Anda di halaman 1dari 3

Fakultas Teknik

Universitas Indonesia 2017

TUGAS PENGOLAHAN MINERAL


TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

Nama/NPM : Marshall Christian Sianturi/1506674583


Kelas : Pengolahan Mineral 02
Dosen : Dr. Ir. Andi Rustandi M.T.
Judul : Jiggling Process

Salah satu metode lama dari konsentrasi gravitasi menggunakan metode jigging. Metode
Jigging ini memisahkan mineral berharga dari pengotornya dengan memanfaatkan perbedaan
densitas suatu mineral dan menggunakan aliran fluida dalam pemisahannya. Akibat adanya
pengaruh atau konsentrasi gravitasi, material-material dengan densitas yang besar akan
mengendap dan memisah dari material-material dengan densitas yang lebih ringan. Pada metode
ini diberikan juga gaya yang bekerja secara periodik, naik dan turun, atau dikenal sebagai suction
dan pulsion. Gaya-gaya ini bertujuan untuk mempercepat proses pemisahan antara mineral
berharga dan pengotornya.

Jigging adalah proses pemisahan mineral


yang berharga dengan mineral tidak berharga
berdasarkan pada perbedaan berat jenis mineral
tersebut dengan aliran fluida yang vertical.
Sedangkan Jig merupakan salah satu alat
pemisahan yang berdasarkan perbedaan berat jenis,
bekrja secara mekanis yang menggunakan adanya
Figure 1. Simple Hand Jigging
perbedaan kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan
pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air dengan saringan
horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat lapisan pemisah. Mekanisme Jigging
terdiri dari 3 faktor, yaitu :

Pengolahan Mineral 1
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia 2017

Figure 2. Siklus Proses Pemisahan Jigging

a. Differential Initial Acceleration


Differential acceleration merupakan faktor
perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral
ke bed, karena adanya gerakan yang terjadi
pada alat jig. Hal ini akan meny ebabkan
partikel mineral yang memiliki berat jenis Figure 3. Differential Acceleration

besar akan memiliki kecepatan jatuh yang lebih besar.


b. Hindered Settling
Pengendapan terjadi pada sekelompok
partikel yang menjadi satu. Mekanisme
pengendapan tidak terjadi pada satu partikel
saja. Banyak teori yang telah membuktikan
bahwa jigging lebih efektif daripada sorting
Figure 4. Hindered Settlimg
karena pada jigging, partikel akan bergerak selama proses akselerasi dan karena proses inilah,
mineral berat akan memiliki kemampuan akselerasi dan kecepatan yang lebih daripada
partikel ringan.
c. Consolidation Trickling
Consolidation trickling adalah faktor atau cara
pengaliran campuran partikel mineral pada
waktu akhir jatuh, dimana berlaku setelah
lapisan bed menutup pada saat akhir dorongan
(pulsion) .Partikel mineral ringan berukuran
besar tidak sanggup berpindah ke Figure 5. Consolidation Trickling

kompartemen berikutnya karena pengaruh kecepatan yang terjadi pada partikel mineral

Pengolahan Mineral 2
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia 2017

tersebut.Sedangkan mineral berat dengan ukuran kecil mempunyai kesempatan untuk


menerobos celah-celah lapisan bed, karena partikel tersebut cukup kecil bila dibandingkan
dengan rongga bed. Kondisi seperti inilah yang dikendalikan dalam Consolidation trickling.

Prinsip kerja dari proses jiigin ini yaitu sebagai berikut. Apabila terjadi pulsion, maka bed
akan terdorong naik. Sehingga batuan pada lapisan bedakan merenggang karena adanya tekanan.
Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed masuk ke tangki
sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan
bed dan akan terbuang sebagaitailing. Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga
mineral berat berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk ke
tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap diatas bed untuk menunggu
kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran besar akan terbawa aliran
arus horizontal.

Sedangkan cara kerja alatnya adalah sebagai


berikut. Cara kerja alat jigging adalah pada saat feed
dimasukkan dengan laju konstan, diafragma akan
naik dan turun sehingga menimbulkan tekanan pada
air didalam alat jigging. Pada saat diafragma turun,
maka akan menimbulkan tekanan yang
menyebabkan air naik. Pada saat air naik, partikel
Figure 6. Aliran Distribusi Partiikel pada Jigging
yang lebih ringan akan terangkat lebih tinggi
daripada partikel yang lebih berat. Pada saat diafragma turun, partikel yang lebih ringan akan
terlambat turun dan partikel yang lebih berat akan turun dengan cepat, yang sering disebut dengan
pulsion dan suction. Lalu pada saat melewati ragging, partikel yang lebih kecil akan tersaring
sehingga akan terpisah antara partikel berat dan partikel ringan. Partikel berat akan turun melewati
ragging dan menuju hutch sedangkan partikel yang ringan akan terangkat dan keluar bersama
overflow.

Referensi :

 B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral Processing Technology, Pergamon Press, 4th edition.
 Gupta, A. and Denis Yan. Mineral Processing Design and Operation: An Introduction. Elsevier Science.
2006. p.524-525

Pengolahan Mineral 3

Anda mungkin juga menyukai