Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi masalah

besar di Indonesia. Untuk menangani hal tersebut maka terus dilakukan

upaya penanganan yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB) guna

menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan sensus penduduk

tahun 2010, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,49 %

pertahun. Jumlah jiwa dalam pendataan tahun 2010 tercatat sebanyak

231.485.456 jiwa. Secara nasional jumlah peserta KB tercatat sebanyak

31.640.957 peserta dan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) terhitung

sebanyak 44.431.227 pasangan, sehingga keikutsertaan KB dari seluruh PUS

sebesar 71,21% (BKKBN, 2010)

World Health Organization (WHO) pada Tahun 2011 di Afrika tercatat,

sekitar 82 % penduduknya tidak menggunakan kontrasepsi. Di Asia Tenggara,

Selatan, dan Barat, hanya 43 % yang sadar kontrasepsi. Negara maju di Asia

Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan hanya 20% warganya yang menolak

kontrasepsi.

Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

abad ke-20. Saat ini, hampir 60% pasangan usia reproduksi diseluruh dunia

menggunakan kontrasepsi. Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan

kesehatan preventif yang paling dasar dan utama serta pencegahan

kematian. Keluarga Berencana merupakan program yang sangat besar

sehingga menjadi salah satu kegiatan Obstetri Sosial (Moloku M,dkk. 2016).

1
2
2

Data World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan Negara

ke-5 didunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249 juta.

Salah satu faktor penambah bagi jumlah penduduk yaitu fertilitas atau

kelahiran. Pemerintah Indonesia menerapkan suatu program untuk dapat

mengatasi masalah ini, yaitu dimulai sejak tahun 1968 dengan didirikannya

Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dan pada tahun 1970 diubah

menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan

tujuan dapat mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Program KB diIndonesia sudah mulai sejak tahun 1957, namun masih

menjadi urusan kesehatan dan belum menjadi urusan kependudukan. Namun

sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia serta

tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan akan kesehatan reproduksi,

program KB selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan

pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Beberapa studi penelitian didapatkan peningkatan berat badan akibat

penggunaan kontrasepsi DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) (Sari I R

N, 2015).

Kontrasepsi suntik progestin adalah kontrasepsi suntik yang hanya

mengandung hormon progestin. Kontrasepsi suntik progestin terdapat 2 jenis

antara lain Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depoprevera), mengandung

150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

intramuskular (di daerah bokong). Cara kerjanya yaitu mencegah ovulasi,

menghambat transportasi gamet oleh tuba, menjadikan selaput lendir rahim

tipis dan atrofi. (Saifuddin, 2011).


3

Kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan disebabkan

karena alat kontrasepsi tersebut mengandung hormon progesterone yang

mempunyai efek samping yaitu peningkatan berat badan, kandungan DMPA

(Depo Medroksi Progesteron Asetat) merangsang pusat pengendali nafsu

makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari

biasanya, sehingga menyebabkan peningkatan berat badan (Handayani, Sri.

2010).

Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Gambaran

Pemakaian KB Suntik Terhadap Perubahan Berat Badan Ibu Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pelambuan Banjarmasin 2019.

Tabel 1.1 Distribusi Peserta KB Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pelambuan Banjarmasin Tahun 2018

NO BULAN KELURAHAN PESERTA KB AKTIF

KONDOM PIL SUNTIK AKDR IMPLAN

1 JANUARI PELAMBUAN 4 94 250 0 7

2 B.SELATAN 0 38 119 0 0

3 FEBRUARI PELAMBUAN 2 112 286 1 4

4 B.SELATAN 0 42 102 0 0

5 MARET PELAMBUAN 4 99 219 0 1

6 B.SELATAN 0 32 83 0 0

7 APRIL PELAMBUAN 2 106 215 0 2

8 B.SELATAN 0 36 89 0 0

9 MEI PELAMBUAN 2 92 234 1 3

10 B.SELATAN 0 39 82 0 0

11 JUNI PELAMBUAN 2 106 215 1 3

12 B.SELATAN 0 36 89 0 0

13 JULI PELAMBUAN 3 92 198 0 3

14 B.SELATAN 0 34 89 0 0
4

15 AGUSTUS PELAMBUAN 4 93 271 0 4

16 B.SELATAN 0 35 98 0 0

17 SEPTEMBER PELAMBUAN 5 108 230 1 3

18 B.SELATAN 0 41 84 0 0

19 OKTOBER PELAMBUAN 6 88 288 1 1

20 B.SELATAN 0 39 141 0 0

21 NOVEMBER PELAMBUAN 1 83 217 1 24

22 B.SELATAN 0 29 82 0 0

23 DESEMBER PELAMBUAN 6 81 227 0 0

24 B.SELATAN 0 37 105 0 0

JUMLAH 41 1,592 4,013 6 55

Sumber: Puskesmas Pelambuan Banjarmasin Diperoleh Tanggal 4 Maret 2019

Berdasarkan data pada tabel 1.1 didapatkan peserta KB Aktif dikelurahan

Pelambuan dan Belitung Selatan pada tahun 2018 dengan menggunakan

kontrasepsi suntik berjumlah 4,013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut: “Bagaimana Gambaran Pemakaian KB Suntik Terhadap

Perubahan Berat Badan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan

Banjarmasin 2019”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pemakaian KB Suntik Terhadap

Perubahan Berat Badan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan

Banjarmasin 2019.
5

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran KB suntik terhadap perubahan berat

badan.

b. Untuk mengetahui perubahan berat badan ibu yang menggunakan

kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan Banjarmasin

2019.

c. Untuk membandingkan perubahan berat badan ibu terhadap

penggunaan kontrasepsi suntik.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah:

1. Manfaat institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pelayanan KB mengenai

gambaran berat badan akseptor KB sehingga dapat melengkapi bahan

pustaka tentang KB suntik beserta efek samping dan cara penanganan

yang tepat.

2. Manfaat Puskesmas

Sebagai salah satu sumber informasi bagi Puskesmas dalam

menentukan kebijakan khususnya dalam penanganan Asuhan Keluarga

Berencana dengan Gambaran Pemakaian KB Suntik Terhadap Perubahan

Berat Badan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan Banjarmasin.


6

3. Bagi responden

Responden dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber informasi

mengenai efek samping KB suntik sehingga dapat lebih memahami tentang

KB suntik agar lebih mantap dalam pemilihan metode KB.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti tentang gambaran berat badan akseptor KB suntik serta

sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti.

Anda mungkin juga menyukai