Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan,
karena alam dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai
dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus.
Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam
dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari
alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya
sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga
mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang
hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya.
Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan
lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.
Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal
lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk
dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang
mengubah lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah
pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan
keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang
semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin
menonjol.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ekologi?
2. Bagaimana hubungan ekologi dengan ilmu lain?
3. Apa saja ruang lingkup ekologi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ekologi
2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan
filosof lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-
masalah ekologi, meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-
16 dan 17 ayang timbul dari natural history yang kemudian berkembang menjadi
satu ilmu yang sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme
dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang
ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah
menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak
digunakan. Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli
mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-
rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi
mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan
berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah
lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi
merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
B. Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau
tempat hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah

3
suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan
manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya,
dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa
yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi
biasanya ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme
atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab
ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan
dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada
alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah
bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi
pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas,
penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan
kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya
menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama
ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup
dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di
sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada
manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam
kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan
adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan
di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah
pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau
pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek yang

4
mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang
merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
C. Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari
perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan
hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya
ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu
lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan lingkungan, semua bidang
ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup dan
lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu
bumi karena efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan
lainnya, ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian,
kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin
hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang
ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-
individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua
populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan
yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem.
Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukan pada
spektrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat
menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem tersebut
mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang secara
teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta membentuk
satu kesatuan secara keseluruhan.
Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua
bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan
sangat diperlukan. Penyebaran, adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme dan

5
komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-
ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi, fisiologi, genetika. Sedangkan
klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika memberikan informasi mengenai
keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi sangat diperlukan bagi seorang
ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia
kehidupan.
D. Pembagian Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-
sejarah hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan
biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus
hidup,adaptasi,sifat parasitik,non-parasitik,dan lain-lain.
2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-
organisme yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling
berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai
hubungan suatu jenis pohon terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat
autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis
pohon itu tumbuh, pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian.
Seseorang yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-
proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme, atau
masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap
keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
E. Ruang Lingkup Ekologi
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga
biosfer.
1. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan
berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila
kita bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari
spesies yang sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu

6
dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai
berikut.
a. Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat
yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
b. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan.
Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang
rumput.
2. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat
dan waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita
dapat menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di
dalam suatu ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada
komunitas burung, atau komunitas tanaman dan sebagainya.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil
beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya
pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator
lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan
Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan
sklerofil.
b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan lain-lain.

7
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat
di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka
disebut hutan hujan tropik.
Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang
secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
a. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di
sungai, di parit atau di kolam.
b. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan,
di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
c. Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali,
sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total,
menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya
terjadilah habitat baru.
d. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi
primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal
pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total,
masih ada komunitas yang tersisa.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan
antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi
antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.

a. Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain
jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi
lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme

8
dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua
belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
2) Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh :
Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa, dan burung hantu dengan tikus.
3) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies,
bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium
dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
4) Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan;
salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohn yang
grek dengan pohon yang ditumpanginya.
5) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
b. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi
adalah sebagai berikut. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi
yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme
istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang

9
diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di
padang rumput.
c. Interaksi AntarKomunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama
dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai.
Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi,
belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah
terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi
juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati,
misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda
misalnya laut dan darat.
d. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.
Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran
energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga
struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini
tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapai keseimbangan baru.
3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan
nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan
yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen
tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme
mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen
ataupun dekomposer.. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan

10
memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan
fungsinya tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut :

1) Komponen autotrof
Autotrof berasaldari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti
“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2) Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang
berarti makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia,
hewan, jamur, dan mikroba.
3) Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air,
udara, sinar matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
4) Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-
bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk
pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
a. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air
Laut.
1) Ekosistem darat

11
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
 Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah
hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan
kalajengking.
 Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-
cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan
yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya
tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing
liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikusdanular.
 Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif
banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi
dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi
perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme).
Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan
tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering
terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit.

12
Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung
hantu.
 Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim
(dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan
rakoon (sebangsaluwak).
 Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
 Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan
yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim
panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta
terutama nyamuk dan lalat hitam.
2) Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar

13
pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai
berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga
maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan
tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan
hidup.
3) Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
 Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian
atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan
air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.

14
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.

 Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.


 Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari
sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
 Batialmerupakandaerah yang dalamnyaberkisarantara 200-2500 m.
 Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-
10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut
semakin ketengah, laut dibedakan sebagai berikut.
 Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar
200 m.
 Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-
1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
 Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500
m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
 Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
 Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari
6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air
dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan
melalui insang secara aktif.

15
4) Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat
pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan
remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini
dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora
dan karnivora, kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragaman vertebrata dan ikan serta rumput laut.

4. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh
makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling
kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa
kilometer, daratan sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang
berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan
lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan factor
abiotik lainnya.
Faktor abiotik utama :
a. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena
pengaruhnya pada proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme
untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat
di dalamnya membeku pada suhu di bawah 0o C, dan protein pada sebagian besar
organisme akan mengalami denaturasi pada suhu di atas 45o C. Selain itu jumlah
organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu
yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa
memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu tersebut.

16
b. Air
Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air
sangat penting bagi kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di
berbagai habitat. Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu
lingkungan akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan
keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan
tekanan osmosis air disekitarnya. Organisme di lingkungan darat mengahdapi
ancaman kekeringan yang hampir konstan dan evolusinya dibentuk oleh
kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang
mencukupi.
c. Cahaya Matahari
Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem
meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan
sumber energi secara langsung. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas
cahaya membatasi persebaran organisme fotosintetik akan tetapi organisme
fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air yang
selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnya.
d. Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism dengan cara
meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi.
Angin juga menyebabkan hilangnya air di organism dengan cara meningkatkan
laju penguapan pada hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin
dapat menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan
tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan anggota tubuh pohon
yang terdapat pada sisi arah tiupan angin, anggota tubuh pohon yang berada pada
arah yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang
menghasilkan suatu penampakan “lambaian bendera”.
e. Batudan Tanah
Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada
ekosistem terrestrial adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta
tanah yang akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya.

17
Pada aliran sungai, komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam
air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni
ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasang-surut
dan dasar laut menentukan jenis organisme yang dapat menempel atau meliang
dalam habitat seperti itu.
f. Gangguan Periodik
Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan
gunung merapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya
gangguan yang merusak, daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang
selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu
suksesi perubahan selama proses pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan
gunung berapi merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi
menurut dan ruang, sehingga organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk
menghadapinya. Sebaliknya gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka
pendek tidak dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada
beberapa komunitas, dan banyak tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan
periodic seperti ini. Pada kenyataannya beberapa komunitas sesungguhnya
bergantung pada kebakaran yang terjadi secara periodik untuk mempertahankan
hidupnya.
g. Iklim
Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi
organisme. 4 faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen
utama iklim (climate) yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita
dapat melihat dampak besar iklim pada persebaran organisme dengan cara
membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu
daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.
Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma
yanng ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu
berhati-hati untuk membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan
kausal, yaitu suatu hubungan sebab akibat.

18
F. Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan
yang kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri
pembangunan jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-
unsur radio aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan
contoh yang dapat mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi ini.
Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan
teknologi ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini. Penemuan-
penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat
menjadi bomerang terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami
lingkungannya dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara
yang dapat dipertanggung jawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang
ahli ekologi harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang
lebih bersifat pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik
dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis
lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi
makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-
hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain
sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan
manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip
ekologi.
Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu
dengan yang lain. Yaitu:
1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat
hilang, dihancurkan atau diciptakan.
2. Semua proses pengubahan energy tidak cermat.
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber
alam.
4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.

19
5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang
penggunaan sumber alam tersebut.
6. Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai
pada generasi berikutnya.
7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.
8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan
kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas.
10. Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.
11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan
relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu.
13. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi
berlaku dalam ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi
lebih jauh lagi.
14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh
sejarah populasi itu sebelumnya.

20
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbalbalik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua,
yaitu pembagian berdasarkan “lapisanvertikal” dan pembagian berdasarkan
“taksonomi”
3. Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari
tingkat paling sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks.Tingkatan
organisme dalam ekologi adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ,
organism, populasi, komunitas, dan ekosistem.
4. Ekologi masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat
dikelompokkan berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi,
berdasarkan habitatnya, dan berdasarkan taksonomi.
5. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen
lingkungan yang ada di sekitarnya.
6. Ekologi memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu
dengan asas yang lain.
7.
B. Saran
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung padaorganisme
lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.

21

Anda mungkin juga menyukai