Anda di halaman 1dari 6

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th.

2017

MODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT DAN PEMOTONG BUAH NANAS


TIPE MANUAL

(Modification of Manual Pineapple Peeler and Cutter)

Rizky Adrian Ramadhan Lubis1,2, Achwil Putra Munir1, Ainun Rohanah1


1)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155
2)email :adrianjovix92@gmail.com

Diterima: 15 Januari 2016/Disetujui: 27 Januari2016

ABSTRACT
Until this time, peeling of pineapple fruit is known only through manual tools by kitchen knife. However, later on pineapple
peeler has begun to be developed in the form of pineapple peeler manually press by using human operator. Therefore
through this research design, the author tried to ease the peeling of pineapple peel by designing a pineapple peeler
equipment which had a larger capacity which to be more effective and efficient in pineapple peeling. This principle of the
manual pineapple peeler and cutting was worked by moving the blades to the pineapple after cutted both of its end, then
the cutted pineapple was place parallel on the pedestal tools with the bladesdirection move by manuallypressed. The
capacity of the pineapple peeler was 139,86 kg/hour, 147,71 kg/hour and 152,67 kg/hour.

Keywords : modification, pineapple peeler, blade

ABSTRAK
Selama ini pengupasan buah nanas diketahui hanya melalui alat manual berupa pisau dapur. Namun, belakangan ini
telah mulai dikembangkan berupa alat pengupas nanas secara manual dem ngan menggunakan operator manusia. Oleh
karena itu melalui rancangan penelitian ini , penulis berusaha untuk mempermudah pekerjaan dalam pengupasan kulit
nanas dengan cara merancang mesin pengupas buah nanas yang memiliki kapasitas lebih besar agar efektif dan efisien
dalam pengupasan kulit nanas tersebut. Alat pengupas kulit dan pemotong buah nanas tipe manual ini bekerja dengan
prinsip menggerakkan tuas penekan mata pisau pada nanas yang terlebih dahulu dipotong kedua ujungnya, kemudian
bahan baku berupa nanas diletakkan diatas alas alat sejajar dengan arah mata pisau pada tuas penekan yang
digerakkan dengan cara ditekan secara manual menuju bahan. Kapasitas alat pengupas kulit dan buah nanas ini
sebesar 139,86 kg/jam, 147,71 kg/jam dan 152,67 kg/jam.

Kata kunci : modifikasi, pengupas kulit dan buah nanas, mata pisau

PENDAHULUAN pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan


harus memiliki penanganan pascapanen yang
Pertanian adalah kegiatanpemanfa- atan sangat baik. Penanganan yang dilakukan
sumber daya alam yang dilakukan manusia untuk diusahakan memperhatikan tingkat standarisasi
menghasilkan bahan pangan, bahan industri dan mutu. Penanganan yang paling tidak baik akan
juga bahan energi. Pertanian merupakan sektor berdampak pada kualitas bahan yang buruk,
yang paling memiliki peranan strategis dalam harga jual yang rendah, serta dapat menimbulkan
pembangunan ekonomi suatu daerah.Oleh kerugian bagi para produsen hasil pertanian
karena itu, untuk meningkatkan ekonomi tersebut (Ashari,1995)
masyarakat yang menggantungkan hidupnya di Penggunaan alat dan mesin pertanian
sektor pertanian maka produksi pertanian harus sudah lama digunakan dan perkembangannya
ditingkatkan.Di negara maju, pemanenan dan mengikuti perkembangan kebudayaan manusia.
penanganan pasca panen dengan alat mekanis Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih
sudah banyak diterapkan. Penanganan pasca tradisional dan terbuat dari kayu kemudian
panen dengan alat mekanis ini dilakukan untuk berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat
memanfaatkan waktu yang seefisien dan ini mula-mula sederhana,kemudian sampai
seefektif mungkin serta untuk meningkatkan ditemukannya alat mesin pertanian yang
pendapatan sektor pertanian. Hasil-hasil kompleks (Sukirno, 1999).

626
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

Dalam meningkatkan mutu produk ada hal digunakan adalah studi literatur (kepustakaan),
yang perlu diperhatikan yaitu mengenai melakukan eksperimen tersebut dan melakukan
penanganan pasca panen, dimana kehilangan pengamatan tentang alat pengupas kulit nanas
hasil atau mutu saat ini dirasakan cukup besar. ini. Kemudian dilakukan perancangan bentuk dan
Untuk mengatasi permasalahan hal tersebut pembuatan alat atau perangkaian komponen-
sangat diperlukan usaha-usaha perbaikan, komponen alat. Setelah itu, dilakukan pengujian
diantaranya melalui penanganan atau penerapan alat dan pengamatan parameter.
teknologi pasca panen yang bertujuan untuk
mempertahankan, meningkatkan mutu komoditi Kapasitas alat
dan menekan tingkat kehilangan secara Kapasitas alat dilakukandengan
kuantitatif dan kualitatif. Salah satu komponen menghitung banyaknya nanas yang telah
yang menentukan penanganan teknologi pasca terkupas (buah) tiap satuan waktu yang
panen yaitu penggunanan alat-alat pasca dibutuhkan selama proses pengupasan
panen,misalnya alat pengupas kulit nanas berlangsung (jam). Kapasitas alat dapat dihitung
(Satuhu, 1996). dengan persamaan
Pengupasan kulit buah merupakan salah
Produk yang dihasilkan
satu proses pasca panen yang bertujuan untuk KA= kg/jam..........(1)
waktu
melepaskan kulit buah dari daging buah agar
dapat diolah lebih lanjut. Pengupasan secara Analisis ekonomi
manual umumnya membutuhkan waktu yang 1. Biaya pengupas kulit nanas
relatif lama dan membutuhkan tenaga yang juga Perhitungan biaya pengupas kulit
relatif besar jika diolah dalam jumlah besar nanas dilakukan dengan cara menjumlahkan
(Rukmana, 1996). biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan
Proses pengupasan sangat diperlukan biaya tidak tetap, atau lebih dikenal dengan biaya
untuk pengolahan komoditi nanas yakni untuk pokok. Hal ini dapat dihitung berdasarkan
membuang kulit nanas yang tidak dapat dimakan, persamaan berikut.
untuk meningkatkan penampilan produk akhir, BT
Biaya Pokok = .......... (2)
mengurangi energi, dan mengurangi tenaga w×k
kerja. Pengupasan kulit nanas bertujuan a. Biaya tetap
memperoleh nanas tanpa kulit agar lebih mudah Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari :
dalam pengolahan lebih lanjut (Daywin, 2008). 1. Biaya penyusutan (metoda Sinking Fund).
Penanganan pasca panen nanas dalam hal Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan
pengupasan kulit di tingkat petani umumnya sebagai berikut.
masih dilakukan secara manual yakni Dn= (P-S) (A/F, i, N) (F/P, i, n-1) .......... (3)
menggunakan pisau. Maka untuk mengatasi 2. Biaya bunga modal dan asuransi. Hal ini dapat
kelemahan dan kekurangan dari pengupasan dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut.
iሺPሻ(n+1)
kulit nanas secara manual maka dibuatlah alat I= .......... (4)
2n
pengupas kulit nanas yang mampu mengupas
3. Biaya pajak. Diperkirakan bahwa biaya pajak
kulit nanas dengan waktu pengupasan yang
adalah 1% pertahun dari nilai awalnya
relatif lebih cepat sehingga meningkatkan
4. Biaya gudang atau gedung Biaya gudang atau
kapasitas kerja, hasil kupasan yang lebih rapi,
gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 – 1 %,
mengurangi tenaga kerja serta dapat digunakan
rata-rata diperhitungkan 1 % dari nilai awal (P)
oleh siapa pun. Diharapkan dengan adanya alat
pertahun.
pengupas kulit nanas ini dapat membantu
b. Biaya tidak tetap
pelaku-pelaku usaha tani nanas dalam hal
Biaya tidak tetap terdiri dari:
meningkatkan efisiensi produksi pengolahan
1. Biaya perbaikan alat. Biaya perbaikan ini dapat
nanas (Prihatman, 2000). Penelitian ini bertujuan
dihitung dengan persamaan sebagaiberikut.
untuk mendesain, membuat, menguji serta 1,2% (P-S)
menganalisis nilai ekonomis alat pengupas kulit Biaya reparasi = .......... (5)
1000 jam
nanas. 2. Biaya Operator
Biaya operator tergantung pada kondisi lokal,
BAHAN DAN METODE dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji
pertahun dibagi dengan total jam kerjanya. Biaya
Bahan-bahan yang digunakan dalam operator ini dapat dihitung dengan persamaan
penelitian ini adalah nanas, baja siku, plat sebagaiberikut.
besi,baut dan mur,mata pisau dari bahan stainles Biaya operator = Wt x Uop .......... (6)
steel. Dalam penelitian tersebut metode yang 1. Break even point

627
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

Manfaat perhitungan titik impas (break


even point) adalah untuk mengetahui
batas produksi minimal yang harus
dicapai dan dipasarkan agar usaha
yang dikelola masih layak untuk
dijalankan. Pada kondisi ini income
yangdiperoleh hanya cukup untuk
menutupi biaya operasional tanpa
adanya keuntungan. Untuk
menentukan produksi titik impas (BEP)
maka dapat dihitung berdasarkan 1
persamaan sebagai berikut.
biaya tetap 2
BEP = ...... (7)
harga jual/unit – biaya variabel/unit
2. Net present value
Identifikasi masalah
kelayakan financial dianalisis dengan
metode analisis financial dengan
4
kriteria investasi. Net present value
adalah kriteria yang digunakan untuk
mengukur suatu alat layak atau tidak 5
untuk diusahakan. Hal ini dapat
dihitung berdasarkan persamaan
sebagai berikut 1.Tuaspenekanmatapisau
2.Pegas
CIF – COF ≥ 0 .........(8) 3.Pisaupemotongbonggol SKALA 1:3
dengan kriteria : 4.Holdingmatapisau
- NPV > 0, berarti usaha 5.Batangpenopang
menguntungkan, layak untuk
dilaksanakan dan dikembangkan.
- NPV < 0, berarti sampai dengan t Gambar 1. Gambar Teknik Alat Tampak Samping
tahun investasi proyek tidak
Pemilihan bahan pada alat tersebut sangat
menguntungkan dan tidak layak
mempengaruhi kinerja alat dan biaya produksi
untuk dilaksanakan serta
alat. Pada alat ini bahan-bahan yang digunakan
dikembangkan.
dalam perancangan alat adalah besi, baja
- NPV = 0, berarti tambahan manfaat
stainless steel, dan politetrafluoroetilen (teflon).
sama dengan tambahan biaya yang
Diusahakan bahan yang dipilih adalah bahan
dikeluarkan.
yang kokoh agar dapat mendukung kinerja alat
3. Internal rate of return
dan juga diusahakan perolehan bahan yang
Untuk mengetahui kemampuan untuk
mudah untuk menjaga kesinambungan bahan
dapat memperoleh kembali investasi
baku serta mendapatkan waktu yang efisien
yang sudah dikeluarkan dapat dihitung
dalam proses waktu mengerjakannya. Pemilihan
dengan menggunakan IRR. Hal ini
bahan yang murah dan berkualitas juga sangat
dapat dihitung berdasarkan persamaan
mempengaruhi biaya produksi apabila ada usaha
sebagaiberikut.
୒୔୚ ଵ untuk memproduksi dalam jumlah besar.
IRR = i1 – ሺ୒୔୚ଶି୒୔୚ ሺi2 − i1ሻ...(9) Alat pengupas kulit dan buah nanas sistem
ଵሻ
press manual ini memiliki tiga komponen utama
yaitu rangka alat, ring mata pisau, dan tuas
HASIL DAN PEMBAHASAN penekan mata pisau. Selain itu, alat ini juga
dilengkapi dengan pegas dengan diameter 1,4
Alat Pengupas Kulit Dan Pemotong Buah cm dengan panjang 10 cm berfungsi untuk
Nanas Sistem Press Manual mengembalikan ring mata pisau dan tuas
Alat ini dirancang untuk mengupas kulit dan penekan kembali ke posisi semula. Holding
buah nanas dengan metode pengupasan semi (gagang penahan) berfungsi untuk penahan mata
mekanis dimana pengoperasian alat ini pisau.
menggunakan tenaga manusia. Alat ini Mata pisau pada alat ini terbuat dari bahan
mempunyai dimensi panjang 30cm,lebar 30 cm stainless steel berbentuk silinder dan terdapat
dan tinggi 54 cm. sebanyak tiga buah dengan dimensi yang
berbeda-beda serta terdapat 4 buah sisi didalam

628
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

tiap mata pisau dimana diameter tiap-tiap mata Prinsip Kerja Alat Pengupas Kulit Nanas
pisau yakni 7,5 cm, 10 cm, dan 11 cm. Ketebalan Sistem Press Manual
tiap-tiap mata pisau yakni 1 mm, 2 mm dan 3 Alat pengupas kulit dan pemotong buah nanas ini
mm. Tinggi tiap-tiap mata pisau yakni 10,4 cm, 6 bekerja dengan prinsip menggerakkan tuas
cm dan 6 cm. Pemasangan mata pisau dilakukan penekan mata pisau padananas yang terlebih
dengan sistem bongkar pasang pada holding dahulu dipotong kedua ujungnya. Setelah alat
(gagang penahan) dengan menggunakan baut dipastikan dalam keadaan siap pakai, bahan
sebanyak empat buah yang berhubungan baku berupa nanas diletakkan diatas alas alat
langsung dengan tuas penekan. Penggunaan sejajar dengan arah mata pisau. Tuas penekan
baut sebanyak empat buah bertujuan agar mata alat dipastikan dalam keadaan siap pakai,
pisau terkunci dengan kuat agar tidak ada gaya bahbaku berupa nanas diletakkan diatas alas alat
yang terjadi di kedua sisi penahan mata pisau sejajar dengan arah mata pisau. Tuas penekan
pada saat pengoperasian sehingga mata pisau mata pisau digerakkan dengan cara ditekan
diharapkan bekerja sempurna. secara manual menuju bahan.

Tabel 1. Data Pengupasan dan Pemotongan Buah Nanas dengan 3 Variasi Diameter Mata Pisau
Diameter mata Berat setelah dikupas Berat kulit
Berat awal (kg) Berat Bonggol (kg)
pisau (cm) (kg) (kg)
11 16,26 8,30 6,42 0,62
10 13,85 7,09 5,61 0,53
7,5 7,86 3,70 3,28 0,38

Pemilihan Buah terbagi empat sedangkan kulitnya terbelah dua.


Tidak semua jenis buah nanas dapat Seluruh pengoperasian alat ini dilakukan secara
dikupas menggunakan alat ini karena beberapa manual dengan menggunakan tenaga manusia.
faktor yaitu ukuran nanas dimana tidak semua Data hasil pengupasan dengan jumlah nanas 10
nanas memiliki ukuran yang sama, bentuk nanas buah masing-masing mata pisau dapat dilihat
dimana bentuk nanas dipengaruhi oleh varietas pada tabel 1.
nanas itu sendiri. Murniati (2010) menyatakan di
Indonesia pada umumnya hanya dikembangkan Kapasitas Alat
dua golongan nanas yakni golongan Cayenne Kapasitas alat pengupas kulit dan
dengan ciri-ciri : daun halus, berduri sampai tidak pemotong buah nanas ini sebesar 146,74 kg/jam
berduri, ukuran besar, silindris, mata buah agak dapat dilihat pada tabel 2, sedangkan pada
datar, berwarna hijau kekuning-kuningan, dan penelitian sebelumnya pada alat pemotong buah
rasa agak masa dan golongan Queen dengan nanas sebelum dilakukan modifikasi mata pisau
ciri-ciri : daun pendek dan daun berduri tajam, kapasitas alatnya 144,57 kg/jam (Sinulingga).
buah berbentuk lonjong mirip kerucut sampai Kapasitas alat terbesar pada mata pisau
silindris, mata buah menonjol, berwarna kuning 7,5 yaitu 152,67 kg/jam. Hal ini dikarenakan pada
kemerah-merahan, rasanya manis. ukuran diameter 7,5 cm bahan nanas sangat
mudah disesuaikan saat melakukan pemotongan
Proses Pengupasan sehingga tidak banyak sisa bahan yang terbuang.
Proses pengupasan yang dilakukan Sedangkan pada mata pisau 11 cm merupakan
dengan menggunakan alat ini adalah dengan hasil kapasitas yang terendah dikarenakan pada
terlebih dahulu memotong kedua ujung kulit saat melakukan pemotongan buah nanas
nanas. Bahan yang telah siap selanjutnya terhadap mata pisau banyak sisa buah yang
diletakkan sejajar dengan arah mata pisau, terbuang dikarenakan ukuran diameter nanas
kemudian tuas penekan digerakkan dengan cara yang tidak sesuai.
ditekan menuju nanas hingga kulit nanas
terkupas. Buah nanas yang terkupas langsung

629
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

Tabel 2. Kapasitas alat mata pisau

Diameter mata Jumlah nanas Waktu pengupasan rata- Total waktu Kapasitasalat
pisau(cm) (buah) rata per buah (detik) (menit) (kg/jam)
11 10 25,74 4,290 139,86
10 10 24,38 4,063 147,71
7,5 10 23,59 3,931 152,67

Analisis Ekonomi Net present value


Analisis ekonomi digunakan untuk Net present value (NPV)adalah kriteria
menentukan besarnya biaya yang harus yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. atau tidak untuk diusahakan. Dalam
Dengan analisis ekonomi dapat diketahui menginvestasikan modal dalam penambahan alat
seberapa besar biaya produksi sehingga pada suatu usaha maka NPV ini dapat dijadikan
keuntungan alat dapat diperhitungkan.Umumnya salah satu alternatif dalam analisis financial. Dari
setiap investasi bertujuan untuk mendapatkan percobaan dan data yang diperoleh (Lampiran 5)
keuntungan. Namun ada juga investasi yang pada penelitian dapat diketahui besarnya NPV
bukan bertujuan untuk keuntungan, misalnya dengan suku bunga 7,5% adalah Rp.
investasi dalam bidang sosial kemasyarakatan 13.283.854.558,72. Hal ini berarti usaha ini layak
atau investasi untuk kebutuhan lingkungan, tetapi untuk dijalankan karena nilainya lebih besar
jumlahnya sangat sedikit. ataupun sama dengan nol. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Darun (2002) yang menyatakan
Biaya pemakaian alat bahwa kriteria NPV yaitu:
Dari penelitian yang dilakukan (lampiran 3), - NPV > 0, berartiusaha yang
diperoleh biaya untuk mengupas kulit nanas telahdilaksanakanmenguntungkan
berbeda tiap tahun. Hal ini disebabkan - NPV < 0, berartisampaidengan n
perbedaan nilai biaya penyusutan tiap tahun tahuninvestasiusahatidakmenguntungkan
sehingga mengakibatkan biaya tetap alat tiap - NPV = 0,
tahun berbeda juga. Diperoleh biaya pengupasan berartitambahanmanfaatsamadengantam
kulit nanas sebesar Rp. 2,32/kg pada tahun bahanbiaya yang dikeluarkan. Internal
pertama, Rp. 2,49/kg pada tahun ke-2, Rp. rate of return
2,67/kg pada tahun ke-3,Rp. 2,87/kg pada tahun Hasil yang didapat dari perhitungan IRR
ke-4, dan Rp. 3,08/kg tahun ke-5. adalah sebesar 48,73% (Lampiran 6). Usaha ini
masih layak dijalankan apabila bunga pinjaman
Break evenpoint bank tidak melebihi 48,73%, jika bunga pinjaman
Menurut Waldiyono (2008), analisis titik di bank melebihi angka tersebut maka usaha ini
impas umumnya berhubungan dengan proses tidak layak lagi diusahakan. Semakin tinggi
penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar bunga pinjaman di bank maka keuntungan yang
kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai diperoleh dari usaha ini semakin kecil.
sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam
analisis ini keuntungan awal dianggap nol. KESIMPULAN
Manfaat perhitungan titik impas adalah untuk
mengetahui batas produksi minimal yang harus 1. Kapasitas alat pada alat pengupas kulit dan
dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola buah nanas mata pisau dengan diameter 11
masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini cm, 10 cm dan 7,5 cm berturut-turut adalah
income yang diperoleh hanya cukup untuk 139,86 kg/jam, 147,71 kg/jam dan 152,67
menutupi biaya operasional tanpa adanya kg/jam.
keuntungan. 2. Biaya pokok yang harus dikeluarkan dalam
Berdasarkan data yang diperoleh dari mengupas kulit dan memotong
penelitian yang telah dilakukan (Lampiran buah nanas dengan alat pengupas kulit dan
4)diperoleh break event point sebesar Rp. buah nanas sistem press manual ini tiap
203,7628/kg pada tahun pertama, Rp. tahunnya adalah Rp. 2,32/kg pada tahun
215,4105/kg pada tahun ke-2, Rp. 227,9307/kg pertama, Rp. 2,49/kg pada tahun ke-2,Rp.
pada tahun ke-3,Rp. 241,3942/kg pada tahun ke- 2,67/kg pada tahun ke-3,Rp. 2,87/kg pada
4, dan Rp. 255,8548/kg tahun ke-5. tahun ke-4 dan Rp. 3,08/kg tahun ke-5.
3. Produksi mengalami titik impas (break even
point) saat mesin menghasilkan santan

630
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017

sebanyak : Tahun 1 = 203 Kg/tahun, Tahun Daywin, F. J., dkk., 2008. Mesin-mesin Budidaya
2 = 215 Kg/tahun, Tahun 3 = 228 Kg/tahun Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu,
,Tahun 4= 241 Kg/tahun, Tahun 5= 256 Jakarta.
Kg/tahun
4. Net present value alat ini dengan suku Prihatman, K. 2000. Tentang Budidaya Pertanian
bunga 6% adalah Rp. 13.283.854.558,72 Nanas (Ananas comosus). Sistim
yang berarti usaha ini layak untuk Informasi Manajemen Pembangunan di
dijalankan. Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta
5. Internal rate of return pada alat ini adalah
sebesar 48,73%. Rukmana, R. 1996. Nenas Budidaya dan
Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA Satuhu, S. 1996. Penanganan dan Pengelolaan


Buah. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-
PRESS, Jakarta.

631

Anda mungkin juga menyukai