Anda di halaman 1dari 5

Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Kota Sawahlunto

Bab IV
PENDEKATAN dan METODOLOGI

4.1 PENDEKATAN
Dalam penyusunan Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu
Sandaran diperlukan suatu pendekatan umum, dalam hal ini mencakup semua unsur-
unsur dalam perencanaan kawasan perdesaan. Melalui pendekatan ini diharapkan hasil
kajian menjadi lebih komprensif. Terdapat terdapat tiga tahapan utama, yaitu tahapan
input berupa pemasukan data, tahapan proses analisis, serta tahapan output yaitu produk
analisis yang hasil kajian dan rekomendasi. Dalam kegiatan ini, ada beberapa
pendekatan yang digunakan pendekatan terkait aspek teknis dan non teknis yaitu sebagai
berikut :
1. Pendekatan Keruangan, bertujuan untuk melihat pengalian dari produk keruanga.
Untuk itu dalam kegiatan ini akan dilihat bagaiamana bentuk arahan pemanfaatan
pemanfaaran ruang, bagaimana produk penataan ruang sebagai arahan dalam
pemanfaatan ruang, melakukan analisis komparasi antara rencana tata ruang yang
telah disusun dengan kondisi eksisting, sehingga akan pengendalian pemanfaatan
ruang yang ada. Dengan melihat hal tersebut akan dapat dianalisis kebutuhan
program dalam pengendalian pemanfaatan ruang
2. Pendekatan Peraturan Perundangan, Peraturan perundangan yang dimaksud adalah
peraturan perundangan yang terkait dengan pengembangan kawasan kampung
produktif baik yang ada di pusat maupun di daerah. Karena peraturan perundangan
merupakan landasan suatu kegiatan atau aktivitas, dengan adanya kesesuaian
dengan peraturan perundangan, maka output dari program ini dapat menjadi input dari
pemerintah desa, pemerintah daerah, petani dan pelaku usaha, untuk itu dalam

IV - 1
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto

penyusunan program akan mengikuti standar-standar baku dan standar teknis yang
telah ditetapkan

Dari pendekatan umum diatas, dapat diuraikan dalam beberapa pendekatan secara lebih
detail sehingga proses pelaksanaan kajian sesuai dan mampu mencapai output yang
diharapkan

4.1.1 Pendekatan Praktis dan Teknokratis


Rancangan teknokratik Perencanaan Kawasan Kampung Produktif yang dilakukan
dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk menganalisis kondisi
obyektif dengan mempertimbangkan beberapa skenario pembangunan selama periode
rencana berikutnya.

Proses tersebut mewadahi sinkronisasi rancangan teknokratik untuk pengembangan


kawasan yang dilakukan dengan pertemuan internal setiap stakeholder yang terkait.
Proses penyusunan rancangan teknokratik berpedoman pada kebijakan pembangunan
yang mengatur mengenai pengembangan ekonomi kawasan kampung produktif, oleh
karena itu penentuan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan akan
menjadi acuan penting dalam pengembangan.

4.1.2 Pendekatan Eksploratif


Pendekatan eksploratif digunakan untuk mendapatkan gambaran yang seluas-luasnya
mengenai persoalan yang terkait isu strataegis dalam pengembangan kawasan.
Pendekatan eksploratif bercirikan pencarian yang berlangsung secara menerus.
Pendekatan ini akan digunakan baik dalam proses pengumpulan data dan informasi
maupun dalam proses analisis.
 Dalam proses pengumpulan data dan informasi, pendekatan eksploratif digunakan
mulai dari kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data awal, hingga eksplorasi
literatur yang diperlukan dalam mendukung kegiatan perumusan. Sifat pendekatan
eksploratif yang menerus akan memungkinkan terjadinya pembaharuan data dan
informasi berdasarkan hasil temuan terakhir. Pendekatan eksploratif juga
memungkinkan proses pengumpulan data yang memanfaatkan sumber informasi
secara luas, tidak terbatas pada ahli yang sudah berpengalaman dalam bidangnya
ataupun pelaku pembangunan yang terkait langsung dengan penataan ruang,
namun juga dari berbagai literatur dalam, baik dalam bentuk buku maupun tulisan
singkat yang memuat mengenai teori-teori ataupun studi-studi terkait dengan

IV - 2
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto

penegndalian pemanfaatan ruang. Dalam pendekatan eksploratif ini sangat


memungkinkan diperoleh informasi-informasi tambahan dari sumber yang tidak
diprediksi sebelumnya.
 Eksplorasi dalam proses analisis dilakukan guna mengelaborasi perumusan
kebijakan pembangunan dan pengendalian. Proses eksplorasi ini mendorong kepada
pemahaman yang mendalam terhadap aspek yang akan disusun melalui seluruh
dokumen dan informasi yang berhasil dikumpulkan

4.1.3 Pendekatan Komprehensif


Pendekatan Komprehensif memandang bahwa untuk menghasilkan suatu produk yang
baik perlu adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai persoalan yang akan
direncanakan atau dipecahkan, tidak hanya pada saat pengumpulan data dan analisis
saja, melainkan sampai pada kebijakan yang dikeluarkan dari produk tersebut. Kata
“komprehensif” dalam konteks pendekatan ini merujuk pada upaya memahami suatu
permasalahan dari sudut pandang semua aspek kehidupan mulai dari aspek ekonomi,
politik, sosial budaya, sampai dengan pertahanan keamanan. Semua aspek tersebut
dalam cara pandang ini dilihat sebagai satu kesatuan rantai kehidupan yang saling terkait
satu dengan yang lain. Selain itu kata komprehensif juga mengandung pemahaman
bahwa persoalan tersebut akan dipecahkan dipandang sebagai satu kesatuan sistem
yang di dalamnya terdiri dari berbagai sub sistem-sub sistem yang saling terkait, termasuk
dalam kaitannya dengan lingkup wilayah administrasi Dalam kaitannya dengan
keterkaitan antar aspek ini, dalam pendekatan yang bersifat komprehensif dipandang
sebagai suatu bentuk konsep kedinamisan dimana aspek kehidupan yang satu
mempengaruhi aspek kehidupan yang lain dan begitu seterusnya. Tidak dapat ditentukan
aspek mana yang menjadi awal dan akhir. Semua aspek dapat menjadi sebab dan
menjadi aibat yang saling terkait. Aspek-aspek kehidupan tersebut dalam penanganannya
didasarkan pada suatu kerangka acuan yang disebut dengan keterpaduan

4.1.4 Pendekatan Operasional


Secara umum pendekatan prosedur umum penyusunan ini adalah harus dipakai sebagai
dasar dalam penetapan dan perencanaan kegiatan berjenjang agar satu kegiatan dengan
kegiatan lannya saling mendukung dan berkesinambungan. Keterkaitan dan integrasi
antar sub kegiatan perlu dijaga agar keluaran satu dengan keluaran lainnya tidak
melenceng jauh dari tujuan sasaran semula. Pergesaran dan perubahan hasil mungkin
dan bias saja terjadi pada tahap pelaksanaan dilapangan, namun perlu pola dan struktur

IV - 3
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto

kegiatan harus tergambarkan dalam frame yang logic, mudah diikuti dan dimengerti serta
dapat dipertanggung jawabkan berdasar hasil kegiatan yang jelas.

Oleh karenanya maka pendekatan prosedur umum penyusunan ini memang perlu
disiapkan untuk menjamin langkah, tahapan dan kegiatan (dan sub kegiatan) dalam
semua tahapan penyusunan pedoman benar-benar dapat dikontrol dan diterjemahkan
dengan rencana tindak yang logis, tidak rumit, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Perlu dijelaskan oleh konsultan, bahwa pada dasarnya pendekatan prosedur penyusunan
ini adalah tidak standar. Bisa saja pada situasi dan materi yang lain prosedur ini akan
berbeda. Namun dengan pengalaman konsultan dalam kegiatan serupa dan khususnya
dalam hal pekerjaan sebelumnya, inilah barangkali pola dan struktur prosedur yang
sejauh ini tepat dan sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan lainnya.

4.1.5 Pendekatan Partisipatori / Partisipatif


Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh masukan-masukan dari berbagai
stakeholders dalam penyusunan rencana program yang terkait dengan kepentingan
berbagai pihak/stakeholders. Selain melalui penyebaran kuesioner dan wawancara,
pendekatan participatory ini juga dilakukan dengan melalui diskusi terfokus, pembahasan-
pembahasan untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis yang dibuat. Pertimbangan
menggunakan participatory approach adalah, bahwa saat ini pemaksaan kehendak dan
perencanaan dari atas sudah tidak relevan lagi. Di era reformasi ini perlu melibatkan
berbagai pihak dalam setiap kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan
tersebut adalah untuk meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang berarti juga
mendapatkan hasil akhir yang menguntungkan untuk semua pihak. Keuntungan lainnya
yang akan diperoleh adalah jaminan kelancaran implementasi hasil
perencanaan/pengembangan sistem di kemudian hari. Sepenuhnya disadari bahwa
penggunaan pendekatan partisipatif akan menimbulkan berbagai persoalan dalam
prosesnya, terutama masalah keterbatasan waktu. Masalah ini akan dicoba diminimalkan
melalui persiapan materi dan pelaksanaan diskusi /wawancara yang matang.

4.2 METODOLOGI
Metodologi dapat diartikan secara sederhana sebagai tata cara kerja konsultan dalam
menyelesaikan suatu kegiatan berdasarkan pendekatan-pendekatan yang telah
diperkenalkan sebelumnya pada bab ini. Oleh karena tata cara akan identik dengan
pentahapan kerja, maka diskripsi singkat dari metodologi ini pada dasarnya memberikan

IV - 4
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kota Sawahlunto

gambaran terkait dengan langkah-langkah kerja, baik teknis, manajemen maupun


operasional selama menjalankan tugas pekerjaan ini.

IV - 5
Perencanaan Kawasan Kampung Produktif Desa Balai Batu Sandaran

Anda mungkin juga menyukai