Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di perkembangan saat ini, aktivitas manusia selalu meninggalkan sisa yang dianggap
sudah tidak berguna lagi atau barang buangan yang disebut limbah. Mulai dari limbah
rumah tangga, pasar, limbah pabrik atau sisa-sisa kegiatan produksi dalam industri. Limbah
menjadi masalah penting yang perlu ditangani sebab jumlah limbah yang semakin banyak
seiring dengan banyaknya limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia menjadi sumber
penyakit jika terus menerus menumpuk tanpa adanya upaya untuk mengurangi jumlah
limbah tersebut. Bukan hanya berdampak pada kesehatan saja namun juga mengenai
berbagai sisi kehidupan.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar, telah
mendorong peningkatan kebutuhan akan perumahan. Hal tersebut mengakibatkan
timbulnya permasalahan dengan lingkungan air. Meningkatnya jumlah air limbah domestik
yang tidak diimbangi dengan peningkatan pengolahan yang baik dari aspek kapasitas
maupun kualitasnya, menyebabkan jumlah air limbah yang di tampung dan di olah dapat
melebihi daya tampung maupun daya dukungnya.
Kegiatan Rumah Tangga merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang
berbahaya bagi lingkungan. Beberapa daerah kota mungkin sudah memiliki solusi untuk
mengatasi masalah limbah domestik ini namun teknologi yang dibutuhkan masih kurang
untuk menghasilkan air yang bersih dan aman bagi lingkungan. Teknologi pengolahan air
limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi
pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan
dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus
sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Manusia sebagai pengelola lingkungan seharusnya memperhatikan hal tersebut dan
mengupayakan suatu cara untuk mengelola limbah yang tidak memiliki nilai fungsi lagi
menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan kembali. Dengan demikian maka perlu dilakukan
suatu pengamatan untuk menerapkan upaya pengurangan limbah domestik tersebut.
Untuk bisa memilih teknologi yang tepat, seseorang harus mengetahui gambaran umum
tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada, baik tentang prinsip kerja, tentang
penerapan metodemetode tersebut, keuntungan dan kerugian, dan juga faktor biaya. Hal
yang penting dalam konsep pengolahan air limbah domestik adalah usaha mencegah atau

1
menekan beban cemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi
itu sendiri (konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah pengolahan air
limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb) atau dengan
kata lain, agar air buangan dari kegiatan rumah tangga sesuai dengan baku mutu yang telah
ditentukan. Penentuan suatu sistem pengolahan limbah yang tepat terhadap air limbah
terkait erat dengan informasi komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu limbah domestik cair?


2. Apakah dampak yang di timbulkan dari limbah domestik cair?
3. Apa penyebab timbulnya limbah domestik cair?
4. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan limbah domestik cair tersebut?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian limbah domestik cair.


2. Mengetahui dampak dari limbah domestik cair.
3. Mengetahui penyebab timbulnya limbah domestik cair.
4. Mengetahui solusi yang tepat dalam menangani limbah domestik cair.

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi mengenai apa itu limbah domestik cair.


2. Memberikan pengetahuan tentang dampak yang terjadi akibat limbah domestik cair.
3. Memberikan informasi apa yang menjadi penyebab timbulnya limbah domestik cair.
4. Memberikan pembelajaran dan solusi bagaimana cara menangani limbah domestik cair.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Limbah Domestik Cair

Berdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 limbah didefinisikan sebagai sisa/buangan


dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia menghasilkan
limbah. Limbah tersebut sering kali dibuang ke lingkungan, sementara jumlah limbah yang
dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi
serta perekonomian. Ketika mencapai jumlah atau konsenterasi tertentu, limbah yang
dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan.

Limbah cair domestik (rumah tangga) merupakan limbah cair hasil buangan dari
perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran dan sarana sejenisnya.
Sejatinya limbah cair domestik tidak berbahaya akan tetapi, jika pembuangannya tidak tepat
bisa menjadi sumber penyakit bagi masyarakat sekitar. Contoh limbah cair domestik adalah
air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja. Limbah cair domestik sendiri berpengaruh
bayak terhadap pencemaran air sungai yang banyak terlihat di pinggir perkotaan yang
sangat memperihatinkan misalkan sungai-sungai yang ada di Jakarta adalah contoh dari
sekian banyak pencemaran sungai oleh limbah domestik cair yang ada di Indonesia.

Pencemaran perairan di Indonesia juga dipicu oleh adanya peningkatan populasi


manusia, semakin banyak jumlah manusia maka kebutuhan juga akan meningkat, terutama
kebutuhan akan tempat hidup. Hal ini berakibat tidak ada lagi tempat untuk penampungan
sampah yang layak sehingga penampungan air pun menjadi sasaran untuk membuang
sampah. Pencemaran air diberbagai sungai sebagian besar disebabkan oleh masyarakat yang
tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga mereka membuang sampah atau
limbah kesungai tanpa berfikir terlebih dahulu apa dampak yang akan terjadi kepada
masyarakat itu sendiri.

Di perkotaan karena keterbatasannya lahan maka banyak para penduduk asli kota
tersebut maupun pendatang membuat pemukiman liar yang ada di sekitar bantaran sungai
karena alasan ekonomi mereka membuat pemukiman di sepanjang bantaran sungai. Akibat
pemukiman liar yang ada di bantaran sungai maka sepanjang tepi sungai tersebut menjadi
pemukiman yang tidak sedap dipandang mata, banyak dari warga yang tinggal di tempat
tersebut tidak memiliki akses pembuangan limbah yang baik atau memadai oleh karena itu

3
warga di bantaran sungai tersebut memilih membuang limbah domestik rumah tangga
seperti air bekas cucian, air sabun, sampah, dan bahkan buang air besar di sepanjang sungai.

Pencemaran air yang terjadi akibat limbah rumah tangga dalam masyarakat boleh
dikatakan sudah memasuki ambang yang mengkhawatirkan. Dari sekian banyak aktivitas
manusia yang dilakukan sehari-hari seperti mandi, mencuci baju dan aktivitas lainnya
menghasilkan air sisa buangan yang dapat membahayakan bagi kesehatan dan juga
lingkungan.

Sumber air limbah dari kegiatan rumah tangga seperti dari urine, kegiatan mandi,
mencuci peralatan rumah tangga, mencuci pakaian serta kegiatan dapur lainnya. Idealnya
sebelum air limbah dibuang ke saluran air harus diolah terlebih dahulu dalam tangki
peresapan. Prinsip dasarnya adalah bahwa air limbah yang dilepas ke lingkungan sudah
tidak berbahaya lagi bagi kesehatan lingkungan. Air Limbah yang tidak dikelola dengan
baik dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan
hewan, menjadi penyebab ketidakseimbangan ekosistem sungai dan sebagainya.

Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan


limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga
minimal.Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya
sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian
dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu
dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai
dengan upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste
treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).

2.2 Dampak Dari Limbah Domestik Cair

Limbah cair domestik berasal dari deterjen, air sabun, shampo, tinja dan air seni.
Deterjen pada umumnya tersusun atas tiga jenis bahan penyusun. Pertama, surfaktan yang
merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat
kotoran pada pakaian. ABS memiliki sifat tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme.
Kedua, senyawa fosfat yang mencegah menempelnya kembali kotoran pada bahan yang
sedng dicuci, senyawa fosfat digunakan oleh semua merk deterrjen yang memberikan andil
cukup besar terhadap terjadinya proses eutrofikasi yang menyebabkan meledaknya populasi
tanaman air.

4
Ketiga, pemutih dan pewangi yang pada umumnya terdiri dari zat natrium karbonat.
Menurut hasil riset organisasi konsumen Malaysia (CAP) pemutih dapat menimbulkan
kanker pada manusia. Sedangkan untuk pewangi lebih banyak merugikan konsumen karena
bahan ini membuat makin tingginya biaya produksi, sehingga harga jual produk menjadi
mahal.

Tinja rumah tangga (black water),bagian yang paling berbahaya dari limbah domestik
adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja, karena dapat menularkan
penyakit bila masuk kedalam tubuh manusia, dalam 1 gram tinja mengandung 1 milyar
partikel virus infektif, yang mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu
dibawah 10 derajat celcius. Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam
tinja yaitu, virus, protozoa, cacing, dan bakteri yang umumnya diwakili oleh jenis
Escherichia coli (E-coli). Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan
bahwa air limbah domestik yang belum diolah memiliki kandungan virus patogen yang
terkandung dalam air seni dan tinja. Sebagian virus patogen ini tidak memberikan gejala
yang jelas sehingga sulit dilacak penyebabnya.

Setelah tinja memasuki badan air, E-coli akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada
kondisi tertentu E-coli dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal
didalam pelvix ginjal dan hati.

Pada umumnya air limbah dapat menimbulkan banyak dampak, yaitu dampak terhadap
kehidupan biota air, dampak terhadap kualitas air tanah, dampak terhadap kesehatan, dan
dampak terhadap estetika lingkungan. Limbah cair bisa berupa limbah yang terbentuk dari
bahan organik dan anorganik. Apabila meresap kedalam permukaan tanah, limbah cair
dapat merusak tanah terutama kesuburan tanah dan juga sumber air yang ada di dalamnya.
Bila kita hidup pada tanah yang telah tercemar dan mengkonsumsi segala sesuatu darinya
bisa membahayakan kesehatan tubuh dan berbagai penyakit seperti diare, dan disentri dapat
timbul di tengah – tengah kita.

Dampak pencemaran limbah domestik yang disebabkan oleh limbah domestik


pemukiman bagi lingkungan diantaranya:

- Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar oksigen
digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah.
- Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan
oksigen.
5
- Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka
waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.
- Penggunaan deterjen secara besarbesaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air
sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok
(Eichhornia crassipes).
- Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya
matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
- Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat proses
pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.
- Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan
pendangkalan.
Adapun dampak lain dari limbah domestik yaitu :

a) Eutrofikasi.
Pembuangan sampah organik ke dalam perairan akan mengakibatkan peristiwa
pembusukan yang akan menghasilkan nitrat. Penggunaan pupuk berlebihan
mengakibatkan sisa pupuk yang berupa nitrat tidak terserap mengalir ke perairan
sehingga terjadi kelimpahan nitrat di perairan yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi
menyebabkan adanya peledakan pertumbuhan tanaman air (booming) seperti eceng
gondok atau ganggang. Keadaan itu menyebabkan cahaya matahari tidak dapat
menembus air sehingga tumbuhan yang ada dibawahnya tidak dapat berfotosintesis dan
produksi oksigen air (oksigen terlarut/ DO) menjadi menurun. Berkurangnya kadar
oksigen dalam air menyebabkan organisme air tidak dapat hidup. Matinya organisme
air seperti ganggang dan ikan akan mengendap di dasar perairan sehingga
mengakibatkan dasar perairan menjadi dangkal.
b) Biomagnifikasi.
Kasus biomagnifikasi kebanyakan terjadi diawali dengan pencemaran air oleh bahan
pencemar yang bersifat nonbiodegradabel (tidak dapat diuraikan oleh reaksi kimia
dalam tubuh makhluk hidup), contohnya plastik atau karbon. Selanjutnya, bahan
pencemar itu akan berpindah melalui peristiwa makan dan dimakan dan akan
terakumulasi pada tingkatan tropik tertinggi dan akan mempengaruhi fisiologi
kehidupan makhluk hidup.
c) Penyakit Minamata.

6
Pencemaran air yang disebabkan oleh limbah cair (tailing) yang mengandung logam
berat. Limbah yang dilepaskan kealiran sungai dan masuk kedalam teluk dilautan. Air
yang tercemar akan masuk dalam tubuh ikan, limbah cair (logam) dalam tubuh ikan
tidak dapat diuraikan sehingga akan berkumpul dalam tubuh ikan. Jika ikan dimakan
oleh manusia, terlebih jika tidak dimasak secara sempurna akan menyebabkan penyakit
minamata.
d) Kualitas air menurun.
Air yang mengalami pencemaran akibat sampah organik akan memiliki kandungan
oksigen yang rendah sehingga dari sini kita bisa tahu bahwa kualitas air menjadi
menurun. Hal ini disebabkan oleh bakteri pembusuk yang menghabiskan sebagian besar
oksigen untuk proses pembusukan sampah tersebut.
e) Tumbuhnya kuman penyakit.
Munculnya bau tak sedap dalam air sungai yang tercemar bisa jadi karena adanya
limbah organik membusuk yang mengakibatkan bertambahnya populasi
mikroorganisme dan lebih fatal lagi dapat menimbulkan bakteri patogen atau bakteri
yang menyebarkan penyakit pada manusia dan hewan. Bau yang menguap ke
permukaan berasal dari senyawa yang diuraikan oleh mikroorganisme tersebut.
Banyaknya kontaminasi yang terjadi akibat limbah domestik maupun limbah industri
yang dibuang sembarangan dapat memunculkan penyakit seperti disentri, penyakit
kulit, mutaber dan sejenisnya yang sifatnya mudah sekali menular.
f) Air tak layak konsumsi.
Dari pencemaran yang terjadi akibat limbah rumah tangga / domestik maupun
limbah industri akan membuat air sungai dan sumber air di lokasi sekitar menjadi tak
layak digunakan. Ini disebabkan karena limbah tersebut telah menyatu dengan air bersih
sehingga perlu penanganan khusus supaya air ditempat sekitar dapat dikonsumsi
kembali sebagai air minum, air mandi, air cuci maupun air mengolah makanan.
g) Suplai air berkurang.
Untuk sungai yang tercemar biasanya pendangkalan sungai akan terjadi. Hal ini
disebabkan oleh limbah yang membusuk menjadi masalah utama dalam pendangkalan
air sungai sehingga suplai air pun di lokasi pencemaran menjadi berkurang drastis.
h) Menyebabkan banjir.
Sungai yang diisi oleh banyak sampah organik maupun anorganik yang tidak dapat
dibusukkan oleh bakteri pembusuk dapat menyumbat aliran air sehingga bila air pada
lokasi tertentu terhambat maka dapat memuntahkan air sungai di lokasi tersebut
sehingga bencana banjir tak dapat dielakan.
7
2.3 Faktor Timbulnya Limbah Domestik Cair

Pada umumnya, limbah domestik berasal dari akumulasi air cucian dari setiap rumah
tangga yang menyatu pada parit-parit kota, dan mengalir menuju parit yang lebih besar,
kemudian ke sungai bercampur dengan segala macam limbah mulai dari detergen, busa
sampho, kaporit dan karbol serta cucian bekas kotoran lainnya. Kaporit dan larutan karbol
serta detergen merupakan racun bagi bakteri pembusuk dalam air sungai. Apabila
konsentrasinya semakin tinggi maka bahan-bahan organik sukar membusuk sehingga
menambah endapan dalam dasar parit dan parit akhirnya cepat tersumbat.

Kebanyakan masyarakat membuang limbah greywater langsung ke selokan yang ada di


depan rumah, tanpa diolah terlebih dahulu. Akibatnya, sungai—yang menjadi tempat
bermuaranya selokan—tercemar; warnanya menjadi coklat dan mengeluarkan bau busuk.
Selain bisa menyebabkan ikan-ikan mati, zat-zat polutan yang terkandung di dalam limbah
juga bisa menjadi sumber penyakit, seperti kolera, disentri, dan berbagai penyakit lain.

Berbagai kemungkinan lain yang dapat menjadi penyebab timbulnya pencemaran


limbah yaitu, suatu misal terjadinya kebocoran pipa pada saluran air kotor menuju bak
penampungan atau septic tank yang tanpa sepengetahuan kita dan menyebabkan sumber air
bersih dalam tanah ikut tercemar karenanya. Atau bisa jadi karena alasan – alasan tertentu,
seperti kecilnya kesadaran diri masyarakat akan menjaga lingkungan yang menyebabkan
sebagian pihak merasa tak apa dan bukan hal yang besar bila limbah tersebut dibiarkan atau
dibuang ke tempat yang salah. Kemungkinan yang terparah bila semuanya disebabkan
karena adanya unsur kesengajaan dari pihak yang tak bertanggung jawab.

Limbah domestik ini umumnya disebabkan oleh dua jenis limbah cair yaitu deterjen dan
tinja. Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian menyebutkan
bahwa detergen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat karsinogen,
misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan
detergen dalam air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Sedangkan tinja
merupakan jenis vektor pembawa berbagai macam penyakit bagi manusia.

Zat-zat limbah domestik yang mencemari aliran sungai antara lain :


 Deterjen
Deterjen umumnya tersusun atas lima jenis bahan penyusun. Pertama, surfaktan yang
merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat
kotoran pada pakaian. ABS memiliki sifat tahan terhadap penguraian oleh
mikroorganisme (nonbiodegradable). Kedua, senyawa fosfat, (bahan pengisi) yang
8
mencegah menempelnya kembali kotoran pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa
fosfat digunakan oleh semua merk deterjen memberikan andil yang cukup besar
terhadap terjadinya proses eutrofikasi yang menyebabkan Booming Algae (meledaknya
populasi tanaman air) Ketiga, Pemutih dan pewangi (bahan pembantu) zat pemutih
umumnya terdiri dari zat natrium karbonat. Menurut hasil riset organisasi konsumen
Malaysia (CAP) Pemutih dapat menimbulkan kanker pada manusia. sedangkan untuk
penwangi lebih banyak merugikan konsumen karena bahan ini membuat makin
tingginya biaya produksi, sehingga harga jual produk semakin mahal. Padahal zat
pewangi tidak ada kaitannya dengan kemampuan mencuci.
 Tinja
Bagian yang paling berbahaya dari limbah domestik adalah mikroorganisme patogen
yang terkandung dalam tinja, karena dapat menularkan beragam penyakit bila masuk
tubuh manusia, dalam 1 gram tinja mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang
mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius.
Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu : virus,
Protozoa, cacing dan bakteri yang umumnya diwakili oleh jenis Escherichia coli (Ecoli).

2.4 Pengolahan Limbah Domestik Cair

Pada wilayah perkotaan mudah terlihat adanya sarana air limbah yang dialirkan melalui
saluran-saluran, dimana air limbah dari rumah tangga tersebut segera dialirkan ke saluran-
saluran yang ada di sekitar wilayah permukiman sampai ke badan air anak sungai dan sungai
terdekat. Selain dialirkan ke saluran-saluran yang ada, terdapat satu pendekatan dalam
usaha pengolahan air limbah rumah tangga adalah dengan menggunakan Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Komunal.

Berbeda dengan blackwater, greywater tidak dapat dibuang ke septic tank karena
kandungan detergen dapat membunuh bakteri pengurai yang dibutuhkan septic
tank. Karena itu, diperlukan pengolahan khusus yang dapat menetralisasi kandungan
detergen dan juga menangkap lemak. Cara yang paling sederhana mengatasi
pencemaran greywater adalah dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa
menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia
cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan
lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tidak bisa
menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.

9
Cara yang lebih efektif adalah dengan membuat instalasi pengolahan yang sering
disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Instalasi SPAL terdiri dari dua
bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan, berikut penjelasannya :

 Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi
dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk
menangkap pasir.
 Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir
lancar.
 Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk
menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam greywater.
 Air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke ruang penangkap sampah yang telah
dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya.
 Sampah akan tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air
mengandung pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan
minyak—karena berat jenisnya lebih ringan—akan mengambang di ruang
penangkap lemak.
 Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang
berada di tengah-tengah tangki resapan.
 Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan keluar dari bagian
bawah.
 Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati penyaring berupa
batu koral dan batok kelapa.

Dengan membuat system pengolahan air limbah (SPAL) ini, maka diharapkan air yang
keluar dari proses tersebut bebas dari pencemaran dan aman digunakan kembali untuk
keperluan lain ataupun di salurkan ke parit maupun sungai sekitar.

2.5 Teknologi Pengolahan Limbah Domestik Cair

Dalam menanggulangi atau mengatasi pencemaran sungai oleh limbah domestik cair ini
dapat dilakukan dengan teknologi, teknologi yang kian pesat berkembang untuk kemajuan
peradaban pada seluruh sektor kehidupan manusia. Penanggulangan pencemaran air
menggunakan teknologi alternatif yang tepat guna dan sederhana, dengan biaya yang
terjangkau namun mampu mencapai hasil yang memuaskan, menurut
penyaringanairsederhana.blogspot.co.id ada beberapa cara yaitu:

10
1. Saringan kain katun, Air keruh disaring dengan menggunkan kain katun yang bersih.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik
penyaringan yang paling sederhna. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran
dan organisme kecil yang ada dalam air keruh, namun air hasil saringan tergantung
pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunkan.
2. Saringan kapas, Penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran
dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada
ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan. Teknik saringan ini dapa memberikan
hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya.
3. Aerasi, Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida
serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan. Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara
mengisikan oksigen ke dalam air. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air
seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan
endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
4. Saringan Pasir Lambat, Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku
melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah.
5. Saringan Pasir Cepat, Arah penyaringan air terbalik bila dibandingkandengan
saringan pasir lambat, yakni dari bawah ke atas. Saringan pasir cepat seperti halnya
saringan pasir lambat, yang terdiri dari lapisan pasir pada bagian atas dan lapisan
kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku
melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.
6. GravityFed Filtering System, Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Gravityfed
filtering system merupakan gabungan dari saringan pasir cepat dan saringan pasir
lambat. Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali
menggunakan saringan pasir lambat. Pertama air disaring menggunakan saringan
pasir cepat. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari
saringan pasir cepat, dapat digunakan beberapa saringan pasir lambat. Dengan dua
kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat
lebih baik.
7. Saringan Arang, Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok
kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Lapisan arang ini
sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Saringan
11
arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah
lapisan arang.
8. Saringan Air Tradisional, Saringan air tradisional merupakan modifikasi dari
saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini slain
menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan ijuk yang
berasal dari sabut kelapa.
9. Saringan Keramik, Beberapa filter keramik menggunakan campuran perak yang
berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Saringan keramik dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan
dalam keadaan darurat. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku
akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.
Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik.
Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang
dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringan keramik ini
dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.
10. Saringan Cadas/Jempeng/Lumpang Batu, Seperti halnya saringan keramik,
kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan
saringan pasir lambat terlebih lagi saringan pasir cepat. Saringan ini umumnya
digunakan oleh masyarakat desa kerobokan, Bali. Saringan cadas atau jempeng ini
mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu
cadas. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali
ataupun dari saluran irigasi sawah.
11. Saringan Tanah Liat, Kendi ataupun belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih
dahulu dibentuk khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat kelar dari pori-
pori pada bagian dasarnya.

Dari beberapa teknologi penyaringan sederhana di atas, saringan pasir lambat,


saringan pasir cepar dan saringan arang bisa dikombinasikan dengan IPAL agar lebih efektif
untuk mengatasi masalah limbah domestik cair yang mencemari sungai di kota kota besar
yang ada di Indonesia, seperti Jakarta. Karena bahan yang mudah didapat dan juga
terjangkau dari segi biaya.

12
2.6 Rencana Tindak

Untuk mencapai lingkungan yang sehat seperti apa yang kita harapkan upaya yang perlu
dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan cara memberikan sosialisasi mengenai wawasan
atau pengetahuan tentang bahayanya limbah domestik yang mencemari lingkungan, karena
bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, penyakit paling parah yang ditimbulkan
adalah kanker, dan memberi sosialisasi tentang bagaimana cara mengolah limbah cair
domestik dengan baik dan benar agar tidak lagi mencemari ingkungan terutama sungai.

Setelah memberikan sosialisasi, pemerintah harus memeriksa saluran sanitasi warga


yang ada di bantaran sungai dan memeriksa kelayakan wc yang ada di daerah tersebut. Jika
saluran sanitasi dan wc warga tidak layak maka harus diperbaiki dahulu agar layak untuk
digunakan, untuk wc yang layak digunakan yaitu jika dilihat dari segi pembuangan maka
harus ada saptictank terlebih dahulu kemudian juga ada sumur resapannya.

Jika langkah diatas sudah dilakukan maka sekarang waktunya memberikan pelatihan
kepada warga setempat mengenai cara mengolah limbah cair domestik dengan
menggunakan teknologi tepat guna, efisien dan dengan biaya yang terjangkau. Teknologi
yang tepat guna, efisien dan terjangkau tersebut bisa dikatakan seperti IPAL namun ada
sedikit modifikasi di dalamnya, seperti dengan memakai beberapa teknologi seperti saluran
pasir lambat, saluran pasir cepat dan saluran arang. Saluran pasir lambat dan pasir cepat
sendiri berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang ada di air limbah, dan saluran
arang berfungsi untuk menghilangkan bau yang ditimbulkan oleh air limbah.

Setelah diberikan pelatihan mengenai cara mengolah air limbah domestik terhadap
warga, kemudian warga juga harus diberi pelatihan mengenai cara pemeliharan atau
mengelola IPAL tersebut dengan baik agar bermanfaat bagi warga yang tinggal dibantaran
sungai tersebut. Cara kerja IPAL tersebut yaitu dengan mengalirkan semua saluran sanitasi
warga yang ada di sekitar lokasi tersebut kemudian di proses di dalam IPAL yang sudah di
modifikasi sehingga air bekas cucian piring, air sabun, air deterjen akan terlihat bersih, dan
tidak berbau lagi.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Limbah domestik cair ialah sisa buangan yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga
seperti dari urine, kegiatan mandi, mencuci peralatan rumah tangga, mencuci pakaian serta
kegiatan dapur lainnya. Limbah tersebut memberikan dampak negatif yang sangat besar
bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya, yaitu dampak terhadap
kehidupan biota air, dampak terhadap kualitas air tanah, dampak terhadap kesehatan, dan
dampak terhadap estetika lingkungan. Untuk itu, diperlukan penanganan yang tepat untuk
menanggulangi limbah domestik cair tersebut agar tidak mencemari lingkungan yang ada.

3.2 Saran

Limbah domestik cair merupakan permasalahan yang harus di atasi dengan tepat agar
tidak mencemari air di lingkungan sekitar. Apabila terus dibiarkan maka akan menimbulkan
dampak yang sangat berbahaya bagi kelanjutan ekosistem yang ada di air dan juga makhluk
yang mengkonsumsi air. Penyakit yang sering timbul akibat mengkonsumsi air yang telah
tercemar salah satunya adalah penyakit diare. Maka dari itu, disarankan untuk lebih
memperhatikan makanan atau minuman yang dikonsumsi. Mengurangi kebiasaan
membuang limbah rumah tangga keperairan, serta bisa memberi pencegahan pencemaran
dengan cara menanamkan perilaku disiplin, mendaur ulang limbah air domestik dan
menerapkan pembuatan instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengolahan
air limbah (SPAL).

14
DAFTAR PUSTAKA

Jati Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Jakarta: Ganeca

Susilowarno R. Gunawan, Hartono R. Sapto, Mulyadi, Mutiarsih Th.Enik, Murtiningsih,


Umiyati. 2007. Biologi. Jakarta: Grasindo

Sumardi, Umar. ”Limbah Rumah Tangga Domestik”. 2 Desember 2016.


http://umarcivilengineering.blogspot.co.id/2015/10/limbah-rumah-tangga-domestik.html

Apriani, Elisaeth. “Pencemaran Air Akibat Limbah”. 2 Desember 2016.


http://elisabethaprianisihotang.blogspot.co.id/2016/01/makalah-pencemaran-air-akibat-
limbah.html?m=1

Yadi, Arie. “Dampak Limbah Cair Terhadap Kesehatan”. 2 Desember 2016.


http://ariexsdelpotro.blogspot.co.id/2011/05/dampak-limbah-cair-terhadap-kesehatan.html?=1

http://penyaringanairsederhana.blogspot.co.id/2016/04/11-bentuk-teknik-penyaringan-
air.html?m=1
Fauzi, Titi. “Dampak Limbah Rumah Tangga”. 3 Desember 2016

http://tityfaoji.blogspot.co.id/2014/01/dampak-limbah-rumah-tangga-dan.html

Ali, Azwar. “Air Limbah Domestik Rumah Tangga”. 4 Desember 2016

https://azwarali.wordpress.com/2012/09/16/air-limbah-domestik-rumah-tangga/

Sihotang, Apriani. “Makalah Pencemaran Air Akibat Limbah”. 4 Desember 2016

http://elisabethaprianisihotang.blogspot.co.id/2016/01/makalah-pencemaran-air-akibat-
limbah.html

Nurhalida, Nadila. “Makalah Cara Penanganan Limbah Cair”. 5 Desember 2016

http://nadilanurhalida.blogspot.co.id/2013/06/makalah-cara-penanganan-limbah-cair.html

Yuanita, Inas. “Pengolahan Limbah Rumah Tangga”. 7 Desember 2016

http://inasyuanita.blogspot.co.id/2013/04/pengolahan-limbah-rumah-tangga.html

15

Anda mungkin juga menyukai