JAWAB :
1. Produksi sirup paracetamol dilakukan perminggu yang diatur oleh PPIC. PPIC PT Golden Farma
membawahi 3 bagian yaitu PPC, IC dan gudang bahan baku.
Bahan bauk untuk proses produksi dibeli dari supplayer oleh tim PPIC, kemudian pemeriksaan
bahan baku dengan mengambil bahan di gudang penyimpanan dilakukan oleh QC (Pemeriksaan
mutu dan pemeriksaan secara lab) sehingga QC dapat menentukan apakah bahan baku memenuhi
kriteria CPOB atau tidak. Kemudian masuk proses formulator dibagian RnD dilakukan oleh
Apoteker. Proses pertama dilakukan penimbangan bahan, bahan yang lulus uji kriteria dapat
dicampur dan diolah menjadi produk antara dan dilanjutkan diruang pencampuran.
Proses pembuatan sirup paracetamol dimulai dengan pencucian botol dengan
aquademineralisata. Kemudian botol dikeringkan dalam oven. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan syrupus simplex yang kemudian dicampur dengan bahan aktif dan bahan tambahan
dalam alat mixing. Kemudian pengisian sirup menggunakan liquid filling machine sesuai volume
yang ditetapkan, kemudian dilakuakn pemeriksaan keseragaman volume (proses filling) dan botol
ditutup secara otomatis (proses capping). Ketika produk tersebut layak atau telah memenuhi
persyaratan dilanjutkan proses labeling untuk memastikan diketahuinya riwayat suatu batch,
kemudian didokumentasi. Tahan selanjutnya pengemasan sekunder untuk selanjutnya di pindahkan
ke gudang obat jadi.
1. PT. Farma memproduksi sediaan steril khusus antibiotik beta laktam penisilin. Sediaan
Penisilin yang dihasilkan yaitu salep penisilin. Bagian produksi meaksanakan pembuatan
obat berdasarkan jadwal mingguan (Weekly Production Schedule) yang telah diatur oleh
bagian PPIC (Production Planning and Inventory Control). PPIC di PT. Twin Farma
membawahi 3 bagian penting yaitu bagian PPC (Production Planning Control), IC
(Inventory Control) dan Gudang Bahan Baku.
Bahan baku pada proses pembuatannya yang dibeli dari supplayer oleh tim PPIC,
setiap bahan baku diperiksa terlebih dahulu oleh tim QC (biasanya dipimpin oleh apoteker)
dengan mengambil bahan di gudang penyimpanan, pemeriksaan yang dilakukan oleh tim
QC meliputi pemeriksaan mutu dan pemerikasaan dilakukan secara laboratoris. Dari hasil
uji tersebut tim QC dapat memutuskan apakah bahan baku tersebut memenuhi kriteria yang
berstandarkan Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik atau tidak. Setiap bahan yang akan
digunakan harus dipilih bahan yang aman dan tidak berbahaya. Proses produksi harus
melakukan pengecekan kondisi ruangan, peralatan, prosedur pengolahan, bahan dan hal
lain yang diperlukan dalam proses produksi.
Proses formulator di bagian RnD dilakukan atau dikerjakan oleh apoteker. Proses
pertama penimbangan bahan dilakukan untuk produksi sediaan. Setelah bahan baku ini
dinyatakan lulus uji kriteria, bahan baku tersebut dapat dicampur dan diolah menjadi
produk antara. Kemudian proses produksi dilanjutkan di ruang pencampuran.
Setelah semua proses selesai barulah dilakukan proses pengemasan dan penyortiran
produk yang gagal. Proses produksi dilakukan di gedung dan ruangan yang bersih,
terpelihara dengan baik dan memenuhi standar CPOB, dengan menggunakan peralatan
yang digunakan yang tidak bereaksi dengan bahan yang diolah atau menyerap bahan dan
mudah dibersihkan. Secara garis besar peralatan yang digunakan memenuhi persyaratan
CPOB.
Ketika produk tersebut layak atau telah memenuhi persyaratan cara pembuatan
sediaan obat semisolid beta laktam yang baik, dilakukan tahapan proses labeling yakni
penampilan kelengkapan penandaan hal ini dilakukan untuk memastikan diketahuinya
riwayat suatu bets atau lot secara lengkap. Dengan diketahuinya asal usul produk jadi
tersebut akan mempermudah tindak lanjut pengawasannya yang dilakukan oleh
QC(apoteker). Kemudian hasil dari proses tersebut di dokumentasi, fungsi dari
dokumentasi ini adalah untuk sistem informasi manajemen yang meliputi spesifikasi,
label/etiket, prosedur, metoda dan instruksi, catatan dan laporan serta jenis dokumentasi
lain yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh
rangkaian kegiatan pembuatan produk. Produk obat hewan siap untuk diedarkan.
diproduksi dengan menggunakan metode granulasi basah, dibuat mucilago terlebih dahulu
(gelatin, CMC) sebagai pengikat. Bahan-bahan yang termasuk fase dalam dicampur di
mesin pencampur (mixer) dengan menambahkan mucilago sedikit demi sedikit, kemudian
dikeringkan di oven (untuk granulasi basah). Bahan yang sudah dikeringkan digranulasi
dengan granulator. Granul yang didapat selanjutnya ditimbang dan dilanjutkan dengan
penambahan fase luar sesuai dengan bobot granul yang didapatkan. Granul yang diperoleh
dilakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan kadar air dan kadar zat aktif, jika hasil
pemeriksaan memenuhi persyaratan, granul dicetak menjadi produk ruahan. Tablet yang
dihasilkan diuji kekerasan tablet, kerapuhan (abrasi), bobot rata-rata, disolusi, waktu
hancur dan kadar zat aktif pada waktu-waktu tertentu. Untuk tablet salut, proses pembuatan
dilanjutkan dengan penyalutan tablet menggunakan mesin penyalut. Tablet yang dihasilkan
dikemas dengan kemasan primer berupa kemasan strip atau dalam botol, kemudian
dikemas sekunder dan dilakukan pemeriksaan kemasan. Setelah proses produksi selesai,
dibuat berita acara pembuatan tablet. Produk yang sudah dikemas dan memenuhi syarat
2. Personalia
SDM sangat penting dlm CPOB, hendaklah memiliki personil yg terkualifikasi dan
berpengalaman dan jml yang memadai
3. Bangunan dan fasilitas
Harus memiliki desain, kontruksi, letak yg memadai serta disesuaikan kondisinya dan dirawat
dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar
4. Peralatan
Hendaklah memiliki desain dan kontruksi yang tepat dan ukuran yang memadai serta
ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat agar mutu obat terjamin
5. Sanitasi dan hygiene
Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan untuk keselamatan personil.
Dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah mencakup
personalia, bangunan, mesin-mesin dan peralatan serta bahan awal. Higiene personalia harus
mencuci tangan sebelum melakukan proses pembuatan sabun cair, Sanitasi lingkungan
produksi sabun mandi cair harus menjaga kebersihan ruangan, sirkulasi udara ruangan dan
pengelolaan limbah.
6. Produksi
Dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan dan untuk memenuhi ketentuan
CPOB sehingga menghasilkan produk yang memenuhi syarat mutu.
7. Pengawasan mutu
Untuk memeberikan kepastian bahwa produk scr konsisten mempunyai mutu yg sesuai dg
tujuan pemakaiannya mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, dokumentasi dan prosedur
kelulusan.
8. Inspeksi diri
Untuk mengevaluasi semua aspek produksi dan pengawasan mutu industry farmasi memenuhi
ketentuan CPOB.
9. Penanganan keluhan terhadap produk
Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu system bila perlu
mencakup penarikan kembali produk yg diketahui atau diduga cacat
10. Dokumentasi
Untuk memastikan bahwa setiap personil menerima uraian tugas yg relevan scr jelas dan rinci
sehingga memperkecil resiko terjadinya kesalahan
11. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak
Harus dibuat secara benar, disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yg
dpt merusak mutu produk
12. Kualifikasi dan validasi
Sbg bukti pengendalian thd aspek klinis dari kegiatan yg dilakukan