Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia terletak pada pertemuan dua lempeng. Pada sebelah Selatan
terdapat pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng benua Asia. Pada
sebelah timur laut terdapat pertemuan lempeng pasifik dengan lempeng asia. Karena
letak geografis Indonesia yang berdekatan dengan jalur tempat dua lempeng saling
bertumbukan , maka tidak menutup kemungkinan bahwa Negara kita rawan terjadi
gempa.
Gempa bumi merupakan gerakan tanah secara tiba-tiba dari suatu region dan
bersifat transient. Hampir 90% merupakan gempa bumi tektonik (tectonic events),
10% sisanya merupakan gempa bumi volkanik, runtuhan dan buatan (man-mode).
Gempa bumi dapat terjadi kapan saja di seluruh bumi, di ujung lempeng
(planteedges) dan sepanjang patahan/system sesar (Faults). Sebagian besar gempa
bumi terjadi di ujung lempeng samudera (oceanic plate) dan lempengan benua
(continental plate). Lempeng-lempeng bumi senantiasa bergerak, satu lempeng
menujam pada lempeng lain (konvergen), saling mendorong menjauh (divergen) atau
berpapasan (transform).
Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen yang
bernama seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa paling primitif.
Seismokop terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air raksa. Ketika
terjadi gempa, cairan tersebut akan bergerak naik-turun akibat getaran gempa yang
terjadi.
Seiring dengan berjalannya waktu pengetahuan semakin berkembang pada
tahun 1920,ketika dua ilmuwan Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-
Anderson seismograf. Alat ini lebih sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada
masa itu, sehingga langsung banyak digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal
bakal seismograf yang sekarang ada dan berkembang.

1
Secara garis besar instrument di dalam seismograf terdiri atas instrumentasi
mekanik yaitu untuk merekam pergerakan tanah dan instrument elektromagnetik
untuk merespon kecepatan gerakan tanah (ground motion). Dalam makalah ini akan
membahas tentang seismometer, prinsip kerja seismometer, tipe-tipe seismometer dan
persamaan pada seismometer.

1.2 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah penemuan seismometer
2. Untuk mengetahui pengertian seismometer
3. Untuk mengetahui prinsip kerja seismometer dan cara menentukan letak posisi
gempa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Seismometer


Seismometer pertama kali ditemukan oleh Zhan Heng di Cina tahun 132 M
(Dinasti Han), alat ini disebut Hoefung Didong Yi. Meskipun China tidak
mengatakan dengan pasti bagaimana sebuah gempa diukur dengan skala richter (skala
richter belum ditemukan sampai 1935) ,mereka tercatat berhasil menciptakan detector
gempa pertama didunia, yaitu sesmograf. Penemu seimograf adalah Zhang Heng
seorang astronom, matematik, engineer dan pelukis pada masa pemerintahan Dinasti
Han awal abad kedua.
Kreasi seismograf Zhang Heng adalah berbentuk sebuah bejana perunggu
yang berat dengan dihiasi 9 ekor naga yang menghadap kebawah dan 9 ekor katak
yang menghadap keatas. Didalam bejana tergantung pendulum dalam keadaan diam
sampai ada getaran yang menggerakkannya. Kesimpulannya, ayunan pendulum
mengatur tuas gerakan internal seismograf. Hal ini akan memicu pelepasan bola di
mulut naga yang menghadap ke arah episentrum gempa bumi. Bola kemudian akan
langsung jatuh ke dalam mulut katak di bawah. Sistim kerja seismograf ini sangat
sederhana, tetapi negara-negara barat baru dapat mengembangkannya setelah 1500
tahun seismograf Zhang Heng tercipta.

2.2 Pengertian Seismometer


Seismometer (bahasa Yunani seismos: gempa bumi dan metero: mengukur).
Seismometer merupakan alat yang dirancang untuk merekam atau mencatat gerakan
tanah (bumi) dalam arah tertentu. Alat mekanik merekam pergerakan tanah yang
diperkuat sedangkan alat elektromagnetik merespon terhadap kecepatan gerak tanah.
Prinsip fisika dari kebanyakan jenis seismograf berdasarkan gerak gaya pendulum
baik vertical maupun horizontal. Ketika tanah bergerak hingga kedatangan
gelombang seismic, menghasilkan perpindahan dari bingkai pendulum dengan

3
bergantungan pada massa inersinya. Gerak ini yang di perkuat, direkam sebagai
fungsi waktu. Dari perpindahan relative kita dapat mengetahui gerak tanah.

2.3 Prinsip Seismometer


Berdasarkan pada rancangannya, seismometer merespon gerakan tanah pada
arah vertical dan arah horizontal. Beberapa alat elektromagnetik dikontruksikan untuk
merekam simultan gerak tiga komponen ortogal. kebanyakan rancangan
menggunakan variasi pada prinsip pendulum.

Gambar 1.1 Pendulum

Seismometer sederhana menggunakan pendulum yang digunakan untuk


mengukur gempa yang arah geraknya horizontal seperti yang terlihat pada gambar
1.1. Perangkat ini terdiri dari sebuah arah geraknya horizontal, bola pendulum, pena
pencatat dan kertas pita. Ketika terjadi getaran yang arah geraknya horizontal, maka
bola pendulum akan bergerak kesamping dan dibagian bawahnya ada alat untuk
menggambarkan grafik getaran yang terjadi pada sebuah kertas pias. Akan tetapi
penggunaan pendulum sederhana ini belum dapat untuk merekam dengan bagus
getaran dengan frekuensi rendah. Untuk mengatasinya digunakan inverted pendulum
yang terdapat pegas pada kedua sisi bola pendulum. Sehingga ketika bergetar, maka

4
salah satu pegas akan meredam getaran dan pegas yang lain memberikan tambahan
gaya kepada pendulum yang berakibat pendulum dapat berisolasi dengan frekuensi
yang kecil sehingga getaran berfrekuensi rendah tersebut akan diredam pada kertas
pita. Getaran yang diredam pada kertas pita inilah yang dinamakan gelombang
berjalan atau gelombang seismik.
Pada seismograf, tepatnya pada seismometer digunakan prinsip inersia atau
kelembaban, yakni prinsip kerja Hukum Newton I.

∑F=0
“ Benda yang mula-mula diam akan tetap diam, dan benda yang mula-mula
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap “.
Karena prinsip kerja inilah yang membuat pena pencatat terus menerus dan
tak henti menggambarkan grafik pada kertas pita yang dililitkan pada tabung putar.
a. Seismometer Gerak Horizontal
Pada seimograf horizontal , massa stasioner digantung dengan sebuah
tali.dibagian bawah terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roli pita yang selalu
berputar searah jarum jam.tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada
waktu terjadi gempa roll pita bergetar, sedangkan massa stasioner dan jarum jam
tetap. Sehingga terbentuklah goresan pada roll pita tersebutyang disebut seismogram.

Gambar 1.2 Seismometer Horizontal

5
b. Seismometer Gerak Vertikal
Massa stasioner pada seismograf vertical ditahan oleh sebuah pegas (P) dan
sebuah tangkai berengsel.ujung massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll
pita yang bergerak searah jarum jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan
bergerak sehingga akan terbentuk seismogram pada roll pita tersebut.

Gambar 1.3 Seismometer Vertikal

Seismograf terdiri dari 2 jenis yaitu manual dan digital. Fungsi dan kegunaan
setiap jenis, mempunyai sedikit perbedaan.
1. Seismograf Manual (mekanikal)
Jenis gerakan mekanikal dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun
gerakan horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau
horizontal.
Pada komponen horizontal utara-selatan, arah gempa yang dicatat adalah
arah gempa pada posisi utara atau selatan sedangkan pada komponen horizontal
timur-barat, arah gempa yang dicatat adalah arah gempa pada posisi timur atau barat,
dan pada komponen vertikal arah gempa yang dicatat adalah arah gempa dilatasi atau
kompresi.

6
Gambar 1.4 Seismograf analog dengan 3 komponen

2. Seismograf Digital (elektromagnetik)


Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-
peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spelgavanometer.
Selain itu, seismograf digital modern menambahkan komponen keempat yaitu layar,
"user-friendly", dan cepat transfer data.

Gambar 1.5 Seimometer Digital

7
2.4 Proses Kerja (Sistem Pengukuran)
Gempa bumi adalah getaran atau vibrasi permukaan bumi. Perhatikan kata
"permukaan". Permukaan berarti hanya kerak bumi, suatu patahan di mana satu
bongkah batu telah bergesekan dengan batu lain dengan kekuatan dan gesekan yang
sangat besar. Energi dari gesekan ini diubah menjadi getaran di dalam batu-batuan,
dan getaran ini dapat terasa sampai ribuan mil.
Sekarang getaran-getaran gempa bumi ini adalah sejenis gerakan gelombang
yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda melalui kerak bumi yang berbatu-
batu. Karena getaran-getaran itu mencapai jarak yang jauh dan merambat melalui
batu-batuan, pada waktu getaran-getaran ini sampai di kota anda, anda bahkan tidak
dapat melihatnya. Tetapi seismograf dapat mendeteksinya. Beginilah cara kerjanya.
Bayangkan sebuah balok atau pelat beton. Sebuah grafik yang ditempelkan
balok atau pelat itu menonjol keluar. Grafik itu sejajar dengan tanah, seperti lembaran
kertas. Di atasnya, sebuah balok menonjol keluar dari tempat tergantungnya suatu
beban. Pada dasar beban itu terdapat sebuah pena, yang menyentuh grafik itu.
Sekarang muncul gelombang gempa bumi. Balok beton bergerak dan demikian juga
grafik yang menempel padanya. Tetapi beban yang digantung tidak bergerak. Jadi,
pena itu membuat tanda-tanda pada grafik itu pada waktu pena itu bergerak dan kita
memperoleh catatan tentang gempa bumi. Tentu saja alat ini dibuat dengan sangat
teliti sehingga gerakan yang paling kecil sekalipun dapat dicatat.
Jadi, sistem pengukuran yang terjadi pada seismograf ada 3 tingkatan :
1. Tingkat 1 : tingkat pendeteksi
Fungsinya adalah untuk untuk mendeteksi getaran di bawah tanah oleh alat
yang tertancap di tanah.
2. Tingkat 2 : tingkat perantara getaran
Fungsinya adalah menyalurkan getaran dari alat yang tertancap di tanah,
biasanya berbentuk tali atau semacamnya yang dapat menyalurkan getaran.
3. Tingkat 3 : tingkat penerima getaran

8
Fungsinya adalah menerima getaran dari perantara ke massa yang jadi satu
dengan pena, sehingga pena tersebut bergerak sesuai getaran yang diterima.

2.5 Klasifikasi Besaran Gempa


1. Skala Rither
Skala Richter pertama kali dikembangkan oleh ahli seismografi asal Institut
Teknologi California bernama Charles Richter yang dibantu koleganya Beno
Guttenberg di tahun 1935. Skala rather dirancang dengan logaritma, yang berarti
bahwa setiap langkah menunjukkan kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari pada
pendahulunya. 5 skala rather menunjukkan benturan keras yang 10 kali lebih kuat
dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3 skala rather. Perhitungan ini sering
disebut sebagai skala rather terbuka, karena tidak beroperasi tanpa batas atas. Ukuran
skala rather dapat dilihat pada table berikut :

Skala Ciri-ciri
2,0 – 3,4 Tidak terasa, tapi terekam seismograf
3,5 – 4,2 Hanya terasa oleh beberapa orang
4,3 – 4,8 Terasa oleh banyak orang
4,9 – 5,4 Terasa oleh senua orang
5,5 – 6,1 Sedikit merusakkan bangunan
6,2 – 6,9 Merusak bangunan
7,0 – 7,3 Rel kereta api bengkok
7,4 – 7,9 Kerusakan hebat
≥ 8,0 Kerusakan luar biasa

9
2. Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe
Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbaagi menjadi 12 pecahan berdasarkan
informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebutdan juga dengan melihat
dan membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Skala Mercalli
yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank
Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan
seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Skala Modifikasi Intensitas Mercalli digunakan untuk mengukur kekuatan
gempa bumi melalui tahap kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Satuan
ukuran skala Modifikasi Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah :

Ukuran Keterangan
I Tidak terasa

II Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi

III Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.


Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding
IV
rumah, benda tergantung bergoyang.
Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil
V
di atas rak mampu jatuh.

VI Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.


Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat
VII
berjalan/berdiri.

VIII Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.


IX Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
X Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.

XI Rel kereta api rusak.

XII Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.

10
2.6 Penentuan Lokasi Gempa
Berkat kemajuan teknologi, dewasa ini telah ditemukan beberapa cara untuk
mengetahui pusat gempa. Beberapa cara itu antara lain :
a. Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf, yang satu seismograf
vertical, satu seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi
seismograf horizontal yang berarah timur-barat. Dengan tiga seismograf aini
akan ditemukan letak episentrum.
b. Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dlam satu homoseista. Ketiga
tempat yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian
ditarik garis sumbu pada garis yang menghubungkann tempat-tempat
pencatatan.
c. Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini
dicari dengan rumus Laska, yaitu:

∆ = {(S − P) − 1} × 1 megameter

Keterangan :
∆ = Jarak Episentrum (km)
S − P = Selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang
sekunder, dalam satuan menit.
1 megemeter = 1000 km

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Seismometer


Setiap alat seismograf dibuat secara perhitungan khusus. Tetapi kelebihan
dan kekurangan alat tersebut pasti ada, itu dikarenakan alat tersebut berfungsi untuk
mengetahui atau mendekteksi getaran, atau gempa bumi. Berikut adalah kelebihan
dan kekurangan seismograf :

11
1. Kelebihan Seismometer
Kelebihan seismograf termasuk dari fungsi seismograf itu sendiri. Karena
seismograf terdapat banyak jenis dan macamnya. Jadi, seismograf mempunyai tugas
masing-masing. Berikut adalah kelebihan seismograf :
a) Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur
Gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan
intensitas gempa. Kedua klasifikasi pengukuran ini menggunakan skala
pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa tersebut terdiri dari
skala Richter dan Skala Mercalli . Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan besaran gempa, sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk
menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung,
dan manusia.
b) Karena seismograf lama terdiri dari 2 macam yaitu Seismograf horizontal
bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal.

2. Kekurangan Seismometer
Alat seismograf dapat mengetahui getaran sekecil mungkin, tetapi bukan
berarti seismograf tidak mempunyai kelemahana atau kekurangan. Kekurangan
seismograf tersebut disebabkan oleh :
1) Jika getaran yang terlalu kuat membuat seismograf tidak mampu membuat
catatan, karena tangkai alat pencatat bisa mengalami kerusakan.
2) Karena seismograf adalah alat yang selalu didekatkan dekat dengan lokasi
getaran. Jadi, ada peraturan yang memasang seismograf tersebut pada saat
getaran besar terjadi, karena melalui beberapa pertimbangan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Seismometer merupakan alat yang dirancang untuk merekam atau mencatat
gerakan tanah (bumi) dalam arah tertentu.
 Alat pengukur gempa terdiri atas 3 bagian yaitu: jarum, benda stasioner
(massa stasioner), dan pita. Jika terjadi gempa massa stasioner dan jarum
yang terletak padanya tetap. Yang bergerak adalah benda yang berisi pita
roll yang dipancangkan ditanah. Karena ujung jarum menempel pada pita
roll, maka ketika terjadi gempa akan tergambar getaran gempa pada pita
tersebut.
 Rumus yang digunakan untuk mencatat jarak episentrum adalah rumus
Laska, yaitu:

∆ = {(S − P) − 1} × 1 megameter

3.2 SARAN
Dalam makalah ini hanya membahas tentang sejarah seismometer,
pengertian seismometer, prinsip kerja seismometer, cara kerja seismometer,
klasifikasi besaran gempa, penentuan lokasi gempa, dan kelebihan dan kekurangan
seismometer. Karena itu sangat diharapkan ada makalah lain yang membahas lebih
lanjut tentang apa-apa saja yang ada pada seismometer.

13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Olivia N. 1994. Bumi. Jakarta : Balai Pustaka.


http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Geofisika/Seismologi_Teknik/ diakses pada 9
Desember 2012 Jam 10.02 Wib.

http://www.google.co.id/search?q=gambar+seismograf&oq=gambar+seismografdia
kses/ diakses pada 9 Desember 2012 Jam 08.45 Wib.
Hushein, Kemal. 2007. Planet yang Bergejolak. Jakarta : Erlangga.
Langley, Andrew. 2007. Bencana Alam. Jakarta : Erlangga.
Marshall. 2001. Planet Bumi. Jakarta : Erlangga.
Paz, Mario. 1996. Dinamika Struktur. Johor Bahru : Universiti Teknologi Malaysia.
Prager, J. Ellen. 2009. Bumi Murka. Pakar Karya : P.T Intan Sejati.
Prayitno,S Bambang. Iwan Hermawan. Bidang Sistem Instrumentasi dan Kalibrasi
Geofisika.
Sunarno, Ir. 2000. Mekanika Elektrikal (terjemahan). Yogyakarta : C.V Andi .
Tanudidjaja,Ma’mur.M.1996. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Depdikbud.
Jakarta
Wardiyatmoko K. 2006. Geografi Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai