Kota Sawahlunto
Bab III
PEMAHAMAN dan TANGGAPAN KAK
3.1 PEMAHAMAN
Di era globalisasi ini, persoalan daya saing menjadi aspek penting dalam pergaulan
internasional dan dihadapi oleh seluruh bangsa baik karena comparative advantage
maupun competitive advantage, dimana hal ini menyangkut produktivitas, efisiensi dan
tentu saja kualifikasinya. Menyadari situasi tingkat pengangguran masih tinggi, terutama
di perdesaan dan realitas masih rendahnya daya saing, Kemenakertran telah
meluncurkan suatu program terpadu yang dinamakan Program Desa Produktif.
Program Desa Produktif merupakan suatu program yang sengaja mengambil basis area
targeting pedesaan. Implikasinya, area targeting lebih melihat pada aspek keseluruhan
aspek wilayah baik sumberdaya manusia maupun alamiahnya dalam suatu menejemen
pembangunan yang terpadu. Jadi, keterpaduan antar pihak dan unsur saling
berhubungan dan membentuk suatu fakta sosial, dimana pembangunan berjalan.
Dengan demikian, Desa Produktif adalah gambaran nyata dari keterpaduan program dan
dinamika internal suatu desa.
Program Desa Produktif merupakan program yang dirancang untuk mendorong kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat desa melalui perluasan lapangan kerja dan berusaha.
Artinya bagaimana suatu program yang mampu memadukan antar unsur internal socio-
dynamic dengan program pembangunan sektoral yang ada sehingga secara kualititas
dan kualitas dapat terlihat manfaat dan dampaknya. Keberhasilan suatu desa dalam
mengembangkan sumberdayanya akan memiliki arti strategis bagi perbaikan sosial-
ekonomi masyarakat dan daerah. Dengan demikian tingkat kesejahteraan dan
III - 1
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
keberlanjutan dari desa produktif dapat berjalan seiring dan sesuai dengan arah
pembangunan daerah yang bersifat eksploratif dan bukan eksploitatif.
Mengingat program ini sudah dan sedang berlangsung, maka untuk lebih mendorong
proses sistemik tersebut, Kemenakertrans dalam hal ini Direktorat Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas berinisiatif untuk memberikan suatu penghargaan dan
dukungan pengembangan bagi program/kegiatan masyarakat yang dinilai telah
memenuhi kriteria dan indikator dalam mendukung membangun desa produktif. Dengan
adanya penghargaan ini, diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan minat
berbagai pihak untuk berperan serta dalam membangun desa yang produktif di Indonesia.
Konsep “desa” mengandung makna adanya “keterkaitan” yang lebih luas, baik secara
ekologis, ekonomis, dan sosiologis. Dalam konteks ini, konsep “desa” mengandung
pengertian pertama “ikatan sosial” yang berlandaskan teritorial di mana masyarakat di
kawasan tersebut hidup dalam suatu lokalitas tertentu dengan eksistensi yang jelas;
kedua “ikatan sosial” berdasarkan lingkup pekerjaan (profesi) di mana hubungan antar
anggotanya tidak permanen, tetapi mempunyai intensitas interaksi yang tinggi dalam
suatu waktu tertentu. Ketiga “ikatan sosial” yang dibangun berdasarkan jaringan sosial
(social networking) sebagai nilai tambah dari modal sosial (social capital) dengan satu
fokus interaksi pada pengembangan masyarakat.
Berbagai program bantuan pemerintah yang mengalir ke desa tidak secara signifikan
mampu mengangkat harkat hidup orang desa, memerangi kemiskinan desa, mencegah
urbanisasi, menyediakan lapangan pekerjaan dan lain-lain. Yang terjadi adalah
ketergantungan, konservatisme dan pragmatisme orang desa terhadap bantuan
pemerintah. Dengan demikian pembangunan desa yang dilancarkan bertahun-tahun
sebenarnya mendatangkan kegagalan.
III - 2
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
keterampilan masyarakat desa untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki desa secara
efisien, efektif dan berkualitas;p meningkatkan nilai tambah dan produktivitas desa melalui
pengelolaan sumberdaya secara kreatif, inovatif, terintegrasi dan berkelanjutan;
memperluas kesempatan kerja dan berusaha untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat desa; meningkatkan harmonisasi antar kelompok masyarakat
melalui penerapan budaya produktif masyarakat (Dirjend. Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas, Kemenakertrans RI, 2011). Dalam SK Dirjen Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas No: 144/Lattas/XII/2010 tentang Pelaksanaan Pembinaan Desa Produktif
disebutkan bahwa sasaran dari program ini adalah terciptanya model pengembangan
peningkatan produktivitas di desa dan masyarakat pedesaan secara terintegrasi.
III - 3
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
c. Keterpaduan.
Keterpaduan merupakan suatu gambaran yang menunjukkan sifat kebersamaan baik
arti keserasian dalam peranan masing-masing sub pendukung maupun koordinasi dan
sinergi sesama sistem untuk saling berinteraksi dan mendukung cita yag lebih besar
dalam hal ini desa produktif.
d. Administrasi.
Administrasi merupakan salah satu perangkat yang diperlukan dalam rangka
pengembanganberupa kelengkapan administratif berupa: profil dan Proposal
pengembangannya, Surat keterangan Desa berupa penjelasan adanya kegiatan yang
dimaksud dan dibina oleh pihak non pemerintah, dan lain sebagainya.
e. Substansi.
Substansi dalam hal ini berkenaan dengan kegiatan yang diajukan hubungannya
dengan produktivitas pedesaan, penentuan hal ini tentu saja mempertimbangkan sifat
kegiatan, apakah masih berupa rintisan, atau pengembangan, atau merupakan
pelestarian cultural yang karena pendekatan atau teknologi, atau menejerial atau
gabungan diantaranya menciptakan gelora desa produktif.
3.2 TANGGAPAN
Setelah kami mempelajari isi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of
Reference (TOR) serta penjelasan pekerjaan yang diterima dalam acara aanwijzing
secara umum materi yang tercantum dalam KAK tersebut dapat dipahami namun
demikian kami akan menyampaikan beberapa tanggapan terhadap isi dari TOR tersebut :
Sedangkan mengenai cara maupun isi dari bentuk persyaratan administrasi tidak
berbeda dengan instansi lainnya dalam bentuk penyajian serta cara
penyampaiannya. Sehingga dengan demikian tidak ada hal yang menyulitkan
dalam memenuhi ketentuan tersebut.
III - 5
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
III - 6
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
III - 7
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto
III - 8
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran