Anda di halaman 1dari 3

PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN MENURUT UNDANG-

UNDANG NO. 4 TAHUN 2009

Undang-Undang pertambangan No, 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan


Batu Bara, sesungguhnya tidak secara tegas mengatur secara khusus
tentang pembagian golongan bahan galian sebagaimana dalam UU No. 11
Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur bedasarkan pada kelompok
usaha pertambangan, sesuai Pasal 4, yaitu:
1. Usaha Pertambangan dikelompokkan atas:
a. Pertambangan mineral;
b. Pertambangan batubara.
2. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
digolongkan atas:
a. Pertambangan mineral radio aktif;
b. Pertambangan mineral logam;
c. Pertambangan mineral bukan logam;
d. Pertambangan batuan.

Lebih lanjut, detail pengaturan tentang tata cara pengusahaan masing-


masing kelompok dimaksud, dilakukan dengan pengaturan sebagai berikut:
1. Pasal 50, khusus mengatur mengenai, pengusahaan mineral radioaktif;
2. Pasal 51, 52, dan 53, mengatur mengenai pengusahaan mineral logam;
3. Pasal 54, 55, dan 56, mengatur mengenai pengusahaan mineral bukan
logam; 4. Pasal 57, 58, 59, 60, 61, 62, dan 63, mengatur mengenai
pengusahaan batu bara.

Pengelompokan bahan galian, juga dapat dilihat dari pengaturan tentang


izin pertambangan rakyat, sebagaimana diatur dalam Pasal,66, yaitu:
kegiatan Pertambangan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pertambangan mineral logam;
2. Pertambangan mineral bukan logam;
3. Pertambangan batuan;
Sedangkan Penggolongan Bahan Galian Menurut UU No.11
Tahun 1967

Penggolongan bahan galian menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967


tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, dibagi menjadi 3 (tiga)
golongan, yaitu:

Bahan galian golongan A, yaitu bahan galian golongan strategis. Yang


dimaksud strategis adalah strategis bagi pertahanan/keamanan negara atau
bagi perekonomian negara;
Bahan galian golongan B, yaitu bahan galian vital, adalah bahan galian
yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak;

Bahan galian C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan
B.
Bahan galian apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing golongan
tersebut diatur berdasarkan ketentuan pengelompokan lebih rinci, dalam
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980, yaitu:

Bahan galian golongan A atau bahan galian strategis, terdiri dari :


Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, dan gas alam;
Bitumen padat, aspal;
Antrasit, batu bara, batu bara muda;
Uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan radio aktif lainnya;
Nikel, kobalt;
Timah.

Bahan galian golongan B atau bahan galian vital, terdiri dari :


Besi, mangan, molibdenum, khrom, walfran, vanadium, titanium;
Bauksit, tembaga, timbal, seng;
Emas, platina, perak, air raksa, intan;
Arsen, antimon, bismut;
Yttrium, rhutenium, crium, dan logam-logam langka lainnya;
Berrillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
Kriolit, flouspar, barit;
Yodium, brom, khlor, belerang.
Bahan galian golongan C atau bahan galian industri, terdiri dari :
Nitrat, phosphate, garam batu;
Asbes, talk, mike, grafit, magnesit;
Yarosit, leusit, tawas (alam), oker;
Batu permata, batu setengah permata;
Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonite;
Batu apung, teras, obsidian, perlit, tanah diatome;
Marmer, batu tulis;
Batu kapor, dolomit, kalsit;
Granit, andesit, basal, trakkit, tanah liat, dan pasir.

Anda mungkin juga menyukai