Anda di halaman 1dari 6

KEIMIGRASIAN kegiatan yang dilakukan orang yang berada di Indonesia apakah

Dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 Tentang sesuai dengan visa atau izin yang diberikan kepada mereka
Keimigrasian terdapat beberapa istilah secara umum (orang asing).
mengenai Keimigrasian, terutama yang terdapat dalam Pasal 1
Ayat 1 - 16 yaitu berbunyi : "Dalam Undang-undang ini yang Wilayah Negara Republik Indonesia yaitu wilayah yang
dimaksud dengan" : meliputi darat laut dan udara yang berdasarkan undang-undang
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang atau peraturan merupakan wilayah negara Indonesia. Wilayah
masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia dan Indonesia merupakan wilayah kedaulatan kita.
pengawasan orang asing diwilayah Negara Republik
Indonesia. Surat Perjalanan yang lebih dikenal dengan
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya istilah Pasporadalah dokumen perjalanan yang harus dimiliki
disingkat wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah Negara oleh sesorang untuk bepergian keluar negeri atau untuk
Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara memasuki negara lain. Surat Perjalanan di Indonesia lebih
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. dikenal dengan Surat Perjalanan Republik Indonesia atau
3. Surat Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan SPRI ( Paspor RI) berisi Identitas pemegangnya berupa nama,
oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang tempat tanggal lahir, jenis kelamin, tempat dokumen
memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk dikeluarkan dan masa berlakunya surat perjalanan tersebut.
melakukan perjalanan antar negara.
4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah pelabuhan, bandar Setiap orang yang masuk atau ke luar wilayah Indonesia wajib
udara, atau tempat-tempat lain yang ditetapkan oleh memiliki Surat Perjalanan atau Paspor, Setiap Warga Negara
menteri sebagai tempat masuk atau keluar wilayah Indonesia berhak melakukan perjalanan ke luar atau masuk ke
Indonesia. wilayah Indonesia. Jadi disini jelas setiap orang yang akan
5. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung keluar atau masuk ke Wilayah Indonesia harus memilki paspor
jawabnya meliputi bidang keimigrasian. tanpa…pengecualian.
6. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Republik
Indonesia Berdasarkan Pasal 29 ayat (1) UU No. 9 Th. 1992 Tentang
7. Visa untuk Republik Indonesia yang selanjutnya Keimigrasian Surat Perjalanan Republik Indonesia terdiri atas :
disebut Visa adalah izin tertulis yang diberikan oleh 1. Paspor Biasa.
pejabat yang berwenang pada Perwakilan Republik 2. Paspor Diplomatik
Indonesia atau di tempat lainnya yang ditetapkan oleh 3. Paspor Dinas.
Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan 4. Paspor Haji.
bagi orang asing untuk masuk dan melakukan perjalanan 5. Paspor untuk Orang Asing
ke wilayah Indonesia. 6. Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) Untuk Warga
8. Izin Masuk adalah izin yang diterakan pada visa atau Surat Negara Indonesia
Perjalanan orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia 7. Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) Untuk orang
yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat asing
Pemeriksaan Imigrasi. 8. Surat perjalanan Laksana Paspor (SPLP) Dinas.
9. Izin Masuk Kembali adalah izin yang diterakan pada Surat
Perjalanan orang asing yang mempunyai izin tinggal di Di Negara Kita Indonesia ada 3 (tiga) Instansi Pemerintah yang
Indonesia untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia. mengeluarkan Paspor atau Surat Perjalanan yaitu :
10. Tanda Bertolak adalah tanda tertentu yang diterakan oleh 1. Departemen Luar Negeri (DEPLU) untuk Paspor Dinas dan
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi dalam Diplomatik
Surat Perjalanan setiap orang yang akan meninggalkan 2. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI melalui
wilayah Indonesia. Direktorat Jenderal Imigrasi Mengeluarkan Paspor Biasa
11. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara atau sarana atau Paspor Hijau.
transportasi lainnya yang lazim dipergunakan untuk 3. Departemen Agama untuk Paspor Haji.
mengangkut orang.
12. Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara Warna Paspor atau warna kulit luar paspor (SPRI) Indonesia
terhadap orang-orang tertentu untuk ke luar wilayah juga berbeda-beda, yaitu :
Indonesia berdasarkan alasan tertentu. 1. Warna Hitam untuk Paspor Diplomatik (Deplu)
13. Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara 2. Warna Biru untuk Paspor Dinas (Deplu)
terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah 3. Warna Hijau Untuk Paspor Bisa (Ditjen Imigrasi)
Indonesia berdasarkan alasan tertentu. 4. Warna Coklat untuk Paspor Haji (Depag).
14. Tindakan Keimigrasian adalah tindakan administrasi
dalam bidang keimigrasian diluar proses peradilan. Jadi fungsi paspor adalah :
15. Karantina Imigrasi adalah tempat penampungan 1. Sebagai bukti identitas diri pemegangnya.
sementara bagi orang asing yang dikenakan proses 2. Sebagai dokumen perjalanan untuk melakukan perjalanan
pengusiran atau deportasi atau tindakan keimigrasian antar negara.
lainnya.
16. Pengusiran atau Deportasi adalah tindakan mengeluarkan Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) : Tempat yang telah
orang asing dari wilayah Indonesia karena keberadaannya ditentukan oleh Menteri sebagai tempat masuk atau keluar
tidak dikehendaki wilayah Indonesia, jadi kalau kita ingin keluar negeri kita harus
Dari butir-butir diatas dapat kita jabarkan (Dikutip dari buku melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi dimana terdapat
Komentar Undang-Undang Keimigrasian beserta Peraturan petugas Imigrasi yang akan memeriksa dokumen perjalanan
Pemerintah dikarang oleh Drs. Moh. Arif diterbitkan oleh dan menerakan tanda bertolak pada Paspor begitu juga kalau
Pusdiklat Departemem Kehakiman RI, Jakarta 1997) yaitu : kita kembali dari luar negeri. Tempat Pemeriksaan Imigrasi
berupa pelabuhan laut, bandar udara, serta darat yang
Keimigrasian adalah hal ihwal yang menyangkut lalu lintas merupakan daerah perbatasan dengan negara lain atau negara
orang yang masuk dan keluar wilayah tetangga. Temapat Pemeriksaan Imigrasi sebut Pelabuhan
Indonesia dan pengawasan orang asing diwilayah Pendaratan (ontschepingshaven) dimana terdapat Pejabat
Indonesia. Jadi tugas Imigrasi itu menyangkut lalu lintas orang Imigrasi yang akan memberikan izin masuk atau keluar
yang akan atau berangkat keluar negeri dan juga mengawasi wilayah Indonesia.
Indonesia. Tanda bertolak ini diterakan pada surat perjalanan
Menteri, dalam UU No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian atau paspor baik Warga Negara Indonesia maupun orang asing
terdapat beberapa menteri yang ruang lingkup dan tanggung yang akan keluar wilayah Negara Indonesia. Tanda bertolak
jawabnya yaitu : berupa cap segitiga diterakan pada paspor sebagai bukti
1. Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Ham RI) bahwa yang bersangkutan akan meninggalkan wilayah
yang menunjuk Dirjen Imigrasi untuk melaksanakan tugas Indonesia.
di bidang Keimigrasian berdasarkan kebijakan Menteri
Kehakiman. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara atau sarana
2. Menteri Luar Negeri yang menyangkut Paspor Diplomatik transportasi lainnya yang lazim dipergunakan untuk
dan Dinas serta perizinan diplomatik dan dinas. mengangkut orang. Alat angkut merupakan sarana transportasi
3. Menteri Agama yang menyangkut pengeluaran Paspor Haji. yang mengangkut orang atau barang untuk masuk atau keluar
wilayah indonesia melalui darat laut dan udara, tetapi ada juga
Orang Asing, yaitu Orang bukan Warga Negara Indonesia. kemungkinan yang berjalan kaki karena merupakan daerah
Orang Asing di wilayah Indonesia dibagi dalam 2 (dua) perbatasan dua negara maka tetap ia harus melalui
kelompok yaitu : pemerikasan Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
1. Orang Asing yang memiliki kewarganegaraan dari suatu
negara tertentu Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap
2. Orang Asing yang tidak mempunyai kewarganegaraan atau orang-orang tertentu untuk ke luar wilayah Indonesia
tanpa kewarganegaraan (Stateless). berdasarkan alasan tertentu. Bagi orang terkena pencegahan
Orang asing yang berada di Indonesia harus memiliki izin yang dengan alasan tertentu tidak diberi izin oleh pejabat imigrasi di
berlaku dan sah dan harus mematuhi ketentuan perundang- TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) untuk meninggalkan
undangan yang berlaku. wilayah Indonesia sampai dengan pencegahan atas dirinya
telah dicabut atau telah berakhir.
VISA, Visa merupakan izin tertulis yang berikan pejabat yang
berwenang yang memuat persetujuan bagi orang asing untuk
masuk dan melakukan perjalan ke wilayah Indonesia. Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara
terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah
Visa Republik Indonesia menurut jenisnya dapat dibagi dalam Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Orang yang terkena
beberapa jenis penangkalan tidak diizinkan masuk ke wilayah Indonesia oleh
pejabat imigrasi di TPI dan harus dikembaliakan ke negara
1.Visa Diplomatik asalnya atau ke tempat lain diluar wilayah Indonesia oleh alat
2. Visa Dinas angkut yang membawanya atau dengan alat angkut lain dengan
3. Visa Biasa. atas jaminan penanggung jawab alat angkut yang
membawanya masuk ke wilayah Indonesia.
Visa Biasa yang diberikan untuk tujuan yang tidak bersifat
diplomatik atau dinas dibagi dalam beberapa macam yaitu :

Antara Cekal, Cegah, dan Tangkal. Bedanya apa?


a. Visa Singgah Cekal itu berasal dari singkatan cegah-tangkal, atau
b. Visa Kunjungan (usaha, wisata, sosial budaya dan kelauarga) lengkapnya pencegahan dan penangkalan. Ada dua payung
c. Visa Izin Tinggal Terbatas. hukum untuk tindakan pencegahan dan penangkalan ini, yaitu
UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan UU No. 30
Visa Republik Indonesia dapat diambil diperwakilan Indonesia Tahun 2002 tentang KPK. Dalam hal ini UU KPK bersifat lex
di luar negeri. dan Saat ini ada beberapa negara yang telah specialis, atau bersifat khusus untuk kasus-kasus korupsi.
ditetapkan dapat mengambil visa ketika orang asing tiba di Ketentuan dalam UU Keimigrasian. Diantaranya mengatur
Tempat Pemeriksaan Imigrasi di bandar udara atau pelabuhan tentang:
tertentu yaitu Visa Saat Kedatangan atau VOA (Visa On Arrival).
Definisi Pencegahan adalah larangan sementara terhadap orang
Izin Masuk, adalah izin yang diterakan pada visa atau Surat untuk keluar Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
Perjalanan orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia Keimigrasian atau alasan lain yang ditentukan oleh undang-
yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan undang. (Pasal 1 angka 28).
Imigrasi. Orang asing yamg masuk ke wilayah Indonesia baik
yang memiliki visa atau tidak memiliki visa (negara-negara Definisi Penangkalan adalah larangan terhadap Orang Asing
yang bebas visa) setelah tiba di Indonesia harus melalui untuk masuk Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Keimigrasian. (Pasal 1 angka 29).
Imigrasi, setelah diperiksa dan memenuhi persyaratan untuk
diberikan izin masuk maka Pejabat Imigrasi menerakannya Yang berhak melakukan Pencegahan dan Penangkalan adalah
(izin masuk) pada Surat Perjalanan (paspor) orang asing. Menteri yang diberi kewenangan di bidang keimigrasian, yang
dalam hal ini adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Izin Masuk Kembali adalah izin yang diterakan pada Surat (HAM) Republik Indonesia. Tindakan Penangkalan dapat pula
Perjalanan orang asing yang mempunyai izin tinggal di dilakukan oleh Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
Indonesia untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia. izin Tindakan Pencegahan oleh Menteri dilakukan berdasarkan:
diberiakan kepada orang asing yang telah memiliki izin tinggal 1) Hasil pengawasan keimigrasian dan keputusan Tindakan
terbatas atau tetap, setalah orang tersebut berangkat ke luar Administratif Keimigrasian;
wilayah Indonesia ia dapat masuk kembali ke Indonesia 2) Keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung;
dimana sebelum berangkat ia diharuskan memohon izin masuk 3) Permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
kembali (Reentry Permit). Izin masuk kembali diberikan sesuai (Kapolri);
dengan masa berlakuk izin tinggalnya di Indonesia. 4) Perintah Ketua KPK;
5) Permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN); dan
Tanda Bertolak adalah tanda tertentu yang diterakan oleh 6) Keputusan, Perintah, atau permintaan pimpinan
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi dalam Surat kementerian/lembaga lain yang berdasarkan undang-undang
Perjalanan setiap orang yang akan meninggalkan wilayah memiliki kewenangan Pencegahan.
Dalam keputusan Pencegahan dan permintaan Penangkalan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi, maka sejak
sekurang-kurangnya harus memuat: saat itulah istilah Karantina Imigrasi berubah menjadi rudenim.
1) nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, Saat ini, rudenim telah berada di tiga belas kota di Indonesia.
serta foto yang dikenai Pencegahan/ Penangkalan; 2) alasan Rudenim menjadi tempat penampungan sementara bagi para
Pencegahan/Penangkalan; dan pencari suaka ataupun pengungsi yang datang ke Indonesia
3) jangka waktu Pencegahan/Penangkalan. sebelum dikembalikan ke negara asalnya.
Setidaknya tercatat tiga fungsi utama rudenim:
Dimana jangka waktu Pencegahan/Penangkalan sendiri berlaku 1. Melaksanakan tugas penindakan,
paling lama 6 (enam) bulan dan setiap kali dapat diperpanjang 2. Melaksanakan tugas pengisolasian,
paling lama 6 (enam) bulan. Namun, apabila kemudian tidak ada 3. Melaksanakan tugas pemulangan dan pengusiran /
keputusan perpanjangan, maka Pencegahan/Penangkalan deportasi.
berakhir demi hukum.
Fungsi-fungsi rudenim tersebut merupakan penjabaran dari
Dalam hal terdapat keputusan pengadilan yang berkekuatan misi Kementerian Hukum dan HAM, yaitu melindungi Hak Asasi
hukum tetap yang menyatakan bebas atas perkara yang menjadi Manusia (HAM), penegakan hukum, meningkatkan upaya
alasan Pencegahan, maka secara otomatis Pencegahan berakhir perlindungan, pemajuan, penegakan, pemenuhan dan
demi hukum. Sedangkan untuk keputusan Penangkalan seumur penghormatan HAM.
hidup dapat dikenakan terhadap Orang Asing yang dianggap
dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
Dasar hukum yang mengikat dalam pembentukan rudenim
Secara hukum, konteks cegah dan tangkal adalah dua hal adalah:
berbeda. Pencegahan adalah untuk warga negara Indonesia
(WNI) agar tidak pergi ke luar negeri, sedangkan penangkalan 1. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
adalah untuk warga negara asing (WNA) agar tidak masuk ke No.M.05.IL.02.01 Tahun 2006 Tentang Rumah Detensi
wilayah Indonesia. Imigrasi
2. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-
Tindakan Keimigrasian adalah tindakan administrasi dalam 1002.PR.02.10 Tahun 2006 tentang tata cara
bidang keimigrasian diluar proses peradilan. Tindakan pendetensian orang asing
Keimigrasian disini tindakan hukum (law enforcement) yang
prosesnya tidak melalui proses peradilan , tetapi langsung Dasar hukum Indonesia yang dapat mengikat seorang pencari
secara administratif dilaksanakan, seperti pembatalan izin suaka ataupun pengungsi yang berasal dari luar negeri akan
tinggal orang asing , penolakan izin masuk atau perpanjangan dikarantina dalam rudenim dan dijadikan deteni apabila
izin keimigrasian, menempatkan orang asing dalam karantina mereka melanggar peraturan-peraturan:
imigrasi, atau melakukan pengusiran atau deportasi orang
asing dari wilayah Indonesia.
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 9 tahun 1992 tentang
Karantina Imigrasi adalah tempat penampungan sementara Keimigrasian
bagi orang asing yang dikenakan proses pengusiran atau
deportasi atau tindakan keimigrasian lainnya. Karantina  Apabila berada di wilayah Indonesia tanpa memiliki
Imigrasi adalah tempat atau bangunan yang digunakan untuk izin keimigrasian yang sah; atau
menampung orang asing bersifat sementara menunggu  Dalam rangka menunggu proses pengusiran atau
pemulangan atau pengusiran ke negara asalnya atau ke tempat deportasi ke luar wilayah Indonesia.
lain di luar wilayah Indonesia. Karantina
Imigrasi bukan merupakan Rumah Tahanan Negara tetapi
pengelolaannya termasuk perwatan terhadap penghuninya Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1994
tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan
dapat disamakan dengan rutan.
Keimigrasian
Rumah Detensi Imigrasi atau yang disingkat dengan rudenim
adalah unit pelaksana teknis yang menjalankan fungsi bahwa orang asing dikenakan tindakan Pengkarantinaan
keimigrasian sebagai tempat penampungan sementara bagi apabila:
orang asing yang melanggar Undang-Undang Imigrasi.Orang
asing yang berdiam di rudenim disebut dengan deteni.  Berada di wilayah Negara RI tanpa memiliki izin
Rudenim dibangun karena meningkatnya lalu lintas orang, baik keimigrasian yang sah;
yang keluar maupun yang masuk ke Indonesia, sehingga
 Dalam rangka menunggu proses pengusiran atau
berpotensi timbulnya permasalahan keimigrasian terhadap
deportasi.
kedatangan dan keberadaan orang asing di Indonesia yang
memerlukan upaya penindakan bagi orang asing yang  Dalam rangka menunggu keputusan menteri
melanggar ketentuan yang berlaku. Untuk mengefektifkan dan mengenai pengajuan keberatan yang diajukan
mengefisienkan penindakan tersebut diperlukan adanya
sarana dan prasarana pendukung seperti rudenim. Pengusiran atau Deportasi adalah tindakan mengeluarkan
orang asing dari wilayah Indonesia karena keberadaannya tidak
dikehendaki. Pengusiran atau deportasi merupakan tindakan
keimigrasian yang berupa memulangkan orang asing ke negara
Pada tahun 1992 berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun asalnya atau ke tempat lain di luar wilayah Indonesia sebagai
1992 tentang Keimigrasian pasal 1 angka 15 disebutkan bahwa akibat tidak dikehendaki keberadaannya di wilayh Indonesia
karantina imigrasi adalah tempat penampungan sementara bagi berdasarkan alasan tertentu.
orang asing yang dikenakan proses pengusiran atau deportasi
atau tindakan keimigrasian lainnya. Berdasarkan undang- Kegiatan Keimigrasian Indonesia merupakan suatau rangkaian
undang tersebut maka dikenallah istilah Karantina Imigrasi kegiatan dalam pemberian pelayanan dn pengawasan terhadap
sebagai bentuk permulaan dari rudenim. lalu lintas orang dan keberadaan orang asing di wilayah
Indonesia. Demikian sekelumit pembahasan dari beberapa
Pada Maret 2004, berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman istilah yang bersifat umum didalam UU No. 9 tahun 1992
dan HAM RI Nomor M.01.PR.07.04 tahun 2004 tentang Tentang Keimigrasian.
WARGA NEGARA negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang dimaksud  Pasal 5
dengan Warga Negara Indonesia (WNI) adalah: o Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang
sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang- dan belum kawin diakui secara sah oleh
undangan dan/atau berdasarkan perjanjian ayahnya yang berkewarganegaraan asing
Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain tetap diakui sebagai WNI
sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi o Anak WNI yang belum berusia 5 (lima) tahun
Warga Negara Indonesia. diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari berdasarkan penetapan Pengadilan tetap
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia. diakui sebagai WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari
seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Sistem Kewarganegaraan
Negara Asing. Pada asasnya ada beberapa sistem (kriteria umum) yang
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari digunakan untuk menentukan siapa yang menjadi warga
seorang ayah Warga Negara Asing dan ibu Warga negara suatu negara. Kriteria tersebut yaitu :
Negara Indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari
1. Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Kelahiran
seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya
a. Asas Ius Soli (Law of The Soli)
tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
negara asal ayahnya tidak memberikan
berdasarkan Negara tempat kelahiran.
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
b. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood)
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga
Penentuan Kewarganegaraan berdasarkan
ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
keturunan/kewarganegaraan orang tuanya.
perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
c. Masalah Kewarganegaraan
Indonesia.
1) Apatride
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari
Apatride terjadi apabila seorang anak yang Negara
seorang ibu Warga Negara Indonesia.
orang tuanya menganut asas Ius Soli lahir di
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari
Negara yang menganut Ius Sanguinis. Contoh :
seorang ibu Warga Negara Asing yang diakui oleh
Seorang keturunan bangsa A (Ius Soli) lahir di
seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
negara B (Ius Sanguinis) Maka orang tsb bukan
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
warga negara A maupun warga negara B.
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
2) Bipatride
kawin.
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang Negara
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia
orang tuanya menganut Ius Sanguinis lahir di
yang pada waktu lahir tidak jelas status
Negara lain ynag menganut Ius Soli, maka kedua
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
Negara tersebut menganggap bahwa anak tersebut
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah
warga Negaranya.[4] Contoh : Seorang keturunan
negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya
bangsa C (Ius Sanguinis) lahir di negara D (Ius Soli).
tidak diketahui.
Sehingga karena ia keturunan negara C, maka
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia
dianggap warga negara C, tetapi negara D juga
apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
menganggapnya sebagai warga negara,karena ia
kewarganegaraan atau tidak diketahui
lahir di negara D.
keberadaannya.
3) Multipatride
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik
Seseorang yang memiliki 2 atau lebih
Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara
kewarganegaraan Contoh : Seorang yang bipatride
Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat
juga menerima pemberian status kewarganegaraan
anak tersebut dilahirkan memberikan
lain ketika dia telah dewasa, dimana saat menerima
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
kewarganegaraan yang baru ia tidak melepaskan
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah
status bipatride-nya.
dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
2. Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Perkawinan
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
a. Asas Kesatuan Hukum
Asas kesatuan hukum berangkat dari paradigma
Kategori Anak yang diberikan Kewarganegaraan Ganda bahwa suami istri ataupun ikatan keluarga
Terbatas Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 pasal 4 (c), (d), merupakan inti masyarakat yang meniscayakan
(h), (l) adalah : suasana sejahtera, sehat, dan tidak terpecah. Dalam
menyelenggarakan kehidupan
 4C. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari bermasyarakatnya,suami istri ataupun keluarga yang
ayah WNI dan ibu WNA; baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan
yang bulat.
 4D. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari
Supaya terdapat keadaan harmonis dalam keluarga
ayah WNA dengan ibu WNI;
diperlukan kesatuan secara yuridis maupun dalam
 4H. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari jiwa perkawinan, yaitu kesatuan lahir dan batín. Dan
Ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sbg kesatuan hukum dalam keluarga ini tidak
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak bertentangan dengan filsuf persamaan antara suami
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum istri sehingga sekedar mencari manfaatnya bagi sang
kawin; suami saja.
 4I. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari
seorang ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari
b. Asas Persamaan Derajat UU No. 3 Tahun 1946 adalah:
Menurut asas persamarataan bahwa perkawinan (1) Orang yang asli dalam daerah Indonesia,
sama sekali tidak mempengaruhi kewarganegaraan (2) Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan
seseorang, dalam arti masing-masing istri atau suami kediaman di dalam wilayah negara Indonesia,
bebas menentukan sikap dalam menen tukan (3) Anak yang lahir di dalam wilayah Indonesia.
kewarganegaraanya. Asas ini menghindari terjadinya
penyelundupan hukum, misalnya seseorang yang 3. Persetujuan Kewarganegaraan dalam Konferensi Meja
berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status Bundar (KMB)
kewarganegaraan suatu negara dengan cara atau Persetujuan perihal pembagian warga negara hasil dari
berpura-pura melakukan pernikahan dengan konferensi meja bundar (KMB) tanggal 27 desember 1949
pasangan di Negara tersebut. antara Belanda dengan Indonesia Serikat ada tiga hal yang
penting dalam persetujuan tersebut antara lain:
3. Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Naturalisasi (1) Orang Belanda yang tetap berkewargaan Belanda,
tetapi terhadap keturunannya yang lain dan bertempat
Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan tinggal di Indonesia kurang lebih 6 bulan sebelum 27
seseorang memperoleh status kewarganegaraan, Misal : desember 1949 setelah penyerahan keddaulatan dapat
seseorang memperoleh status kewarganegaraan akibat memilih kewarganegaraan Indonesia yang disebut juga
dari pernikahan, mengajukan permohonan, “Hak Opsi” atau hak untuk memilih kewarganegaraan.
memilih/menolak status kewarganegaraan. (2) Orang – orang yag tergolong kawula Belanda (orang
Indonesia asli) berada di Indonesia memperoleh
a. Naturalisasi Biasa kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak tinggal di
Yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang Suriname / Antiland Belanda dan dilahirkan di wilayah
asing melalui permohonan dan prosedur yang telah Belanda dan dapat memilih kewarganegaraan Indonesia,
ditentukan. (3) Orang – orang Eropa dan Timur Asing, maka terhadap
b. Naturalisasi Istimewa mereka dua kemungkinan yaitu: jika bertempat tinggal di
Yaitu kewarganegaraan yang diberikan oleh Belanda, maka dtetapkan kewarganegaraan Belanda,
pemerintah (presiden) dengan persetujuan DPR maka yang dinyatakan sebagai WNI dapat menyatakan
dengan alasan kepentingan negara atau yang menolak dalam kurun waktu 2 tahun.
bersangkutan telah berjasa terhadap negara.
4. Berdasarkan undang – undang nomor 62 tahun 1958
Undang – undang tentang kewarganegaraan Indonesia
Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan yang berlaku sampai sekarang adalah UU No. 62 tahun
naturalisasi digunakan 2 stelsel, yaitu : 1958, yang mutlak berlaku sejak diundangkan tanggal
1agustus 1958. Beberapa bagian dari undang – undang itu,
yaitu mengenai ketentuan – ketentuan siapa warga negara
1) Stelsel Aktif, yakni untuk menjadi warga negara pada Indonesia, status anak – anak an cara – cara kehilangan
suatu negara seseorang harus melakukan tindakan- kewarganegaraan, ditetapkan berlaku surut hingga
tindakan hukum secara aktif. tanggal 27 desember 1949.
2) Stelsel Pasif, yakni seseorang dengan sendirinya dianggap Hal – hal selengkapnya yang diatur dalam UU No. 62 tahun
sebagai warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan 1958 antara lain: (1) siapa yang dinyatakan berstatus
hukum. warga negara Indonesia (WNI), (2) naturalisasi atau
pewarganegaraan biasa,(3) akibat pewarganegaraan, (4)
Sejarah Kewarganegaraan pewarganegaraan istimewa, (5) kehilangan
Mengetahui tentang masalah kewarganegaraan juga kewarganegaraan Indonesia, dan (6) Siapa yang
melibatkan sejarah dari sistem kewarganegaraan, yang dinyatakan berstatus asing.
berkembang dari masa ke masa. Diawali dengan: Menurut undang – undang :
1) Mereka berdasarkan UU/ peraturan/perjanjian, yang
1. Zaman penjajahan Belanda terlebih dahulu (berlaku surut)
Hindia Belanda bukanlah suatu negara, maka tanah air 2) Mereka yang memenuhi syarat – syarat tertentu yang
pada masa penjajahan Belanda tidak mempunyai warga ditentukan dalam undang – undang itu.
negara, dengan aturan sebagai berikut:
1) kawula negara belanda orang Belanda, Selain itu, mungkin juga seorang Indonesia menjadi orang
2) (2) kawula negara belanda bukan orang Belanda, tetapi asing karena :
yang termasuk Bumiputera, 1) Dengan sengaja, insyaf, dan sadar menolak
3) (3) kawula negara belanda bukan orang Belanda, juga kewarganegaraan RI,
bukan orang Bumiputera, misalnya: orang – orang Timur 2) Menolak kewarganegaraan karena khilaf atau ikut –
Asing (Cina, India, Arab, dan lain-lain). ikutan saja,
3) Di tolak oleh orang lain, misalnya seorang anak yang
2. Masa Kemerdekaan ikut status orang tuanya yang menolak kewarganegaraan
Pada masa ini, Indonesia belum mempunyai UUD. Sehari RI.
setelah kemerdekaan, yakni tanggal 18 agustus 1945, D. Masalah Kedudukan Hukum Bagi Orang Asing
panitia persiapan kemerdekaan Indonesia mengesahkan Sesuai dengan pasal 38 UU No. 9 Tahun 1992 tentang
UUD 1945. Mengenai kewarganegaraan UUD 1945 dalam keimigrasian, menyatakan pengawasan terhadap orang
pasal 26 ayat(1) menentukan bahwa “Yang menjadi warga asing di Indonesia meliputi: pertama, masuk dan
negara ialah orang – orang bangsa Indonesia aseli dan keluarnya ke dan dari wilayah Indonesia, kedua,
orang – orang bangsa lain yang di sahkan dengan undang – keberadaan serta kegiatan orang asing di wilayah
undang sebagai warga negara,” sedang ayat 2 Indonesia. Adapun tugas pengawasan terhadap orang
menyebutkan bahwa syarat – syarat yang mengenai asing yang berada di Indonesia dilakukan oleh menteri
kewarganegaraan ditetapan dengan undang – kehakiman dengan koordinasi dengan badan atau instansi
undang.[6]Sebagai pelaksanaan dari pasal 26, tanggal 10 pemerintah yang terkait.
april 1946, diundangkan UU No. 3 Tahun 1946. Adapun
yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut
Masalah lain yang berkaitan dengan orang asing adalah
tentang perkawinan campuran, yaitu perkawinan antara
dua orang yang berbeda kewarganegaraan. Dan yang
paling menimbulkan persoalan serius adalah perkawinan
campuran antar-agama.
1) Perkawinan campuran antar-golongan (intergentiel)
Bahwa hukum mana atau hukum apa yang berlaku ,
kalau timbul perkawinan antara dua orang, yang
masing – masing sama atau berbeda
kewarganegaraannya, yang tunduk pada peraturan
hukum yang berlainan. Misalnya, WNI asal Eropa
kawin dengan orang Indonesia asli.
2) Perkawinan campuran antar-tempat (interlocal)
Yakni perkawinan antara orang – orang Indonesia asli
dari lingkungan adat. Misal , orang Minang kawin
dengan orang jawa.
3) Perkawinan campuran antar-agama (interriligius)

Mengatur hubungan (perkawinan) antara dua orang yang


masing – masing tunduk pada peraturan agama yang
berlainan. Dalam tataran praksis perkawinan campuran
antar-agama tidak dikenal di Indonesia. UU No. 1 tahun
1974 tentang perkawinan secara tegas tidak menganut
perkawinan campuran antar-agama.

Berkaitan dengan status istri dalam perkawinan campuran,


maka terdapat dua asas:

a) Asas mengikuti, maka suami/istri mengikuti suami/istri


baik pada waktu perkawinan berlangsung, kemudian
setelah perkawinan berjalan.

Pasal 26 UU Kewarganegaraan menyatakan :


Ayat (1) perempuan warga negara Indonesia yang kawin
dengan laki – laki warga negara asing kehilangan
kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal
suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan
tersebut. Ayat (2) Laki – laki warga negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warga negara asing kehilangan
kewarganegaraanya RI jika menurut hukum asal istrinya,
kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri
sebagai akibat perkawinan tersebut.

b) Asas persamamerataan
Menurut asas ini, bahwasanya perkawinan tidak
mempengaruhi sama sekali kewarganegaraan seseorang,
dalam arti mereka (suami atau istri) bebas menentukan
sikap dalam menentukan kewarganegaraan asal sekalipun
sudah menjadi suami istri.
Ketentuan ini di atur dalam pasal 26 ayat (3) UU
kewarganegaraan , bahwa perempuan atau laki – laki WNI
yang menikah dengan WNA tetap menjadi WNI jika yang
bersangkutan memiliki keinginan untuk tetap menjadi
WNI. Adapun mekanismenya dengan, yaitu dengan jalan
mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya
kepada pejabat atau perwakilan republik Indonesia yang
wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-
laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan
kewarganegaraan ganda.

Anda mungkin juga menyukai