Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

ALJABAR LINEAR ELEMENTER


DOSEN PENGAMPU: Dr. MULYONO, S.Si.,M.Sc

DISUSUN OLEH :

NAMA : MILLENIA NAINGGOLAN

NIM : 4183530008

KELAS : A NONDIK

PRODI MATEMATIKA NONKEPENDIDIKAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Aljabar Linier
Elementer yang berjudul“Critical Book Report” dengan semua materi yang sudah
ditetepkan dalam diktat pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini masih banyak kekurangan
oleh k a r e n a i t u p e n u l i s m i n t a m a a f j i k a a d a k e s a l a h a n d a l a m p e n u l i s a n d a n
p e n u l i s j u g a mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
Critical Book Reportini.A k h i r k a t a p e n u l i s u c a p k a n t e r i m a k a s i h , s e m o g a
d a p a t b e r m a n f a a t d a n b i s a menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, oktober 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………1
DAFTAR IS………………………………………………………………………………………………………………………………………... 2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...........................................3
A.LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..............3
B.TUJUAN…………………………………………………………………………………..............3
BAB II IDENTIFIKASITAS BUKU………………………………………..........................................3
II.1.IDENTITAS BUKU……………………………………………………………………..............3
II.2 RINGKASAN ISI BUKU……………………………………………………………….............4
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………….....................................13
III.1.KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN ……………………………………………………13
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………......................................14
IV.1.KESIMPULAN…………………………………………………………………………..........14
IV.2.SARAN…………………………………………………………………………………..........14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....................................15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tugas Critical Book Report adalah tugas kajian pustaka terkait pemecahan masalah atau
pengkajian yang mendalam tentang konsep dan prinsip ilmu yang dipelajari yang berisi
deskripsi, analisis, bandingan, sistesis, tentang isi buku, mengungkap kelebihan dan
kelemahan, kesimpulan dan critical position mahasiswa, yang dapat terdiri dari 1 (satu) bab
buku teks atau 1 (satu) buku teks secara keseluruhan sebagai sumber belajar pada mata kuliah
tertentu.

Dalam materi matakuliah aljabar linear elementer terdapat banyak materi tentang vektor
salah satunya adalah ruang baris dan ruang kolom dari vektor dimana pada setiap buku
memiliki perbedaan dan persamaan dalam penyajiannya. Oleh sebab itu diperlukan critical
book report untuk lebih memahami materi dan menambah pengetahuan dari berbagai sumber
yang berbeda.

1.2. Tujuan
Critical book report ini bertujuan:
1. Mengulas buku aljabar linear elementer.
2. Mencari, mengetahui, dan mengkritisi informasi lebih yang ada dalam tentang aljabar linear
elementer

BAB II
IDENTIFIKASI BUKU
2.1.Identitas Buku

A.Buku Utama

Judul :Linear Algebra

Penulis :David C.Lay

Tahun Terbit :2012

Jumlah Hal :576

B.Buku Pembanding

Judul :Elementary Linear Algebra

Penulis :Howard Anton, dan Chris Rorres

Jumlah Hal :1226


2.2. Ringkasan Isi Buku

Bab I

Persamaan Linear Dalam Aljabar Linear

1.1sistem persamaan linear

sistem persamaan linear adalah persamaan yang mengandung variabel x 1 …. x n dapat


ditulis a1 x1 + a2 x 2 +….+ an x n =b,dimana b dankoefisien a1 …… an adalah real
atau bilangan kompleks.contoh 2 x 1 + x 2 - 3= x 1

sedangkan contoh berikut bukan persamaan linear karena mengandung perkalian antar
variable yaitu

4 x1 + x2 = x1 x2

persamaan linear dapat memiliki tiga solusi yaitu:

1.tidak memiliki solusi,

ini biasanya dalam pencarian titik potong garis akan sejajar

2.memiliki solusi tunggal

Kalau kedua garis itu berpotongan

3.memiliki banyak solusi

Kalau kedua garis berhimpit

1.2 notasi matriks

Untuk menyelesaikan persamaan linear dengan lebih dari dua persamaan bentuk matriks
paling tepat digunakan.dimana kita dapat mengubah bentuk persamaan tersebut kedalam
notasi .disini akan digunakan pengolahan agar didapat bentuk yang setara dengan cara:

1. Mengalikan persamaan dengan konstanta bukan nol


2. Menukarkan urutan dua persamaan
3. Mengganti sebuah persamaan dengan jumlah antara persamaan itu dengan suatu
kelipatan dari persamaan lain.
Berikut contohnya matriks.:
x 1−2 x 2 - 2 x 3 =0

2 x 2 - 8 x 3 =8

2+¿ 9 x 3
−4 x 1 +5 =-9
x¿

dan

Bentuk pertama disebut matriks koefisien sedangkan bentuk kedua disebut matriks
gandengan.untuk menyelesaikan persamaan tersebut kita menggunakan matriks gandengan .

Berdasarkan contoh pengubahan tersebut kita akan menyelesaikan persamaaan linear dengan
menggunakan notasi matriks sbb:
X 1 -2 X 2 =-3

X 2 =16

X 3 =3,lalu dengan mensubstitusikan persamaan pertama didapat x 1 =29

1.3 kesetaraan baris dan eselon baris

Definisi

1.semua baris bukan nol berada diatas baris yang semua nol

2.setiap kepala baris dalam sebuah kolom yang lebih bawah berada lebih kanan
dibandingkan yang berada diatasnya

3.kepala baris untuk yang tidak nol adalah 1

4..baris nol berada ditempat terakhir

Untuk matriks yang memenuhi semua sifat tersebut adalah matriks eselon
tersederhanakan,sedangkan kurang dari semuanya disebut eselon baris

[ ]
0 13 0
Contoh eselon baris tersederhanakan 0 00 1 dan berikut matriks eselon
0 00 0

[ ]
1 39 6
0 00 2
0 01 0

1.4 posisi pivot

Defenisi : posisi pivot dalam sebuah matriks A berlokasi di kepala baris 1 dalam matriks
eselon baris tersederhanakan.Dan sebuah pivot kolom adalah sebuah kolom dari A yang
mengandung pivot. Disini juga ada penjelasan bahwa:

System linear akan konsisten jika dan hanya jika kolom dari matriks gandengan tidak ada
kolom pivot dan bentuk eselon dari matriks gandengan tidak memiliki bentuk [0……0 b]
dengan b adalah 0.

disini diketahui baris 1 kolom 1


BAB II

Vektor
2
1.1vektor Dalam R

Sebuah matriks hanya dengan satu kolom yang disebut kolom matriks.

Contoh vector dengan dua satu kolom yaitu [32]


Didalam vector kita tidak boleh menyamakan bentuk [32] dengan [32] karena bentuk ini
tidak sama,sedangkan dua vector disebut sama jika dan hanya jika mereka saling
berkorespodensi.

Dalam vector kita bias melakukan penjumlahan antara vector sbb:

[32]+[ 45]=[ 3+2+ 45] = [77 ] dan jika kita ingin mengalikan sebuah bilangan vector dengan

sembarang bilangan scalar maka hasil dari perkalian tersebut adalah scalar .contoh diberikan

bilangan scalar 5 dan vector u adalah [21] maka cu adalah 5 [21] = [105 ]
3
1.2 Vektor Dalam R

Dalam bagian ini hamper sama dengan penjelasan diatas hanya saja dalam barisnya ada tiga
dengan satu kolom.
n
1.3 Vektor Dalam R

[]
u1
u2
.
Untuk bagian ini kita dapat membuat sebuah notasi yaitu:u= dan terkadang kita akan
.
.
un
menemukan sebuah vector dengan angka nol semua maka vector tersebut adalah vector nol.

Dalam sebuah operasi vector terdapat sifat-sifat sbb:


1.4 Gabungan Linear

Jika diberikan vector v 1 , v 2 ….. v p dalam Rn dan diberi scalar c 1 c2 … … c p


1 … …..+¿ c p v p
maka dapat ditulis dengan y= bentuk inilah yang disebut linear gabungan.
c1 v¿

Disini kita dapat menemukan variable x dan y dengan menggunakan konsep

[] [] []
3 4 4
gabungan.contohnya x 1 +y 2 = 6 ,kita hanya menggunakan konsep perkalian
1 1 5
antar variable x dengan pasangannya dan variable y dengan pasangannya,setelah itu akan
didapat persamaan umum dan kita akhiri dengan konsep matriks gandengan.

Hal ini dapat dibuat suatu konsep yaitu:

1+¿ x2 a2 … . xn a n=b
dan dapat ditulis dalam [ a1 a2 … .. an b ] dimana b didapat dari
x 1 a¿
gabungan a1 … … an

1.5 aplikasi linear gabungan

Kita akan membuat contoh dalam kehidupan sehari –hari kita yaitu{jumlah barang}.{harga
perunit}={total harga}

1.6 bentuk matris Ax=b

Jika A adalah mxn matriks dengan kolom a1 … …. a2 dan jika x adalah Rn hasil
dari Ax adalah gabumgan kolom A dengan setiap anggota x

[]
x1
. 1+¿ x2 a2 +… x n an
Dapat ditulisAX=[ a1 a2 … …. an ] . =
. x1 a¿
xn

Bentuk dari Ax=b memiliki solusi hanya dan jika hanya adalah gabungan linear
kolom A
1.7 komutasi Ax
Komutasi Ax adalah pengambil bagian dari bagian yang ditentukan untuk A dan

x,contohnya [ ]
A= 2 1 dan x=
4 3
x1
x 2
[]
.lalu ax= x 1
2
4
+ x2 =
1
3 [] [] [
2 x 1 +¿ x 2
4 x 1+ ¿ 3 x 2 ]
Jika kita ingin mengkomutasi nya hanya dengan memilih bagian mana yang akan kita

operasikan ,misalkan contoh diatas kita hanya memilih [ 2] 1


x1
x2 [] =[ 2 x 1 + x 2

1.8 sistem linear homogen


Defenisi :system linear disebut homogen jika dapat ditulis Ax=0.dan bentuk ini tidak
memiliki solusi trivial jika dan hanya jika mempunyai variable bebas terakhir satu.
1.9 transpose matriks
Transpose adalah pertukaran baris dengan kolom dan berikut sifat-sifatnya:

Disini dilakukan penggantian baris dengan kolom.

Contoh A= [32 45] ,B= [ 41 24] ,maka transposenya [ ]


A T = 32 B T =
45 [ 44 12]
2.0 invers matriks

−1 −1
A A=1 dan AA =1

setelah melaui proses diperoleh


Disini boleh dilakukan pembuktian

BAB III DETERMINAN

Pengertian:untuk n ≥ 2 determinan n × n matrik a = [ a y ] bentuk perkalian


dari ± a y det A ij dengan tanda alternative a11 a 12 … a1 n adalah bentuk
baris pertama A

Dimana dalam mengoperasikannya kita harus mengetahui aturan sbb:

determinan dari n × n matrik a bias dikomputasi dengan kofaktor melintang

dari setiap baris dan kolom.bentuk baris melintang

Dan berikut pembagiannya:

maka dapat diperoleh determinannya:


Bab IV Ruang Vector

4.1 Ruang Vektor

Definisi :misalkan v sebarang himpunan benda yang dua operasinya kita definisikan yaitu
penjumlahan dan perkalian dengan scalar ,dimana jika aksioma berikut dipenuhi oleh semua
scalar,maka kita namakan v sebuah ruang vektordan benda benda pada disebut vector.

1. U+v adalah dalam V


2. U+v=v+u
3. (u+v)+w=u+(v+w)
4. Ada vector nol dalam V seperti u+0=u
5. Untuk setiap u dalam V,ada vector –u seperti u+(-u)=0
6. Perkalian scalar u oleh c dinotasikan cudalam v
7. c(u+v)=cu+cv
8. (c+d)u=cu+du
9. C(du)(cd)u
10. Iu=u
4.2 Subruang

Definisi:subruang dari ruang vector v adalah subset h oleh v yang memiliki tiga
aturan:
1.vektor nol dari v adalah H 2
2.u+v adalah h
3.perkalian vector cu adalah h

4.3 Vektor Yang Bebas Linear Dan Tak Bebas Linear

( u1 u2 … . um ) disebut tak bebas linear bila terdapat scalar


’ λ 1 , λ2, ….. , λ m yang semuanya tidak nol,sebaliknya
( u1 u2 … . um ) disebut bebas linear jika ’ λ 1 u1, + λ2 u 2 +…+ λ1 = , λ2 = λm =0
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Keunggulan Buku dan Kelemahan Buku


Pada buku pertama pembahasan dimulai dengan pengantar yang mengarah ke
topic utama, sedangkan buku kedua menyajikan dengan langsung tanpa pengantar.
Kedua buku menyajikan materi dengan mempelihatkan contoh, hanya saja pada buku
kedua contoh yang di berikan sedikit sulit dimengerti dibandingkan buku pertama
yang menyajikan contoh secara detail yang membuat pembaca mengerti cara
pemakaian materi yang disampaikan.
Dalam hal pemberian soal soal latihan buku kedua lebih mengarahkan agar lebih
berlatih dengan banyak soal dengan mencari bagaimana pada penjelasan yang di
berikan sebelumnya digunakan dan mengopservasi diri sendiri. Sedangkan buku
pertama memberikan soal latihan tidk terlalu banyak, buku lebih mengarah ke
penjelasan materi secara detail dan mudah dimengerti tanpa mencari buku pembantu
lain dalam mempelajari materi atau bisa dikatakan buku pertama memacu untuk lebih
berlatih dengan mencari lebih banyak informasi dari bukunlain.
BAB IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Aljabar linear elementer semua materi memiliki keterkaitan yang kuat. Saat
mempelajari bab matriks maka selajutnya dapat mempelajari determinan begitu selanjutnya
ke vector yang memakai matri dan determinan. Secara keseluruhan buku sangat berfokus
pada pembahasan yang berkembang.

4.2. Saran

Pada kedua buku penyajian hanya mengarah kepenjelasan yang panjang dengan
menggunakan contoh. Sebaiknya buku memberikan pengantar yang lebih dalam tentang
materi terlebih dahulu agar pembaca tidak hanya mengetahui pengerjaan materi tetapi juga
mengetahui dari dasarnya apa yang sedang di bahas olehnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lay, C, David. 2012. Linear Algebra. Halaman: 576

Anton, Howard dan Rorres, Chris. Elementary Linear Algebra. Halaman: 1226

Anda mungkin juga menyukai