PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di Indonesia ada dua, yaitu
penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung
terbagi dalam 3 T yakni terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat
ketempat rujukan serta terlambat memberikan pertolongan ditempat rujukan.
Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara
lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai
penyebab kematgian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus
terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh
penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan
infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu-ibu yang termasuk dalam 5
terlalu, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering serta
terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi tgerhadap kematian.
Berdasarkan hal diatas, peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan
manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu
tinggi. Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya, baik
itu ibu yang mengandung maupun janin yang ada didalam kandungannya.
Asuhan pelayan yang dilakukan merupakan prosedur rutin untuk membina
suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinan.
Antenatal Care atau asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penangananmedik pada ibu hamil untuk
memperoleh suatu kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada
beberapa kepustakaan disebut Prenatal Care).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat
bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan antenatal. Karena pentingnya hal tersebut maka dibuatlah kunjungan
1
awal dan kunjungan ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan
janin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan kunjungan awal?
2. Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan kunjungan ulang?
4. Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan kunjungan awal.
2. Agar mengetahui dan memahami apa saja yang dikaji dalam kunjungan
awal.
3. Agar mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan kunjungan ulang.
4. Agar mengetahui dan memahami apa saja yang dikaji dalam kunjungan
ulang.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para mahasiswa dan bidan dilahan untuk lebih memahami
mengenai kunjungan awal dan ulang serta dapat memberikan asuhan yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
panggul. Mereka juga merekomendasikan agar ibu diberi informasi
tentang kelas antenatal, manfaat maternitas, dan seminar menyusui.
c. Komunikasi
McCourt (2006) mendeskripsikan gaya komunikasi yang digunakan
oleh bidan selama kunjungan antenatal pertama, yaitu : profesional, yang
menggabungkan keahlian dan arahan ; disipliner, yang menggabungkan
keahlian dari surveilans; serta kemitraan, yang lebih partisipatif dan
kolaboratif, yang mengikuti gaya konvesional daripada seremonial.
Kontak mata adalah aspek penting yang menunjukkan perhatian ke
orang lain. Dalam melakukan kunjungan, bidan juga dapat melakukan
komunikasi dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup agar
dapat memperoleh informasi yang tepat dari klien.
d. Mendiskusikan tempat melahirkan
Tempat melahirkan merupakan masalah yang rumit dan banyak faktor
yang perlu dipertimbangkan sebelum keputusan yang berdasarkan
informasi yang dapat dibuat. Kunjungan antenatal merupakan
kesempatan yang ideal untuk membahas masalah dan membiarkan ibu
tau bahwa ia memiliki pilihan, tetapi tidak selalu merupakan waktu yang
tepat untuk mengambil keputusan yang pasti. Meskipun banyak bidan
secara bebas menawarkan pilihan yang mengenai tempat melahirkan,
beberapa bidan tidak seperti itu. Ini mungkin disebabkan oleh berbagai
alasan termasuk kurangnya rasa percaya diri karena jarangnya
permintaan. Beberapa bidan merasa bahwa mereka tidak didukung oleh
rekan mereka (Baston dan Green, 2002).
e. Mendiskusikan skrining antenatal
Wawancara pemeriksaan antenatal sering kali dilakukan saat ibu
diberi informasi tentang pilihan yang tersedia untuk mereka mengenai
skrining antenatal untuk abnormalitas janin. Bidan harus memampukan
ibu untuk membuat pilihan tentang asuhan berdasarkan kebutuhan
individualnya dengan mendiskusikan hal ini secara penuh dengan ibu
(NMC, 2004:17).
4
f. Pengkajian Risiko
Terdapat beberapa kasus ibu yang berisiko timggi mendapat asuhan
yang dipimpin oleh bidan, penggunaan instrumen pengkajian risiko
beragam diantara pelayanan meternitas dan mendapat instrumen tersebut
sebelumnya telah dipertanyakan, terutama untuk kehamilan pertama
(Enkin, et al, 2000). Merupakan bagian kebijakan pemerintah bahwa
“setiap ibu harus menjalani pengkajian risiko dan kebutuhan standar yang
membantu proses pengambilan keputusan” (Departement of health,
2007).
2. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya
empat kali kunjungan selama periode antenatal:
a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan
sesudah minggu ke 36). (Saifudin, dkk.,2002)
3. Pengkajian Data Subjektif
a. Identitas ibu hamil dan suami
b. Riwayat kehamilan sekarang
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
d. Riwayat penggunaan kontrasepsi
4. Pengkajian Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik umum, seperti berat badan, tinggi badan dan tanda-
tanda vital.
b. Pemeriksaan kepala dan leher, seperti edema diwajah, ikterus pada mata,
pembengkakan saluran limfe atau pembesaran kelenjar tiroid.
c. Pemeriksaan tangan dan kaki, seperti edema pada jari tangan dan kaki,
warna kuku, refleks patela.
5
d. Pemeriksaan payudara, seperti ukuran payudara simestris atau tidak,
puting payudara masuk atau menonjol, keluarnya kolostrum atau cairan
lain, retraksi dimpling, massa, nodul axilla.
e. Pemeriksaan abdomen, seperti luka bekas operasi, TFU, letak, presentasi,
posisi dan penurunan kepala (jika>36 minggu), DJJ.
f. Pemeriksaan Genetalia, seperti varises, perdarahan, luka, cairan yang
keluar, kelenjar bartholin, pengeluaran dari uretra dan skene.
g. Pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang, seperti
hemoglobin, protein urin, glukosa urin, VDRL
5. Analisis
Analisis atau diagnosa kebidanan didapatkan dari data subjektif dan data
objektif yang didapatkan.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan
diagnosa yang didapatkan.
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan
ibu hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat
dan sebagainya)
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan
ganda)
6
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda.
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifuddin,
dkk., 2002)
7. Pengkajian Emosional
a. Trimester pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana ibu hamil biasanya
gampang sekali berubah. Pergolakan emosi menyebabkan sensitifitas,
mudah menangis, mudah lelah, takut bila terjadi keguguran. Perubahan
emosi lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat
sebagai faktor fisik. Misalnya, kelelahan, mual, muntah, morning
sickness.
b. Trimester kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi jauh lebih baik dan tidak banyak
keluhan yang dirasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu,
periode ini bisa disebut periode keemasan dimana mulai bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal. Selain itu tidak banyak
muncul keluhan-keluhan fisik, inilah yang membuat ibu hamil dapat
menjalani kehamilan dengan lebih nyaman dan tidak sedramatis
sebelumnya.
c. Trimester ketiga
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut akan semakin membesar
dan mengakibatkan sulit bergerak, mudah lelah, mudah cemas. Emosi
kembali sukar dikendalikan. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan,
akan menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan
kelahiran buah hati yang telah ditunggu.
Tips menghadapi peubahan emosi:
1) Memberitahu perubahan emosi yang dirasakan adalah hal wajar
7
2) Berbagi pengalaman dan perasaan serta menjalin komunikasi yang
lebih terbuka
3) Makan makanan yang bergizi serta berolah raga teratur dapat
membantu membentuk pola pikir positif
4) Mengikuti kelas kehamilan bersama pasangan
5) Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi
serupa
6) Memperbanyak pengetahuna dan informasi tentang kehamilan melalui
buku, internet, majalah dan sumber lain.
C. Pendokumentasian
1. Kohort
a) Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,
neonatal, bayi dan balita dengan tujuan Untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah tangga yang
teridentinfikasi dari data bidan.
8
b) Jenis Register Kohort
Register Kohort Ibu
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan
bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir
sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun
bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini
lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya
duplikasi informasi.
Register Kohort Bayi
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal
umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun
c) Cara Pengisian Kohort Ibu
Kolom
HPL
8. Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun
9
12. Diisi bila TB ibu < 145 cm
19. Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh
Non NAKES.
boleh rada usia kehamilan 7 bulan Pada ibu hamil pertama kali
Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir
10
35. Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga
kesehatan.
KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita
Pengumpulan
Pengolahan
Analisis
11
Interpretasi data
3. Kalender Fe
Langkah-langkah
c. Menghitung kebutuhan
Pelaksanaan
b. Mencatat hasil distribusi tablet Fes setiap bulan berikut dengan stok atau
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat
ibu hamil. Hal-hal yang ada dalam kunjungan awal, antara lain tujuan
kunjungan, jadwal kunjungan ibu hamil, pengkajian data kesehatan ibu hamil,
menentukan diagnosa, mengembangkan perencanaan asuhan yang
komperhensif, mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi.
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. Hal-hal
yang terdapat dalam kunjungan ulang, anrata lain mengevaluasi data dasar,
mengevaluasi keefektifan manajemen atau asuhan, pengkajian data fokus dan
mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
kehamilan.
B. Saran
Sebaiknya kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara
rutin ibu hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi suatu keluhan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Baston Helen dan Hall Jenifer. 2012. Antenatal Volume 2. Indonesia: EGC
14