Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT dan tak lupa pula kita panjatkan shalawat serta
salam kita kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. yang selalu memberikan
Rahmatnya kepada kita semua.
Pada kesempatan kali ini kami ingin mengucap syukur Alhamdullillah karena kami telah
menyelesaikan tugas makalah dengan mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan. Tugas
makalah yang diberikan ini mengenai Rumah Sakit Type B. Makalah ini kami susun guna
memenuhi salah satu persyaratan dari proses belajar mengajar dalam mata kuliah
MATERNITAS oleh dosen pengampuh Bu Ns. Pipit Feriani Wiyoko S.Kep.,MARS di
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR dengan jurusan S1
ILMU KEPERAWATAN.
Dengan disusunnya makalah ini kami para anggota kelompok berharap, makalah ini dapat
membantu rekan rekan yang lain dalam lebih memahani tentang Rumah Sakit Type B.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu kami berharap sebuah kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan
rekan sekalian dan juga dari dosen yang bersangkutan untuk perbaikkan makalah ini dan
makalah makalah yang akan datang lainnya.
Penyusun
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian Rumah Sakit type B?
Bagaimanakah pengembangan sistem informasi rumah sakit?
Apa saja peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit?
Apa saja pertimbangan dalam membangun SIRMS?
Bagaimankah kemampuan sistem SIMRS?
Apa saja kelebihan dan kekurangan aplikasi tersebut?
C. Tujuan
Mengetahui secara menyeluruh mengenai Rumah Sakit Type B dengan contoh
pengaplikasiannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Rumah sakit type B merupakan rumah sakit rujukan tingkat lanjut pada era jaminan
kesehatan nasional, dengan status sebagai rumah sakit rujukan tingkat lanjut maka rumah
sakit type b mengalami penurunan kunjungan pasien JKN karena pasien JKN akan
dirujuk kerumah sakit dengan type di bawahnnya yaitu type D atau C baruke type B. Oleh
karenaitusebuahrumahsakit type B harusmemilikistrategibisnis yang didukung oleh
strategis system informasi dan strategi teknologi informasi, dalam rangka meningkatkan
keunggulan yang kompetitif. Sebuah rumah sakit type B membutuhkan suatu perencanaan
strategis dalam mengelolah kebijakannya. Perencanaan strategis menunjukan ananalisis
yang komprehensif, sistematis untuk mengembangkan rencana dari suatu aksi / kegiatan
(Ward &Peppard, 2002), selain itu menurut Mcleod (1995) perencanaan strategis juga
dikenal sebagai perencanaan jangka panjang karena mengidentifikasitujuan tujuan yang
akan memberi perusahaan posisi yang paling menguntungkan dalam lingkungannya, serta
menentukan strategi – strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Makalah ini akan
memeberikan gambaran perancangan strategis sistem informasi pada rumah sakit type B
dengan mempertimbangkan hal yang dapat menjadi keunggulan kompetitif dan tidak
dapat dipenuhi oleh rumah sakit dengan type di bawahnya. Tujuannya adalah
menghasilkan blueprint strategi rumah sakit type b yang menyelaraskan strategi sistem
informasi, strategi teknologi informasi dan strategi bisnis.
2
6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya
investasi yang tidak sedikit harusdi imbangi pula dengan hasil dan manfaat yang
berarti (rate of return) dalam waktu yang relative singkat.
7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
8. Pentahapanpengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi computer (user friendly).
10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan,
karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia,untuk melakukan
adaptasi dengan sistem yang baru.
11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap pengembangan SIRS.
Atas dasar dari penetapankriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas,
selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran Jangka
Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut :
1. Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan atau
pengawasan(auditable) maupun dalam hal pertanggung-jawaban penggunaan dana
(accountable) oleh unit-unit yang ada di lingkunganrumahsakit.
2. Terbentuknya system pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan
tetapi cukup lengkap dan terpadu.
3. Terbentuknya suatu system informasi yang dapat memberikan dukungan akan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang
bersifat dinamis.
4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna seluruh unit organisasi dengan menekan
pemborosan.
5. Terjaminnyakonsistensi data.
6. Orientasike masa depan.
7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan system informasi yang telah
ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan
mempertimbangkan integrasinya sesuai Rancangan Global SIRS.
SIRS merupakan suatu system informasi yang, cakupannya luas (terutama untuk
rumah sakit tipe A dan B) dan mempunyai kompleksitas yang cukuptinggi. Oleh karena
itu penerapan sistem yang dirancang harus dilakukan dengan memilih pentahapan yang
sesuai dengan kondisi masing-masing subsistem, atas dasar kriteria dan prioritas yang
ditentukan. Kesinambungan antara tahapan yang satu dengan tahapan berikutnya harus
tetap terjaga. Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut
1. PenyusunanRencanaIndukPengembangan SIRS,
2. PenyusunanRancangan Global SIRS.
3
3. PenyusunanRancangan Detail/Rinci SIRS,
4. PembuatanPrototipe, terutamauntukaplikasi yang sangatspesifik,
5. Implementasi, dalamartipembuatanaplikasi, pemilihan dan
pengadaanperangkatkerasmaupunperangkatlunakpendukung.
6. Operasionalisasi dan Pemantapan
a. Redudansi Data, pencatatan data medis yang sama dapat terjadi berulang-ulang
sehingga menyebabkan duplikasi data dan ini berakibat membengkaknya kapasitas
penyimpanan data. Pelayanan menjadi lambat karena proses retreiving
(pengambilan ulang) data lambatakibat banyaknya tumpukan berkas.
d. Human Error, kelemahan manusia adalah kelelahan, ketelitian dan kejenuhan hal
ini berakibat sering terjadi kesalahan dalam proses pencatatan dan pengolahan
data yang dilakukan secara manual terlebih lagi jika jumlah data yang dicatat atau
di olah sangatlah besar. Pemasukan data yang tidak sinkron untuk pasien atau
barang yang sama tentu saja akan meyulitkan pengolahan data dan tidak jarang
berdampak pada kerugian materi yang tidak sedikit bagi rumah sakit. Dengan
bantuan SIMRS kelemahan diatas dapat di kurangi bahkan dihindari.
SIMRS membuat fungsi dari bagian perawatan lebih dikonsentrasikan pada pelayanan
perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi penagihan dilakukan oleh bagian
keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi wewenang direksi. Para tenaga medis
tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan
pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk
tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan.
4
Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang
pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Proses
entri data penggunaan tindakan medis di masukkan ke sistem komputer oleh operator dari
setiap unit yang terintegrasi dengan bagian keuangan sehingga data akan selalu terbarukan
hal ini menutup kemungkinan terjadinya manipulasi data disaat pasien akan membayar
biaya perawatan. Tanpa mengurangi misi sosial, pemberian diskon maupun subsidi
perawatan dapat dilakukan secara arif oleh direksi berdasarkan pertimbangan posisi
keuangan rumah sakit yang didapat dengan cepat dan tepat berdasarkan informasi yang
disajikan oleh sistem informasi.
Kasus yang penulis contohkan diatas baru merupakan sebagian dari kemampuan
SIMRS yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti pencatatan rekam medis
elektronik yang terintegrasi, kecepatan pelayanan administratif, sistem kendali gudang
yang baik, fungsi finansial yang efisien dan tepat, pembuatan laporan-laporan baik
keuangan dan perawatan dapat disajikan dengan cepat, akurat dan bagus.
Pembangunan SIMRS tidak boleh dilakukan secara parsial tetapi harus terintegrasi
dengan mempertimbangkan berbagai sudut. Kita harus melihat dari sudut administratif
yang mengelola data-data pasien, transaksi dsb, atau juga dari sisi pasien yang cenderung
mengutamakan pelayanan kesehatan. Pasien akan senang jika rumah sakit mampu
memberikan kemudahan mendaftar dan memilih dokter, menetapkan nomor antrian
dimana semua itu dapat dilakukan lewat telepon, SMS atau bahkan Internet. Pembayaran
biaya perawatan tidak harus tunai tetapi bisa dengan credit card atau debit card, dan masih
banyak lagi kemudahan layanan yang dapat disediakan oleh rumah sakit.
Oleh sebab itu dalam membangun SIMRS kita perlu mempertimbangkan banyak
factor diantaranya adalah:
a. Kebutuhan Pasien
5
b. Kebutuhan Pengelola Rumah Sakit
Dari sudut pengelola rumah sakit tentu saja menginginkan sebuah sistem yang
ideal, istimewa, yang mampu mengelola semua transaksi yang ada secara akurat,
efisien dan cepat, sehingga tak ada kata ‘terlambat’ pada pembuatan laporan
masing-masing unit pelayanan medik karena setiap laporan akan tercetak otomatis
dan terkirim secara otomatis pula. Bilamana ini dapat terjadi dan sistem mampu
mengelola dan menyajikan data secara benar-benar BENAR’, maka pengelola
akan banyak diuntungkan, karena banyak mengurangi beban kerja semua
komponen di rumah sakit dan itu berarti efisiensi (penghematan dana). Pengelola
RS dapat mengalokasikan penghematan dana tersebut untuk pengembangan SDM,
pengembangan fasilitas rumah sakit dan peningkatan kesejahteraan karyawan.
c. Kemampuan Pengembang
E. Kemampuan Sistem
SIMRS yang ideal tentu harus dapat mengurangi beban kerja masing-masing unit
pelayanan. Secara global diharapkan kemampuan sistem dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Dapat mengurangi beban kerja berbagai unit, terutama unit rekam medis dalam
‘menangani’ berkas rekam medis. Unit rekam medis merupakan unit yang paling
sibuk dengan banyaknya berkas medis pasien. Kegiatan yang dilakukan mulai dari
proses coding, indexing, assembling, filing dll, semua dikelola di unit ini. Dengan
adanya SIMRS maka bagian inilah yang pertama untuk di migrasikan menjadi rekam
medis elektronik (RME). Sehingga semua proses diatas dilakukan secara otomatis
dengan komputer.
6
b. Dapat mengurangi pemakaian kertas (paperless). Dengan adanya sistem ini, maka
sudah seharusnya pemakaian kertas dapat dikurangi dan bila perlu dihilangkan.
Sistem ini harus mampu memangkas pemakaian kertas seperti: • Lembar-lembar
rekam medis yang tidak berhubugan dengan masalah autentikasi atau aspek hukum. •
Laporan masing-masing unit pelayanan (semua laporan sudah terekap oleh sistem). •
Rekap Laporan yang dikirim ke dinas kesehatan.
c. Dapat mendukung pengambilan keputusan bagi para direktur dan manajer rumah sakit
karena sistem mampu menyediakan informasi yang cepat, akurat serta akuntabel.
Untuk keperluan ini sistem harus mampu menyediakan laporan yang bersifat
executive summary bagi mereka.
Rumah jauh, butuh daftar berobat melalui online? di RS PHC Surabaya telah membuka
pendaftaran pasien online per 1 Oktober 2017. jadwal dokter juga bisa di cek melalui
website rsphc.co.id/spesialis.html
7
F. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi
Kelebihan :
1. Hemat tempat
8
dan dapat langsung memasukkan data yang diperlukan ke komputer. Hal ini juga
dapat memudahkan petugas untuk mengatur antrian pasien dengan menggunakan tiket
dan sistem pemanggilan antrian secara elektronik.
Data yang tersimpan dalam sistem akan mudah diakses oleh para petugas
kesehatan di rumah sakit tersebut. Data yang diperlukan akan mudah untuk ditelusuri
dengan mengetikkan keyword yang diperlukan pada kolom pencarian pada sistem
informasi yang digunakan, otomatis data akan mudah dan cepat untuk ditemukan.
Perawat di rumah sakit yang sudah menerapkan sistem informasi kesehatan tidak
perlu lagi kerepotan untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan petugas kesehatan
lain di tempat kerja yang saling berjauhan. Hal tersebut dikarenakan semua data yang
di masukkan oleh tiap-tiap perawat pada sistem informasi kesehatan rumah sakit bisa
langsung dilihat dan diakses oleh semua petugas kesehatan lain dimanapun dan
kapanpun, sehingga hal ini bisa mempermudah dan mempercepat komunikasi antara
petugas medis dan petugas kesehatan lain terutama perawat. Selain itu, hal tersebut
juga menghemat waktu dan tenaga para petugas kesehatan.
Tiap-tiap data yang di masukkan oleh petugas medis akan mudah untuk ditelusuri dan
diperiksa. Pada umumnya, sistem informasi kesehatan yang digunakan akan
mendeteksi apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam pengisiian data yang
dimasukkan oleh petugas medis, sehingga hal ini akan meminimalisir kesalahan
(human eror) yang dapat ditimbulkan. Pencarian data pun akan mudah dan cepat,
karena petugas bisa dengan mudah memasukan keyword ke kolom pencarian atau
search pada sistem dan simkes akan otomatis mencari dan menampilkan data atau
dokumen yang akurat sesuai dengan keyword yang telah diisikan.
9
Rekam kesehatan elektronik merupakan dokumen yang sangat penting. Dokumen
tersebut berisi tentang profil kesehatan pribadi milik pasien yang menggambarkan
riwayat medis pasien serta catatan perkembangan kesehatan seumur hidup pasien.
Termasuk di dalamnya adalah demografi pasien, permasalahan fisik dan psikis,
imunisasi, data laboratorium, obat-obatan, tanda-tanda vital, laporan radiologi.
Bisa dibayangkan jika dokumen tersebut dicatat secara tertulis maka pasti akan
terdapat banyak kelemahan/kekurangan. Antara lain kesalahan dalam pencatatan data,
data yang kurang lengkap serta potensi dokumen terselip atau bahkan hilang.
Terkadang data tertulis juga sulit terbaca akibat kurang jelas. Dan dengan adanya
teknologi komputerisasi, maka penyimpanan data informasi kesehatan setiap pasien
akan lebih aman.
Kekurangan :
Proses pelayanan akan terganggu apabila rumah sakit tidak memiliki prosedur antisipasi
terhadap hal tersebut. Oleh karena itu, ada baiknya tiap-tiap rumah sakit membuat
prosedur antisipasi tertentu terhadap hal-hal yang dapat menganggu proses pelayanan di
rumah sakit, hal ini diperlukan untuk meminimalisir kerugian/dampak yang dapat
ditimbulkan.
Pemilihan serta penggunaan aplikasi atau software simkes juga menjadi hal yang
sangat penting. Petugas akan sangat bergantung kepada sistem tersebut, sehingga apabila
sistem mengalami gangguan atau kerusakan otomatis akan mengganggu proses pelayanan
yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu , perlunya rumah sakit untuk menggunakan sistem informasi kesehatan
atau software simkes yang asli/berlisensi yang berasal dari sumber atau pengembang
(developer) software yang terpercaya. Sistem tersebut juga harus senantiasa mendapatkan
pembaruan dan pengembangan terbaru dari developer yang membuat software tersebut,
hal ini diperlukan agar software yang dimiliki rumah sakit selalu berkembang mengikuti
perkembangan zaman (uptodate) dan bebas dari permasalahan yang sebelumnya pernah
terjadi.
10
Kita perlu menyadari bahwa tidak semua petugas kesehatan di rumah sakit mengenal
dan familiar dengan sistem informasi kesehatan atau bahkan dengan komputer. Hal
tersebut tentu saja akan membuat penerapan simkes di rumah sakit menjadi sia-sia atau
malah bisa menjadi halangan karena akan menyulitkan para petugas medis yang masih
belum siap dalam menerapkan simkes.
Pemberian pelatihan perlu dilakukan agar tiap petugas kesehatan dapat menggunakan
sistem informasi kesehatan yang ada secara efektif, efisien, dan maksimal. Petugas
kesehatan juga perlu diberi pelatihan mengenai cara penanganan dan antisipasi apabila
sistem mengalami gangguan atau tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu
petugas kesehatan juga dapat didorong untuk selalu memberikan kritik dan saran terhadap
sistem yang digunakan agar sistem tersebut dapat semakin berkembang dan memiliki
kinerja yang maksimal yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Peran system informasi dimasyarakat sangatlah penting bahkan vital jadi tak jarang
ada oknum-oknum yang memanfaatkan kecanggihan alat yang sedang berkembang untuk
kepentingan segerombolan atau sekumpulan orang-orang yang menyalahgunakan manfaat
kecanggihan alat yang sedang berkembang untuk tindak kejahatan.penanganan dalam
masalah ini sangatlah sulit karena banyaknya factor-faktor yang menghambat dalam
penanganan masalah ini jadi semua kembali ke individu masing-masing untuk
mempertimbangkan sisi baik dan sisi buruk dalam mau menggunakan suatu alat tertentu.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
yang dapatdiambil dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah1.
1. Aplikasi system informasi rumah sakit berbasis java yang bisa diakses melalui handphone
digunakan untuk mempermudah calon pengunjung RumahSakit PHC Surabaya
Daerah Ungaran mendapatkan informasi rekam medis, melihat pasien, rawat jalan dan
rawat inap.
2. Aplikasi RSPHC Care dapat di gunakan pada perangkat Android akan tetapi unuk
pengguna IOS aplikasi ini belum tersedia.
3. Web server digunakan admin untuk memasukan data pasien dan rekammedispasien yang
bias diakses user melalui handphone.
12