LINGKUNGAN KERJA
Oleh :
KELOMPOK 2
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
2019
RINGKASAN
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Cuaca kerja
yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat
menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan
produktivitas kerja (Subaris, dkk, 2008).
Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah antara 240C – 260C. suhu yang
lebih dingin mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya
koordinasi otot dan suhu panas sendiri akan berakibat menurunkan prestasi kerja
berfikir. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan
memperlambat waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja
otak, mengganggu koordinasi saraf perasa motoris, serta memudahkan emosi
untuk dirangsang, maka dari itu bekerja pada lingkungan kerja yang tinggi dapat
membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan kerja sehingga perlu upaya
penyesuaian waktu kerja dan penyelenggaraan perlindungan yang tepat
(Suma’mur, 2014).
A. Latar belakang
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Cuaca
kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat
menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan
produktivitas kerja (Subaris, dkk, 2008).
B. Tujuan
A. Pencahayaan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, penerangan
adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Oleh sebab itu salah satu masalah
lingkungan ditempat kerja harus diperhatikan yaitu pencahayaan. Nilai
Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux.
B. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu dan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Kepmen LH No 48. tahun
1996).
Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound
Level meter. Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar, maka akan
menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh
alat ini, selanjutnya akan menggerakan meter penunjuk.
C. Getaran
Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan.
Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan di mana suatu benda
berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik
tengah) yang sama.
Jenis pajanan getar yang dapat diterima pekerja dapat berupa getaran
tangan dan lengan serta getaran seluruh tubuh.
Keterangan:
D. Suhu
Suhu (temperatur) merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya
suatu zat atau benda. Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat
disebut termometer. Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya
bergantung pada beberapa sifat materi yang berubah terhadap suhu. Sebagian
besar termometer umumnya bergantung pada pemuaian materi terhadap
naiknya suhu.
Catatan :
1. ISBB atau dikenal juga dengan istilah WBGT (Wet Bulb Globe
Temperature) merupakan indikator iklim lingkungan kerja.
2. ISBB luar ruangan = 0,7 Suhu Basah Alami + 0,2 Suhu Bola + 0,1 Suhu
Kering
3. ISBB dalam ruangan = 0,7 Suhu Basah Alami + 0,3
(*) tidak diperbolehkan karena alasan dampak fisiologis
NAB iklim lingkungan kerja ditentukan berdasarkan alokasi waktu kerja
dan istirahat dalam satu siklus kerja (8 jam per hari) sertarata-rata laju
metabolik pekerja. Tekanan panas berlebih di tubuh baik akibat proses
metabolisme tubuh maupun paparan panas dari lingkungan kerja dapat
menimbulkan masalah kesehatan (heat strain) dari yang sangat ringan
seperti heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion hingga yang
serius yaitu heat stroke.
BAB III
METODE PENGUKURAN
B. Lokasi
Praktikum lingkungan kerja dilaksanakan di Laboratorium Fakultas
Teknik Gedung B Lantai 4 Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
C. Waktu
Hari : Selasa, 12 Maret 2019
Pukul : 09.30 - 12.30 WIB
D. Cara Kerja
a. Mengatur suhu, getaran, penerangan, dan sumber suara di ruang
Laboratorium Lingkungan
a. Tiga orang praktikan masuk ke dalam ruangan praktikum dan melakukan
uji lingkungan kerja fisik dengan memasang resistor pada papan resistor
sesuai dengan warna yang ditentukan dari level tinggi, sedang, dan rendah.
b. Masing-masing anak melakukan praktikum selama 10 menit.
c. Di dalam ruangan praktikum seorang praktikan duduk dikursi dan merakit
resistor secara utuh.
d. Pada masing-masing level tersebut dengan disertai factor lingkungan kerja
yaitu suhu, penerangan, sumber suara, dan getaran.
e. Pada masing-masing level faktor tersebut diatur berbeda.
f. Setelah 10 menit praktikan keluar dan dihitung jumlah resistor yang dirakit
dengan benar dan data diolah serta dianalisis.
BAB IV
HASIL PENGUKURAN
2. Theresia Intyas/ 6 12 9
D11.2016.02200
3. Ines Diyah P/ 10 5 10
D11.2016.02157
4. Muhammad Iqbal/ 7 4 7
D11.2016.02183
5. Husna Amaliya/ 11 19 12
D11.2016.02166
6. Putri Rahayu/ 6 9 1
D11.2016.02195
Level 50 60 18-20 2
Rendah
Level Sedang 80 80 20-26 5
Level Tinggi 155 100 30 6
BAB V
PEMBAHASAN
Pada level rendah pencahayaan dari lampu yang diberikan sebesar 50 Lux,
pencahyaan yang dihasilkan sedikit redup. Kebisingan dari speaker yang diberikan
sebesar 60 dB, kebisingan tidak terlalu keras. Temperatur dari pendingin ruangan
(AC) yang diberikan sebesar 180C - 200C sehingga suhu yang dihasilkan cukup
dingin. Pada vibrasi atau getaran yang diberikan sebesar 2 m/s sehingga gerakan
yang dihasilkan tidak terlalu kencang. Pada level ini jumlah resistor yang berhasil
dirakit oleh praktikan cukup tinggi yaitu sebanyak 49 rakitan resistor.
A. SIMPULAN
B. SARAN
a. Untuk peneliti
Sebelum pada saat melakukan pratikum hendaknya mengecek
semua alat yang akan digunakan.
b. Untuk praktikan
Sebelum praktikum akan lebih baiknya jika mengurangi aktivitas
yang menimbulkan kelelahan sehingga dapat mengurangi konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA