Anda di halaman 1dari 3

LANDASAN TEORI pendidikan.

Pelatihan prinsipnya adalah sama


dengan pengajaran, khususnya untuk
1. Pengertian Pendidikan mengembangkan kerampilan tertentu.
Produk yang ingin dihasilkan oleh proses pendidikan
Pendidikan adalah hak setiap orang. Oleh karena adalah berupa lulusan yang memiliki kemampuan
itu dalam penyelenggaraan sistem pendidikan tidak melaksanakan peranan-peranannya untuk masa yang
boleh ada disriminasi/ membedakan suku, agama, akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan
ras, kepercayaan. Sistem Pendidikan juga harus pekerjaan tertentu, tentunya bertalian dengan
diselenggarakan dengan tujuan untuk memenuhi hak kegiatan pembangunan di masyarakat. Pendidikan
setiap orang atas pendidikan tanpa bermaksud adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi
sedikitkan memberikan peluang bagi terciptanya peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri
diskriminasi/ membeda-bedakan seseorang dalam sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan
memperolah pendidikan hanya karena alasasn demikian akan menimbulkan perubahan dalam
politik, ekonomi, social, budaya, dan hukum. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungai
Pengakuan hak untuk mendapatkan pendidikan bagi secara dekat dalam kehidupan masyarakat.
setiap orang tidak hanya pengakuan hak secara Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar
internasional namun juga pengakuan yang diberikan sasaran dan perubahan itu dapat tercapai
oleh hukum positif di Indonesia. sebagaimana yang diinginkan.

Pada rumusan ini terkandung empat hal yang 2. Jenis Pendidikan di Indonesia
perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih
lanjut. Dengan “usaha sadar” dimaksudkan, bahwa 1. Pendidikan formal
pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana
yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan
berdasarkan pemikiran rasional-objektif. Pendidikan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia
tidak diselenggarakan secara tak sengaja, atau dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
bersifat insidental dan seenaknya, atau berdasarkan dan pendidikan tinggi. Pendidikan di sekolah ini
mimpi di siang bolong dan penuh fantastis. secara micro diartikan sebagai kelanjutan
pendidikan keluarga, karena tanggung jawab
Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta utama keluarga pada segi kehidupan. Sedang arti
didik. “Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pendidikan di sekolah secara macro adalah
pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan pendidikan berwawasan kepada masyarakat dan
dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini negara.
menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum
peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah 2. Pendidikan informal
kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan
dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
negara yang baik, warga bangsa dan calon yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas Hasil pendidikan informal diakui sama dengan
dan pekerjaan kelak di kemudian hari. pendidikan formal dan nonformal setelah peserta
didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan pendidikan.
dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan /
atau latihan. Bimbingan pada hakikatnya adalah 3. Pendidikan nonformal
pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat dan
penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal
memecahkan masalah, menanggulangi kesulitan yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
sendiri. Pengajaran adalah bentuk kegiatan di mana berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat
terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan dihargai setara dengan hasil program pendidikan
mengajar antara tenaga kependidikan (khususnya formal setelah melalui proses penilaian
guru / pengajar) dan peserta didik untuk penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan. masyarakat desa lebih tinggi daripada masyarakat
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kota.
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
pendidikan kepemudaan, pendidikan Meskipun fasilitas di desa kurang memadai, tetapi
pemberdayaan perempuan, pendidikan sebenarnya jauhnya dari fasilitas itu sendiri menjadi
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pembelajaran yang sangat bagus bagi anak-anak desa
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta karena mereka terbiasa dengan kerja keras,
pendidikan lain yang ditujukan untuk tantangan, dan untuk tidak patah semangat. Itu
mengembangkan kemampuan peserta didik. keuntungannya dari masyarakat desa. Masyarakat
desa cenderung minder. sebetulnya orang desa
Mutu Pendidikan memiliki kekuatan dan daya tahan yang tinggi
terhadap berbagai macam permasalahan dan
Mutu pendidikan tentu diartikan pendidikan yang goncangan. Jauh lebih tinggi dari masyarakat kota,
mampu meghasilkan lulusan yang terampil, mampu mestinya kelebihan itu dimanfaatkan.
sesuai dengan tingkat pendidikannya, jujur dan yang
terpenting lagi adalah moralnya baik. Peningkatan Peluang Masyarakat Desa
mutu pendidikan yang lebih berkualitas antara lain
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan Terkait dalam kebijakan ekonomi untuk masyarakat
sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, desa, sebenarnya pendidikan sendiri adalah bagian
pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta dari pemberdayaan masyarakat desa. karena rata-rata
pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. masyarakat yang cukup berpendidikan akan lebih
responsif dan tanggap terhadap berbagai rangsangan
Realita Pendidikan Di Desa ekonomi yang diberikan kepada masyarakat itu.
Bayangkan suatu desa yang masyarakatnya buta
Di sebuah dusun terdapat sebuah sekolah TK dan TK aksara semua, tentu akan tertinggal. Hal ini akan
tersebut menempati sebuah ruang SD dengan bangku berbeda dengan suatu desa yang masyarakatnya
berwarna coklat kusam, sementara guru pintar dan berpendidikan tinggi. Tentu akan lebih
mengajarkan membaca, menulis dan berhitung maju yang berpendidikan.
seperti layaknya anak SD. Lebih memprihatinkan
lagi, guru tersebut lulusan dari SMP dan tidak pernah Pendidikan Dan Perubahan Sosial
mengenyam pendidikan keguruan. Padahal
kehadiran suatu Taman Kanak-kanak sangatlah Sudah umum dianggap bahwa pendidikan
dibutuhkan, karena pendidikan melalui TK berfungsi merupakan sarana yang sangat penting bagi
meletakkan dasar-dasar yang penting bagi seseorang untuk sukses dalam usaha mobilitas
perkembangan anak seutuhnya. Masa ini merupakan vertikal untuk mencapai strata sosial yang lebih
‘golden periode’ bagi proses pembentukan karakter tinggi. Sementara itu penyelengaraan pendidikan
anak. Paul Meier, seorang psikiater Kristen dewasa ini di manapun di dunia didominasi oleh
menyatakan bahwa sampai dengan usia 6 thn, 85% lembaga raksasa bernama sekolah. Saking kuatnya
karakter anak telah terbentuk. Penelitian lain yang dominasi itu hingga mayoritas masyarakat merasa
dilakukan oleh Benyamin S. Bloom menguatkan sekolah merupakan satu-satunya tempat yang paling
pandangan ini. Bloom menyatakan bahwa 50% kredibel bagi orang-orang muda dalam memperoleh
potensi anak terbentuk sampai dengan usia 5 thn dan ilmu.
30% lainnya akan terbentuk sampai dengan usia 8
thn. Namun kalau kita cermati jumlah Taman Oleh sebab itu sekolah juga mendapat tempat yang
Kanak-Kanak yang ada di Indonesia, hanyalah istimewa dalam pemikiran tiap orang dalam
melayani sebagian kecil dari jumlah anak pada usia usahanya meraih tangga sosial yang lebih tinggi.
ini. Sebenarnya masyarakat desa memiliki peluang Sedemikian istimewanya hingga sekolah telah
yang sama dengan masyarakat kota untuk menjadi salah satu ritus yang harus dijalani orang-
memperoleh pendidikan. Peluang pendidikan dibuka orang muda yang hendak mengubah kedudukannya
oleh pemerintah sama lebarnya untuk masyarakat dalam susunan masyarakat. Mudah diduga bahwa
desa maupun kota. Bahkan, semangat juang jalan pikiran seperti itu secara logis mengikuti satu
kanal yang menampung imajinasi mayoritas
mengalir menuju sebuah muara, yakni credo tentang Kedua, para pemuda tak berpunya yang akan tetap
sekolah sebagai kawah condrodimuko tempat agen- menelan kecewa karena ternyata mereka makin sulit
agen perubahan di cetak. naik ke tangga sosial yang lebih tinggi dari orang tua
mereka. Sekolah yang tetap kukuh dengan prinsip-
Pandangan di atas sama sekali tidak baru. Juga akan prinsip pedagogis, metode-metode pendidikan dan
sangat berlebihan bila menganggap ide seperti itu teknik-teknik pengajaran yang bersemangat siap
sebagai suatu terobosan sebab tak akan lebih dari pakai hanya akan menjadi lembaga reproduksi sosial
botol baru untuk kecap yang sama. Dalam konteks bukan lembaga perubahan sosial. Indonesia perlu
Indonesia ide tentang sekolah sebagai tempat perubahan pendidikan yang lebih maju.
dicetaknya agen-agen perubahan adalah pandangan
lama yang sudah ada setidaknya pada pengembangan
sekolah rakyat. Esensi dari sekolah adalah
pendidikan dan pokok perkara dalam pendidikan
adalah belajar. Oleh sebab itu tujuan sekolah
terutama adalah menjadikan setiap murid di
dalamnya lulus sebagai orang dengan karakter yang
siap untuk terus belajar, bukan tenaga-tenaga yang
siap pakai untuk kepentingan industri. Dalam arus
globalisasi dewasa ini perubahan-perubahan
berlangsung dalam tempo yang akan makin sulit
diperkirakan. Cakupan perubahan yang ditimbulkan
juga akan makin sulit diukur. Pengaruhnya pada
setiap individu juga makin mendalam dan tak akan
pernah dapat diduga dengan akurat.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang


sedemikian pesat. Ekonomi mengalami pasang dan
surut berganti-ganti sulit diprediksi. Konstelasi
kekuatan-kekuatan politik juga berubah-ubah. Kita
tak lagi hidup dengan anggapan lama tentang dunia
yang teratur harmonis. Sebaliknya setiap individu
sekarang menghadapi suatu keadaan yang cenderung
tak teratur. Kecenderungan chaos seperti ini harus
dihadapi dan hanya dapat dihadapi oleh orang-orang
yang selalu siap untuk belajar hal-hal baru. Bukanlah
mereka yang bermental siap pakai yang akan dapat
memanfaatkan dan berhasil ikut mengarahkan
perubahan-perubahan kontemporer melainkan
mereka yang pikirannya terbuka dan antusias pada
hal-hal baru.

Oleh sebab itu sekolah, di tingkat manapun, yang


tetap menjalankan pendidikan dengan orientasi siap
pakai untuk para pelajarnya tidak akan berhasil
mengemban misi sebagai agent of changes tetapi
sekedar consumers of changes. Dari sekolah dengan
pandangan siap pakai tidak akan dihasilkan orang-
orang muda yang dengan kecerdasannya berhasil
memperbaiki kedudukannya dalam susunan sosial
output dari sekolah semacam itu hanya dua.
Pertama, orang-orang muda yang terlahir berada dan
akan terus menduduki strata sosial tinggi,

Anda mungkin juga menyukai