Anda di halaman 1dari 4

Tugas Sosiologi Ekonomi

“Perilaku Bullying Yang Menjadi Keresahan Semua Kalangan”

Oleh :
Hadi Riyan Pangestu
165040107111101
Kelas K

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
Masayarakat Indonesia mengalami keresahana karena banyaknya kasus bullying yang terjadi di
Indonesia. Bukan hanya Indonesia, ternyata di luar negeri pun kasus bullying juga menjadi
keresahan semua kalangan. Menurut Arofa et.,al (2018) semakin tahun perilaku bullying
semakin meningkat baik secara verbal, fisik maupun psikologis. Bullying merupakan tindakan
intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Di Indonesia
khususnya perilaku bullying terjadi pada anak-anak dan remaja.

Menurut data, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menerima aduan 26 ribu
kasus bullying sepanjang tahun 2011-2017. Dengan adanya data ini membuktikan bahwa kasus
bullying di Indonesia menjadi perhatian khusus. Menurut data dari KPAI terkait bullying, kasus
bullying yang dominan telah menimpa anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Selain itu, data dari KPAI juga menyebutkan bahwa, Media Sosial dan Game Online salah satu
pemicu perilaku bullying.

Kasus bullying sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia.
Dalam 30 tahun terakhir, para peneliti telah menemukan bahwa bullying adalah ancaman serius
terhadap perkembangan anak dan merupakan penyebab potensial terhadap kekerasan dalam
sekolah (Hidayati, 2012, dalam Smokowski & Kopase, 2005). Kekerasan yang terjadi pada masa
remaja dianggap sebagai efek dari tindakan bullying yang dialami semasa anak-anak. Banyak
kasus di sekeliling kita terkait kekerasan yang dilakukan oleh remaja. Ternyata hal ini brawal
dari tindakan bullying yang terjadi ketika masa anak-anak. Dalam hal ini jelas bahwa tindak
bullying sangat berbahaya dan harus terus dilakukan tindakan pengawasan oleh semua pihak.

Dalam sudut pandang sosiologi, teori yang digunakan untuk mengaitkan dengan kasus di atas
yaitu Teori Struktural Konflik. Teori ini menjelaskan bagaimana struktir memiliki konflik. Teori
ini memiliki asumsi bahwa setiap masyarakat, dalam setiap hal, memperlihatkan pertikaian dan
konflik. Konflik sosial terdapat dimana-mana (Damsar & Indrayani 2015). Kasus bullying yang
terjadi di Indonesia maupun belahan dunia yang lain merupakan salah satu fakta dari teori yang
ada, dalam hal ini adalah Teori Struktural Konflik.

Untuk mengatasi kasus bullying yang terjadi di mana-mana dan merupakan masalah sosial
tidak cukup hanya dari satu pihak, melainkan melibatkan semua pihak. Masalah bullying adalah
fenomena yang perlu dilakukannya tindakan preventif atau tindakan pencegahan. Karena apabila
anak-anak yang telah mendapatkan perilaku bullying, akan berpengaruh terhadap mental dan
psikologis mereka yang pada nantinya akan menghambat prestasi dan keinginan untuk maju.
Mayoritas kasus bullying terjadi di lembaga pendidikan seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah
menengah pertama (SMP). Oleh karena itu, Perlu dilakukannya peningkatan kerja sama antara
pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan agar kasus bullying dapat diantisipasi. Peran
kelurga juga sangat penting karena didikan orangtua paling dominan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan anak.
Daftar Pustaka

Arofa, I. Z., Hudanian, & Zulfiana, U. (2018). Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Empati Ditinjau dari
Tipe Sekolah. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 74-92.

Damsar, Indrayani. 2015. Pengantar Sosiologi Ekonomi: Kencana, Jakarta


Hidayati, N. (2012). Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi. Insan, 41-48.

Anda mungkin juga menyukai