Potensi wisata di Indonesia banyak terdapat di perdesaan. Hal ini bias menjadi salah satu
alternative untuk mengembangkan perekonomian penduduk di sekitar dengan
mengembangkannya menjadi desa wisata. Desa wisata dapat diartikan sebagai suatu bentuk
kesatuan dari atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyrakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Atraksi dalam
hal ini bias berupa seluruh kehidupan keseharian masyarakat desa setempat dengan lokasi
fisik yang bias mengundang wisatawan untuk bercampur dengan kehidupan tersebut, seperti
berlatih membatik, menari, dan bahasa. Sementara itu, akomodasi yang dimaksud bias berupa
sebagian tempat tinggal penduduk setempat dan unit-unit yang berkembang atas konsep
tempat tinggal penduduk.
Sebuah desa dapat dikembangkan menjadi desa wisata dengan beberapa pendekatan.
Namun, hendaknya pendekatan yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi dan potensi desa
setempat. Beberapa pendekatan yang bias dilakukan, yaitu:
Berbagai bentuk desa wisata kini telah banyak dikembangkann di Indonesia. Secara
umum, cara ini telah mampu meningkatkan tingkat perekonomian penduduk. Desa wisata
di indonesi kemudian berkembang menurut pola, proses, dan tipe pengelolaannya.
Berdasarkan hal tersebut, desa wisata di Indonesia terbagi dalam dua tipe yaitu tipe
terstrukutur dan tipe terbuka.
a. Tipe Terstruktur (enclave)
Tipe ini mempunyai ciri:
1) Lahan terbatas dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut.
Tipe ini memiliki keunggulan dalam pertumbuhannya sehingga mampu menembus
pasar internasional.
2) Lokasi terpisah dari masyarakat local, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan
dapat terkontrol.
3) Lahan tidak terlalu besar dan masih mampu dikoordinasikan sehingga dapat
mengundang investor untuk berinvestasi mengembangkannya, dengan membangun
hotel bintang lima misalnya.
b. Tipe terbuka
Tipe ini kental dengan ciri adanya karakter yang tumbuh dan menyatu dalam struktur
kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat local. Perolehan pendapatan dari
wisatawan dapat dinikmati langsung oleh masyrakat local. Namun demikian, dampak
negatifnya pun cepat menjalar dalam masyarakat, sehingga sulit dikendalikan.