16 -0,0152 -0,0349
21 MYOR Mayora Indah Tbk 1,47 0,109 0,1695
22 PYFA Pyridam Farma Tbk 0,86 0,0354 0,2891
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk 9,47 -0,1129 0,3311
24 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1,32 0,0867 0,5127
25 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 70,83 -0,0163 0,6945
26 SKLT Sekar Laut Tbk 1,16 0,0379 0,2092
27 STTP Siantar Top Tbk 1,12 0,0778 0,1762
28 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,24 0,1092 0,1620
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 2,14 0,7151 -0,3754
64

LAMPIRAN 4
POOLING DATA SAMPEL TAHUN 2014

Tahun 2014
No. Kode Nama Perusahaan
DER ROA GROW
1 ADES Akasha Wira International Tbk 0,71 0,0614 0,1447
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,05 0,0513 0,4683
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 1,33 -0,0082 -0,1753
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,39 0,0319 0,2006
5 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,3 0,2904 0,1441
6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,28 0,0655 0,0388
7 GGRM Gudang Garam Tbk 0,75 0,0927 0,1467
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 1,1 0,3587 0,0356
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,66 0,1016 0,1713
10 INAF Indofarma Tbk 1,11 0,0009 -0,0357
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1,08 0,0599 0,1005
12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,64 0,0797 0,2008
13 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 1,4 0,0467 0,1199
14 KICI Kedaung Indah Can Tbk 0,23 0,0486 -0,0158
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,27 0,1707 0,0981
16 LMPI Langgeng Makmur Industrial Tbk 1,03 0,0021 -0,0162
17 MBTO Martina Berto Tbk 0,37 0,0047 0,0124
18 MERK Merck Tbk 0,29 0,2532 0,0282
19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 3,03 0,3563 0,2519
20 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,3 0,0148 0,1347
21 MYOR Mayora Indah Tbk 1,51 0,0398 0,0599
22 PYFA Pyridam Farma Tbk 0,79 0,0154 -0,0136
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk -8,34 -0,2223 0,1103
24 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1,23 0,088 0,1757
25 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk -31,04 -0,0474 0,7649
26 SKLT Sekar Laut Tbk 1,16 0,0497 0,0980
27 STTP Siantar Top Tbk 1,08 0,0726 0,1566
28 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,44 0,0941 0,2642
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 2,11 0,4018 0,9078
65

LAMPIRAN 5
HASIL UJI ASUMSI KLASIK

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


66

Unstandardized
Residual

N 70
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,69253641
Most Extreme Differences Absolute ,059
Positive ,059
Negative -,036
Kolmogorov-Smirnov Z ,494
Asymp. Sig. (2-tailed) ,968

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA 0,996 1,004

LnX2 0,996 1,004

a. Dependent Variable: LnY

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2,105

a. Predictors: (Constant), LnX2, ROA

b. Dependent Variable: LnY


67

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,299 0,138 2,168 0,034

ROA 0,866 0,443 0,231 1,955 0,055

LnX2 -0,077 0,059 -0,154 -1,301 0,198

a. Dependent Variable: AbsUT


68

LAMPIRAN 6
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model
B Std. Error Beta
1 (Constant)
0,348 0,236

ROA -1,088 0,758 -0,165

LnX2 0,277 0,101 0,314


a. Dependent Variable: LnY
69

LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS

Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,348 0,236 1,471 0,146


ROA -1,088 0,758 -0,165 -1,435 0,156
LnX2 0,277 0,101 0,314 2,732 0,008
a. Dependent Variable: LnY

Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4,464 2 2,232 4,519 ,014a

Residual 33,093 67 ,494

Total 37,557 69

a. Predictors: (Constant), LnX2, ROA


b. Dependent Variable: LnY

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square atau R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,345a ,119 ,093 ,70280 2,105

a. Predictors: (Constant), LnX2, ROA


b. Dependent Variable: LnY
70

LAMPIRAN 8
TABEL DURBIN-WATSON (DW), α = 5%

k=1 k=2 k=3 k=4 k=5


n
dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
41 1,4493 1,549 1,3992 1,6031 1,348 1,6603 1,2958 1,7205 1,2428 1,7835
42 1,4562 1,5534 1,4073 1,6061 1,3573 1,6617 1,3064 1,7202 1,2546 1,7814
43 1,4628 1,5577 1,4151 1,6091 1,3663 1,6632 1,3166 1,7200 1,2660 1,7794
44 1,4692 1,5619 1,4226 1,612 1,3749 1,6647 1,3263 1,7200 1,2769 1,7777
45 1,4754 1,5660 1,4298 1,6148 1,3832 1,6662 1,3357 1,7200 1,2874 1,7762
46 1,4814 1,5700 1,4368 1,6176 1,3912 1,6677 1,3448 1,7201 1,2976 1,7748
47 1,4872 1,5739 1,4435 1,6204 1,3989 1,6692 1,3535 1,7203 1,3073 1,7736
48 1,4928 1,5776 1,4500 1,6231 1,4064 1,6708 1,3619 1,7206 1,3167 1,7725
49 1,4982 1,5813 1,4564 1,6257 1,4136 1,6723 1,3701 1,7210 1,3258 1,7716
50 1,5035 1,5849 1,4625 1,6283 1,4206 1,6739 1,3779 1,7214 1,3346 1,7708
51 1,5086 1,5884 1,4684 1,6309 1,4273 1,6754 1,3855 1,7218 1,3431 1,7701
52 1,5135 1,5917 1,4741 1,6334 1,4339 1,6769 1,3929 1,7223 1,3512 1,7694
53 1,5183 1,5951 1,4797 1,6359 1,4402 1,6785 1,4000 1,7228 1,3592 1,7689
54 1,5230 1,5983 1,4851 1,6383 1,4464 1,6800 1,4069 1,7234 1,3669 1,7684
55 1,5276 1,6014 1,4903 1,6406 1,4523 1,6815 1,4136 1,7240 1,3743 1,7681
56 1,5320 1,6045 1,4954 1,6430 1,4581 1,6830 1,4201 1,7246 1,3815 1,7678
57 1,5363 1,6075 1,5004 1,6452 1,4637 1,6845 1,4264 1,7253 1,3885 1,7675
58 1,5405 1,6105 1,5052 1,6475 1,4692 1,6860 1,4325 1,7259 1,3953 1,7673
59 1,5446 1,6134 1,5099 1,6497 1,4745 1,6875 1,4385 1,7266 1,4019 1,7672
60 1,5485 1,6162 1,5144 1,6518 1,4797 1,6889 1,4443 1,7274 1,4083 1,7671
61 1,5524 1,6189 1,5189 1,6540 1,4847 1,6904 1,4499 1,7281 1,4146 1,7671
62 1,5562 1,6216 1,5232 1,6561 1,4896 1,6918 1,4554 1,7288 1,4206 1,7671
63 1,5599 1,6243 1,5274 1,6581 1,4943 1,6932 1,4607 1,7296 1,4265 1,7671
64 1,5635 1,6268 1,5315 1,6601 1,4990 1,6946 1,4659 1,7303 1,4322 1,7672
65 1,5670 1,6294 1,5355 1,6621 1,5035 1,6960 1,4709 1,7311 1,4378 1,7673
66 1,5704 1,6318 1,5395 1,6640 1,5079 1,6974 1,4758 1,7319 1,4433 1,7675
67 1,5738 1,6343 1,5433 1,6660 1,5122 1,6988 1,4806 1,7327 1,4486 1,7676
68 1,5771 1,6367 1,5470 1,6678 1,5164 1,7001 1,4853 1,7335 1,4537 1,7678
69 1,5803 1,639 1,5507 1,6697 1,5205 1,7015 1,4899 1,7343 1,4588 1,7680
70 1,5834 1,6413 1,5542 1,6715 1,5245 1,7028 1,4943 1,7351 1,4637 1,7683
71

LAMPIRAN 9
TITIK PERSENTASE DISTRIBUSI t (df = 81 – 110)

Pr 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001


df 0,50 0,20 0,10 0,050 0,02 0,010 0,002
81 0,67753 1,29209 1,66388 1,98969 2,37327 2,63790 3,19392
82 0,67749 1,29196 1,66365 1,98932 2,37269 2,63712 3,19262
83 0,67746 1,29183 1,66342 1,98896 2,37212 2,63637 3,19135
84 0,67742 1,29171 1,66320 1,98861 2,37156 2,63563 3,19011
85 0,67739 1,29159 1,66298 1,98827 2,37102 2,63491 3,18890
86 0,67735 1,29147 1,66277 1,98793 2,37049 2,63421 3,18772
87 0,67732 1,29136 1,66256 1,98761 2,36998 2,63353 3,18657
88 0,67729 1,29125 1,66235 1,98729 2,36947 2,63286 3,18544
89 0,67726 1,29114 1,66216 1,98698 2,36898 2,63220 3,18434
90 0,67723 1,29103 1,66196 1,98667 2,36850 2,63157 3,18327
91 0,67720 1,29092 1,66177 1,98638 2,36803 2,63094 3,18222
92 0,67717 1,29082 1,66159 1,98609 2,36757 2,63033 3,18119
93 0,67714 1,29072 1,66140 1,98580 2,36712 2,62973 3,18019
94 0,67711 1,29062 1,66123 1,98552 2,36667 2,62915 3,17921
95 0,67708 1,29053 1,66105 1,98525 2,36624 2,62858 3,17825
96 0,67705 1,29043 1,66088 1,98498 2,36582 2,62802 3,17731
97 0,67703 1,29034 1,66071 1,98472 2,36541 2,62747 3,17639
98 0,67700 1,29025 1,66055 1,98447 2,36500 2,62693 3,17549
99 0,67698 1,29016 1,66039 1,98422 2,36461 2,62641 3,17460
100 0,67695 1,29007 1,66023 1,98397 2,36422 2,62589 3,17374
101 0,67693 1,28999 1,66008 1,98373 2,36384 2,62539 3,17289
102 0,67690 1,28991 1,65993 1,98350 2,36346 2,62489 3,17206
103 0,67688 1,28982 1,65978 1,98326 2,36310 2,62441 3,17125
104 0,67686 1,28974 1,65964 1,98304 2,36274 2,62393 3,17045
105 0,67683 1,28967 1,65950 1,98282 2,36239 2,62347 3,16967
106 0,67681 1,28959 1,65936 1,98260 2,36204 2,62301 3,16890
107 0,67679 1,28951 1,65922 1,98238 2,36170 2,62256 3,16815
108 0,67677 1,28944 1,65909 1,98217 2,36137 2,62212 3,16741
109 0,67675 1,28937 1,65895 1,98197 2,36105 2,62169 3,16669
110 0,67673 1,28930 1,65882 1,98177 2,36073 2,62126 3,16598
72

LAMPIRAN 10
TITIK PERSENTASE DISTRIBUSI F untuk Probabilitas = 0,05

df untuk df untuk pembilang (N1)


penyebut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
(N2)
61 4,00 3,15 2,76 2,52 2,37 2,25 2,16 2,09 2,04 1,99 1,95 1,91 1,88 1,86 1,83
62 4,00 3,15 2,75 2,52 2,36 2,25 2,16 2,09 2,03 1,99 1,95 1,91 1,88 1,85 1,83
63 3,99 3,14 2,75 2,52 2,36 2,25 2,16 2,09 2,03 1,98 1,94 1,91 1,88 1,85 1,83
64 3,99 3,14 2,75 2,52 2,36 2,24 2,16 2,09 2,03 1,98 1,94 1,91 1,88 1,85 1,83
65 3,99 3,14 2,75 2,51 2,36 2,24 2,15 2,08 2,03 1,98 1,94 1,90 1,87 1,85 1,82
66 3,99 3,14 2,74 2,51 2,35 2,24 2,15 2,08 2,03 1,98 1,94 1,90 1,87 1,84 1,82
67 3,98 3,13 2,74 2,51 2,35 2,24 2,15 2,08 2,02 1,98 1,93 1,90 1,87 1,84 1,82
68 3,98 3,13 2,74 2,51 2,35 2,24 2,15 2,08 2,02 1,97 1,93 1,90 1,87 1,84 1,82
69 3,98 3,13 2,74 2,50 2,35 2,23 2,15 2,08 2,02 1,97 1,93 1,90 1,86 1,84 1,81
70 3,98 3,13 2,74 2,50 2,35 2,23 2,14 2,07 2,02 1,97 1,93 1,89 1,86 1,84 1,81
71 3,98 3,13 2,73 2,50 2,34 2,23 2,14 2,07 2,01 1,97 1,93 1,89 1,86 1,83 1,81
72 3,97 3,12 2,73 2,50 2,34 2,23 2,14 2,07 2,01 1,96 1,92 1,89 1,86 1,83 1,81
73 3,97 3,12 2,73 2,50 2,34 2,23 2,14 2,07 2,01 1,96 1,92 1,89 1,86 1,83 1,81
74 3,97 3,12 2,73 2,50 2,34 2,22 2,14 2,07 2,01 1,96 1,92 1,89 1,85 1,83 1,80
75 3,97 3,12 2,73 2,49 2,34 2,22 2,13 2,06 2,01 1,96 1,92 1,88 1,85 1,83 1,80
76 3,97 3,12 2,72 2,49 2,33 2,22 2,13 2,06 2,01 1,96 1,92 1,88 1,85 1,82 1,80
77 3,97 3,12 2,72 2,49 2,33 2,22 2,13 2,06 2,00 1,96 1,92 1,88 1,85 1,82 1,80
78 3,96 3,11 2,72 2,49 2,33 2,22 2,13 2,06 2,00 1,95 1,91 1,88 1,85 1,82 1,80
79 3,96 3,11 2,72 2,49 2,33 2,22 2,13 2,06 2,00 1,95 1,91 1,88 1,85 1,82 1,79
80 3,96 3,11 2,72 2,49 2,33 2,21 2,13 2,06 2,00 1,95 1,91 1,88 1,84 1,82 1,79
81 3,96 3,11 2,72 2,48 2,33 2,21 2,12 2,05 2,00 1,95 1,91 1,87 1,84 1,82 1,79
82 3,96 3,11 2,72 2,48 2,33 2,21 2,12 2,05 2,00 1,95 1,91 1,87 1,84 1,81 1,79
83 3,96 3,11 2,71 2,48 2,32 2,21 2,12 2,05 1,99 1,95 1,91 1,87 1,84 1,81 1,79
84 3,95 3,11 2,71 2,48 2,32 2,21 2,12 2,05 1,99 1,95 1,90 1,87 1,84 1,81 1,79
85 3,95 3,10 2,71 2,48 2,32 2,21 2,12 2,05 1,99 1,94 1,90 1,87 1,84 1,81 1,79
86 3,95 3,10 2,71 2,48 2,32 2,21 2,12 2,05 1,99 1,94 1,90 1,87 1,84 1,81 1,78
87 3,95 3,10 2,71 2,48 2,32 2,20 2,12 2,05 1,99 1,94 1,90 1,87 1,83 1,81 1,78
88 3,95 3,10 2,71 2,48 2,32 2,20 2,12 2,05 1,99 1,94 1,90 1,86 1,83 1,81 1,78
89 3,95 3,10 2,71 2,47 2,32 2,20 2,11 2,04 1,99 1,94 1,90 1,86 1,83 1,80 1,78
90 3,95 3,10 2,71 2,47 2,32 2,20 2,11 2,04 1,99 1,94 1,90 1,86 1,83 1,80 1,78

Anda mungkin juga menyukai