Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR RANAH KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI
PEKERTI PADA MATERI TRI GUNA SISWA KELAS VIIIA
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SMP NEGERI 2 MENDOYO

Oleh
Geria, I Gede

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar


Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada materi Tri Guna siswa kelas VIIIA
semester ganjil SMP Negeri 2 Mendoyo tahun pelajaran 2017/2018 melalui
penerapan pendekatan saintifik berbantuan media gambar. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIIIA sebanyak 29 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan
15 siswa perempuan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
metode tes dengan instrumen soal pilihan ganda. Data yang diperoleh peneliti
dianalisis menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data
menunjukkan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar pendidikan agama hindu dan budi pekerti siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan klasikal dan rata-rata hasil belajar
siswa dari prasiklus sampai ke siklus II. Ketuntasan klasikal siswa, meningkat
sebesar 27% dari prasiklus ke siklus I, yaitu dari 45% menjadi 72%. Kemudian
meningkat sebesar 28% dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 72% menjadi 100%.
Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 5 poin dari prasiklus ke
siklus I, yaitu dari 64 menjadi 69. Kemudian meningkat sebesar 6 poin dari siklus I
ke siklus II, yaitu dari 69 menjadi 75.

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Media Gambar, dan Hasil Belajar.

I. PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan ini juga diikuti dengan arus globalisasi yang
semakin hebat, sehingga menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan
mampu bersaing dengan dengan orang asing.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu SDM
adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu dengan melakukan
perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum bertujuan untuk memperbaiki sistem
pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pasti memiliki
kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan baik. Pada dasarnya, perubahan kurikulum dilakukan dengan dua

1
cara, yakni dengan mengganti beberapa komponen di dalam kurikulum ataupun
mengganti secara keseluruhan komponen-komponen kurikulum.
Kurikulum yang sedang diimplementasikan pada beberapa sekolah adalah
Kurikulum 2013. Kurikulum ini menerapkan dua proses pembelajaran, yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran
langsung, peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan
keterampilan psikomotoriknya melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
yang dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam
pembelajaran langsung, peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengomunikasikan (pendekatan scientific). Sedangkan pembelajaran tidak langsung
terjadi selama proses pembelajaran langsung, tetapi tidak dirancang dalam kegiatan
khusus. Pembelajaran ini berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Dalam penerapannya, kurikulum 2013 mengalami beberapa kendala, seperti
kurang siapnya guru, sekolah, dan pemerintah dalam mengimplementasikannya.
Sehingga permasalahan pembelajaran pada sekolah menengah pertama (SMP)
hampir terjadi pada setiap mata pelajaran. Salah satunya pada pembelajaran
Perndidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya
hasil tes awal yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2
Mendoyo, masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan, yaitu sebesar 67. Dari 29 siswa, hanya 13 siswa (45%) yang
tuntas dan 16 siswa (55%) belum tuntas, dengan rata-rata kelas 64.
Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: 1)
Siswa masih belum terbiasa dalam pembelajaran kurikulum 2013, 2) Peneliti belum
menggunakan media pembelajaran yang relevan, 3) siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, dan siswa belum terbiasa untuk belajar secara mandiri.
Untuk menjadikan suatu pembelajaran diminati oleh siswa, maka
pembelajaran harus dirancang dengan berbagai strategi, pendekatan, model, metode,
dan media pembelajaran yang tepat, sehingga peserta didik akan lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran (Nurhadi, 2012). Dengan pendekatan saintifik berbantuan
media gambar, maka siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilaksanakan suatu penelitian tindakan
kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik Berbantuan Media
Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti Pada Materi Tri Guna Siswa Kelas VIIIA Semester Ganjil
SMP Negeri 2 Mendoyo Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menerapkan
karakteristik yang ilmiah dalam pembelajaran dan mencangkup lima komponen yang
dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengomunikasikan. Penerapan

2
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana
mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen,
namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga
dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Pendekatan saintifik memiliki beberapa karakteristik, yaitu; (a) berpusat pada
siswa, (b) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip, (c) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa, dan (d) dapat mengembangkan karakter siswa.
Menurut Kuncoro (2013) terdapat beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, yaitu (a) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, (b) untuk membentuk kemampuan siswa
dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (c) terciptanya kondisi
pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan,
(d) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (e) untuk melatih siswa dalam
mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (f) untuk
mengembangkan karakter siswa.
Prinsip utama pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah memberikan
kesempatan yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengeksplorasi semua
potensi yang dimilikinya dalam pembelajaran (Hariadi, 2013).
Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses
pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar, dan mengomunikasikan (Membentuk
Jejaring) untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013).
Media gambar adalah bagian dari media grafis. Tegeh (2009) menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan gambar dalam media grafis adalah segala jenis gambar
yang dihasilkan dari lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi.
Media gambar dapat mengungkapkan bentuk nyata maupun khayalan sesuai bentuk
yang pernah dilihat oleh pembuatnya.
Menurut Ian (2010) media gambar mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
(a) sifatnya konkret (nyata), (b) dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (c)
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, dan (d) harganya relatif murah.
Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang didasarkan pada
kajian teoretis, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Penerapan Pendekatan
Saintifik Berbantuan Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil Belajar Ranah
Kognitif Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Pada Materi Tri Guna Siswa
Kelas VIIIA Semester Ganjil SMP Negeri 2 Mendoyo Tahun Pelajaran 2017/2018.

3
II. METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2
Mendoyo semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 29 siswa, dengan
rincian 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Sedangkan Objek penelitian merupakan hasil atau output yang diperlihatkan
oleh subjek penelitian sebagai akibat dari penerapan tindakan yang
diimplementasikan, yang dalam hal ini berupa pendekatan saintifik berbantuan media
gambar. Dengan demikian, objek dari penelitian ini adalah hasil belajar ranah
kognitif Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada materi Tri Guna siswa
kelas VIIIA yang diukur pada setiap siklusnya.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mendoyo, yang
beralamat di Desa Mendoyo, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, mulai
tanggal 1 Agustus sampai dengan tanggal 30 September 2017.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini berpedoman pada model Kemmis dan
Mc. Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep dasar PTK yang
diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus
untuk menemukan tindakan terbaik dengan tiga kali pertemuan setiap siklusnya.
Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan
evaluasi, dan refleksi.
Sebelum melaksanakan penelitian, langkah pertama yang dilakukan adalah
refleksi awal berdasarkan hasil tes awal yang dilanjutkan dengan merumuskan
perencanaan tindakan siklus I, kemudian melaksanakan tindakan siklus I. Pada saat
pelaksanaan tindakan I juga dilaksanakan observasi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan.
Setelah pelaksanaan tindakan I berakhir, langkah selanjutnya adalah
melaksanakan refleksi terhadap tindakan I. Apabila hasil yang dicapai belum
memenuhi target, maka perlu dirumuskan perencanaan tindakan II. Pada saat
pelaksanaan tindakan II juga dilaksanakan observasi dan evaluasi, setelah itu kembali
melaksanakan refleksi. Demikian seterusnya sampai ditemukan tindakan terbaik.
Secara diagramatis, langkah-langkah PTK menurut model Kemmis dan Mc.
Taggart dapat dilihat pada gambar berikut.

4
Rencana tindakan I
Refleksi
Observasi dan evaluasi

Pelaksanaan tindakan I

Rencana tindakan II

Refleksi (Revisi)

Observasi dan evaluasi

Pelaksanaan tindakan II

Tindak lanjut
Gambar Langkah-langkah PTK Model Kemmis dan Mc Taggart
(Sumber: Susilo, dkk., 2008)

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan


metode tes. Metode tes dalam kaitannya dengan penelitian ialah “Cara memperoleh
data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seorang atau
sekelompok orang yang dites, dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data
berupa skor (data interval)” (Agung, 2010: 66). Pemberian tes bertujuan untuk
mendapatkan data hasil penerapan pendekatan saintifik berbantuan media gambar
terhadap hasil belajar ranah kognitif Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
siswa.
Setelah seluruh data terkumpul, maka diadakan analisis data dengan
menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Paparan mengenai teknik
analisis data yang peneliti gunakan, dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel Metode, Instrumen, dan Analisis Data
Data Metode Instrumen Analisis Data Sumber
Pengumpulan Data
Data
Hasil Metode Tes Soal Pilihan Deskriftif Siswa
Belajar Ganda kuantitatif Kelas
Kognitif VIIIA

Penelitian ini dinyatakan berhasil, apabila ketuntasan klasikal siswa yang


berada di atas KKM (67) mencapai 80% dan rata-rata kelas siswa mencapai 67.

5
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada siklus I, peneliti telah menerapkan tindakan berdasarkan langkah-
langkah pendekatan saintifik dengan baik. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil
belajar siswa yang sudah meningkat sebesar 5 poin dari prasiklus, yaitu dari 64
menjadi 69. Namun demikian, penelitian ini belum dinyatakan berhasil, karena
ketuntasan klasikal siswa hanya meningkat sebesar 27% dari prasiklus, yaitu dari
45% menjadi 72%. Hal ini terjadi karena guru belum maksimal dalam menerapkan
media gambar dan beberapa siswa masih bermain-main dalam proses pembelajaran.
Untuk itu, masih diperlukan suatu penyempurnaan tindakan pada siklus II untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada siklus II, peneliti telah menerapkan tindakan berdasarkan langkah-
langkah pendekatan saintifik dengan sangat baik. Hal ini terbukti dengan rata-rata
hasil belajar siswa yang telah meningkat, sebesar 6 poin dari siklus I, yaitu dari 69
pada siklus I menjadi 75 pada siklus II. Disamping itu, ketuntasan klasikal siswa juga
mengalami peningkatan sebesar 28% dari siklus I, yaitu dari 72% pada siklus I
menjadi100% pada siklus II.
Dengan demikian, penerapan tindakan pada penelitian ini dapat dihentikan,
karena telah memenuhi indikator keberhasilan.
Adapun hasil analisis statistik deskriptif kuantitatif, yakni melalui
perbandingan ketuntasan klasikal dan rata-rata hasil belajar ranah kognitif
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus
II, dapat dikaji pada tabel berikut.

Tabel Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Ranah Kognitif Pendidikan Agama


Hindu dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Perbandingan Ketuntasan Poin Rata- Poin
dari Klasikal Peningkatan rata Peningkatan
(%) (%)
1. Prasiklus ke 45 menjadi 27 64 5 poin
Siklus I 72 menjadi
69
2. Siklus I ke 72 menjadi 28 69 6 poin
Siklus II 100 menjadi
75

Untuk memperjelas tentang ketuntasan klasikal dan rata-rata hasil belajar


ranah kognitif siswa, dapat dilihat pada diagram berikut.

6
100

80

60 Ketuntasan
Klasikal
40 Rata-rata

20

0
Prasiklus Siklus I Siklus II

Gambar Diagram Perbandingan Ketuntasan Klasikal dan Rata-rata Hasil Belajar


Ranah Kognitif Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dari Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II.

Dengan memperhatikan perbandingan ketuntasan klasikal dan rata-rata hasil


belajar ranah kognitif siswa yang telah mengalami peningkatan, maka rumusan
masalah dapat dijawab dan hipotesis tindakan dapat diterima. Dengan demikian
Penerapan pendekatan saintifik berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar ranah kognitif Pendidikan Agama Hindu pada materi Tri Guna siswa kelas
VIIIA semester ganjil SMP Negeri 2 Mendoyo tahun pelajaran 2017/2018.

IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diketahui
peningkatan ketuntasan klasikal dan rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa.
Ketuntasan klasikal siswa meningkat sebesar 27% dari prasiklus ke siklus I, yaitu
dari 45% menjadi 72%. Kemudian meningkat sebesar 28% dari siklus I ke siklus II,
yaitu dari 72% menjadi 100%. Sedangkan rata-rata ranah kognitif siswa meningkat
sebesar 5 poin dari prasiklus ke siklus I, yaitu dari 64 menjadi 69. kemudian
meningkat sebesar 6 poin dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 69 menjadi 75. Maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbantuan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar ranah pengetahuan Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti pada materi tri Guna Siswa Kelas VIIIA Semester Ganjil SMP Negeri 2
Mendoyo Tahun Pelajaran 2017/2018.

7
Berdasarkan atas simpulan yang sudah dikemukakan, dapat diajukan saran
sebagai berikut: (1) bagi peneliti yang ingin membuktikan keampuhan dari
pendekatan saintifik berbantuan media gambar diharapkan menggunakan materi ajar
yang lain, (2) bagi guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang ingin
melanjutkan penelitian ini, diharapkan untuk memilih objek penelitian yang lain,
misalnya motivasi belajar siswa, (3) bagi guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti yang menemukan masalah pembelajaran yang sama, dapat mengadopsi hasil
penelitian ini dengan menggunakan variasi media pembelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A. Gede. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar.
Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Negeri Singaraja.
Hariadi, Teguh. 2013. “Definisi Pendekatan Scientific Kurikulum 2013”. Tersedia
pada http://perangkatguruindonesia.blogspot.com/2013/11/definisi-
pendekatan-scientific-kurikulum.html (diakses tanggal 31 Agustus 2017).
Ian. 2010. “Kelebihan dan Keterbatasan Media Gambar”. Tersedia pada
https://ian43.wordpress.com/2010/12/17/kelebihan-dan-keterbatasan-media-
gambar/ (diakses tanggal 31 Agustus 2017).
Kemdikbud. 2013. Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Kuncoro Hadi, 2013. “Konsep Dasar Pendekatan Saitifik”. Tersedia pada
http://mgmp-ipa-tgms.blogspot.com/2013/12/konsep-dasar-pendekatan-
saintifik.html (diakses tanggal 31 Agustus 2017)
Nurhadi. 2012. Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan. Jakarta
Barat: Multi Kreasi Satu Delapan.
Susilo, Herawati, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana
Pembangunan Keprofesionalan Guru dan calon Guru. Malang: Bayumedia
Publishing.
Tegeh, I Made. 2009. Media Pembelajaran. Singaraja: Undiksha Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai