KEC. MARATUA
KEC. SEGAH KEC. PL. DERAWAN
KEC. TELUK TANJUNG REDEB
KEC. TABALAR
KEC. KELAY
KEC. BIATAN
KEC. BIDUK-BIDUK
Tanjung Batu
KPPN
TANJUNG REDEB
TANJUNG REDEB
Gambar 5.4 Peta Kedudukan KPPN Tanjung Redeb Dalam Masterplan WPS 21
TEMAJUK – SEBATIK 2025
Gambar 5.5 Peta Kedudukan KPPN Tanjung Redeb Dalam Masterplan SWPS 3
KALTARA pada WPS 21 TEMAJUK – SEBATIK 2025
Gambar 5.6 Peta Kedudukan KPPN Tanjung Redeb Dalam Masterplan WPS 23
BALIKPAPAN-SAMARINDA-MALOY 2025
Desa Pegat Betumbuk (5.286 jiwa/km2), dan Desa Kasai (4.446 jiwa/km2).
Pemukiman di kedua desa tersebut membentuk pola terpusat. DI Desa Pegat
Betumbuk pemukiman membentuk unit-unit kecil yang terpusat. Sementara di
Desa Kasai mpemukiman membentuk satu init besar yang terpusat.
Tabel V.1
Penggunaan Lahan Budidaya KPPN Tanjung Redeb
Tahun 2015 (Ha)
GRAND
PENGGUNAAN LAHAN (HA)
TOTAL
Permukiman
Alang Alang
Pasir / Bukit
dan Tempat
Grand Total
Air Tambak
NO DESA
Pasir Laut
Air Tawar
Tegalan /
Belukar /
Kegiatan
Ladang
Sungai
Semak
Hutan
1 Pulau Derawan 30,24 516,19 546,43
2 Teluk Semanting 197,00 3,13 6.624,29 165,01 2.249,16 9.238,60
3 Pegat 51,00 6.884,51 767,70 22.379,01 49,54 30.131,77
4 Kasai 137,43 378,54 154,97 14.245,01 1,30 4,12 14.921,37
5 Tanjung Batu 1.146,38 166,16 32.887,74 73,18 194,96 2.747,12 37.215,54
Grand Total 1.480,81 7.263,05 1.091,96 76.703,25 289,04 194,96 5.000,40 92.053,70
Sumber: Peta GIS Pola Ruang RTRW Kab. Berau
Tabel V.2
Penduduk dan Penggunaan Lahan Budidaya KPPN Tanjung Redeb
Tahun 2015 (Ha)
PENGGUNAAN LAHAN (2015)
PENDUDUK (2015)
TERBANGUN TIDAK TERBANGUN
JUMLAH
NO DESA/ KELURAHAN KEPADATAN
(Km2)
JUMLAH BERSIH Km2 % Km2 %
(JIWA/Km2)
1 Pulau Derawan 856 82 10,4 6% 177,46 94% 187,9
2 Teluk Semanting 232 109 2,1 2% 97,83 98% 100,0
3 Pegat Betumbuk 4896 5.286 0,9 0% 421,23 100% 422,2
4 Kasai 1694 4.446 0,4 1% 39,94 99% 40,3
5 Tanjung Batu 2615 28 91,9 3% 2.890,71 97% 2.982,6
Grand Total 4.309 41 106 3% 3.627,2 97% 3.732,9
Sumber: Luasan berdasarkan Data KDA Pulau Derawan, BPS 2016
KPPN Tanjung Redeb memiliki inti utama, yaitu pusat kegiatan lokal di PKL Tanjung
Batu diarahkan sebagai pengembangan perikanan budidaya & tangkap, pusat
pengembangan pengolahan perkebunan (CPO/Kelapa Sawit), serta kawasan
pengembangan pariwisata, berupa wisata alam, sejarah, budaya, pulau dan pantai.
Gambar 5.7 Peta Pola Perkembangan Struktur Ruang KPPN Tanjung Redeb
Gambar 5.8 Peta Penggunaan Lahan Budidaya KPPN Tanjung Redeb Tahun 2015
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH V- 9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PENYUSUNAN MASTERPLAN & PRA DESAIN KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS NASIONAL
ANTARA DI PULAU SULAWESI, PULAU KALIMATAN DAN PULAU SUMBAWA
Tabel V.3
Nilai LQ Sektor dan Sub Sektor Berdasarkan PDRB Harga Konstan
Kabupaten Berau Tahun 2016
PROVINSI
NO LAPANGAN USAHA KABUPATEN BERAU KALIMANTAN LQ
TIMUR
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.242.728,63 38.230.279 1,42
1.1 Pertanian, Peternakan,Perburuan dan
0,91
Jasa Pertanian 5.664.194,70 73.230.584,00
a. Tanaman Pangan 37.441,00 408.782,00 1,18
b. Tanaman Hortikultura 2.878,90 74.797,00 0,50
c. Tanaman Perkebunan 1.260.761,80 10.898.068 1,50
d. Peternakan 4.360.267,00 61.765.705,00 0,91
1.2 Perikanan 2.846,00 83.232,00 0,40
2. Pertambangan dan Penggalian 18.439.586,82 225.379.208 1,37
3. Industri Pengolahan 1.177.010,79 103.984.604 0,19
4. Pengadaan Listrik dan Gas 8.304,49 191.351 0,72
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
11.288,05 0,90
5. Limbah dan Daur Ulang 208.719
6. Kontruksi 1.339.748,19 41.445.891 0,54
Perdagangan Besar dan Eceran;
1.547.292,95 25.395.701 1,02
7. Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 1.748.186,31 17.432.908 1,67
Penyediaan Akomodasi dan Makan
322.586,34 4.227.064 1,27
9. Minum
10. Informasi dan Komunikasi 248.637,33 6.160.397 0,67
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 162.639,85 8.385.356 0,32
12. Real Estate 289.398,32 4.803.758 1,01
13. Jasa Perusahaan 31.781,09 1.085.805 0,49
Administrasi Pemerintah, Pertahanan
393.690,32 11.767.430 0,56
14. dan Jaminan Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan 701.397,65 7.595.404 1,54
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 228.137,59 2.867.928 1,33
17. Jasa Lainnya 177.450,20 2.705.001 1,09
Jumlah/Total 30.069.864,92 501.866.804,00
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
5.4.3.1 Perkebunan
A. Analisis Produktivitas Kawasan
Berbeda dengan sub sektor pertanian tanaman pangan yang kurang memiliki potensi,
sub sektor perkebunan di wilayah KPPN Tanjung Redeb justru memiliki potensi untuk
dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan luas tanam tanaman perkebunan
pada tahun 2015. Secara umum komoditas tanaman perkebunan mengalami
peningkatan luas tanam terutama pada tanaman kelapa sawit yang meningkat tajam
yaitu dari seluas 1.021 hektar menjadi 6.725 hektar. Jika dilihat dari jumlah
produksinya, komoditas kelapa sawit mengalami peningkatan jumlah produksi dari
630 ton menjadi 15.607 ton. Peningkatan ini tidak sebesar luas tanamnya karena
masa panen kelapa sawit kurang lebih lima tahun sejak ditanam sehingga perluasan
lahan belum berdampak pada jumlah produksi di tahun 2015. Produktivitas kelapa
sawit dengan nilai produktivitas tanaman ini mencapai 2,32 ton/ha. Produktivitas
sektor pertanian tanaman pangan di KPPN Tanjung Redeb dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel V.4
Produktivitas Perkebunan
di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2015
KECAMATAN PULAU DERAWAN
LUAS PANEN PRODUKSI PRODUKTIVITAS
NO KOMODITI
(HA) (TON) (TON/HA)
2014 2015 2014 2015 2015
1 Kelapa 142,30 142,3 96,80 118,10 0,83
2 Karet - 15,00 - - -
3 Lada 56,50 60,50 12,5 2,60 0,04
4 Kelapa Sawit 1.021,09 6.725,02 630 15.607,50 2,32
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Berdasarkan hasil analisis LQ, prodiktivitas komoditas kelapa sawit di KPPN Tanjung
Redeb memiliki nilai LQ rata-rata di atas nilai 1, dimana komoditas tersebut sudah
memenuhi kebutuhan komoditas kelapa sawit di KPPN Tanjung Redeb dan dapat
dijual keluar daerah. Komoditas kelapa sawit yang merupakan sektor basis memiliki
nilai multiplier effect sebesar 36 berarti setiap penambahan nilai produksi sebesar 417
ton dan akan meningkat produksi komoditas non basis sebesar 15.191 ton.
Komoditas unggulan sektor perkebunan yang ada di KPPN Tanjung Redeb dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel V.5
Komoditi Basis Perkebunan di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2015
KPPN KABUPATEN LQ
NON MULTIPLIER
NO KOMODITI TANJUNG TANJUNG BASIS
NILAI B/NB BASIS EFFECT
REDEB REDEB
1 Kelapa 118,10 3.184,35 0,31 nB -268 386 -1
2 Karet - 412,82 - nB -50 50 -1
3 Lada 2,60 839,02 0,03 nB -99 102 -1
4 Kelapa Sawit 15.607,50 125.389,82 1,03 B 417 15.191 36
TOTAL 15.728,20 129.826,01 1,00
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
5.4.3.2 Perikanan
A. Analisis Komoditi Unggulan
Berdasarkan hasil analisis LQ, prodiktivitas komoditas budidaya laut dan tambak di
KPPN Tanjung Redeb memiliki nilai LQ rata-rata di atas nilai 1, dimana komoditas
tersebut sudah memenuhi kebutuhan komoditas budidaya laut dan tambak di KPPN
Tanjung Redeb dan dapat dijual keluar daerah. Komoditas budidaya laut yang
merupakan sektor basis memiliki nilai multiplier effect sebesar 1 berarti setiap
penambahan nilai produksi sebesar 127 ton dan akan meningkat produksi komoditas
non basis sebesar 94 ton dan tambak memiliki nilai multiplier effect sebesar 1 berarti
setiap penambahan nilai produksi sebesar 575ton dan akan meningkat produksi
komoditas non basis sebesar 305ton. Komoditas unggulan sektor perikanan yang ada
di KPPN Tanjung Redeb dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel V.6
Komoditi Basis Perikanan di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2015
KPPN LQ
KABUPATEN NON MULTIPLIER
NO KOMODITI TANJUNG BASIS
BERAU NILAI B/NB BASIS EFFECT
REDEB
1 Perikanan Laut 3.504,20 16.075,00 0,83 nB -702 4206 -6
2 Budidaya Laut 221,40 359,40 2,35 B 127 94 1
3 Tambak 880,10 1.166,50 2,88 B 575 305 1
TOTAL 4.605,70 17.600,90 1,00
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Kecepatan Arus
Hasil pengukuran terhadap kecepatan arus di zona pemanfaatan
umum KPPN Tanjung Redeb bervariasi antara 0.5 cm/dt sampai 8 m/dt
dengan
Salinitas Perairan
Salinitas perairan di zona pemanfaatan umum KPPN Tanjung Redeb
mempunyai kisaran 28 ppt sampai 34.20 ppt dengan nilai rata-rata
sebesar 32.33 ppt. Secara umum nilai rata-rata salinitas perairan zona
pemanfaatan umum KPPN Tanjung Redeb memperlihatkan kisaran yang
mendukung kegiatan budidaya laut.
pH
Pengukuran in situ terhadap variabel pH perairan zona Pemanfaatan
umum KPPN Tanjung Redeb memperlihatkan kisaran nilai sebesar
7.97 sampai 8.59, dengan nilai rata-rata 8.35. Hasil analisis
memperlihatkan secara keseluruhan nilai rata-rata pH di perairan zona
pemanfaatan umum KPPN Tanjung Redeb, berada dalam kisaran yang
mendukung untuk budidaya laut.
Oksigen Terlarut
Hasil analisis terhadap peubah oksigen terlarut di perairan zona
pemanfaatan umum KPPN Tanjung Redeb memperlihatkan kisaran
sebesar 2,03 ppm dan nilai tertinggi adalah 4.76 ppm dengan nilai
rata-rata sebesar 4,35 ppm. Bervariasinnya kandungan oksigen terlarut
Gambar 5.12 Peta Derajat Keasaman (PH) Perairan KPPN Tanjung Redeb
Gambar 5.13 Peta Sebaran Oksigen Terlarut Perairan KPPN Tanjung Redeb
Fosfat
Kandungan fosfat dalam perairan zona pemanfaatan umum KPPN
Tanjung Redeb mempunyai nilai yang bervariasi antara 0.081 mg/l
sampai 0.435 mg/l, dengan nilai rata-rata 0.181 mg/l. Kandungan fosfat di
perairan zona pemanfaatan umum KPPN Tanjung Redeb memperlihatkan
kisaran yang masih mendukung kegiatan budidaya, walaupun tidak
berada dalam nilai yang ideal.
Nitrat
Hasil pengukuran terhadap variabel nitrat memperlihatkan nilai
yang bervariasi antara 0.145 mg/l sampai 4.134 mg/l dengan nilai
rata-rata sebesar 1.091 mg/l. Kisaran rerata kandungan nitrat di
peraiaran zona pemanfaatan umum KPPN Tanjung Redeb, masih
mendukung kegiatan budidaya laut.
Klorofil-a
Hasil analisis terhadap variabel klorofil-a memperlihatkan nilai yang
bervariasi antara 0.033 mg/l sampai 0.037 mg/l dengan rata-rata 0.035
mg/l. Perbedaan nilai klorofil-a yang terdapat di perairan KPPN Tanjung
Redeb diduga disebabkan oleh keberadaan fitoplankton, baik
kelimpahannya maupun komposisi jenis terhadap pigmen yang
Hasil analisis kesesuaian dan daya dukung lingkungan terhadap budidaya laut
terlihat ada pada Tabel berikut :
Tabel V.7
Kriteria Parameter Fisika-kimia Oseanografi Untuk Kesesuaian Perairan
Budidaya Laut
Tingkat kesesuaian Lahan
No Kriteria Pustaka
Sesuai Cukup Sesuai Tidak Sesuai
1 Kecepatan arus (m/det) 0.2-0.3 0.1-0.19 / 0.31-0.40 < 0.1 / >0.41 Aslan (1991); Sulistijo -1996
2 Salinitas (o/oo) 28-32 25-27 / 33-35 < 25 / > 35 Aslan (1991)
3 Suhu (°C) 28-30 26-27 / 30-33 < 26 / > 33 Sadhori (1995)
4 Nitrat (ppm) 0.9-3.5 0.1-0.8 / 3.6-4.4 < 0.1 / >4.5 Sulistijo (1996)
5 Fosfat (ppm) 0.51 -1 0.21-0.5 < 0.21 / > 1 Indriani dan Sumiarsih (1997);
6 pH 7-8.5 6.5 – 6.9 / 8.5 -9.5 < 6,5 / 8.5 Aslan (1991); Utojo et al. (2004)
Sumber: Hasil modifikasi dari Utojo et al., 2007
Tabel V.8
Pembobotan dan Skoring Dari Parameter Yang Terukur
No Parameter Kriteria Batas Nilai Bobot Nilai Skor
0.2-0.3 3 Sesuai 0,6
1 Kecepatan Arus (m/s) 0.1 -0.19 / 0.3-0.4 2 Cukup Sesuai 0,2 0,4
< 0.1 atau > 0.4 1 Tidak Sesuai 0,2
28-32 3 Sesuai 0,6
2 Salinitas 25 - 27 atau 33 - 35 2 Cukup Sesuai 0,2 0,4
< 25 atau > 35 1 Tidak Sesuai 0,2
28-30 3 Sesuai 0,6
3 Suhu 26 - 27 atau 30 - 33 2 Cukup Sesuai 0,2 0,4
< 26 atau > 33 1 Tidak Sesuai 0,2
0.9-3.5 3 Sesuai 0,3
4 Nitrat (mg/l) 0.1 -0.8 / 3.6-4.4 2 Cukup Sesuai 0,1 0,2
<0.1 / >4.5 1 Tidak Sesuai 0,1
0.051 -1 3 Sesuai 0,3
5 Fosfat (mg/l) 0.021 - 0.05 2 Cukup Sesuai 0,1 0,2
< 0.021 / > 1 1 Tidak Sesuai 0,1
7-8.5 3 Sesuai 0,6
6 pH 6.5 - 7 / < 8.5-9.5 2 Cukup Sesuai 0,2 0,4
< 6.5 / > 8.5 1 Tidak Sesuai 0,2
Berdasarkan nilai skor setiap parameter maka dilakukan penilaian untuk menentukan
apakah lokasi tersebut sesuai untuk lahan budidaya rumput laut dengan
menggunakan formulasi yang dikemukakan oleh Utojo etal.(2004)sebagai berikut:
Nilai Skor Evaluasi = Total Skor Setiap Lokasi x 100
3
Hasil dari nilai Skor Evaluasi kemudian di interpretasikan atau dinilai seperti pada
tabel berikut :
Tabel V.9
Parameter Budidaya Laut
No Kisaran Nilai Skor (%) Penilaian Hasil Evaluasi
1 85 – 100 Sesuai : Lokasi tidak mempunyai batas yang berarti
2 60 – 84 Cukup Sesuai : Lokasi mempunyai batas yang bisa ditolerir
3 < 60 Tidak Sesuai : Lokasi mempunyai batas yang berat
sumber : Hasil modifikasi dan Utojo et al. (2004)
Tabel V.10
Kesesuaian Dan Daya Dukung Lingkungan Terhadap Budidaya Laut
KPPN Tanjung Redeb
KELAYAKAN/
NO PARAMETER RERATA BOBOT KETERANGAN
KESESUAIAN
1 Kecepatan Arus (m/s) 2 0.2 Tidak Sesuai Utojo dkk (2000)
2 Salinitas (ppt) 32.33 0.4 Cukup Sesuai Sunyoto (1994)
Sunyoto (1994);
3 Suhu (0C) 28.9 0.6 Sesuai
Djurjani (1999)
4 Nitrat (mg/l) 1.091 0.3 Sesuai Gumilar, 2000
Sunyoto (1994);
5 Fosfat (mg/l) 0.181 0.3 Sesuai
Djurjani (1999)
Sunyoto (1994);
6 pH 8.35 0.6 Sesuai
Djurjani (1999)
7 Kecerahan (m) 7 0.2 Cukup Sesuai Utojo dkk (2000)
TOTAL BOBOT 76.7 Cukup Sesuai
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Berdasarkan kriteria kesesuaian tabel di atas, hampir semua parameter fisika dan
kimia perairan sesuai untuk budidaya laut dengan total bobot 76.7% (cukup sesuai) di
lokasi KPPN Tanjung Redeb, sehingga lokasi ini masih mempunyai batas yang
bisa ditolerir untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya laut dengan catatan harus
diadakan kajian lebih lanjut tentang perkembangan budidaya perikanan yang
Tabel V.11
Analisis Kualitas Air di KPPN Tanjung Redep
Parameter Satuan Hasil Kurang
Batas Memenuhi
No (Test Memenuhi Spesifikasi Metoda
(Parameters) (Units) Syarat Syarat
Results) Syarat
1 Suhu 0C 30.5 26 - 32 0C √ SNI 06-6989.23-2005
2 Warna TCU 5 ≤ 15 √ SNI 06-6989.24-2005
3 Kekeruhan NCU 0.78 2 - 25 √ SNI 06-6989.25-2005
4 Bau mg/l Alami - √ Organoleptic
5 pH - 8.4 6.5 - 9 √ SNI 06-6989.11-2004
6 DO mg/l 3.91 ≥ 3 ppm √ SNI 06-6989.14-2004
7 Salinitas mg/l 30 15 - 30 √ Handrefractometer
8 Fe mg/l 0.039 ≤ 0.1 √ SNI 06-6989.4-2009
9 Mn mg/l 0.0142 ≤ 0.5 √ SNI 06-6989.5-2009
Sumber : Data Primer DED Tambak Berau (KKP, 2015) dan Hasil Analisis, 2017
Secara umum kondisi fisik dan kimia tanah di KPPN Tanjung Redep
memenuhi batas syarat budidaya dengan pengolahan tanah secara semi-
intensif baik secara fisik, biologis dan kimiawi.
Tabel V.12
Analisis kandungan tanah di KPPN Tanjung Redep
Parameter Satuan Hasil
No Batas Syarat Syarat Teknis Spesifikasi Metoda
(Parameters) (Units) (Test Results)
Sandy clay loam
1 Tekstur - √ (semi intensif) gravimetri
2 pH tanah - 5.89 - 5.21 4-7 intensif pH meter
3 C % 0.52 rendah √ (semi intensif) spektroFM
4 N % 0.15 rendah √ (semi intensif) spektroFM
5 P205 mg/100g 15.20 rendah √ (semi intensif) spektroFM
6 K2O mg/100g 69.8 sedang intensif FlameFM
karang, tripang, ikan napoleon, kerang kima, tengiri, kepiting kenari dan kakap
merah.
Dari Hasil analisis ketiga subsektor perikanan tersebut, budidaya tambak
mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan secara
berkelanjutan.
Tabel V.13
Potensi Sub Sektor Perikanan di KPPN Tanjung Redeb
SUB SEKTOR PERIKANAN
NO POTENSI
BUDIDAYA LAUT BUDIDAYA TAMBAK PERIKANAN TANGKAP
Kurang Sesuai (sudah
Kesesuaian Terjadi over fishing dan
1 Cukup sesuai (bersyarat) Sesuai
lingkungan kerusakan
ekosistem perairan)
terbatas (harus dilakukan
Daya dukung
2 Kajian Lingkungan sesuai sangat terbatas
lingkungan
terlebih dahulu)
Sumber daya
3 masih sedikit cukup banyak
manusia
dibatasi aturan
Kebijakan dipersiapkan pengembangannya dibatasi aturan KKL,
4 KKL(Kawasan Konservasi
Pemerintah (RTRW Kabupaten Berau) Suaka dan taman wisata
Laut)
Rencana
Pengembangan
(hasil analisis dari Tradisional menjadi -
5 -
kesesuaian dan Semi-intensif
daya dukung
lingkungan)
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
5.4.4.1 Sistem Agribisnis dan Rantai Nilai Bandeng dan Udang Tambak
Sistem agribisnis padi di KPPN Tanjung Redeb digambarkan pada bagan di bawah ini
yang meliputi 1) sub sistem agribisnis hulu (Input), (2) sub sistem agribisnis budi daya
tambak (produksi dan pengumpulan), (3) sub sistem agribisnis hilir (pengolahan dan
pemasaran), dan (4) sub sistem jasa penunjang (Kondisi Jar. Irigasi, Musim,
Kemampuan dan Prilaku Petani, LSM, sarana dan prasarana transportasi, LKM,
Lembaga Ekonomi Desa). Peta sistem agribisnis padi eksisting mengambarkan lokasi
setiap susbsitem dan koleksi dan distribusi komoditi bandeng dan udang tambak.
Analisis rantai nilai adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap rantai nilai (value
chain) di mana kita dapat meningkatkan nilai untuk konsumen akhir atau untuk
menurunkan biaya. Peningkatan nilai tambah (value added) dapat membuat lebih
kompetitif. Dalam rantai nilai bandeng dan udang tambak diketahui keterlibatan
stackholder pada setiap subsistem agribisnis dan masalah yang dihadapi komoditi
bandeng dan udang tambak. Kondisi komoditi dan Pohon industri ikan memberi
informasi tentang peluang diversifikasi produk dan kebutuhan pengembangan
agribisnis bandeng dan udang tambak.
Pengepul Restoran
Stakeholder
Suplier Petani Tambak Industri Rumah Tangga Pedagang Eceran Lokal Rumah Tangga
Proses Pendukung
PENDUKUNG Infrastruktur, Kelembagaan, SDM,Teknologi, SDA
Kelembagaan Belum ada Lembaga Permodalan/ Keuangan, Kelompok Nelayan Belum berfungsi secara optimal
Gambar 5.15 Rantai Nilai Bandeng dan Udang Tambak di KPPN Tanjung Redeb
Pembangunan Cold Storage, Pembangunan Dermaga Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan terpadu (Depo BBM, tempat jemur), Pabrik Es
Infrastruktur Batu.
Kelembagaan Pengembangan Lembaga Permodalan/ Keuangan, Pemberdayaan Kelompok Nelayan
SDA Pengendalian Daerah Konservasi Perairan Daerah & Kawasan Budidaya tambak
RENCANA
PENDUKUNG Infrastruktur, Kelembagaan, SDM, Tekmologi, SDA
Dimana:
P(t + x) = jumlah penduduk tahun ( t + x )
X = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
a,b = tetapan yang diperoleh dari rumus sebagai berikut:
P X 2 X X N PX X P
a= ; b=
N X 2 ( X ) 2 N X 2 ( X ) 2
Tabel V.14
Proyeksi Jumlah Penduduk di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2016-2028
TAHUN (JIWA)
NO DESA
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
1 Pulau Derawan 887 917 947 978 1.008 1.038 1.068 1.099 1.129 1.159 1.189 1.220 1.250
2 Teluk Semanting 240 249 257 265 273 281 290 298 306 314 322 331 339
3 Pegat Betumbuk 5.072 5.245 5.418 5.591 5.765 5.938 6.111 6.284 6.457 6.630 6.803 6.977 7.150
4 Kasai 1.755 1.815 1.875 1.935 1.995 2.054 2.114 2.174 2.234 2.294 2.354 2.414 2.474
5 Tanjung Batu 2.709 2.801 2.894 2.986 3.079 3.171 3.264 3.356 3.449 3.541 3.634 3.726 3.819
TOTAL 10.663 11.027 11.391 11.755 12.119 12.483 12.847 13.211 13.575 13.939 14.303 14.667 15.031
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Secara umum, kepadatan penduduk KPPN Tanjung Redeb dari tahun 2016 hingga
tahun 2028 tidak mengalami perubahan, dimana pada tahun 2016 kepadatan
penduduk KPPN Tanjung Redeb sebesar 3 jiwa/km2, sedangkan kepadatan
penduduk KPPN Tanjung Redeb pada tahun 2028 sebesar 4 jiwa/km2, yang artinya
bahwa kepadatan penduduk KPPN Tanjung Redeb dari tahun 2016 hingga tahun
2028 berada pada klasifikasi kepadatan penduduk rendah.
Namun apabila dilihat berdasarkan wilayah administrasi desa, bahwa desa dengan
dengan klasifikasi kepadatan penduduk tinggi di KPPN Tanjung Redeb adalah Desa
Kasai dengan kepadatan penduduk sebesar 60 jiwa/km2. Berdasarkan kondisi
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hingga 10 (sepulu) tahun kedepan yaitu
tahun 2028 ketersediaan lahan di KPPN Tanjung Redeb masih dapat menampung
perkembangan jumlah penduduk. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang
meningkat setiap tahunnya maka fasilitas-fasilitas umum harus segera dilengkapi
agar masyarakat dapat menggunakan fasilitas tersebut untuk menunjang kegiatan
sehari-hari. Dengan lengkapnya fasilitas umum di suatu wilayah maka dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar wilayah
tersebut. Begitu juga sebaliknya, dengan kurangnya fasilitas umum yang telah
disediakan oleh pemerintah maka dapat menimbulkan masalah dalam laju
perkembangan wilayah tersebut dan tingkat kesejahteraan akan menurun tiap
tahunnya.
Tabel V.15
Proyeksi Jumlah Penduduk di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2016-2028
LUAS PROYEKSI KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/KM2)
NO DESA WILAYAH KLASIFIKASI
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
(KM2)
1 Pulau Derawan 187,86 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 7 RENDAH
2 Teluk Semanting 99,96 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 RENDAH
3 Pegat Betumbuk 547,18 9 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 13 13 SEDANG
4 Kasai 41,37 42 44 45 47 48 50 51 53 54 55 57 58 60 TINGGI
5 Tanjung Batu 2.982,59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 RENDAH
TOTAL 3.858,96 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 RENDAH
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017.
Gambar 5.20 Peta Perkembangan Kepadatan Penduduk KPPN Tanjung Redeb Tahun 2015-2028
Tabel V.16
Panjang dan Kondisi Jalan Berdasarkan Kewenangan
di KPPN Tanjung Redeb Kabupaten Dompu Tahun 2016
KEWENANGAN (KM)
TOTAL
NO DESA Provinsi Kabupaten Desa
P (km) L (m) P (km) L (m) P (km) L (m) P (km) L (m)
1 Pulau Derawan 27 6 30 6 3 3 60 15
2 Teluk Semanting 25 6 5 6 10 6 40 18
3 Pegat Betumbuk 0 0 0 0 12 2 12 2
4 Kasai 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Tanjung Batu 16 6 0 0 2 5 18 11
TOTAL 68 18 35 12 27 16 130 46
Sumber: BPS, 2016
Berdasarkan hasil observasi lapangan kondisi sarana jalan sudah baik hampir semua
jalan sudah teraspal hanya beberapa ruas terutama jalan desa yang masih
berstruktur tanah dan berbatu, namun ada beberapa ruas jalan (provinsi) dengan
kondisi rusak ringan. Serta masih terdapat jaringan jalan yang menghubungkan antar
desa terutama Desa Tanjung Batu, Kasai & Teluk Semanting masih dengan
perkerasan tanah dan kondisi jaringan jalan jeramba di dalam kawasan permukiman
nelayan (di atas air) masih menggunakan konstruksi kayu dengan kondisi rusak.
Selain transportasi darat, sarana
transportasi di KPPN Tanjung Redeb juga
dilayani oleh sarana transportasi laut. Di
KPPN Tanjung Redeb memiliki pelabuhan
dalam memudahkan transporatsi antar
pulau di KPPN Tanjung Redeb. Pelabuhan
Tanjung Batu, Berau terletak di kelurahan
Tanjung Batu, Kecamatan Derawan.
Pelabuahan Tanjung Batu merupakan
gerbang menuju ke tempat wisata
Kepulauan Derawan, Pulau Maratua,
Pulau Kakaban, dan Pulau Sanglaki,
setelah PON pelabuhan ini kemudian tidak
dimanfaatkan lagi, rencananya akan
dialihfungsikan sebagai sebagai pelabuhan
terbuka berupa pelabuhan penumpang
umum sehingga natinya kapal-kapal pelni
juga bisa berlabuh.
Pemerintah Kabupaten Berau melalui
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika (Dishubkominfo) Berau
melengkapi fasilitas di Dermaga Tanjung
Batu yang kini sudah menjadi pelabuhan
umum di utara Kabupaten Berau.
Tabel V.17
Analisis Tingkat Pelayanan Transportasi KPPN Tanjung Redeb
Tabel V.18
Analisis Program Program Pengembangan Transportasi di KPPN Derawan
KONDISI
No PROGRAM LOKASI SATUAN VOLUME
EXISTING DIHARAPKAN
Peningkatan & Pembangunan
Tanjung Batu,
jalan poros antar desa yang
Teluk
1 menghubungkan Desa Tanjung Km 55 Jalan Tanah Jalas Beraspal
Semanting,
Batu - Teluk Semanting - Kasai
Kasai
(Jalan Lokal)
RT. 6 & 13
2 Pengaspalan Jalan Lebak Tiung Desa Tanjung Km 2 Jalan Tanah Jalan Beraspal
Batu
RT. 1 s/d 13,
Pembangunan Lanjutan Rehab Jembatan Jembatan
3 Desa Tanjung Unit 1
Jembatan Kayu Beton
Batu
RT. 4, Desa
4 Pengaspalan Jalan Lingkungan Meter 28 Jalan Tanah Jalan Beraspal
Tanjung Batu
Pembangunan Dermaga Delta Pegat Dermaga Dermaga
5 Meter
Daun Kuning Kampung Pegat Betumbuk Kayu Beton
Pembangunan Dermaga Delta
Pegat Dermaga Dermaga
6 Batumbuk Labu Kampung Meter
Betumbuk Kayu Beton
Batumbuk
Peningkatan Kualitas Jalan Tanjung Batu - Belum Ada
7 Pendukung Wisata Pantai ruas Teluk Km 14 Jalan Jalan Beraspal
Tanjung Batu - Teluk Semanting Semanting Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
8 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 4.84 Jalan Jalan Beraspal
1 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
9 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.57 Jalan Jalan Beraspal
2 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
10 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.67 Jalan Jalan Beraspal
3 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
11 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.62 Jalan Jalan Beraspal
4 Pendukung
12 Pembangunan Jalan Pendukung Tanjung Batu Km 0.68 Belum Ada Jalan Beraspal
KONDISI
No PROGRAM LOKASI SATUAN VOLUME
EXISTING DIHARAPKAN
Wisata Mangrove Tanjung Batu - Jalan
5 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
13 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.38 Jalan Jalan Beraspal
6 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
14 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.25 Jalan Jalan Beraspal
7 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
15 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.29 Jalan Jalan Beraspal
8 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
16 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.27 Jalan Jalan Beraspal
9 Pendukung
Pembangunan Jalan Pendukung Belum Ada
17 Wisata Mangrove Tanjung Batu - Tanjung Batu Km 0.27 Jalan Jalan Beraspal
10 Pendukung
Sumber : Hasil Analisis 2017
Tabel V.19
Kebutuhan Air di KPPN Tanjung Redeb
Jenis kebutuhan Volume Air Bersih Tingkat
Air Bersih Tanjung Tahun Pelayanan GAP Proyeksi Volume Bersih
Redeb 2016 2017 (%) 2019 2023 2028
Kebutuhan air
311,360 321,988 73 117,698 429,058 482,202 548,632
bersih domestik (M³)
Kebutuhan air
bersih non domestik 155,680 160,994 60 101,755 257,435 289,321 329,179
(M³)
Total (M³) 467,040 482,982 68 219,453 686,493 771,523 877,811
Sumber : Hasil Analisis 2017
Tabel V.20
Sumberdaya Air Sungai di KPPN Tanjung Redeb
Nama Sungai
No Keterangan
Kelay Segah
Kebutuhan air untuk mengaliri areal tambak seluas 3.363 Ha dengan program
intensifikasi sampai tahun 2028 dengan kedalaman 1,5 meter memerlukan air
sebanyak 50,44 juta m3/tahun, kebutuhan air untuk pertambakan ini sudah terpenuhi
oleh suplai air dari Sungai Kelay maupun Sungai Segah.
Tabel V.21
Ketersediaan dan Ketersediaan Air Pertambakan di KPPN Tanjung Redeb
Volume Air (juta m3) Debit (lt/det)
No Sungai GAP
Tersedia Kebutuhan Tersedia Kebutuhan
1 Kelay 11.250,7 152,1
50,44 1,62 --
2 Segah 2.014,0 84,0
Sumber : BPS, 2017
Kebutuhan air untuk tambak akan dipenuhi melalui penyediaan saluran dari Sungai
Segah dan Sungai Kelay, adapun saluran yang diperlukan adalah Saluran Pembawa
(SP), dan Saluran Drainase (SD) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Saluran Pembawa (SP)
Air laut dialirkan secara gravitasi melalui saluran, masuk ke tandon untuk
seterusnya ke Saluran Pembawa Primer (SPP) dan didistribusikan ke Saluran
Pembawa Sekunder (SPS), untuk selanjutnya masuk ke Saluran Pembawa
Tersier (SPT).
Seluruh dasar saluran pembawa (SP) berada 20 cm di bawah LLWL (lowest
low water level) atausaatsurut terendah)
Dimensi SPS dan SPT disesuaikan dengan total kebutuhan air maksimum
petak-petak tambak yang dilayaninya.
Kecepatan air yang berada di SP adalah rata-rata 0,7 m/detik.
2. Saluran Drainase (SD)
Air buangan dari setiap petak tambak masuk ke Saluran Drainase Tertier
(SDT) atau Saluran Drainase Sekunder (SDS). Seluruh air dari SDS masuk
petak pengolahan limbah, selanjutnya dialirkan ke rawa hutan bakau dan dari
situ air disadap masuk ke Saluran Drainase Primer (SDP), terus dialirkan ke
laut pada titik terjauh dari jeti.
Seluruh dasar SD berada MSL (Mean Sea Level).
Air buangan dari petak pada saat panen maksimum adalah 2.750 m3/5 jam;
panen maksimum 4 petak/hari/SD.
Dimensi SD dibuat sesuai dengan panen maksimum 4 petak/hari/SD yaitu
(2.750 m3/menit x 4)/5jam = 36,67 m3 /menit = 0,61 m3/detik.
Tabel V.22
Kebutuhan SDA di KPPN Tanjung Redeb
KONDISI
No PROGRAM LOKASI SATUAN VOLUME
EXISTING DIHARAPKAN
Pembangunan Saluran Irigasi Pegat
1 Km 3 Saluran Tanah Saluran Teknis
di Delta Selo Telu 1 Batumbuk
Normalisasi Sungai di Delta Pegat Pendangkalan Peningkatan
2 Km 6.5
Selo Tellu 1 (L = 30 m) Batumbuk Sungai Aliran Air
Normalisasi Sungai di Delta Pegat Pendangkalan Peningkatan
3 Km 10
Selo Tellu 2 (L = 100 m) Batumbuk Sungai Aliran Air
Normalisasi Sungai di Delta Pegat Pendangkalan Peningkatan
4 Km 3.8
Batumbuk & Labu (L = 27 m) Batumbuk Sungai Aliran Air
Pembangunan Saluran Irigasi Pegat
5 Km 1.8 Saluran Tanah Saluran Teknis
di Delta Lungsuran Naga 1 Batumbuk
Normalisasi Sungai di
Pegat Pendangkalan Peningkatan
6 Lungsuran Naga 1 (L = 76.5 Km 4.42
Batumbuk Sungai Aliran Air
m)
Normalisasi Sungai di
Pegat Pendangkalan Peningkatan
7 Lungsuran Naga 2 (L = 64.7 Km 7.48
Batumbuk Sungai Aliran Air
m)
Normalisasi Sungai di
Pegat Pendangkalan Peningkatan
8 Lungsuran Naga 3 (L = 40.3 Km 8.13
Batumbuk Sungai Aliran Air
m)
Pembangunan Saluran Irigasi Pegat
9 Km 2.5 Saluran Tanah Saluran Teknis
di Delta Lungsuran Naga 2 Batumbuk
Normalisasi Sungai di Delta
Pegat Pendangkalan Peningkatan
10 Tanjung Lawa-lawa 1 (L = 20 Km 3.5
Batumbuk Sungai Aliran Air
m)
Normalisasi Sungai di Delta
Pegat Pendangkalan Peningkatan
11 Tanjung Lawa-lawa 2 (L = 46 Km 2.8
Batumbuk Sungai Aliran Air
m)
Normalisasi Sungai di Delta
Pegat Pendangkalan Peningkatan
12 Tanjung Lawa-lawa 3 (L = 50 Km 3
Batumbuk Sungai Aliran Air
m)
Pembangunan Saluran Irigasi Pegat
13 Km 7.14 Saluran Tanah Saluran Teknis
di Delta Buntungan I Batumbuk
Sumber : Hasil Analisis 2017
Manggalewa yang memiliki kepadatan rumah pada lahan permukiman tertinggi yaitu
137 unit rumah per hektar.
Tabel V.23
Kepadatan Permukiman Menurut Desa di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2015
JUMLAH LUAS PERMUKIMAN KEPADATAN
NO DESA
RUMAH (HA) (RUMAH/HA)
1 Pulau Derawan 401 Tidak Ada Data -
2 Teluk Semanting 70 197 0
3 Pegat Betumbuk 272 Tidak Ada Data -
4 Kasai 604 137 4
5 Tanjung Batu 1.228 1.146 1
TOTAL 2.575 1.481 6
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Proyeksi kebutuhan permukiman di KPPN Tanjung Redeb pada tahun akhir tahun
perencanaan (2028) diperkirakan berjumlah 3.758 unit. Sedangkan berdasarkan
analisis GAP, kebutuhan permukiman di KPPN Tanjung Redeb sampai akhir tahun
perencanaan (tahun 2028) sebesar 2.010 unit.
Tabel V.24
Proyeksi Kebutuhan Perumahan dan Permukiman di KPPN Tanjung Redeb
KEBUTUHAN
PERMUKIMAN PROYEKSI KEBUTUHANPERMUKIMAN (UNIT)
GAP
No Desa/kelurahan (UNIT)
Eksisting
GAP 2017- GAP GAP
2015 2017 2019 2023 2028
2019 2019-2023 2023-2028
1 Pulau Derawan 401 412 11 443 31 525 82 563 38
2 Teluk Semanting 70 97 27 116 20 124 8 135 10
3 Pegat Betumbuk 272 355 83 1.398 1.043 1.571 173 1.787 216
4 Kasai 604 719 115 734 15 794 60 818 25
5 Tanjung Batu 1.228 1.298 70 1.497 198 1.524 27 1.555 31
TOTAL 2.575 2.848 273 4.187 1.340 4.538 350 4.858 320
Sumber: Hasil analisis Tahun 2017 berdasarkan SNI 03-1733-2004
dan minum masyarakat membeli air isi ulang berupa galon ataupun membeli dari
orang yang menjajakan secara keliling air bersih, serta membeli kepada rumah
tangga yang telah terlayani oleh PDAM.
Dengan besarnya kebutuhan air bersih di masa yang akan datang serta belum
terlayaninya beberapa wilayah KPPN Tanjung Redeb, tentunya hal ini menjadi
tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Berau dalam menyediakan kebutuhan air
bersih untuk masyarakat di KPPN Tanjung Redeb.
Tabel V.25
Indeks Infrastruktur Air Bersih KPPN Tanjung Redeb Tahun 2014
INDEKS INDIKATOR INFRASTRUKTUR AIR BERSIH
NO DESA SUMBER AIR UNTUK MINUM SUMBER AIR UNTUK MANDI/ CUCI
NILAI INTERPRETASI NILAI INTERPRETASI
1 Pulau 0 Desa yang sumber air untuk 0 Desa yang sumber air untuk mandi/cuci
Derawan minum sebagian besar keluarga sebagian besar keluarga berasal dari air
berasal dari air hujan atau lainnya. hujan atau lainnya
2 Teluk 2 Desa yang sumber air untuk 2 Desa yang sumber air untuk mandi/cuci
Semanting minum sebagian besar keluarga sebagian besar keluarga berasal dari
berasal dari mata air mata air.
3 Pegat 4 Desa yang sumber air untuk 4 Desa yang sumber air untuk mandi/cuci
Betumbuk minum sebagian besar keluarga sebagian besar keluarga berasal dari
berasal dari ledeng tanpa meteran, ledeng tanpa meteran, sumur bor, atau
sumur bor, atau pompa pompa
4 Kasai 5 Desa yang sumber air untuk 5 Desa yang sumber air untuk mandi/cuci
minum sebagian besar keluarga sebagian besar keluarga berasal dari
berasal dari air kemasan, atau ledeng dengan meteran
ledeng dengan meteran
5 Tanjung 2 Desa yang sumber air untuk 2 Desa yang sumber air untuk mandi/cuci
Batu minum sebagian besar keluarga sebagian besar keluarga berasal dari
berasal dari mata air mata air.
Sumber: Bappenas tentang Indeks Pembangunan Desa Tahun 2014
Tabel V.26
Analisis Tingkat Pelayanan dan Proyeksi Kebutuhan Air Bersih dan GAP
di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2019-2028
JENIS VOLUME VOLUME TINGKAT PROYEKSI VOLUME
KEBUTUHAN AIR AIR BERSIH AIR BERSIH PELAYANAN GAP LIMBAH
BERSIH 2016 2017 (%) 2019 2023 2028
Kebutuhan air
bersih domestik 311.360 321.988 73 117.698 429.058 482.202 548.632
(m³)
Kebutuhan air
bersih non 155.680 160.994 60 101.755 257.435 289.321 329.179
domestik (m³)
Total (m³) 467.040 482.982 68 219.453 686.493 771.523 877.811
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Perkiraan Kebutuhan air di KPPN Tanjung Redeb pada tahun 2019 untuk kebutuhan
Domestik 429.058 m³/tahun, untuk kebutuhan non domestik 257.435 m³/tahun, Total
kebutuhan total kebutuhan air bersih di tahun 2019 adalah 686.492 m³/tahun.
Sedangkan kebutuhan diakhir tahun perencanaan 2028 adalah sebesar
548.632m³/tahun untuk kebutuhan domestik dan 329.179 m³/tahun untuk kebutuhan
non domestik, Total kebutuhan air bersih di tahun 2028 adalah 877.810 m³/tahun.
Sedangkan GAP antara kebutuhan air bersih domestik dan non domestik 63.773 m³.
Dengan besarnya kebutuhan air bersih di masa yang akan datang serta belum
terlayaninya beberapa wilayah KPPN Tanjung Redeb, tentunya hal ini menjadi
tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Berau dalam menyediakan kebutuhan air
bersih domestik dan non domestik untuk masyarakat di KPPN Tanjung Redeb.
Tabel V.27
Tingkat Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2015
TINGKAT
NO URAIAN KK PELAYANAN
(%)
1 Jumlah KK 2.490
66,83
2 Jumlah Penduduk Terlayani 1.664
Tabel V.28
Analisis Proyeksi Timbulan Air Limbah KPPN Tanjung Redeb
Tahun 2019-2028
PROYEKSI VOLUME
JENIS TIMBULAN LIMBAH LIMBAH
2019 2023 2028
Limbah Domestik(M³) 128.717 144.660 164.589
Limbah Non Domestik(M³) 77.230 86.796 98.754
Total (M³) 205.947 231.456 263.343
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Tabel V.29
Analisis Tingkat Timbulan Sampah dan GAP
KPPN Tanjung Redeb Tahun 2019-2028
JUMLAH TINGKAT PROYEKSI TIMBULAN SAMPAH
TIMBULAN
TIMBULAN PELAYANAN GAP
SAMPAH 2019 2023 2028
2015 (%)
Sampah domestik
241.491 91 23.915 257.435 289.321 329.179
(M³/tahun)
Sampah non
160.994 91 15.943 171.623 192.881 219.453
domestik (M³/tahun)
Jumlah timbulan
402.485 91 39.858 429.058 482.202 548.632
Sampah (M³/tahun)
TPS 4 0 4 1 2
TPA 0 0 0 1 0
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Ketersediaan sarana kesehatan yang ada di KPPN Tanjung Redeb tahun 2015
berupa puskesmas pembantu, poskesdes/polindes yang sudah memadai jika dilihat
dari jumlah penduduk dimana tingkat pelayanannya 100%. Sedangkan sarana
kesehatan berupa posyandu pada tahun 2015 sebanyak 2 unit dimana jumlah
tersebut belum memadai dengan melihat jumlah penduduk yang ada saat ini serta
standar perencanaan. Pada akhir tahun perencanaan (tahun 2028) dibutuhkan
sebanyak 13 unit posyandu dalam melayani masyarakat KPPN Tanjung Redeb.
Tabel V.30
Analisis Tingkat Pelayanan dan Proyeksi Sarana Kesehatan
di KPPN Tanjung Redeb
JUMLAH KEBUTUHAN TINGKAT PROYEKSI
SARANA KEBUTUHAN (UNIT)
NO 2015 2015 PELAYANAN GAP
KESEHATAN
(UNIT) (UNIT) (%) 2019 2023 2028
1 Puskesmas 3 0 100 3 0 0 0
Puskesmas
2 12 0 100 12 0 0 0
Pembantu
3 Poskesdes/Pol 12 4 100 8 0 0 0
indes
4 Posyandu 2 9 23 -7 7 2 1
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017.
Tabel V.31
Indeks Pelayanan Kesehatan di KPPN Tanjung Redeb
INDEKS INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN
KETERSEDIAAN & AKSES KETERSEDIAAN & AKSES KETERSEDIAAN & AKSES KE KETERSEDIAAN & AKSES KE
NO DESA
RS KE RS BERSALIN PUSKESMAS POLIKLINIK/ BALAI PENGOBATAN
NILAI KET NILAI KET NILAI KET NILAI KET
1 Pulau Derawan 0 Desa yang tidak 0 Desa yang tidak 5 Desa yang terdapat 4 Desa yang terdapat
terdapat rumah sakit. terdapat rumah sakit puskesmas/pustu dengan rasio poliklinik/balai pengobatan
Jarak menuju rumah bersalin maupun ketersediaan puskesmas/pustu dengan rasio ketersediaan
sakit terdekat sejauh rumah sakit. Jarak terhadap penduduk desa lebih poliklinik/balai pengobatan
lebih dari atau sama menuju rumah sakit dari atau sama dengan terhadap penduduk desa kurang
dengan 23 km dan bersalin terdekat 0,00062957239928 (6 fasilitas dari 0,00028457719787 (3
untuk mencapai lebih dari atau sama per 10.000 penduduk). fasilitas per 10.000 penduduk).
fasilitas tersebut dengan 44 km, dan Termasuk jika di desa tersebut Termasuk jika di desa tersebut
dirasakan sulit atau untuk mencapai terdapat rumah sakit tanpa terdapat puskesmas/pustu, tetapi
sangat sulit fasilitas tersebut memperhatikan ketersediaan tidak ada rumah sakit bersalin
dirasakan sulit atau rumah sakit bersalin maupun rumah sakit.
sangat sulit
2 Teluk Semanting 1 Kondisi desa yang 1 Desa yang tidak 5 Desa yang terdapat 4 Desa yang terdapat
tidak terdapat rumah terdapat rumah sakit puskesmas/pustu dengan rasio poliklinik/balai pengobatan
sakit. Jarak menuju bersalin maupun ketersediaan puskesmas/pustu dengan rasio ketersediaan
rumah sakit terdekat rumah sakit. Jarak terhadap penduduk desa lebih poliklinik/balai pengobatan
sejauh lebih dari atau menuju rumah sakit dari atau sama dengan terhadap penduduk desa kurang
sama dengan 23 km bersalin terdekat 0,00062957239928 (6 fasilitas dari 0,00028457719787 (3
dan untuk mencapai lebih dari atau sama per 10.000 penduduk). fasilitas per 10.000 penduduk).
fasilitas tersebut dengan 44 km, dan Termasuk jika di desa tersebut Termasuk jika di desa tersebut
dianggap mudah atau untuk mencapai terdapat rumah sakit tanpa terdapat puskesmas/pustu, tetapi
sangat mudah fasilitas tersebut memperhatikan ketersediaan tidak ada rumah sakit bersalin
dirasakan mudah rumah sakit bersalin maupun rumah sakit.
atau sangat mudah
3 Pegat Betumbuk 1 Kondisi desa yang 1 Desa yang tidak 4 Desa yang terdapat 4 Desa yang terdapat
tidak terdapat rumah terdapat rumah sakit puskesmas/pustu dengan rasio poliklinik/balai pengobatan
sakit. Jarak menuju bersalin maupun ketersediaan puskesmas/pustu dengan rasio ketersediaan
rumah sakit terdekat rumah sakit. Jarak terhadap penduduk desa poliklinik/balai pengobatan
sejauh lebih dari atau menuju rumah sakit kurang dari terhadap penduduk desa kurang
sama dengan 23 km bersalin terdekat 0,00062957239928 (6 fasilitas dari 0,00028457719787 (3
dan untuk mencapai lebih dari atau sama per 10.000 penduduk). fasilitas per 10.000 penduduk).
Tabel V.32
Analisis Kualitas Air di KPPN Tanjung Redep
Parameter Satuan Hasil Kurang
Memenuhi
No (Test Batas Syarat Memenuhi Spesifikasi Metoda
(Parameters) (Units) Syarat
Results) Syarat
1 Suhu 0
C 30.5 26 - 32 0C √ SNI 06-6989.23-2005
2 Warna TCU 5 ≤ 15 √ SNI 06-6989.24-2005
3 Kekeruhan NCU 0.78 2 - 25 √ SNI 06-6989.25-2005
4 Bau mg/l Alami - √ Organoleptic
5 pH - 8.4 6.5 - 9 √ SNI 06-6989.11-2004
6 DO mg/l 3.91 ≥ 3 ppm √ SNI 06-6989.14-2004
7 Salinitas mg/l 30 15 - 30 √ Handrefractometer
8 Fe mg/l 0.039 ≤ 0.1 √ SNI 06-6989.4-2009
9 Mn mg/l 0.0142 ≤ 0.5 √ SNI 06-6989.5-2009
Sumber : Data Primer DED Tambak Berau (KKP, 2015) dan Hasil Analisis, 2017
Secara umum kondisi fisik dan kimia tanah di KPPN Tanjung Redep memenuhi
batas syarat budidaya dengan pengolahan tanah secara semi- intensif baik
secara fisik, biologis dan kimiawi.
Tabel V.33
Analisis kandungan tanah di KPPN Tanjung Redep
Parameter Satuan Hasil
No Batas Syarat Syarat Teknis Spesifikasi Metoda
(Parameters) (Units) (Test Results)
1 Tekstur - Sandy clay loam √ (semi intensif) gravimetri
2 pH tanah - 5.89 - 5.21 4-7 intensif pH meter
3 C % 0.52 rendah √ (semi intensif) spektroFM
4 N % 0.15 rendah √ (semi intensif) spektroFM
5 P205 mg/100g 15.20 rendah √ (semi intensif) spektroFM
6 K2O mg/100g 69.8 sedang intensif FlameFM
7 KTK Me/100g 7.28 rendah √ (semi intensif) spektroFM
Sumber : Data Primer DED Tambak Berau (KKP, 2015) dan Hasil Analisis, 2017
Berdasarkan kriteria kesesuaian daya dukung kualitas air dan kandungan tanah
di atas, hampir semua parameter sesuai untuk budidaya tambak dengan
peningkatan penerapan teknik budidaya dari Tradisional menuju semi intensif
di KPPN Tanjung Redeb.
Tabel V.34
Skenario Penerapan Teknologi Budidaya Tambak KPPN Tanjung Redep
BUDIDAYA TAMBAK PROGRAM BUDIDAYA TAMBAK
PROYEKSI
EKSISTING EKSTENSIFIKASI TEKNOLOGI SEMI INTENSIF
URAIAN BUDIDAYA
RATA-
TOTAL RATA-RATA TOTAL TAMBAK 2018 STANDAR TOTAL
RATA
LUAS
3,148.9 214 3,363 3,363
LAHAN (ha)
Padat Tebar
(1000 x 20.90 65,802 20.90 4,473 70,274 240 807,096
ekor/ha/th)
Estimasi
Produksi 0.28 880 0.28 60 940 3.43 11,535
(ton/ha/th)
Estimasi
Pakan 0.50 1,579 0.50 107 1,686 6.86 23,069
(ton/ha/th)
Sumber : Hasil Survey dan Analisis, 2017
Dari tabel terlihat akan ada peningkatan kebutuhan benih dan pakan sebesar
91,6% apabila skenario penerapan dilakukan selama masa rencana. Begitupun
hasil panen yang meningkat secara signifikan, ini membutuhkan beberapa
persiapan yang cukup matang baik dari pengelolaan Sumber Daya Alam, sumber
daya manusia, teknologi dan beberapa kebijakan yang mendukung arah
peningkatan budidaya tambak di KPPN Tanjung Redep.
Tabel V.35
Tabel Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Budidaya Tambak KPPN Tanjung Redep
PROYEKSI BUDIDAYA TAMBAK 2018 BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI SEMI INTENSIF GAP
URAIAN KEGIATAN
RATA-RATA TOTAL STANDAR TOTAL STANDAR TOTAL
SARANA BUDIDAYA
BIBIT/ BENUR
20.90 70,274 240 807,096 219.10 736,822 PENGADAAN/PEMBANGUNAN HATCHERY
(1000 x ind/ha/th)
PAKAN
0.50 1,687 6.86 23,069 6.36 21,383 PENGADAAN/ PEMBANGUNAN PABRIK PAKAN
(ton/ha/th)
PUPUK UREA 0.02 67.26 0.40 1,345.16 0.38 1,277.90 PENGADAAN
PUPUK TSP 0.02 67.26 0.40 1,345.16 0.38 1,277.90 PENGADAAN
SAPONIN 0.01 33.63 0.20 672.58 0.19 638.95 PENGADAAN
KAPUR 0.5 1,681.45 2.00 6,725.80 1.50 5,044.35 PENGADAAN
GUDANG ( 1 unit / 50 ha) 67 67 PEMBANGUNAN (100 M2)
POS KEAMANAN (1/10 HA) 336 336 PEMBANGUNAN (16 M2)
AERATOR/ KINCIR (10 UNIT / HA) 33,629 33,629 PENGADAAN
MOBIL ANGKUT 63 63 PENGADAAN
PERAHU MOTOR 63 63 PENGADAAN
KEBUTUHAN LISTRIK (UNIT) 63 63 PENGADAAN
PRASARANA BUDIDAYA
FASILITAS FUNGSI KEBUTUHAN KEGIATAN
Menyediakan bibit dalam jumlah yang mencukupi
HATCHERY 2 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Semi intensif (1000 m2) PEMBANGUNAN
dengan kualitas yang memadai
TANGGUL, PINTU AIR, POMPA
Meningkatkan produktivitas budidaya Sesuai masing-masing skenario REHABILITASI, PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN
DAN AERASI
Menyediakan dan menyalurkan sarana produksi
perikanan seperti ikan, pupuk, obat-obatan dan
KIOS MINASAPRODI sarana perikanan budidaya lainnya untuk mendukung 1 Kios Minasaprodi PEMBANGUNAN
peningkatan produksi dalam upaya penyediaan
pangan dan pengembangan minabisnis
UNIT PELAYANAN JASA ALAT Menyediakan sarana mekanisasi pra-panen yang mampu 1 Depo peralatan Pra panen
PEMBANGUNAN
DAN MESIN PERIKANAN (UPJA) melayani seluruh kawasan 1 pusat perbengkelan dan gudang suku cadang Alsintan (traktor, kincir dll)
Menjaga ketersediaan dan kualitas air Normalisasi, rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan saluran irigasi NORMALISASI, REHABILITASI
SALURAN IRIGASI DAN TANDON
untuk keberlangsungan budidaya perikanan Pembuatan tandon sebagai inlet air laut dan air tawar PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN
SENTRA PENGOLAHAN HASIL Menyediakan sarana penyimpanan, pengolahan dan
1 cold storage, 3 sentra pemasaran hasil perikanan PEMBANGUNAN
PERIKANAN pemasaran hasil perikanan
Memberikan pendidikan dan pelatihan budidaya
BALAI LATIHAN DAN (pra, proses dan pasca budidaya : hama & penyakit;
1 Balai Latihan Keterampilan PEMBANGUNAN
KETERAMPILAN (BLK) penyediaan pakan alami; pembuatan pakan; dan
pengolahan hasil perikanan
Memberikan pendampingan dan sebagai
DEMONTRATION FARM (DEMFARM ) tempat percontohan untuk para petani tambak ke 1 unit (Luas 20 ha) PEMBANGUNAN
arah teknologi semi intensif
Sebagai Fasilitas lalu lintas panen, pakan, alat-alat
DERMAGA produksi dan penunjang kegiatan lintas sektor dengan 2 unit PEMBANGUNAN
wilayah lain
Tabel V.36
Identifikasi SWOT pada Penerapan Teknik Semi-intensif
Berbasis Budidaya Tambak KPPN Tanjung Redep
Faktor Internal/ Internal Factor
Kekuatan / Strength Kelemahan /Weakness
Sebagian besar masyarakat setempat melakukan usaha Kurang berfungsinya sarana&prasarana pendukung
budidaya budidaya (pakan, benih, transportasi, irigasi)
Kualitas air untuk budidaya
Kurang berfungsinya kelembagaan pendukung usaha
budidaya
Kurang berperannya kelembagaan penyuluhan akibat
kurangnya kuantitas (jumlah) tenaga penyuluh
Lemahnya daya saing
Rendahnya akses terhadap permodalan usaha
Belum ada Sertifikasi benih atau penghasil benih unggulan di
daerah yang memenuhi permintaan produksi
Harga Pakan Tinggi
Faktor Eksternal/ External Factor
Peluang (Oppotunity) Ancaman (Threat)
Ketersediaan lahan yang masih luas di Tanjung Redep Ketergantungan penyediaan benih terhadap daerah lain
Kesesuaian dan daya dukung lingkungan yang sesuai untuk Tidak ada pasokan listrik untuk budidaya
pengembangan budidaya tambak Terbatasnya jaringan komunikasi
12. Menjalin kerjasama dengan KADIN, HIPMI dan asosiasi pengusaha lainnya
untuk memasarkan hasil produksi perikanan.
13. Meningkatkan pemasaran hasil produksi perikanan melalui berbagai program,
misalnya mengirimkan utusan dalam berbagai kegiatan pameran dagang
(expo) tingkat regional dan nasional dan berbagai event lainnya.
14. Mengintroduksikan paket teknologi melalui diseminasi inovasi dan adopsi
teknologi kepada masyarakat.
Tabel V.37
Strategi, Implikasi dan Rencana Program Penerapan Teknik semi-intensif Kawasan Tambak KPPN Tanjung Redep
NO STRATEGI & IMPLIKASI PROGRAM
a. Kajian Analisis Daya Tampung dan Daya Dukung Lingkungan Sungai (PP no. 38 tahun 2011)
Pengaturan, Pengendalian dan Pengembangan kawasan
1 b. Penataan dan Revitalisasi tambak
budidaya tambak di Pegat Betumbuk.
c. Pelaporan Monitoring
a. Pembuatan proposal kegiatan
b. Permintaan bantuan dari Pemerintah Pusat berupa :
Memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam hal - Pembuatan dan perbaikan irigasi tambak
2 dukungan anggaran untuk perbaikan sarana dan - Mesin pembuat pakan
prasarana budidaya. - Hatchery
- Penyediaan bahan bakar untuk mesin sedot air
- dll
Meningkatkan pemanfaatan potensi lahan budidaya a. Kajian Pengolahan Hasil Produksi Ikan/udang
3 dengan komoditas unggulan yang bernilai ekonomis b. Kajian Pemanfaatan lahan
tinggi. c. Penggunaan teknologi tepat guna (kincir air, mulsa dll)
Perbaikan dan pengadaan fasilitas infrastruktur dan fungsi a. Review asset fasilitasi infrastruktur di KPPN tanjung redep
sarana dan prasarana produksi budidaya perikanan b. Pembangunan sarana prasarana yang dibutuhkan kawasan budidaya
4
melalui perbaikan saluran air sungai dan BB (Balai c. Normalisasi Sungai
Benih).
a. Penerimaan Tenaga Ahli Penyuluhan
b. Safari dan pendampingan Penyuluhan
Meningkatkan jumlah, peran dan fungsi penyuluh dan c. Pelatihan dan Studi banding para penyuluh
5
petani tambak KPPN Tanjung redep. d. Peningkatan sarana dan prasarana operasional penyuluh
e. Pelatihan Budidaya untuk petani tambak
f. Pelatihan manajemen organisasi untuk kelompok tani
a. Pelatihan teknologi tepat guna untuk para pelaku usaha perikanan di KPPN Tanjung redep
Mengintroduksikan paket teknologi melalui diseminasi b. Peningkatan jalur alih teknologi lewat acara penyuluhan dan sarana Media Elektronik bagi para
6
inovasi dan adopsi teknologi kepada masyarakat pelaku usaha perikanan
c. Pembuatan Demfarm (Demonstrasi farm)
BUDIDAYA TAMBAK
Sesuai Sesuai
INTENSIFIKASI EKSTENSIFIKASI
2018 : Konversi
Penerapan Teknik
mangrove menjadi
Budidaya Semi-intensif
lahan tambak
ANALISIS KEBUTUHAN
Kajian Daya Tampung
lingkungan
Kebutuhan sarana dan
prasarana yang cukup besar
ANALISIS STRATEGI
Pengaturan Kawasan
1. Pembangunan Demfarm Budidaya Tambak
(lahan tambak percontohan) KPPN Tanjung Redep
2. Pembangunan hatchery
3. Pembangunan Pabrik
Pellet/Pakan
4. Pembangunan Riset center/
Balai Pelatihan
5. Pembangunan dan
peningkatan infrastruktur &
SDM
6. Bantuan Produksi & Modal
Gambar 5.22 Rencana program sentra produksi perikanan KPPN tanjung Redep
Tabel V.38
Proyeksi Hasil Produksi Tambak KPPN Tanjung Redep
PROYEKSI HASIL SEMI INTENSIF PROYEKSI HASIL SEMI INTENSIF
URAIAN
STANDAR TOTAL PER BULAN PER MINGGU
SARANA BUDIDAYA
BIBIT/ BENUR
240 807,096 67,258 16,815
(1000 x ind/ha/th)
PAKAN
6.86 23,069 1,922 481
(ton/ha/th)
SR 50% 403,548
FCR 1.80 12,816
ESTIMASI PRODUKSI
UDANG
70% 8,971.47 748 187
(ton/ha/th)
BANDENG
30% 3,844.92 320 80
(ton/ha/th)
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017
Dari tabel di atas terlihat estimasi produksi yang cukup besar terutama dari produksi
udang yang mencapai 187 ton/minggu. Sedangkan proyeksi daya serap pasar untuk
produksi tambak KPPN Tanjung Redep terlihat di tabel berikut.
Tabel V.39
Proyeksi Hasil Produksi Tambak KPPN Tanjung Redep
PROYEKSI
PROYEKSI DAYA SERAP PASAR
HASIL GAP
(KONSUMSI IKAN)
SEMI INTENSIF
URAIAN
PER
UDANG & PERTAHUN PERTAHUN
JIWA TAHUN TOTAL (TON)
BANDENG (kg) (TAHUN) (TAHUN)
(kg)
LOKAL
Ini menunjukkan bahwa setelah hasil produksi tambak dikonsumsi secara internal
masih tetap berpotensi untuk bisa dijual keluar wilayah KPPN Tanjung Redep sebesar
12.734 ton (99%) per tahun. Proyeksi ini memungkinkan adanya pengembangan
usaha perikanan melalui teknologi hasil pengolahan perikanan yang bertujuan untuk :
1. Meningkatkan nilai ekonomis komoditi hasil perikanan.
2. Sebagai solusi untuk menghindari tidak terjualnya hasil produksi perikanan.
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH V- 58
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PENYUSUNAN MASTERPLAN & PRA DESAIN KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS NASIONAL
ANTARA DI PULAU SULAWESI, PULAU KALIMATAN DAN PULAU SUMBAWA
Tabel V.40
Analisis Tingkat Pelayanan dan Proyeksi Sarana Bisnis/ Pusat Bisnis di Kawasan
Ekonomi Perdesaan KPPN Tanjung Redeb
SARANA STANDAR STANDAR EKSISTING GAP KEBUTUHAN (UNIT)
NO
PERDAGANGAN (UNIT/JIWA) 2015 2019 GAP 2023 GAP 2028
1 Pertokoan Skala Permukiman 6.000 2 9 -7 2 -7 2 -7 3
2 Pasar Skala Desa 30.000 0 1 -1 0 -1 0 -1 1
3 Pasar Skala Kawasan 120.000 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah Penduduk 10.293 11.755 13.211 15.031
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Tabel V.41
Indeks Pelayanan Infrastruktur Ekonomi di KPPN Tanjung Redeb
INDEKS INDIKATOR PELAYANAN INFRASTRUKTUR EKONOMI
KETERSEDIAAN
KETERSEDIAAN MINIMARKET/ KETERSEDIAAN RESTORAN/
NO DESA KETERSEDIAAN PASAR AKOMODASI KETERSEDIAAN BANK
WARUNG KELONTONG RM
HOTEL/PENGINAPAN
NILAI KET NILAI KET NILAI KET NILAI KET NILAI KET
1 Pulau Derawan 0 Desa yang tidak terdapat 0 Desa yang tidak terdapat 0 Desa yang tidak 0 Desa yang tidak 0 Desa yang tidak
kelompok pertokoan, pasar dengan bangunan terdapat terdapat hotel terdapat bank
minimarket, maupun permanen, pasar dengan restoran/rumah makan maupun
toko/warung kelontong bangunan semi maupun warung/kedai penginapan
permanen, maupun pasar makanan minuman
tanpa bangunan
2 Teluk Semanting 0 Desa yang tidak terdapat 0 Desa yang tidak terdapat 0 Desa yang tidak 0 Desa yang tidak 0 Desa yang tidak
kelompok pertokoan, pasar dengan bangunan terdapat terdapat hotel terdapat bank
minimarket, maupun permanen, pasar dengan restoran/rumah makan maupun
toko/warung kelontong bangunan semi maupun warung/kedai penginapan
permanen, maupun pasar makanan minuman
tanpa bangunan
3 Pegat Betumbuk 3 Desa yang tidak terdapat 2 Desa yang tidak terdapat 1 Desa yang tidak 2 Desa yang tidak 2 Desa yang terdapat
kelompok pertokoan tetapi pasar dengan bangunan terdapat terdapat hotel bank dengan rasio
tersedia minimarket dengan permanen, tetapi masih restoran/rumah makan, tetapi ada ketersediaan bank
rasio ketersediaan ada pasar dengan tetapi ada penginapan terhadap penduduk
minimarket terhadap bangunan semi warung/kedai makanan dengan rasio desa lebih dari atau
penduduk desa kurang dari permanen dengan rasio minuman dengan rasio ketersediaan sama dengan
0,00043681590218 (4 ketersediaan pasar ketersediaan penginapan 0.00022567912721 (2
fasilitas per 10.000 dengan bangunan semi warung/kedai makanan terhadap fasilitas per 10.000
penduduk), tanpa permanen terhadap minuman terhadap penduduk desa penduduk) dan kurang
mempertimbangkan penduduk desa kurang penduduk desa kurang lebih dari atau dari 0,00045135825442
ketersediaan toko/warung dari 0,00053925247833 dari sama dengan (5 fasilitas per 10.000
kelontong (5 fasilitas per 10.000 0,00408160850626 (40 0,0009650324801 penduduk)
penduduk), tanpa fasilitas per 10.000 3 (10 fasilitas per
mempertimbangkan penduduk) 10.000 penduduk)
ketersediaan pasar tanpa dan kurang dari
bangunan. 0,0019300649602
7 (19 fasilitas per
10.000 penduduk)
4 Kasai 1 Desa yang tidak terdapat 0 Desa yang tidak terdapat 3 Desa yang tidak 3 Desa yang tidak 4 Desa yang terdapat
kelompok pertokoan pasar dengan bangunan terdapat terdapat hotel bank dengan rasio
B. Jaringan Internet
Untuk jaringan internet ada 3 jenis jaringan internet yang ada di KPPN Tanjung
Redeb yaitu jaringan internet rumah, wifi dan PLIK (Pusat Pelayanan Internet
Kecamatan). Dimana untuk jaringan internet rumah hampir seluruh desa sudah
terlayani kecuali Desa Teluk Semanting. Sedangkan Wifi hanya melayani Desa Kasai
dan jaringan internet PLIK terdapat di SMK 6 Berau di Desa Tanjung Batu. Mengingat
pentingnya fungsi jaringan internet dalam pengembangan ekonomi dan sosial
masyarakt KPPN Tanjung Redeb, dibutuhkan pengembangan layanan jaringan ini.
Kebutuhan pengembangan jaringan internet di KPPN Tanjung Redeb antara lain:
1. Pengembangan Jaringan Wifi di setiap sekolah dan kantor pemerintahan
(Kecamatan dan Desa)
2. Pengembangan dan peningkatan layanan PLIK (Pusat Layanan Internet
Kecamatan) di setiap desa.
3. Pengembangan jasa dan layanan PLIK yang mendukung pengembangan
keterampilan dan peningkatan pendidikan. PLIK sebagai pelengkap dan
pendukung pendidikan sekolah formal. Dengan cara menyediakan pelatihan
keterampilan multimedia, konten informasi pendidikan, memadukan layanan
PLIK dengan layanan perpustakaan/kursus akademik, dan sebagainya.
4. Pengayaan Konten informasi berkaitan dengan informasi pendidikan (misal
Buku Sekolah Elektronik, Edugames Mata Pelajaran, Bank Soal, dan
sebagainya), informasi perikanan dan pariwisata, informasi perekonomian
(harga jual beli komoditi, informasi wisata), informasi pemerintahan, dan
sebagainya.
C. Pemanfaatan TIK
Manfaat teknologi informasi dalam bidang perikanan dan wisata, diantaranya :
1. Informasi bagi para nelayan
Teknologi informasi membantu memberikan informasi yang relevan dan tepat
waktu sehingga memudahkan nelayan untuk mengambil keputusan dalam
sebuah peluang dan menghasilkan produk yang maksimal.
2. Meningkatkan komoditas perikanan
Informasi hasil penelitian dan inovasi dalam bidang perikanan membantu upaya
peningkatan produksi komoditas perikanan, Selain itu Informasi dan pengetahuan
tentang perikanan akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk
Pola pemanfaaatan TIK di KPPN Tanjung Redeb yang diperoleh dari kuesioner
adalah:
1. Untuk kebutuhan pribadi dan bisnis
2. Untuk kepentingan pemerintah dan pelayanan publik
3. Untuk kepentingan pendidikan, usaha bagi para petani, nelayan, peternak serta
peluang usaha pengembangan bisis dan lainnya
4. Sebagian besar belum memanfaatkan sebagai informasi karena belum
memahami cara penggunaannya dengan benar
Dengan membandingkan manfaat dan pola pemanfaatan TIK tersebut di atas, maka
kebutuhan pengembangan pemanfaatan TIK di KPPN Tanjung Redeb adalah:
1. Pengembangan suatu paket piranti lunak yang ramah petani yang khusus
dirancang untuk para petani yang bertujuan mensuplai informasi-informasi
mutakhir tentang pertanian.
2. Pelatihan pemanfaatan TIK bagi para petani
Tabel V.42
Indeks Eletrifikasi KPPN Tanjung Redeb Tahun 2014
INDEKS INDIKATOR ELEKTRIFIKASI
NO DESA
NILAI INTERPRETASI
1 Pulau Derawan 5 Desa yang persentase keluarga pengguna listrik lebih dari 83
persen
2 Teluk Semanting 5 Desa yang persentase keluarga pengguna listrik lebih dari 83
persen
3 Pegat Betumbuk 5 Desa yang persentase keluarga pengguna listrik lebih dari 83
persen
4 Kasai 5 Desa yang persentase keluarga pengguna listrik lebih dari 83
persen
5 Tanjung Batu 5 Desa yang persentase keluarga pengguna listrik lebih dari 83
persen
Sumber: Bappenas tentang Indeks Pembangunan Desa Tahun 2014
Tabel V.43
Analisis Tingkat Pelayanan dan Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik
di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2018-2028
DAYA PROYEKSI KEBUTUHAN LISTRIK
KEBUTUHAN TERPASANG
NO URAIAN GAP
TAHUN 2015 TAHUN 2015 2019 GAP 2023 GAP 2028 GAP
(WATT)
1 KEBUTUHAN DOMESTIK 2.317.500 3.768.300 4.084.200 4.372.200
a JUMLAH RUMAH 2.575 4.187 4.538 4.858
KEBUTUHAN LISTRIK (900
b 2.317.500 3.768.300 4.084.200 4.372.200
WATT)
KEBUTUHAN NON
2 695.250 1.130.490 1.225.260 1.311.660
DOMESTIK
FASILITAS SOSIAL
a 463.500 1.650.000 -1.362.750 753.660 -4.611.540 816.840 -1.610.670 874.440 -374.400
EKONOMI (20%
b PENERANGAN JALAN (10%) 231750 376830 408420 437220
KEBUTUHAN LISTRIK
3 KAWASAN PUSAT - - 1.200.000 1.200.000
PENGOLAHAN (8 HA)
TOTAL KEBUTUHAN
4 3.012.750 4.898.790 6.509.460 6.883.860
LISTRIK
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017.
Keterangan: *), Total Daya Terpasang Pada ULD Tanjung Batu dan Pulau Derawan
Tabel V.44
Analisis Tingkat Pelayanan dan Proyeksi Sarana Pendidikan
di KPPN Tanjung Redeb
PROYEKSI
JUMLAH KEBUTUHAN TINGKAT KEBUTUHAN
SARANA
NO 2015 2015 PELAYANAN GAP (UNIT)
PENDIDIKAN
(UNIT) (UNIT) (%)
2019 2023 2028
1 TK 15 9 >100 6 0 0 0
2 SD/MI 52 7 >100 45 0 0 0
3 SMP/MTS 17 2 >100 15 0 0 0
4 SMU/SMK/MA 8 2 >100 6 0 0 0
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017.
Tabel V.45
Indeks Pelayanan Pendidikan di KPPN Tanjung Redeb
INDEKS INDIKATOR PELAYANAN PENDIDIKAN
KETERSEDIAAN & AKSES KE KETERSEDIAAN & AKSES KE SD KETERSEDIAAN & AKSES KE KETERSEDIAAN & AKSES KE SMA
NO DESA
TK/RA/BA SEDERAJAT SMP SEDERAJAT SEDERAJAT
NILAI KET NILAI KET NILAI KET NILAI KET
1 Pulau 0 Kondisi dimana desa 5 Kondisi dimana di desa 0 Kondisi dimana desa 0 Kondisi dimana desa
Derawan tersebut tidak terdapat tersebut terdapat SD tersebut tidak terdapat tersebut tidak terdapat
TK/RA/BA. Jarak menuju sederajat dengan rasio SMP sederajat. Jarak SMA sederajat. Jarak
TK/RA/BA terdekat sejauh ketersediaan SD sederajat menuju SMP sederajat menuju SMA sederajat
lebih dari atau sama terhadap penduduk desa terdekat sejauh lebih terdekat sejauh lebih dari
dengan 20 km lebih dari atau sama dari atau sama dengan atau sama dengan 14 km
dengan 9 km.
0,00139681742219 (14
fasilitas per 10.000
penduduk)
2 Teluk 2 Kondisi dimana desa 5 Kondisi dimana di desa 2 Kondisi dimana desa 0 Kondisi dimana desa
Semanting tersebut tidak terdapat tersebut terdapat SD tersebut tidak terdapat tersebut tidak terdapat
TK/RA/BA. Jarak menuju sederajat dengan rasio SMP sederajat. Jarak SMA sederajat. Jarak
TK/RA/BA kurang dari 10 ketersediaan SD sederajat menuju SMP sederajat menuju SMA sederajat
km terhadap penduduk desa terdekat lebih dari atau terdekat sejauh lebih dari
lebih dari atau sama sama dengan 3 km dan atau sama dengan 14 km
dengan kurang dari 6 km
0,00139681742219 (14
fasilitas per 10.000
penduduk)
3 Pegat 3 Kondisi dimana di desa 3 Kondisi dimana di desa 4 Kondisi dimana di desa 4 Kondisi dimana di desa
Betumbuk tersebut terdapat tersebut terdapat SD tersebut terdapat SMP tersebut terdapat SMA
TK/RA/BA dengan rasio sederajat dengan rasio sederajat dengan rasio sederajat dengan rasio
ketersediaan TK/RA/BA ketersediaan SD sederajat ketersediaan SMP ketersediaan SMA
terhadap penduduk desa terhadap penduduk desa sederajat terhadap sederajat terhadap
kurang dari kurang dari penduduk desa kurang penduduk desa lebih dari
0.00047665382434 (5 0.00069840871109 (7 dari 0,00053531809209 atau sama dengan
fasilitas per 10.000 fasilitas per 10.000 (5 fasilitas per 10.000 0,00044061849597 (4
penduduk) penduduk) penduduk) fasilitas per 10.000
penduduk)
4 Kasai 4 Kondisi dimana di desa 4 Kondisi dimana di desa 5 Kondisi dimana di desa 0 Kondisi dimana desa
tersebut terdapat tersebut terdapat SD tersebut terdapat SMP tersebut tidak terdapat
TK/RA/BA dengan rasio sederajat dengan rasio sederajat dengan rasio SMA sederajat. Jarak
Sebagian besar bidang lingkup kerjasama antar desa yang sudah dijalankan di KPPN
Tanjung Redeb yaitu pengembangan usaha bersama melalui BUMDes, kegiatan
kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan serta keamanan dan
ketertiban. Sedangkan lingkup kerjaan yang belum dijalankan yaitu pembangunan
kawasan perdesaan.
Sebagian besar belum ada peraturan yang menaungi pembentukan BKAD itu sendiri,
sebagian masyarakat menganggap BKAD belum berjalan dengan efektif dan efisien
dikarenakan belum adanya peraturan yang mengikat.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan BUMDes yaitu :
kurangnya pemahaman masyarakat
kurangnya tingkat partisipasi masyarakat
tidak ada kantor dan fasilitas penunjang lainnya
pembangunan kantor dan penambahan modal
belum adanya sumbangan dari pihak swasta, serta belum adanya PKS antara
pihak desa dan pihak ketiga,
belum adanya potensi desa yang dapat dikembangkan oleh pihak ketiga
Kelompok tani di desa pun sangat berperan penting dalam kerjasana antar desa,
akan tetapi kondisi kelompok tani di KPPN Tanjung Redeb dalam keadaan yang
kurang baik. Kelompok tani yang sudah tidak aktif lagi dikarenakan kurangnya
pelatihan terhadap kelompok tani itu sendiri.
BKAD bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan potensi atau penyelesaian masalah
antar desa. misalnya desa A dan desa B memiliki potensi ekonomi berupa pasar
desa, dimana pasar tersebut terletak di desa A sementara pedagangnya kebanyakan
dari desa B. untuk mengoptimalkan potensi tersebut perlu ada perbaikan bangunan
dan tata kelola pasar.
Maka untuk menguatkan pengelolaan pasar tersebut akan lebih kuat apabila dibentuk
Badan Kerjasama Antar Desa sebagai komisaris (ditetapkan melalui peraturan
bersama kepala desa tentang Kerjasama pengelolaan pasar desa dan peraturan
bersama kepala desa tentang Badan Kerjasama Antar Desa) sebagai payung
hukumnya, dan untuk pelaksana teknisnya di bentuk unit usaha (berbadan hukum
sesuai peraturan yang ada, koperasi, PT atau PBH)
Adapun beberapa dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan kerjasama antar
desa yaitu
a. memberikan permodalan dan fisik.
b. Pemerintah Provinsi/Kabupaten mendorong perkembangan BUM Desa dengan:
1) memberikan hibah dan/atau akses permodalan;
2) melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan
3) memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.
jumlah satuan sambungan telepon di KPPN Tanjung Redeb sampai akhir tahun 2028
sebanyak 842 SST, dengan rincian untuk kebutuhan domestik sebanyak 601,24 SST
dan non domestik 240 SST.
Tabel V.46
Indeks Infrastruktur Komunikasi dan Informatika KPPN Tanjung Redeb Tahun 2014
INDEKS INDIKATOR KOMUNIKASI DAN INFORMASI
KETERSEDIAAN DAN KUALITAS FASILITAS KETERSEDIAAN FASILITAS INTERNET DAN
NO DESA
KOMUNIKASI SELULER PENGIRIMAN POS ATAU BARANG
NILAI INTERPRETASI NILAI INTERPRETASI
1 Pulau Derawan 2 Desa yang tidak ada Base Transceiver 0 Desa yang tidak ada kelima jenis fasilitas
Station (BTS), tetapi ada sinyal yaitu: internet di kantor kepala desa, warnet,
telepon seluler/handphone yang lemah kantor pos/pos pembantu/rumah pos, pos
keliling, serta jasa ekspedisi
2 Teluk Semanting 2 Desa yang tidak ada Base Transceiver 0 Desa yang tidak ada kelima jenis fasilitas
Station (BTS), tetapi ada sinyal yaitu: internet di kantor kepala desa, warnet,
telepon seluler/handphone yang lemah kantor pos/pos pembantu/rumah pos, pos
keliling, serta jasa ekspedisi
3 Pegat Betumbuk 5 Desa yang ada Base Transceiver 3 Desa yang ada tiga jenis diantara kelima
Station (BTS), tetapi ada sinyal fasilitas yaitu: internet di kantor kepala desa,
telepon seluler/handphone yang kuat warnet, kantor pos/pos pembantu/rumah pos,
pos keliling, serta jasa ekspedisi.
4 Kasai 5 Desa yang ada Base Transceiver 1 Desa yang ada satu jenis dari kelima fasilitas
Station (BTS), tetapi ada sinyal yaitu: internet di kantor kepala desa, warnet,
telepon seluler/handphone yang kuat kantor pos/pos pembantu/rumah pos, pos
keliling, serta jasa ekspedisi.
5 Tanjung Batu 5 Desa yang ada Base Transceiver 0 Desa yang tidak ada kelima jenis fasilitas
Station (BTS), tetapi ada sinyal yaitu: internet di kantor kepala desa, warnet,
telepon seluler/handphone yang kuat kantor pos/pos pembantu/rumah pos, pos
keliling, serta jasa ekspedisi
Sumber: Bappenas tentang Indeks Pembangunan Desa Tahun 2014
Tabel V.47
Proyeksi Kebutuhan Telekomunikasi
di KPPN Tanjung Redeb Tahun 2019-2028
Kebutuhan Telepon (SST)
No Uraian
2019 2023 2028
I Kebutuhan BTS (Unit) 1 1 1
II Kebutuhan Domestik
Rumah Tangga (20%) 470,20 557,56 601,24
Jumlah Kebutuhan Domestik 470,20 557,56 601,24
III Kebutuhan Non Domestik
Kegiatan Sosial Ekonomi (30%) 141,06 167,27 180,37
Telepon Umum (10%) 47,02 55,76 60,12
Jumlah Kebutuhan Non Domestik 188 223 240
Total II + III 658 781 842
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
2) Pertimbangan Kepentingan
Pertimbangan kepentingan disini adalah penilaian kegiatan tersebut
berdasarkan tingkatan dampak yang akan ditimbulkan berdasarkan time frame,
apakah kegiatan tersebut bersifat sangat penting, mendesak atau bisa
3) Pertimbangan Teknis
Pertimbangan teknis adalah penilaian kegiatan tersebut berdasarkan hasil
analisis teknis terhadap peran dan kedudukan projek/kegiatan tersebut
berdasarkan konstelasi pembangunan daerah. Pertimbangan teknis ini meliputi:
Memperhatikan kawasan prioritas dan strategis nasional, provinsi dan
kabupaten/kota yang ada di wilayah perencanaan yang menjadi prioritas
dalam pembangunannya;
Memperhatikan keserasian dan keselarasan dengan dokumen rencana
pembangunan yang sudah ada sebelumnya seperti RTRW Propinsi,
Kabupaten/Kota dan lain sebagainya.
Merupakan kawasan yang memiliki kepentingan ekonomi yang tinggi, yang
merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
- potensi ekonomi cepat tumbuh;
- merupakan sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi;
- berpotensi potensi ekspor;
- memerlukan dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi;
Merupakan kawasan yang memiliki nilai potensial kepentingan sosial budaya
seperti:
- mempunyai aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
- merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya;
- merupakan tempat yang memberikan perlindungan terhadap
keanekaragaman budaya;
Tabel V.48
Matrik Penilaian Sub Kawasan Prioritas KPPN Sidrap KPPN Tanjung Redeb
KESIAPAN ADMINISTRASI
TINGKAT KEPENTINGAN ASPEK TEKNIS
TINGKAT MENDESAKAN PEMBANGUNAN
ALTERNATIF KAWASAN TERHADAP KAWASAN
NO TERHADAP KAWASAN KESESUAIAN FEASILITY AMDAL/ DED (DETAIL
PRIORITAS (IMPORTANCY FUNGSI
(URGENCY CRITERIA) DENGAN STUDY DOKUMEN ENGINEERING LAHAN
CRITERIA) STRATEGIS
TATA RUANG (FS) LINGKUNGAN DESIGN)
Kawasan Pusat Pengolahan dan Belum
1 Sangat Mendesak Sangat Penting Sesuai Sangat Strategis Belum Ada Belum Ada Belum Ada
Pemasaran di Desa Tanjung Batu Ada
Kawasan Tempat Pelelangan Ikan
2 Mendesak Cukup Penting Sesuai Cukup Strategis Belum Ada Belum Ada Belum Ada Ada
(TPI)
Kawasan Pusat Produksi di Desa Belum
3 Sangat Mendesak Sangat Penting Sesuai Sangat Strategis Belum Ada Belum Ada Belum Ada
Pegat Batumbuk Ada
Tabel V.49
Matrik Pembobotan Sub Kawasan Prioritas KPPN Tanjung Redeb
KESIAPAN ADMINISTRASI
TINGKAT KEPENTINGAN ASPEK TEKNIS
TINGKAT MENDESAKAN PEMBANGUNAN
TERHADAP KAWASAN
ALTERNATIF KAWASAN TERHADAP KAWASAN KESESUAIAN AMDAL/ DED (DETAIL
NO (IMPORTANCY FUNGSI FEASILITY LAHAN
PRIORITAS (URGENCY CRITERIA) DENGAN DOKUMEN ENGINEERING
CRITERIA) STRATEGIS STUDY (FS) BOBOT :
BOBOT : 20% TATA RUANG LINGKUNGAN DESIGN)
BOBOT : 15% BOBOT : 5% BOBOT : 10% 20
BOBOT : 5% BOBOT : 10% BOBOT : 15
Kawasan Pusat Pengolahan dan
1 5 5 5 5 1 1 1 1
Pemasaran di Desa Tanjung Batu
Kawasan Tempat Pelelangan Ikan
2 1 3 5 3 1 1 1 5
(TPI)
Kawasan Pusat Produksi di Desa
3 5 5 5 5 1 1 1 1
Pegat Batumbuk
Keterangan
Kemendesakan Kepentingan Kesesuaian Nilai Strategis KESIAPAN
ADMINISTRASI
Mendesak : 1 Penting : 1 Tidak Sesuai : 1 Tidak Strategis : 1 X (Belum Ada) : 1
Cukup Mendesak : 3 Cukup Penting : 3 Sesuai : 5 Cukup Strategis : 3 V (Sudah Ada) : 5
Sangat Mendesak : 5 Sangat Penting : 5 Sangat Strategis : 5
Tabel V.50
Matrik Penilaian-Pembobotan (Hasil Pembobotan) Sub Kawasan Prioritas KPPN Tanjung Redeb
TINGKAT TINGKAT KESIAPAN ADMINISTRASI
ASPEK TEKNIS
MENDESAKAN KEPENTINGAN PEMBANGUNAN
ALTERNATIF TERHADAP TERHADAP KESESUAIAN
AMDAL/ DED (DETAIL TOTAL
NO KAWASAN KAWASAN KAWASAN DENGAN FUNGSI FEASILITY
DOKUMEN ENGINEERING LAHAN NILAI
PRIORITAS (URGENCY (IMPORTANCY TATA STRATEGIS STUDY (FS)
LINGKUNGAN DESIGN) BOBOT : 20
CRITERIA) CRITERIA) RUANG BOBOT : 5% BOBOT : 10%
BOBOT : 10% BOBOT : 15
BOBOT : 20% BOBOT : 15% BOBOT : 5%
Kawasan Pusat
Pengolahan dan
1 1,00 0,75 0,25 0,25 0,10 0,10 0,15 0,20 2,80
Pemasaran di Desa
Tanjung Batu
Kawasan Tempat
2 0,20 0,45 0,25 0,15 0,10 0,10 0,15 1,00 2,40
Pelelangan Ikan (TPI)
Kawasan Pusat
3 Produksi di Desa Pegat 1,00 0,75 0,25 0,25 0,10 0,10 0,15 0,20 2,80
Batumbuk
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017