Anda di halaman 1dari 14

Efisiensi Biaya Produk

Mata Kuliah Ekonomi Manajerial

Disusun Oleh:

Bayu Adi Noer Fatah 165020207111034


Dwi Puspita Sari 165020201111002
Muhammad Seno Aji 165020207111026
Danang Aji Nugroho 165020207111079

JURUSAN MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawjaya
2018
Pengertian Produksi
Dalam ekonomi mikro,produksi adalah konversi input menjadi output. Ini adalah proses
ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan sebuah komoditas yang cocok
untuk pertukaran. Hal ini dapat mencakup manufaktur, penyimpanan, pengiriman, dan
kemasan, Beberapa ekonom mendefinisikan produksi secara luas sebagai semua kegiatan
ekonomi lain selain konsumsi.
Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat
dan bentuknya dinamakan produksi barang.Dalam melakukan kegiatan produksi maka harus
mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi disebut fungsi produksi.
Sedangkan fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang
bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses
produksi fungsi produksi dapat diartikan jugasebagai suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-
input. Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut

Q adalah output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan input.Besarnya jumlah output yang


dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan
dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input C(modal),L (tenaga kerja) dan R(sumber
daya alam) ataupun meningkatkan T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang efisien,
produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus.
Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit ,
pupuk,pestisida,tenaga kerja,dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk
meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti
tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan
pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian.
Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu
input saja, dua atau lebih input.

2.2 Faktor produksi


Masukan atau sumber daya yang digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor oleh
ekonom. Begitu banyak masukan yang mungkin biasanya dikelompokkan menjadi empat atau
lima kategori. Faktor-faktor ini:
1. Raw materials (natural capital) /Bahan baku (modal alam)
2. Labour services (human capital) /Buruh jasa (modal manusia)
3. Capital goods /Barang modal
4. Land /Tanah
Kadang-kadang kategori kelima ditambahkan, keterampilan kewirausahaan dan manajemen,
sebuah subkategori jasa tenaga kerja. Barang modal adalah barang-barang yang sebelumnya
telah mengalami proses produksi. Mereka sebelumnya diproduksi alat-alat produksi.Beberapa
buku teks menggunakan "teknologi" sebagai faktor produksi.
Dalam "jangka panjang" semua faktor produksi dapat disesuaikan oleh manajemen.Namun,
didefinisikan sebagai periode yang paling tidak salah satu faktor produksi adalah tetap.Faktor
produksi tetap merupakan salah satu siapa yang kuantitas tidak bisa mudah diubah.Contohnya
termasuk potongan besar peralatan, ruang pabrik yang sesuai, dan personel manajerial
kunci.Faktor variabel produksi adalah salah satu yang tingkat pemakaian dapat diubah dengan
mudah. Contohnya termasuk konsumsi daya listrik, jasa transportasi, dan masukan materi yang
paling baku. Dalam jangka pendek, "skala usaha" sebuah perusahaan menentukan jumlah
maksimum output yang dapat dihasilkan. Dalam jangka panjang, tidak ada keterbatasan skala.

2.3 Klasifikasi Teori Produksi


A. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang tersebut.Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi
lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami
perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja
· Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa :
“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah
sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum
dan kemudian menurun”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa tenaga kerja yang digunakan
dapat dibedakan dalam 3 tahap :

 Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.


 Tahap kedua : produksi total pertambahannya.
 Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.
Produksi Total, Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal

Produk Marjinal(PM) dari input variabel adalah tambahan output yang akan
diproduksi oleh satu satuan tambahan input, jika semua input lain konstan. Apabila
ΔL adalah pertambahan tenaga kerja ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka
produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Produk rata-rata(PR) adalah jumlah rata-rata produk dari tiap unit faktor produksi
variabel. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka
produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Produk Total (PT) adalah jumlah produk yang dihasilkan dari penggunaan sejumlah
input/ jumlah produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja tertentu
Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan
adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi
tersebut secara efisien.
B. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah
Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan
mengalami perubahan apabila dimisalkan satu factor produksi, yaitu tenaga kerja,
terus - menerus ditambah tetapi factor-faktor produksi lainnya dianggap tetap
jumlahnya, yaitu tidak dapat diubah lagi. Dalam analisis yang berikut dimisalkan
terdapat dua jenis factor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang
dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal.Misalkan pula bahwa kedua factor
produksi yang dapat berubah ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya; yaitu
tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula
harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada factor modal diketahui, analisis
tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk
mencapai suatu tingkat produksi.
· Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan
titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat
produksi yang sama. Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sama dengan kurva
indefferensi dalam teori prilaku konsumen. Kurva isoquant menunjukkan kombinasi
dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama.

· Garis Biaya Sama (Isocost)


Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik -titik yang menunjukan
kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran
tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau
kurva garis anggaran dalam teori prilaku konsumen.

2.4 Pengertian Biaya Produksi


Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus ditanggung untuk
menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen.
Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban” yang harus ditanggung Oleh
Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi.
Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang
untuk menghasilkan suatu barang / jasa menetapkan biaya produksi berdasarkan
pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan,
tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan. Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:
1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. bahan-bahan pembantu atau penolong
3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. penyusutan peralatan produksi
5. uang modal, sewa
6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya
listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. pajak
Biaya Produksi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Biaya Eksplisit (biaya nyata)


Pengeluaran nyata yang dikeluarkan oleh Perusahaan dari kas.
Contoh: Pembelian bahan baku, gaji tenaga kerja, Pembayaran listrik, dls.
2. Biaya Implisit (biaya tidak nyata)
Pengeluaran tidak nyata yang dikeluarkan karena factor-faktor produksi
tersebut. Contoh : biaya penyusutan Alat, dls
2.5 Teori Biaya produksi
A. Teori Biaya Produksi Jangka Pendek
Sesuai dengan pembahasan pada sub bab sebelumnya mengenai macam – macam biaya
produksi menurut periode waktunya, maka berikut ialah pembahasan mengenai teori –
teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni:
· Biaya Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya
Variabel dan Biaya Tetap.

· Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC)


Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan
bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi
yang akan dihasilkan. Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dls.

· Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC)


Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini besarnya tidak
dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biaya abonemen Telepon,
Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dls.

.
· Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
Biaya Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah
Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).

Q= jumlah Output yang dihasilkan


Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
· Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi
dengan jumlah produksi tertentu(Q)

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

· Biaya tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC)


Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan jumlah
produksi tertentu (Q).

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

B. Teori Biaya Produksi Jangka Panjang


Seperti halnya dalam teori biaya produksi jangka pendek, dalam teori biaya produksi
jangka panjang juga terdapat teori – teori biaya yakni diantaranya ialah :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel.

Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang

 · Biaya Marjinal jangka panjang


Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total
sama dengan perubahan biaya variable. Maka,

Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output

 · Biaya Rata – rata


Biaya total dibagi Jumlah Output.
Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output
Contoh Kasus

Di suatu toko roti lapis kecil. Semua roti lapis yang dibuat di toko itu dipanggang dan toko
itu hanya mempunyai satu panggangan yang hanya cukup digunakan oleh dua orang. Satu
orang yang bekerja sendiri bisa menghasilkan hanya 10 roti lapis per jam, di samping
menjawab telepon, menunggu pelanggan, menjaga meja tetap bersih, dan setersunya. Pekerja
kedua bisa berada di depan panggangan sepanjang waktu da tak cemas tentang pekerjaan
lainnya kecuali hanya membuat roti lapis. Karena kedua pekerja itu bisa menghasilkan 25 roti
lapis, pekerja kedua bisa menghasilkan 25-10 = 15 roti lapis per jam. Orang ketiga yang
mencoba menggunakan panggangan itu semakin membuat tempat itu sempit, tapi dengan
penggunaan ruang yang cermat, roti lapis bisa diproduksi lebih banyak. Pekerja ketiga
menambah 10 roti lapis per jam.

Pekerja keempat dan kelima bisa bekerja di depan panggangan hanya ketika tiga pekerja
pertama membuat acar, memotong bawang bombay, dan membungkus roti lapis yang telah
mereka buat. Kemudian tiga pekerja pertama harus menunggu untuk kembali ke panggangan.
Pekerja keempat menambah 5 roti lapis per jam pada total produksi, dan pekerja kelima
hanya menambah 2 roti lapis per jam pada total produksi. Penambahan pekerja keenam tidak
menambah output sama sekali. Kapasitas maksimal saat ini di toko itu adalah 42 roti lapis per
jam.

Fungsi Produksi:

Unit Tenaga Kerja Produk Total Produk Marjinal Produk Rata-Rata


(Karyawan) (Roti lapis per jam) Tenaga Kerja
0 0 - -
1 10 10 10
2 25 15 12,5
3 35 10 11,7
4 40 5 10
5 42 2 8,4
6 42 0 7,0
Produk marjinal unit tenaga kerja pertama di toko roti lapis adalah 10 roti lapis, produk
marjinal kedua adalah 15 , yang ketiga 10, dan seterusnya. Produk marjinal pekerja keenam
adalah nol.

Hasil yang makin menurun terjadi ketika pekerja ketiga direkrut. Produk marjinal pekerja
kedua sebenarnya lebih tinggi daripada yang pertama. Pekerja pertama menangani telepon
dan meja, sehingga membebaskan pekerja kedua untuk berkonsentrasi secara khusus pada
pembuatan roti lapis. Mulai dari titik ini, tempat panggangan makin padat.

Hasil yang menurun atau produk marjinal yang maikn menurun, mulai terlihat ketika lebih
banyak lagi unit input variabel yang ditambahkan pada input tetap, seperti skala pabrik itu.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan jika hasil yang menurun selalu terjadi pada jangka pendek
dan dalam jangka pendek tiap perusahaan akan menghadapi hasil yang menurun. Hal ini
berarti bahwa tiap perusahaan merasakan makin lama makin sulit meningkatkan output
begitu mereka mendekati kapasitas produksi.

Unit Tenaga Unit Modal Produk Total Produk Marjinal Produk Rata-
Kerja (K) (Roti lapis per jam) Tenaga Kerja Rata
(Karyawan)
0 1 0 - -
1 1 10 10 10
2 1 25 15 12,5
3 1 35 10 11,7
4 1 40 5 10
5 1 42 2 8,4

Jika permintaan roti lapis mulai melebihi kapasitas toko untuk memproduksinya, pemilik
toko mungkin memutuskan untuk memperluas kapasitasnya. Hal ini berarti membeli lebih
banyak modal dalam bentuk panggangan baru.

Panggangan kedua pada dasarnya akan menggandakan kapasitas produktif toko ini. Kapasitas
baru yang lebih tinggi akan berarti bahwa toko roti lapis tidak akan mengalami hasil yang
menurun dengan cepat. Dengan hanya satu panggangan, pekerja ketiga dan keempat kurang
produktif karena satu panggangan menjadi penuh sesak orang. Akan tetapi, dengan dua
panggangan, pekerja ketiga dan keempat bisa memproduksi 15 roti lapis per jam dengan
menggunakan panggangan kedua. Pada dasarnya, modal tambahan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, yaitu jumlah output yang diproduksi setiap pekerja per jam.

Demikian pula, tenaga kerja meningkatkan produktivitas modal. Ketika lebih banyak pekerja
yang direkrut di suatu pabrik yang mengoperasikan 50 persen kapasitas, mesin yang
sebelumnya menganggur tiba-tiba menjadi produktif.

Akan tetapi, input juga bisa dipergantikan satu sama lain. Jika gaji pekerja menjadi mahal,
perusahaan bisa menggunakan teknologi penghemat tenaga kerja, yaitu dengan mengganti
tenaga kerja dengan modal. Lini perakitan bisa diotomatiskan dengan mengganti manusia
dengan mesin, dan tanah bisa digantikan oleh modal jika tanah langka. Jika modal menjadi
relatif mahal, perusahaan bisa mengganti modal dengan tenaga kerja. Sebagian besar barang
dan jasa bisa dihasilkan dengan sejumlah cara, dengan menggunakan teknologi alternatif.
Salah satu keputusan utama yang harus diambil semua perusahaan adalah teknologi mana
yang akan digunakan.

Pada tabel berikut, terdapat beberapa pilihan yang tersedia bagi produsen roti lapis. Lima
teknik yang berbeda untuk memproduksi 100 roti lapis sudah tersedia.

TC = (K x PK) + (L x PL)
Teknologi Unit Modal (K) Unit Tenaga Kerja (L) PL = $ 1 PL = $ 5
PK = $ 1 PK = $ 1
A 2 10 $ 12 $ 52
B 3 6 $9 $ 33
C 4 4 $8 $ 24
D 6 3 $9 $ 21
E 10 2 $ 12 $ 20

Dari tabel diatas, diasumsikan bahwa tenaga kerja dan modal tersedia dengan harga masing-
masing $ 1. Dapat dilihat jika teknologi C adalah teknik terbaik, karena dengan
mengasumsikan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, perusahaan itu akan
memilih teknologi yang menggunakan biaya paling efisien. Dengan menggunakan teknologi
C, perusahaan tersebut dapat memproduksi 100 roti lapis dengan biaya $ 8. Keempat
teknologi lain memproduksi 100 roti lapis dengan biaya yang lebih tinggi.

Jika tingkat upah (PL) meningkat tajam, dari $ 1 menjadi $ 5. Produsen akan memperkirakan
bahwa peningkatan ini akan mengakibatkan perusahaan mengganti pekerja dengan modal
penghemat tenaga kerja. Peningkatan dalam tingkat upah berarti teknologi E sekarang
menjadi pilihan untuk meminimalkan biaya bagi perusahaan tersebut. Dengan menggunakan
10 unit modal dan hanya 2 unit tenaga kerja, perusahaan ini dapat memproduksi 100 roti lapis
seharga $ 20. Semua teknologi lain sekarang biayanya relatif mahal.

Tabel berikut menunjukkan data biaya produksi Perusahaan Es Krim Fruity. Diasumsikan
bahwa pasar telah menetapkan harga unit $ 15 untuk produk perusahaan.

Q TFC TVC MC P=MR TR TC π


0 $ 10 $ 0 $ - $ 15 $ 0 $ 10 $ -10
1 $ 10 $ 10 $ 10 $ 15 $ 15 $ 20 $ -5
2 $ 10 $ 15 $ 5 $ 15 $ 30 $ 25 $ 5
3 $ 10 $ 20 $ 5 $ 15 $ 45 $ 30 $ 15
4 $ 10 $ 30 $ 10 $ 15 $ 60 $ 40 $ 20
5 $ 10 $ 50 $ 20 $ 15 $ 75 $ 60 $ 15
6 $ 10 $ 80 $ 30 $ 15 $ 90 $ 90 $ 0

Kolom 8 memperlihatkan bahwa perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih


memproduksi empat unit ouput. Pada tingkat ini, laba sebesar $ 20. Pada semua tingkat
output yang lain, laba lebih rendah. Perusahaan akan berproduksi selama harga (penerimaan
marjinal) lebih besar daripada biaya marjinal.

Anda mungkin juga menyukai